Anda di halaman 1dari 17

KONSEP DASAR SUPERVISI PENDIDIKAN

Tugas ini dibuat untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah


Supervisi Pendidikan

Dosen Pengampu: Dr. H. Syafaruddin, M. Pd.


Irfan Mohd. Fauzi, M. Pd.

Oleh:
Kelompok 1
Cici Cahya
NIM. 12110324381

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat
dan Hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah yang
berjudul Konsep Dasar Supervisi Pendidikan. Makalah ini, dibuat untuk memenuhi tugas
terstruktur mata kuliah Supervisi Pendidikan.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan baik dari penyusunan hingga
tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan
hati, kritik dan saran penulis harapkan dari dosen pengampu dan juga pembaca pada
umumnya demi kesempurnaan makalah ini.

Harapan penulis semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan Rahmat-Nya kepada


kita semua. Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembacanya.

Pekanbaru, 16 September 2023

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 2

C. Tujuan ............................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3

A. Pengertian Supervisi Pendidikan .................................................................................... 3

B. Tujuan Supervisi Pendidikan .......................................................................................... 6

C. Perkembangan Supervisi Pendidikan .............................................................................. 8

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 12

A. Kesimpulan ................................................................................................................... 12

B. Saran ............................................................................................................................. 12

DAFTAR KEPUSTAKAAN .................................................................................................. 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Supervisi pendidikan tidak hanya dilakukan pengawas sekolah tetapi juga dapat
dilakukan kepala sekolah dalam membina dan membimbing guru dalam pembelajaran.
Pembinaan dan bimbingan ini dilakukan guna membantu guru dalam mengatasi kendala
dan masalah yang dihadapi guru dalam persiapan, proses belajar mengajar dikelas. Oleh
karena itu tugas dan tanggung jawab kepala sekolah dan pengawas sekolah sebagai
supervisor turut membantu meringankan beban guru dalam menghadapi kendala dan
masalah yang dihadapi guru dalam mengembangkan profesonalisme. Bantuan dan
dukungan supervior ini dapat membantu memecahkan masalah-masalah yang dihadapi
sehingga pembelajaran dapat tercapai sebagaimana yang telah direncanakan sebelumnya.
Sekolah merupakan pusat belajar bagi semua orang yang ingin memperoleh
pengetahuan dan keterampilan dengan mengikuti kegiatan pembelajaran. Inti kegiatan
pembelajaran di sekolah/madrasah adalah pembelajaran dan kegiatan pembelajaran
dilaksanakan mengacu pada kurikulum sebagaimana dalam Undang-undang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 36 pengembangan kurikulum dilakukan mengacu pada standar
nasional pendidikan untuk mewujudkan suatu pendidikan nasional. Kurikulum pada
semua jenis dan jenjang pendidikan dikembangkan dengan prinsip diverifikasi sesuai
dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Pengembangan ini
memerlukan bantuan dan arahan dari pihak yang mengawasi sekolah atau supervisi oleh
pengawas. Sri Banun Muslim menyebutkan bahwa supervisi cenderung kepada pelayanan
dan pemberian bantuan dalam rangka memajukan dan meningkatkan proses dan hasil
belajar mengajar.1
Dalam pelaksanaannya supervisi pendidikan di sekolah dilaksanakan oleh kepala
sekolah yang disebut supervisor, dimana supervisor ini bertugas sebagai pengawas dan
pengendali terhadap kinerja guru. Pengawasan dan pengendalian ini dilakukan agar dalam
melaksanakan tugasnya guru tidak melakukan penyimpangan sebagai seorang pengajar
atau pendidik. Guru dituntut untuk dapat meningkatkan kinerja serta kreativitasnya dalam
mengajar, namun untuk meningkatkan atau mengembangkan hal tersebut terdapat
beberapa hambatan yang harus dihadapi guru. Hambatan yang dimaksud yaitu seperti

