Anda di halaman 1dari 11

PENGERTIAN SUPERVISI, FUNGSI DAN TUJUAN SUPERVISI

( KASUS )

By :

ZEIN MOWUU

NIM. 321 418 091

ENGLISH DEPARTMENT

FACULTY OF LITERATURE AND CULTURE

GORONTALO STATE UNIVERSITY


Contents
BAB 1...........................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................3
A.      Latar Belakang................................................................................................................................3
B.       Tujuan Penulisan............................................................................................................................3
C.       Manfaat Penulisan.........................................................................................................................3
D.      Lokasi Observasi.............................................................................................................................3
BAB 2...........................................................................................................................................................4
TEORI...........................................................................................................................................................4
Pengertian Supervisi................................................................................................................................4
Kepala Sekolah dan Supervisi..................................................................................................................5
A.  Pengertian Teknik-Teknik dalam Supervisi Pendidikan.......................................................................7
B.  Teknik-Teknik Supervisi Pendidikan....................................................................................................7
BAB 3...........................................................................................................................................................8
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................8
Lokasi Observasi......................................................................................................................................8
Supervise Kepala Sekolah........................................................................................................................8
BAB 4.........................................................................................................................................................10
PENUTUP...................................................................................................................................................10
Kesimpulan............................................................................................................................................10
Saran......................................................................................................................................................10
Referensi...............................................................................................................................................10
BAB 1

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Pengawasan atau supervisi merupakan aktivitas penting dalam praktek penyelenggaraan pendidikan.
Kegiatan kepengawasan dimaksudkan sebagai kegiatan kontrol terhadap seluruh kegiatan pendidikan
untuk mengarahkan, mengawasi, membina dan mengendalikan dalam pencapaian tujuan sehingga
kegiatan kepengawasan dilakukan sejak dari tahap perencanaan sampai pada tahap evaluasi, yang akan
berfungsi sebagai feed back tindak lanjut dalam rangka perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan ke
arah yang lebih baik.1 Supervisi merupakan hal yang tidak dapat dihilangkan dalam pendidikan, karena
termasuk dalam evaluasi pendidikan. Supervisi merupakan usaha memberi layanan kepada guru-guru
baik secara individual maupun secara kelompok dalam usaha memperbaiki pembelajaran.2 Pengertian
tersebut mengkhususkan kepada supervisi akademik karena menitikberatkan pada masalah akademik
yang berkaitan dengan masalah pembelajaran. Supervisi akademik digunakan sebagai bantuan dalam
pemecahan masalah dan pengembangan guru. Dengan adanya supervisi akademik, guru seharusnya
merasa terbantu karena masalahnya terselesaikan dan dapat mengembangkan diri.

B.       Tujuan Penulisan
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui : (1) tugas dan fungsi kepala sekolah sebagai supervisor. (2)
Mengetahui upaya kepala sekolah untuk meningkatkan kompetensi professional guru. (3)  Mengetahui
teknik-teknik supervisi kepala sekolah untuk meningkatkan kompetensi professional guru.

C.       Manfaat Penulisan
Ada beberapa manfaat penulisan makalah ini yaitu secara teoritis, praktis dan kebijakan. Secara teoritis,
penulisan makalah bisa menguji teori dan konsep supervisi dengan realitas di sekolah. Secara praktis,
kajian makalah ini mengetahui kemampuan guru sekolah dalam proses kegiatan belajar mengajar.
Sedangkan secara kebijakan,  kepala sekolah bisa merumuskan kebijakan terhadap peningkatan mutu
sekolahnya.

D.      Lokasi Observasi
Lokasi observasi makalah ini adalah Smp Negeri 2 Tilongkabila
BAB 2

TEORI

Pengertian Supervisi
Suharsimi Arikunto mengemukakan tentang istilah supervisi. Menurutnya, istilah supervisi lebih
mendekatkan pada sifat manusiawi dalam pelaksanaansupervisi tidak mencari kesalahan atau kekurangan
tetapi melakukan pembinaan, agar pekerjaan yang disupervisi diketahui kekurangannya, diberitahukan
cara meningkatkan, dan membicarakan bersama sesuatu kekurangan.

Kemudian Suharsimi Arikunto menyatakan tentang pengertian Supervisi Pengajaran dengan menyebut
sebagai “Supervisi Klinis” yaitu suatu bentuk supervisi yang difokuskan pada peningkatan kualitas
mengajar dengan melalui sarana siklus yang simpatik untuk langkah-langkah intensif dan cermat tentang
penampilan mengajar yang nyata serta bertujuan untuk mengadakan perubahan dengan cara yang
rasional.

