Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

HAKIKAT SUPERVISI PENDIDIKAN

Disusun Oleh:
KELOMPOK 12
1. Tita Aprilia 1811240157
2. Lestika Julianti Saputri 1811240145
3. Lensi Mily Darti 1711240165

Dosen Pembimbing:
Intan Utami, M.Pd

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BENGKULU
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, tuhan semesta alam yang telah memberikan taufiq,
hidayah serta inayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas makalah ini tanpa adanya hambatan yang di luar kemampuan penulis.
Shalawat beserta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Agung kita
Muhammad SAW, yang telah membawa risalah dari Allah terutama nabi yang
telah membawa mu’jizat-Nya yang berupa Al-Qur’an, yang dengannya bisa kita
peroleh petunjuk dan segala macam ilmu.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang telah banyak
berkontribusi baik pikiran maupun materi dan tidak lupa penulis juga
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing
yang telah memberi tugas dan bimbingan kepada penulis, sehingga penulis
mampu menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat
kesalahan yang itu memang kelemahan dari penulis sendiri. Untuk itu, penulis
mohon untuk diberikan kritik dan saran untuk kemajuan penulis guna perbaikan
makalah berikutnya.
Akhirnya penulis berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Amiin.

Bengkulu, 12 Januari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Pentingnya Supervisi Pendidikan................................3
B. Tujuan/Sasaran Supervisi Pendidikan..................................................4
C. Prinsip-Prinsip Supervisi Pendidikan...................................................9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan adalah usaha dasar yang dengan sengaja dirancangkan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia.1 Pada dasarnya, supervisi
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh proses administrasi
pendidikan yang ditujukan terutama untuk mengembangkan efektifitas kerja
personalia sekolah yang berhubungan dengan tugas-tugas utama pendidikan,
terutama untuk pencapaian tujuan pendidikan.
Supervisi merupakan salah satu faktor penting sebagai upaya
meningkatkan kualitas pendidikan melalui kegiatan yang dilakukan oleh
supervisor pendidikan formal. Oleh karena itu, keberhasilan pendidikan tidak
terlepas dari peranan supervisor di bidang pendidikan yang berupaya
menemukan masalah-masalah pendidikan dan selalu memperbaiki
kelemahan-kelemahan yang terjadi. Melalui supervisi, guru diberi
kesempatan untuk meningkatkan kinerja, dilatih untuk memecahkan berbagai
permasalahan yang dihadapi. Begitupun dengan personel sekolah lainnya
diberikan kesempatan yang sama guna meningkatkan kinerja mereka.
Seorang guru tidak akan lepas dari kekurang sempurnaan, sehingga
guru juga memerlukan bimbingan dan arahan dan juga bantuan dari orang
yang lebih berpengalaman dan ahli. Tidak dipungkiri adanya guru yang
kurang profesional sangat mengkhawatirkan dunia pendidikan, banyak faktor
yang menyebabkan guru kurang profesional, hal ini merupakan indikasi
bahwa faktor guru sebagai pengajar sangat berperan penting dalam
menghantarkan anak didik menjadi berhasil di kemudian hari. Keberadaan
sekolah sebagai lembaga yang mengelola pendidikan mempunyai peranan
penting dalam perekrutan guru, karena baik dan buruknya guru menjadi
tanggung jawab pihak sekolah yang telah memberikan tanggung jawab