1
Sri Banun Muslim, Supervisi Pendidikan Meningkatkan Profesionalisme Guru, (Surabaya: Alfabeta,
2010), h. 38.

1
2

kemampuan guru dalam mengajar, serta sarana dan prasarana yang tersedia. Maka dari itu
supervisi ini sangat diperlukan dalam manajemen pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Supervisi Pendidikan?
2. Apa Tujuan Supervisi Pendidikan?
3. Bagaimana Perkembangan Supervisi Pendidikan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Supervisi Pendidikan.
2. Untuk mengetahui Tujuan Supervisi Pendidikan.
3. Untuk mengetahui Perkembangan Supervisi Pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Supervisi Pendidikan


Supervisi secara etimologis berasal dari bahasa Inggris “to supervise” atau
mengawasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa kepala sekolah digambarkan sebagai
seorang “expert” dan “superior”, sedangkan guru digambarkan sebagai orang yang
memerlukan kepala sekolah. Supervisi ialah suatu aktifitas pembinaan yang direncanakan
untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan
secara efektif. Supervisi merupakan proses untuk menerapkan pekerjaan apa yang sudah
dilaksanakan, menilainya dan bila perlu mengkoreksi dengan maksud supaya pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan rencana semula.2 Supervisi merupakan usaha memberi pelayanan
agar guru menjadi lebih profesional dalam menjalankan tugas melayani peserta didik.3

Konsep dasar supervisi merupakan bentuk usaha stimulasi, koordinasi, dan


mengarahkan kemampuan guru dalam mengembangkan kompetensinya di sekolah baik
individua tau kelompok guna memperoleh pemahaman yang efektif dalam fungsi
pembelajaran secara terus menerus. Sehingga dapat dipahami supervisi dalam konteks
pendidikan merupakan layanan sebagai usaha dalam memberikan bantuan terhadap guru
guna meningkatkan dan memperbaiki kemampuan secara profesional guru dalam
pembelajaran sehingga berdampak pada meningkatnya kemampuan sekolah memberikan
layanan Pendidikan dan pengajaran yang baik di kelas. Oleh karena itu, kegiatan ini harus
dilakukan oleh supervisor yang berkompeten dalam pengetahuan dan keterampilan
membangun hubungan antara individu dan teknis.

Supervisi adalah segala bantuan dari para pemimpin sekolah, yang tertuju kepada
perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personel sekolah lainnya di dalam mencapai
tujuan-tujuan pendidikan. Supervisi merupakan pengawasan terhadap pelaksanaan
kegiatan teknis edukatif di sekolah, bukan sekedar pengawasan fisik terhadap fisik
material. Supervisi merupakan pengawasan terhadap kegiatan akademik yang berupa
proses belajar mengajar, pengawasan terhadap guru dalam mengajar dan lainnya. Dalam
pelaksanaannya, supervisi bukan hanya mengawasi apakah para guru/pegawai

2
Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), h. 44-
45.
3
Thaib, dkk., Standar Supervisi Pendidikan, (Jakarta : Ditmapenda, 2005), h. 91.

3
4

menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan instruksi atau ketentuan-


ketentuan yang telah digariskan, tetapi juga berusaha bersama-sama mencari cara untuk
memperbaiki proses belajar mengajar.

Ada beberapa pendapat para ahli mengenai defenisi dari supervisi pendidikan
diantaranya adalah :