Glickman dalam Ibrahim Bafadal mendefinisikan Supervisi Pengajaran adalah serangkaian kegiatan
membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses belajar mengajar demi pencapaian
tujuan pengajaran. Daresh mengemukakan Supervisi Pengajaran adalah upaya membantu guru-guru
mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pengajaran.

Menurut pendapat Harris dalam Piet A. Sahertian, Supervisi Pengajaran adalah apa yang dilakukan oleh
petugas sekolah terhadap stafnya untuk memelihara (maintain) atau mengubah pelaksanaan kegiatan di
sekolah yang langsung berpengaruh terhadap proses mengajar guru dalam usaha meningkatkan hasil
belajar siswa.  Selanjutnya Crosby sebagaimana dikutip oleh Burhanuddin mengemukkan supervisi
adalah pembinaan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah agar mereka dapat meningkatkan
kemampuan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan supervisi pengajaran adalah upaya seorang kepala
sekolah dalam pembinaan guru agar guru dapat meningkatkan kualitas mengajarnya dengan melalui
langkah-langkah perencanaan, penampilan mengajar yang nyata serta mengadakan perubahan dengan
cara yang rasional dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa.

Supervisi merupakan kegiatan membina dan dengan membantu pertumbuhan agar setiap orang
mengalami peningkatan pribadi dan profesinya. Menurut Sahertian (2000),  supervisi adalah usaha
memberi layanan kepada guru-guru baik secara individual maupun secara berkelompok dalam usaha
memperbaiki pengajaran dengan tujuan memberikan layanan dan bantuan untuk mengembangkan situasi
belajar mengajar yang dilakukan guru di kelas.

Supervisi merupakan pengembangan dan perbaikan situasi belajar mengajar yang pada akhirnya
perkembangan siswa. Itu perbaikan situasi belajar mengajar bertujuan untuk : (1) menciptakan,
memperbaiki, dan memelihara organisasi kelas agar siswa dapat mengembangkan minat, bakat, dan
kemampuan secara optimal, (2) menyeleksi fasilitas belajar yang tepat dengan problem dan situasi kelas,
(3) mengkoordinasikan kemauan siswa mencapai tujuan pendidikan, (4) meningkatkan moral siswa.
Lebih lanjut Ngalim Purwanto (1987) mengemukakan bahwa supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan
yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan sekolah maupun guru, oleh karena itu program
supervisi harus dilakukan oleh supervisor yang memiliki pengetahuan dan keterampilan mengadakan
hubungan antar individu dan ketrampilan teknis. Supervisor di dalam tugasnya bukan saja mengandalkan
pengalaman sebagai modal utama, tetapi harus diikuti atau diimbangi dengan jenjang pendidikan formal
yang memadai.

Kepala Sekolah dan Supervisi


Fungsi kepala sekolah antara lain memberikan bimbingan dan penyuluhan terhadap staf guru maupun staf
tatausaha agar setiap staf dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, dalam arti agar tugas itu dapat
berhasil secara efektif. Dengan bimbingan terhadap satf guru, maknanya kepala sekolah berusaha agar
tugas guru sebagai pendidikan dan pengajar dapat tercapai hasil yang efektif dan efisien.

Usaha dan kegiatan membimbing guru meliputi bimbingan di dalam kelas seperti metode penyampaian,
cara mengajar, hubungan siswa dengan guru, dan proses belajar mengajar, bimbingan di luar kelas
meliputiteknik membuat satuan pelajaran, menulis dan mereview satuan pelajaran, pengembangan proses
instrumen laporan. Tanggung jawab seorang supervisor adalah mengusahakan agar karyawan itu mau
melaksanakan tugasnya sesuai dengan persyaratanpersyaratan pekerjaan yang telah ditetapkan. Dengan
demikian tugas utama.

Kepala sekolah sebagai supervisor pendidikan dituntut untuk memiliki kemampuan mengelola program
peningkatan mutu pendidikan, mulai dari proses perancangan kegiatan, pelaksana dan pemantauan serta
evaluasi hasil program tersebut. Jika pelaksanaan pengawasan secara prosedural sudah sesuai dengan
konsep dan dasar supervisi / inspeksi yang ada, maka implikasinya pada pendidikan akan menghasilkan
mutu pendidikan dan akhirnya tercipta pendidikan bermutu. Selanjutnya penelitian skripsi ini diharapkan
dapat memberikan Memberikan kontribusi kognitif bagi perkembangan wacana mengenai supervisi
pendidikan sehingga diharapkan dapat meningkatkan kinerja pengawas sekolah pada umumnya demi
terselenggaranya pendidikan yang lebih bermutu.