1
M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), h.24.
kepada guru harus sering dilakukan guna menambah mutu dan kemampuan
sang guru. Tidak diragukan lagi keberadaan guru merupakan inti pokok
dalam pengembangan bakat anak didik di dunia pendidikan.
Dalam dunia pendidikan, tidak terlepas dengan supervisi yang selalu
mengacu kepada kegiatan untuk memperbaiki proses pembelajaran. Supervisi
pendidikan merupakan suatu usaha dalam memipin guru-guru dan petugas-
petugas lainnya dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulasi,
menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru serta merevisi
tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran dan metode serta evaluasi
pengajaran.
Dengan demikian, supervisi pendidikan bermaksud meningkatkan
kemampuan profesional dan teknis bagi guru, kepala sekolah dan personel
sekolah lainnya, agar proses pendidikan di sekolah lebih berkualitas. Oleh
sebab itu dalam makalah ini akan dibahas tentang fungsi, strategi dan proses
supervisi pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Pengertian dan Pentingnya Supervisi Pendidikan?
2. Sebutkan Tujuan/Sasaran Supervisi Pendidikan?
3. Sebutkan Prinsip-Prinsip Supervisi Pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian dan Pentingnya Supervisi Pendidikan.
2. Untuk Mengetahui Tujuan/Sasaran Supervisi Pendidikan.
3. Untuk Mengetahui Prinsip-Prinsip Supervisi Pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Pentingnya Supervisi Pendidikan


Secara etimologi supervisi berasal dari kata supervision yang terdiri
dari dua kata yaitu super yang berarti lebih dan vision yang berarti melihat
atau meninjau. Secara tertimologi supervisi sering diartikan sebagai
serangkaian usaha bantuan pada guru. Supervisi merupakan kegiatan
memberi bantuan kepada guru dari kepala madrasahterkait permasalahan
yang dihadapi guru dalam pembelajaran.2
Dalam pendidikan istilah supervisi sering ditafsirkan sebagai
“supervision of instruction”, dalam bahasa Indonesia supervisi pengajaran.
Bila disebut istilah supervisi, sering asosiasi pembaca atau pendengar lari
kepada bidang pengajaran, padahal supervisi itu ada pada tiap kegiatan dalam
pendidikan.3
Hal tersebut juga sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh
Ametembun, dalam bukunya Supervisi Pendidikan, menyatakan: supervisi
pendidikan adalah pembinaan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada
umumnya dan peningkatan mutu belajar mengajar di kelas pada khususnya.4
Supervisi ialah suatu aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk
membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan
pekerjaan secara efektif. Manullang, menyatakan bahwa supervisi merupakan
proses untuk menerapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya
dan bila perlu mengkoreksi dengan maksud supaya pelaksanaan pekerjaan
sesuai dengan rencana semula. Supervisi merupakan usaha memberi
pelayanan agar guru menjadi lebih profesional dalam menjalankan tugas
melayani peserta didik.5

2
Imam Gunawan dan Djum Djum Noor Benty, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Alfa
Beta, 2012), h.493.
3
Baharuddin Harahap, Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Damai Jaya, 1983), h.3.
4
Diding Nurdin dan Imam Sibaweh, Pengelolaan Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2015), h.97.
Supervisi juga menurut Briggs berfungsi untuk mengkoordinasi,
menstimulasi, dan mengarahkan pertumbuhan guru, memperlengkap
kepemimpinan madrasah, memperluas pengalaman guru, menstimulasi usaha
kreatif, memberi fasilitas dan penilaian yang terus menerus, menganalisis
situasi pembelajaran, memberikan pengetahuan dan keterampilan guru,
mengintegrasilan tujuan pendidikan, dan membantu meningkatkan
kemempuan guru.6
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
supervisi pendidikan adalah mengarahkan dan membimbing guru dan para
staf juga memberikan pelayanan baik kelompok maupun individu untuk
mencapai tujuan pendidikan.
B. Tujuan/Sasaran Supervisi Pendidikan
1. Tujuan Supervisi Pendidikan
Tujuan supervisi adalah perbaikan dan perkembangan proses
belajar mengajar secara total, ini berarti bahwa tujuan supervisi tidak
hanya untuk memperbaiki mutu mengajar guru, tetapi juga untuk
membina pertumbuhan profesi guru dalam pengadaan fasilitas yang
menunjang kelancaran proses belajar mengajar, peningkatan mutu
pengetahuan dan keterampilan guru, pemberian bimbingan dan binaan
dalam implementasi kurukulum, pemilihan dan pengguanaan metode
mengajar, alat-alat pelajaran, prosedur dan teknik evaluasi pengajaran
dsb.7
Tujuan supervisi pendidikan bukan menyodorkan suatu teori,
tetapi menganjurkan sesuai kebutuhan dan untuk mengungkapkan
beberapa karakteristik esensial teori. Supervisi pendidikan sebagai salah
satu instrumen yang dapat mengukur dan menjamin terpenuhinya
kualitas penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran bertujuan untuk