1. Adam dan Dickley dalam bukunya “basic principle of supervision”,


mendefinisikan supervisi adalah program yang berencana untuk memperbaiki
pengajaran. Program itu pada hakikatnya adalah perbaikan hal belajar mengajar.
2. Mc Nerney, supervisi adalah suatu prosedur memberi arah serta mengadakan
penilaian secara kritis terhadap proses pengajaran.
3. Burton dan Bruckner, supervisi adalah suatu teknik pelayanan yang tujuan
utamanya mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan guru.
4. Boardman dalam bukunya “democratic supervision in secondary school” bahwa
supervisi adalah suatu usaha menstimulasi, mengkoordinasi dan membimbing
secara kontinue pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara individual
maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan
seluruh fungsi pengajaran.4
5. Menurut Alexander dan Saylor. Supervisi adalah suatu program inservisi
education dan usaha memperkembangkan kelompok secara Bersama.
6. Dalam Dictionary of Education, Good Carter memaknai supervisi merupakan
segala usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan
petugas lainnya dalam memperbaiki pengajaran termasuk memperkembanngkan
pertumbuhan guru-guru, menyelesaikan dan merevisi tujuan pendidikan bahan-
bahan pengajaran dan metode mengajar dan penilaian pengajaran.
Sedangkan supervisi pendidikan disebut sebagai “instructional
supervision” yang dipandang sebagai kegiatan yang ditujukan untuk
memperbaiki dan meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran. Adapun
secara morfologis “supervisi” terdiri dari dua kata yakni “super” yang berarti atas
atau lebih dan “visi” memiliki arti lihat, pandang, titik, atau awasi, sehingga
supervisi juga dimaknai sebagai berikut:

4
Muwahid, Shulhan, Administrasi Pendidikan, (IAIN Tulungagung: Bina Ilmu, 2004), h. 371.
5

a. Kegiatan dari atasan berupa melihat, menilai dan mengawasi terhadap


perwujudan kegiatan atau hasil kerja
b. Upaya yang dilakukan oleh orang dewasa yang memiliki pandangan
yang lebih tinggi berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap
untuk membantu mereka yang membutuhkan pembinaan
c. Suatu kegiatan untuk mentransformasikan berbagai pandangan inovatif
agar dapat diterjemahkan dalam bentuk kegiatan yang terukur
d. Suatu bimbingan profesional yang dilakukan oleh pengawas agar guru-
guru dapat menunjukkan kinerja profesional.
Berdasarkan hal yang diuraikan diatas, maka supervisi berarti
pengawasan yang dilakukan oleh orang yang ahli atau profesional
dalam bidangnya sehingga dapat memberikan perbaikan dan
peningkatan serta pembinaan sehingga pembelajaran dapat dilakukan
dengan baik dan berkualitas.

Pengertian supervisi dalam kaitannya dengan pendidikan adalah pembinaan


guru. Konsep supervisi tradisional menganggap supervisi sebagai inspeksi. Sehingga
hal ini yang menyebabkan guru merasa takut dan tidak bebas melaksanakan tugasnya
serta merasa terancam dan takut untuk bertemu dengan supervisor. Sikap ini
dipengaruhi oleh pemahaman tentang supervisi secara tradisional, artinya supervisor
dipahami sebagai pengawasan dalam pengertian mencari-cari kesalahan dan
menemukan kesalahan untuk diperbaiki yang pada gilirannya mempengaruhi
penilaian terhadap guru.5
Supervisi memberikan bantuan pembelajaran kepada guru yang kesulitan dan
mengalami masalah dan kendala dalam pengembangan silabus, rencana pembelajaran,
strategi dan metode yang digunakannya. Oleh sebab itu seorang supervisor dalam
memberikan pelayanan terbaiknya sehingga dapat memberikan pemecahan masalah
dan memberikan solusi terhadap segala permalahan yang dihadapi guru berupa
kurikulum maupun kepemimpinan guru. Pendapat Ngalim purwanto Supervisi adalah
segala bantuan dari para pemimpin sekolah, yang tertuju kepada perkembangan
kepemimpinan guru-guru dan personel sekolah lainnya di dalam mencapai tujuan-
tujuan pendidikan. la berupa dorongan, bimbingan, dan kesempatan bagi pertumbuhan

5
Dila Sintya dan Hadi Afriansyah, Konsep Dasar, Proses dan Ruang Lingkup Administrasi
Pendidikan, Jurnal Administrasi Pendidikan. Vol. 02. No. 01. 2020, h. 4.
6

keahlian dan kecakapan guru-guru, seperti bimbingan dalam usaha dan pelaksanaan
pembaharuan-pembaharuan dalam pendidikan dan pengajaran, pemilihan alat-alat
pelajaran dan metode-metode mengajar yang lebih baik, cara-cara penilaian yang
sistematis terhadap fase seluruh proses pengajaran, dan sebagainya. 6 Supervisi
merupakan pengawasan terhadap kegiatan akademik yang berupa proses belajar
mengajar, pengawasan terhadap guru dalam mengajar, pengawasan terhadap situasi
yang menyebabkannya.7 Berbagai permasalahan pendidikan di Indonesia dapat diatasi
dengan melakukan supervisi pendidikan. Supervisi pendidikan merupakan suatu
proses bantuan maupun dukungan yang diberikan kepada guru dalam
mengembangkan kemampuannya yang terdiri dari pengetahuan, keterampilan maupun
kreatifitas dalam mengajar dan komitmen atau motivasi sebagai seorang guru.8

B. Tujuan Supervisi Pendidikan


Semua kegiatan yang dilakukan tentu memiliki tujuan dan selalu mengarah
kepada tujuan yang ingin dicapai tersebut. Pendidikan merupakan salah satu bentuk
kegiatan manusia yang memiliki tujuan yang ingin dicapai dari proses pelaksanaanya.
Merumuskan tujuan supervisi pendidikan harus dapat membantu mencari dan
menentukan kegiatan-kegiatan supervisi yang lebih efektif.9 Sama halnya dengan
pengertian supervisi, tujuan supervisi juga banyak dikemukakan pendapat pakar.
Menurut Sulistyorini tujuan supervisi adalah menolong guru-guru agar dengan
kesadarannya sendiri berusaha untuk berkembang dan tumbuh menjadi guru yang
lebih cakap dan lebih baik dalam menjalankan tugasnya.10
Menurut Burton dan Bruckner dalam suhartian tujuan utama supervisi
pendidikan adalah menilai dan memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi proses
pembelajaran peserta didik. Sedangkan Briggs mengungkapkan bahwa fungsi utama
supervisi pendidikan bukan hanya perbaikan pembelajaran tapi mengkoordinasi,
menstimulasi, mendorong ke arah pertumbuhan guru. Swearingen dalam bukunya

6
Ngalim Purwanto, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2010),
h.76.
7
Dadang Suhardan, Supervisi Profesional, (Bandung : Alfabeta, 2010), h. 39.
8
Alvin Fahmi Addini, Konsep Dasar Supervisi Pendidikan, Jurnal Wahana Pendidikan. Vol. 09. No.
02. 2022, h. 2.
9
Suryani, Cut, Implementasi Supervisi Pendidikan dalam Meningkatkan Proses Pembelajaran di
MIN Sukadamai Kota Banda Aceh, Jurnal Ilmiah Didaktita. Vol. 16. No. 01. 2015, h. 23-42.
10
Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Teras, 2009), h. 227.
7

Supervision of Instruction - Foundation and Dimention, yang dikutip oleh Sahertian


mengemukakan 8 fungsi supervisi, yaitu:
1. Mengkoordinasi semua usaha sekolah
2. Memperlengkapi kepemimpinan sekolah
3. Memperluas pengalaman guru-guru
4. Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif
5. Memberi fasilitas dan penilaian yang terus-menerus
6. Menganalisis situasi belajar-mengajar
7. Memberikan keterampilan dan pengetahuan kepada setiap anggota staf
8. Memberi wawasan yang lebih luas dan terintegrasi dalam merumuskan
tujuan-tujuan pendidikan dan meningkatkan kemampuan mengajar guru.