5
Donni Juni Priansa, Manajemen Supervisi dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Bandung:
Alfabeta, 2014), h.84.
6
Imam Gunawan dan Djum Djum Noor Benty, Manajemen Pendidikan…”, h.498.
7
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Rosda Karya, 2010),
h.77.
membantu guru untuk lebih memahamin peranannya dimadrasah dan
untuk memperbaiki cara mengajar.8
Sementara itu Suhertian dan Matheru mengemukakan bahwa
tujuan superfisi pengajaran:9
a. Membatu para guru melihat dengan jelas tujuan-tujuan
pendidikan
b. Membantu dalam membimbing pengalaman belajar
c. Membantu dalam menggunakan sumber pengalaman belajar
d. Membantu dalam memenuhi kebutuhan belajar murid
e. Membantu dalam menggunakan alat-alat peraga
f. Membantu dalam menilai kemajuan murid dan dan hasil
pekerjaan guru itu sendiri
g. Membantu membina reaksi mental atau moral para guru dalam
rangka pertumbuhan pribadi dengan ugas yang di jalaninya
h. Membantu agar lebih mudah menyesuaikan terhadap masyarakat
dan caracara menggunakan sumber belajar dari masyarakat
i. Membantu para guru agar waktu dan tenaganya dicurahkan
sepenuhnya dalam membantu peserta didik belajar.
Tujuan supervisi pendidikan adalah untuk mengembangkan
situasi belajar mengajar yang baik. N.A. Amtebun merumuskan tujuan-
tujuan supervisi pendidikan dengan memperhatikan beberapa faktor
yang sifatnya khusus, sehingga dapat membantu mencari dan
menentukan kegiatan supervisi yang lebih efektif. Adapun tujuan-
yujuan itu adalah:10
a. Membina kepala madrasah dan guru-guru untuk lebih memahami
tujuan pendidikan yang sebenarnya dan peranan madrasah
mencapai tujuan itu.