Made pidarta, tujuan supervisi ialah 1) membantu menciptakan lulusan


optimal dalam kuantitas dan kualitas. 2) membantu mengembangkan pribadi,
kompetensi,dan sosialnya. 3) membantu kepala sekolah mengembangkan program
yang sesuai dengan kondisi masyarakat setempat. 4) ikut meningkatkan kerjasama
dengan masyarakat atau komite sekolah.11 Muriel Crosby, ia menyatakan tujuan
supervisi sebagai coordinating a supervitory program, yaitu menciptakan kondisi
yang memungkinkan pemberi bantuan kepada guru agar mampu membina dirinya
sehingga semakin mampu dan terampil dalam menjalankan usaha-usaha yang
menunjang proses belajar-mengajar. Tujuan supervisi ialah mengembangkan situasi
belajar mengajar yang lebih baik melalui pembinaan dan peningkatan profesi
mengajar.

Secara garis besar menurut Sergiovanni dalam Depdiknas ada tiga tujuan
supervisi pendidikan yaitu :

a) Supervisi pendidikan diselenggarakan dengan maksud membantu guru


mengembangkan kemampuannya profesionalnnya dalam memahami
akademik, kehidupan kelas, mengembangkan keterampilan
mengajarnya dan menggunakan kemampuannya melalui teknik-teknik
tertentu.
b) Supervisi pendidikan diselenggarakan dengan maksud untuk
memonitor kegiatan belajar mengajar di sekolah. Kegiatan memonitor

11
Pidarta made, Supevisi Pendidikan Kontekstual, (Jakarta : Rineka Cipta, 2009), h. 4.
8

ini bisa dilakukan melalui kunjungan kepala sekolah ke kelas-kelas di


saat guru sedang mengajar, percakapan pribadi dengan guru, teman
sejawatnya, maupun dengan sebagian murid-muridnya.
c) Supervisi pendidikan diselenggarakan untuk mendorong guru
menerapkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas
mengajarnya, mendorong guru mengembangkan kemampuannya
sendiri, serta mendorong guru agar ia memiliki perhatian yang
sungguh-sungguh (commitment) terhadap tugas dan tanggung
jawabnya.

Menyimpulkan bahwa tujuan supervisi merupakan bantuan atau


bimbingan yang diberikan kepada guru dalam mengembangkan kreatifitas,
inovasi agar guru lebih cakap dan terampil dalam pembelajaran yang sedang
dihadapinya baik dalam mengatasi permasalahan maupun dalam
pengembangan penelitian untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Supervise
yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan pengawasan modern dan
secara teratur mengunjugi sekolah binaan. Kunjungan pengawas ini terarah
untuk membantu guru dan kepala sekolah dalam interpretasi dan penerapan
kurikulum di sekolah. Seperti melakukan loka karya dan koordinasi dengan
kelompok guru di sekolah agar semua guru merasa aman dengan
pekerjaaannya, perlu juga ada program kerja sama dengan pendidikan tinggi
setempat untuk membantu guru dalam mengembangkan wawasannya.

C. Perkembangan Supervisi Pendidikan


Perkembangan zaman akan menjadi tantangan khususnya dalam dunia
pendidikan, tuntutan akan pembelajaran dan pendidikan yang berkualitas diperlukan
guna mempersiapkan lulusan yang berdaya saing tinggi. Peningkatan kualitas
pendidikan erat kaitannya dengan usaha meningkatkan keprofesionalan guru.
Keprofesionalan guru merupakan kempetensi guru yang memiliki tanggug jawab
besar dalam pekerjaannya melalui kegiatan pendidikan, proses pembelajaran dan
pengembangan profesi.

Dalam hal ini, supervisi erat kaitannya dalam upaya perbaikan dan
peningkatan mutu akademik atau kegiatan dalam upaya perbaikan dan peningkatan
proses hasil belajar. Supervisi pendidikan berupaya memberikan bantuan kepada guru
9

agar meningkatkan kualitas proses belajar dan mengajarnya atau dengan kata lain
meningkatkan kemampuan profesional guru. Istilah supervisi dalam dunia pendidikan
mulai berkembangan dari aspek tujuan dan cara pelaksanaannya. Sehingga diharapkan
supervisi dapat berimplikasi pada perbaikan-perbaikan yang ada di sekolah.

Supervisi bukanlah istilah baru dalam pendidikan, itu dimulai pada periode
kolonial awal tahun 1654 Pengadilan Umum Massacusetts Bay Colony menetapkan
bahwa perwakilan kota yang bertanggung jawab atas pemilihan guru dengan kualitas
agama dan moral tertentu. Lebih lanjut pada tahun 1709 di Boston ketika komite
awam ditunjuk untuk mengunjungi sekolah-sekolah guna menyelidiki metode
mengajar, kemahiran siswa serta untuk merumuskan kemajuan pembelajaran dan tata
kelolah sekolah yang baik.

Seiring perkembangan, telah banyak merubah konsep supervisi pendidikan.


Pada awalnya, supervisi sebagian besar dikenal adalah inspeksi dalam keadaan
tertentu, namun sekarang tidak lagi diposisikan sebagai kekuasaan yang diktator,
tetapi lebih dipahami sebagai usaha demokratis menuju tujuan bersama melalui
kerjasama semua guru dan supervisornya di sekolah. Konsep supervisi bertumpu pada
pengenalan penuh atas target, tujuan, dan aktivitas pendidikan di sekolah yang dapat
dicirikan sebagai kepemimpinan Pendidikan. Hal tersebut juga dijelaskan
bahwasannya:

“The function of supervision in such a school is to guide, help, stimulate, and


lead the teachers to a criticism, appraisal, and study of their individual attitudes and
practices, and of the educational activities and procedures consistent with progress
toward the objectives of secondary education in this country today. To this end all
individuals, both teachers and supervisors, will work together, using all known tools
of educational method”.

Paparan tersebut, dapat dipahami bahwasannya supervisi di sekolah berfungsi


untuk membimbing, membantu, memotivasi, dan mengarahkan para guru guna
memberikan kritikan, penilaian, serta memahami sikap dan praktik individu mereka,
serta kegiatan prosedur dalam pendidikan yang konsisten dengan kemajuan menuju
tujuan sekolah menengah saat ini. Untuk tujuan ini semua individu, baik guru maupun
supervisor akan berusaha menggunakan semua alat dalam metode pendidikan yang
dikenal.
10

Supervisi pendidikan di Indonesia sudah lama dikenal dengan berkembangnya


mata kuliah administrasi pendidikan pada perguruan tinggi IKIP di Indonesia tahun
1965-1966. Namun kesan pelaksanaannya yang cenderung kurang efektif karena lebih
kepada kegiatan mengawasi guru dalam mengajar untuk menemukan kekurangan dan
kesalahan kegiatan pengajaran yang dilakukan. Kemudian aktivitas tersebut dikenal
dengan kegiatan inspeksi dari istilah pendidikan Belanda, yang diperoleh dari zaman
penjajahan. School opziener, merupakan salah satu sebutan bagi orang memeriksa
pendidikan di sekolah dasar, yang memiliki tugas untuk memeriksa seluruh mata
pelajaran di sekolah menggunakan bahasa pengantar yaitu bahasa Belanda, serta ada
sebutan inspektur untuk memeriksa mata pelajaran oleh petugas tertentu, yang
dilakukan oleh orang Belanda pada saat itu.

Pasca Indonesia merdeka, kegiatan yang erat kaitannya dengan kegiatan


inspektur pernah dilakukan, yang kemudian sebutannya diubah menjadi pengawas
untuk sekolah lanjutan dan untuk sekolah dasar disebut penilih. Kegiatan pemeriksaan
sekolah tersebut kemudian dikenal dengan sebutan supervisi yang berasal dari Bahasa
Inggris “supervision”, hal tersebut diperkenal oleh warga negara Indonesia yang
pernah belajar di Amerika Serikat. Pertumbuhan penduduk setelah kemerdekaan
tersebut kemudian semakin bertambah yang mempengaruhi perkembangan sekolah
dan membutuhkan tambahan tenaga pengajar, diantara tenaga pengajar tersebut
kemudian ditunjuk menjadi kepala sekolah, hanya saja kepala sekolah belum
berfungsi sebagai supervisor ada saat itu. Namun setelah bertambahnya aktivitas dan
kegiatan yang ada di sekolah, kemudian didirikanlah kantor superintendent di
sekolah-sekolah, yang mengakibatkan adanya dua unsur pimpinan disetiap sekolah.