8
Syaiful Sagala, Supervisi  Pembelajaran dalam Profesi  Pendidikan, (Bandung: Alfabeta,
2010), h.103.
9
Ibid, h.104.
10
Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Alfa Beta,
2011), h.316.
b. Memperbesar kesanggupan kepala madrasah dan guru-guru untuk
mempersiapkan peserta didiknya menjadi anggota masyarakat
yang efektif.
c. Membantu kepala madrasah dan guru mengadakan diagnosis
secara kritis terhadap aktivitas-aktivitasnya dan kesulitan belajar
mengajar, serta menolong mereka merencanakan perbaikan-
perbaikan.
d. Meningkatkan kesadaran kepala madrasah dan guru-guru serta
warga madrasah lainnya terhadap tata kerja yang demokratis dan
kooperatif, serta memperbesar kesediaan untuk tolong menolong.
e. Memperbesar ambisi guru-guru untuk meningkatkan mutu
layanannya secara maksimal dalam bidang profesinya.
f. Membantu pemimpin madrasah unuk mempopulerkan madrasah
pada masyarakat dalam mengembangkan program-program
pendidikan.
g. Membantu kepala madrasah dan guru untuk dapat mengevaluasi
aktifitasnya dalam konteks tujuan-tujuan aktivitas perkembangan
peserta didik.
h. Mengembangkan rasa kesatuan dan persatuan antar guru
2. Sasaran/Objek Supervisi Pendidikan
Adapun objek dari supervisi pendidikan terbagi menjadi dua
bagian, yakni pembinaan personil dan pembinaan non-personil.
a. Pembinaan personil
1) Kepala sekolah
Kepala Sekolah sebagai bagian dari suatu sekolah juga
menjadi objek dari supervisi pendidikan tersebut. Dan
sebagai pemegang tertinggi dalam suatu sekolah juga perlu
disupervisi, karena melihat dari latar belakang perlunya
supervisi pendidikan, bahwa kepala sekolah itu juga perlu
tumbuh dan berkembang dalam jabatannya, maka kepala
sekolah harus berusaha mengembangkan dirinya,
meningkatkan kualitas profesionalitasnya serta
menumbuhkan semangat pada dirinya dalam melaksanakan
tugasnya sebagai kepala sekolah. Tidak jauh berbeda dengan
supervisi kepada guru, kepala sekolah disupervisi oleh
seorang pengawas.
Sistem dan pelaksanaannya hampir sama dengan
supervisi guru, namun ada perbedaan jika guru pada
pelaksanaan pembelajaran kalau kepala sekolah pada
bagaimana ia mampu melaksanakan tanggung jawabnya
sebagai kepala sekolah yang sesuai dengan yang telah
ditetapkan seperti pengelolaan dan manajemen sekolah.11
2) Guru
Guru sebagai agent of change yang merupakan ujung
tombak pelaksanaan pembelajaran, dalam melaksanakan
tugasnya perlu adanya pengawasan oleh supervisor yakni
kepala sekolah yang mensupervisi guru.12 Karena guru juga
manusia yang setiap saat mengalami perkembangan dan perlu
adanya pengawasan secara berkala dan sistematis. Selain itu,
guru juga perlu meningkatkan kualitas profesionalitasnya,
meningkatkan efektifitasnya sebagai seorang pendidik.
3) Staff Sekolah
Staff sekolah ataupun tenaga kependidikan sekolah
adalah sama. Pembinaan atau supervisi terhadap staff sekolah
dilakukan oleh kepala sekolah sama seperti guru, namun
dalam staff sekolah yang perlu disupervisi adalah tentang
kinerja staff, penataan administrasi sekolah, kemampuan
dalam bekerja atau skill serta loyatitas terhadap pimpinan
atau kepala sekolah.
4) Peserta Didik
11
Baharuddin Harahap, Supervisi Pendidikan…”, h.29-31
12
Mukhtar dan Iskandar, Orientasi Baru Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Gaung Persada
Press, 2009), h.116.
Peserta didik atau siswa merupakan bagian dari sistem
pendidikan sekolah yang saling terkait satu sama lainnya.
Dan siswa yang menjadi objek dari pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar tersebut, juga ikut disupervisi. Namun
berbeda dengan supervisi yang dilakukan terhadap kepala
sekolah, guru, dan staff sekolah. Siswa disupervisi dalam tiga
aspek yakni, aspek kognitif, psikomotorik dan afektif oleh
guru sebagai supervisornya.
b. Pembinaan Non-Personil
Pembinaan non-personil menitikberatkan pada pembinaan
sarana dan prasarana yaitu semua komponen yang secara
langsung maupun tidak langsung menunjang jalannya proses
pendidikan untuk mencapai tujuan dalam pendidikan itu sendiri.
Menurut keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
079/1975, sarana pendidikan terdiri dari tiga kelompok besar,
yaitu:
1) Bangunan dan perabotan sekolah.
2) Alat pelajaran yang terdiri dari pembukuan, alat-alat peraga
dan laboratorium.
3) Media pendidikan yang dapat dikelompokkan menjadi audio-
visual yang menggunakan alat penampil dan media yang
tidak menggunakan alat penampil.

C. Prinsip-Prinsip Supervisi Pendidikan


Masalah yang dihadapi dalam melaksanakan supervisi di lingkungan
pendidikan ialah bagaimana cara merubah pola piker yang bersifat otokrat
dan korektif menjadi sikap yang konstruktif dan kreatif. Untuk itu supervisi
harus dilaksanakan berdasarkan data, fakta yang objektif.13
Menurut Sahartian mengemukakan prinsip-prinsip supervisi adalah
sebagai berikut:
a. Prinsip Ilmiah (scientific)
Memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
1) Sistematis
Supervise dilaksanakan secara teratur, berencana dan
berkelanjutan. Maksudnya kegiatan supervisi memiliki
perencanaan yang pasti, teratur, pelaksanaannya secara
berkelanjutan dan terus menerus. Walaupun setelah diadakan
supervisi, seorang pendidik sudah benar-benar menjadi pendidik
profesional sekalipun, supervisi masih harus dilaksanakan secara
kontinue. Bertujuan untuk menjaga mutu atau kualitas seorang
pendidik tersebut. Karena tidak mungkin seseorang tidak
menemukan kesulitan dalam setiap kegiatan atau aktifitas yang
sedang dihadapi. Untuk memecahkan problematika yang muncul
dalam kegiatan pembelajaran dapat diatasi dengan supervisi. Jadi
berapa bulan sekali supervisi diadakan? Kapan pelaksanaannya,
bagaimana pelaksanaannya? Sudah ditentukan sebagai kegiatan
yang terencana, sesuai prinsip tersebut.
2) Objektif,
Data yang didapat berdasarkan hasil observasi nyata.
Kegiatan-kegiatan perbaikan atau pengembangan berdasarkan hasil
kajian kebutuhan-kebutuhan guru atau kekurangan-kekurangan
guru, bukan berdasarkan tafsiran pribadi. Melainkan kegiatan nyata
dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Maksudnya seorang
supervisi tidak boleh menyimpulkan sebuah permasalahan tanpa