Kewenangan dalam dua unsur pimpinan tidak begitu berkembang di sekolah.


Namun, pada awal abad ke-19 ada kebijakan dalam pengurangan beban kepala
sekolah yang dialokasikan dalam membantu pekerjaan guru di kelas. Dari sinilah,
sehingga muncul dua fungsi kepala sekolah dalam administrator dan supervisi
pendidikan di sekolah. Perkiraaan diterapkannya konsep supervisi ini berlaku sejak
Keputusan Menteri P dan K, RI. Nomor: 0134/1977 yang berisi sebutan supervisor di
sekolah yaitu kepala sekolah, penilik sekolah tingkat kecamatan dan pengawas di
tingkat kabupaten serta adanya staf kantor bidang pada setiap provinsi.
11

Supervisi memiliki kedudukan sentral dalam upaya pembinaan dan


pengembangan kegiatan kerjasama dalam suatu organisasi. Lembaga pendidikan
sebagai salah satu bentuk organisasi tentunya tidak dapat melepaskan diri dari
kegiatan supervisi. Di lingkungan lembaga pendidikan tersebut terlibat sejumlah
manusia yang harus bekerjasama dalam mencapai suatu tujuan. Usaha penilaian,
pembinaan, pengembangan, dan pengendalian lembaga pendidikan tersebut tentunya
tidak dapat dilepaskan dari masalah metode dan alat serta masalah manusianya sendiri
yang harus mampu mewujudkan kerja secara efektif. Oleh karena itu, didalam usaha
penilaian, pembinaan, pengembangan, dan pengendalian lembaga pendidikan tersebut
sangat diperlukan penerapan supervisi pendidikan.12

Supervisi pendidikan memiliki sejarah yang panjang, supervisi pendidikan itu


sebenarnya telah ada sejak adanya manusia, biarpun dalam tataran dan tingkatan yang
sederhana saja. Mula-mula supervisi pendidikan mengacu pada pekerjaan pengawas,
meskipun pada akhirnya bermuara pada bantuan profesional. Dalam konteks sekolah
sebagai sebuah organisasi pendidikan, supervisi merupakan bagian dari proses
administrasi. Kegiatan supervisi melengkapi fungsi-fungsi administrasi yang ada di
sekolah sebagai fungsi terakhir, yaitu penilaian terhadap semua kegiatan dalam
mencapai tujuan. Supervisi mempunyai peran mengoptimalkan tanggung jawab dari
semua program.

12
M. Edi Suharsongko, Perkembangan Supervisi Pendidikan, Jurnal Alasma: Media Informasi dan
Komunikasi Ilmiah. Vol. 01. No. 01. 2019, h. 1-24.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari beberapa penjelasan yang telah dijelaskan diatas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa supervisi pendidikan adalah pembinaan guru. Konsep supervisi
tradisional menganggap supervisi sebagai inspeksi. Sehingga hal ini yang menyebabkan
guru merasa takut dan tidak bebas melaksanakan tugasnya serta merasa terancam dan
takut untuk bertemu dengan supervisor. Sikap ini dipengaruhi oleh pemahaman tentang
supervisi secara tradisional, artinya supervisor dipahami sebagai pengawasan dalam
pengertian mencari-cari kesalahan dan menemukan kesalahan untuk diperbaiki yang pada
gilirannya mempengaruhi penilaian terhadap guru.