13
Piet A. Suhartian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan, Cet ke-2, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2008), h.21.
meninjau atau menindak lanjuti dari fakta-fakta yang ada. Hanya
mengandalkan penafsiran diri sendiri.
3) Menggunakan alat (instrumen)
Instrument yang digunakan harus dapat memberi informasi
sebagai umpan balik untuk mengadakan penilaian terhadap proses
belajar mengajar. Misalnya untuk memperoleh data diperlukan alat
perekam data, seperti angket, observasi, percakapan pribadi, dan
seterusnya.
b. Prinsip Demokratis
Prinsip yang menujunjung tinggi asas musyawarah. Layanan
dan bantuan yang diberikan supervisor kepada guru berdasarkan jalinan
hubungan kemanusiaan yang akrab dan suasana kehangatan, sehingga
guru-guru merasa aman untuk mengembangkan tugasnya. Perlu diingat
seorang supervisor tidak boleh memiliki sifat terlalu menjaga image.
Jadi dengan prinsip demokratis ini dapat tercipta kerukunan yang erat
antara kedua belah pihak, hubungan kekeluargaan yang baik, kesatuan
fikiran dan tujuan.
Prinsip demokratis juga dapat diartikan menjunjung tinggi harga
diri dan martabat guru. Meskipun di kantor guru berperan sebagai
bawahan, tetapi tidak ada kesenjangan sosial antara guru dengan
supervisor. Guru dapat memunculkan pendapat atas ide-ide atau
gagasan terbaru yang dimilikinya. Keputusan-keputusan maupun
pendapat dari supervisor juga dapat diterima dengan baik oleh guru.
Sehingga tujuan supervisi pendidikan dapat tercapai.
c. Prinsip Kerjasama
Prinsip kerjasama artinya mengembangkan usaha bersama atau
menurut istilah supervisi sharing of idea, sharing of experience,
memberi support atau mendorong, menstimulasi guru, sehingga mereka
merasa tumbuh bersama. Maksudnya kerjasama seluruh staf dalam
kegiatan pengumpulan data, analisa data dan perbaikan serta
pengembangan proses belajar mengajar hendaknya dilakukan dengan
cara kerjasama seluruh staf sekolah. Dengan adanya kerjasama tersebut,
terciptalah situasi belajar mengajar yang lebih baik.
d. Prinsip Kontruktif dan Kreatif
Setiap guru akan merasa termotivasi dalam mengembangkan
potensi kreativitas kalau supervisi mampu mencipakan suasana kerja
yang menyenangkan, bukan melalui cara-cara yang menakutkan.
Misalkan sehari-hari menampilan raut muka yang tidak menyenangkan
di depan guru-guru. Tidak memiliki perhatian lebih dengan guru-guru.
Minimnya berkomunikasi dengan guru-guru.
Terlalu mengedepankan sikap “jaga image” seakan muncul garis
dinding yang kokoh sebagai pembatas kedudukan antara supervisor dan
guru, atasan dan bawahan. Sang Supervisor lebih merasa berkuasa atas
keputusan yang diambilnya, kemudian mengambil keputusan yang
semena-mena tanpa memperhatikan hasil penelitian dan faktor-faktor
lain. Dalam hal ini guru merasa dikucilkan karena selalu disalahkan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara etimologi supervisi berasal dari kata supervision yang terdiri
dari dua kata yaitu super yang berarti lebih dan vision yang berarti melihat
atau meninjau. Secara tertimologi supervisi sering diartikan sebagai
serangkaian usaha bantuan pada guru. Supervisi merupakan kegiatan
memberi bantuan kepada guru dari kepala madrasahterkait permasalahan
yang dihadapi guru dalam pembelajaran.
Tujuan supervisi adalah perbaikan dan perkembangan proses belajar
mengajar secara total, ini berarti bahwa tujuan supervisi tidak hanya untuk
memperbaiki mutu mengajar guru, tetapi juga untuk membina pertumbuhan
profesi guru dalam pengadaan fasilitas yang menunjang kelancaran proses
belajar mengajar, peningkatan mutu pengetahuan dan keterampilan guru,
pemberian bimbingan dan binaan dalam implementasi kurukulum, pemilihan
dan pengguanaan metode mengajar, alat-alat pelajaran, prosedur dan teknik
evaluasi pengajaran dsb.
Adapun objek dari supervisi pendidikan terbagi menjadi dua bagian,
yakni pembinaan personil yang meliputi kepala sekolah, guru, staff sekolah,
dan peserta didik. Serta pembinaan non-personil yang meliputi bangunan dan
perabotan sekolah, alat pelajaran, dan media pendidikan
Menurut Sahartian mengemukakan prinsip-prinsip supervisi adalah
prinsip ilmiah (scientific), prinsip demokratis, prinsip kerjasama, serta prinsip
kontruktif dan kreatif.

DAFTAR PUSTAKA
Daryanto, M. 2005. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Gunawan, Imam dan Benty, Djum Djum Noor. 2012. Manajemen Pendidikan.
Bandung: Alfa Beta.
Harahap, Baharuddin. 1983. Supervisi Pendidikan. Jakarta: Damai Jaya.
Mukhtar dan Iskandar. 2009. Orientasi Baru Supervisi Pendidikan. Jakarta:
Gaung Persada Press.
Nurdin, Diding dan Sibaweh, Imam. 2015. Pengelolaan Pendidikan. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Priansa, Donni Juni. 2014. Manajemen Supervisi dan Kepemimpinan Kepala
Sekolah. Bandung: Alfabeta.
Purwanto, Ngalim. 2010. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:
Rosda Karya.
Sagala, Syaiful. 2010. Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan.
Bandung: Alfabeta.
Suhartian, Piet A. 2008. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan, Cet ke-
2. Jakarta: Rineka Cipta.
Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI. 2011. Manajemen Pendidikan.
Bandung: Alfa Beta.

Anda mungkin juga menyukai