Bahwa tujuan supervisi merupakan bantuan atau bimbingan yang diberikan


kepada guru dalam mengembangkan kreatifitas, inovasi agar guru lebih cakap dan
terampil dalam pembelajaran yang sedang dihadapinya baik dalam mengatasi
permasalahan maupun dalam pengembangan penelitian untuk meningkatkan mutu
pembelajaran. Supervisi yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan pengawasan
modern dan secara teratur mengunjugi sekolah binaan. Kunjungan pengawas ini terarah
untuk membantu guru dan kepala sekolah dalam interpretasi dan penerapan kurikulum di
sekolah.

Seiring perkembangan, telah banyak merubah konsep supervisi pendidikan. Pada


awalnya, supervisi sebagian besar dikenal adalah inspeksi dalam keadaan tertentu, namun
sekarang tidak lagi diposisikan sebagai kekuasaan yang diktator, tetapi lebih dipahami
sebagai usaha demokratis menuju tujuan bersama melalui kerjasama semua guru dan
supervisornya di sekolah. Konsep supervisi bertumpu pada pengenalan penuh atas target,
tujuan, dan aktivitas pendidikan di sekolah yang dapat dicirikan sebagai kepemimpinan
Pendidikan.

B. Saran
Agar kualitas pendidikan di Indonesia terus meningkat perlu diupayakan melalui
pemenuhan semua pelayanan yang baik dapat meningkatkan kualitas sekolah/madrasah
dalam meningkatkan mutu pendidikan ke arah pencapaian pendidikan sebagaimana yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional kita. Sebagai dampak meningkatnya kualitas

12
13

pembelajaran, tentu dapat meningkatkan pula prestasi belajar siswa, dan itu berarti
meningkatlah kualitas lulusan sekolah itu. Supervsi memberikan bantuan pembelajaran
kepada guru yang kesulitan dan mengalami masalah dan kendala alam pengembangan
silabus, rencana pembelajaran, strategi dan metode yang digunakannya. Oleh sebab itu
seorang supervisor dalam memberikan pelayanan terbaiknya sehingga dapat memberikan
pemecahan masalah dan memberikan solusi terhadap segala permalahan yang dihadapi
guru berupa kurikulum maupun kepemimpinan guru.
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Addini Alvin Fahmi. 2022. Konsep Dasar Supervisi Pendidikan, Jurnal Wahana Pendidikan.
Vol. 09. No. 02.

Afriansyah S, & Sintya D. 2020. Konsep Dasar, Proses dan Ruang Lingkup Administrasi
Pendidikan, Jurnal Administrasi Pendidikan. Vol. 02. No. 01.

Cut Suryani. 2015. Implementasi Supervisi Pendidikan dalam Meningkatkan Proses


Pembelajaran di MIN Sukadamai Kota Banda Aceh, Jurnal Ilmiah Didaktita. Vol. 16.
No. 01.

Made Pidarta. 2009. Supevisi Pendidikan Kontekstual. Jakarta : Rineka Cipta.

Muslim Sri Banun. 2010. Supervisi Pendidikan Meningkatkan Profesionalisme Guru.


Surabaya: Alfabeta.

Purwanto Ngalim. 2010. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung : Remaja


Rosdakarya.

Sahertian. 2000. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sulistyorini. 2009. Manajemen Pendidikan Islam. Yogyakarta: Teras.

Suhardan Dadang. 2010. Supervisi Profesional. Bandung : Alfabeta.

Shulhan Muwahid. 2004. Administrasi Pendidikan. IAIN Tulungagung: Bina Ilmu.

Suharsongko M. Edi. 2019. Perkembangan Supervisi Pendidikan. Jurnal Alasma: Media


Informasi dan Komunikasi Ilmiah. Vol. 01. No. 01.
Thaib, dkk. 2005. Standar Supervisi Pendidikan. Jakarta : Ditmapenda.

14

Anda mungkin juga menyukai