Secara umum,  kepala sekolah merupakan penyelenggara pendidikan yang juga, yaitu : (1) menjadi
manajer lembaga pendidikan, (2) menjadi pemimpin, (3) sebagai penggerak lembaga pendidikan, (4)
sebagai supervisor atau pengawas, (5) sebagai pencipta iklim bekerja dan belajar yang kondusif. Sesuai
dengan peran dan tugas-tugas di atas, kepala sekolah sebagai manajer sekolah dituntut untuk dapat
menciptakan manajemen sekolah yang efektif.

            Menurut Mantja (2000), keefektifan manajemen pendidikan ditentukan oleh profesionalisme


manajer pendidikan. Adapun sebagai manajer terdepan kepala sekolah merupakan figur kunci dalam
mendorong perkembangan dan kemajuan sekolah. Kepala sekolah tidak hanya meningkatkan tanggung
jawab dan otoritasnya dalam program-program sekolah, kurikulum dan keputusan personil, tetapi juga
memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan akuntabilitas keberhasilan siswa dan programnya. Kepala
sekolah harus pandai memimpin kelompok dan mampu melakukan pendelegasian tugas dan wewenang
(Nur Kholis, 2003).

Menurut Wohlstetter dan Mohrman (dalam Nur Kholis, 2003) peran kepala sekolah dalam MBS adalah
sebagai designer, motivator, fasilitator, dan liaison. Sebagai designer kepala sekolah harus membuat
rencana dengan memberikan kesempatan untuk terciptanya diskusi-diskusi menyangkut isu-isu dan
permasalahan di seputar sekolah dengan tim pengambil keputusan sekolah. Tentu saja dalam hal ini harus
melibatkan berbagai komponen terkait secara demokratis.

Untuk mengetahui sejauh mana guru mampu melaksanakan pembelajaran, secara berkala kepala sekolah
perlu melaksanakan kegiatan supervisi, yang dapat dilakukan melalui kegiatan kunjungan kelas untuk
mengamati proses pembelajaran secara langsung, terutama dalam pemilihan dan penggunaan metode,
media yang digunakan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran (E. Mulyasa, 2004).

Dari hasil supervisi ini, dapat diketahui kelemahan sekaligus keunggulan guru dalam melaksanakan
pembelajaran, — tingkat penguasaan kompetensi guru yang bersangkutan–, selanjutnya diupayakan
solusi, pembinaan dan tindak lanjut tertentu sehingga guru dapat memperbaiki kekurangan yang ada
sekaligus mempertahankan keunggulannya dalam melaksanakan pembelajaran.

Jones dkk. sebagaimana disampaikan oleh Sudarwan Danim (2002) mengemukakan bahwa menghadapi
kurikulum yang berisi perubahan-perubahan yang cukup besar dalam tujuan, isi, metode dan evaluasi
pengajarannya, sudah sewajarnya kalau para guru mengharapkan saran dan bimbingan dari kepala
sekolah mereka”. Dari ungkapan ini, mengandung makna bahwa kepala sekolah harus betul-betul
menguasai tentang kurikulum sekolah. Mustahil seorang kepala sekolah dapat memberikan saran dan
bimbingan kepada guru, sementara dia sendiri tidak menguasainya dengan baik.

Tugas kepala sekolah sebagai supervisor adalah membantu guru dalam (1) pembinaan dan peningkatan
profesi mengajar ; (2) pembinaan dan peningkatan sikap personal dan sikap profesional. Uraian tugasnya
antara lain :

1.      Membantu guru dalam memahami strategi belajar mengajar

2.      Membantu guru dalam merumuskan tujuan-tujuan belajar

3.      Membantu guru dalam menyusun berbagai pengalaman belajar

4.      Membantu guru dalam menyusun keaktifan belajar

5.      Membantu guru dalam meningkatkan ketrampilan dasar mengajar

6.      Membantu guru dalam mengelola kelas dan mendinamisasikan kelas

7.      sebagai suatu proses kelompok

8.      Membantu guru-guru dalam memecahkan masalah keluh-kesah

9.      Membantu guru dalam memecahkan masalah kesejahteraan


A.  Pengertian Teknik-Teknik dalam Supervisi Pendidikan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “Teknik” secara etimologi adalah Cara (kepandaian dsb)
membuat atau melakukan sesuatu yang berhubungan dengan seni, metode atau system mengerjakan
sesuatu. Dalam usaha meningkatkan program sekolah, kepala sekolah sebagai supervisor dapat
menggunakan berbagai teknik atau metode supervisi pendidikan. Supervisi dapat dilakukan dengan
berbagai cara, dengan tujuan agar apa yang diharapkan bersama dapat tercapai.

Dalam setiap  kegiatan tentu sekurang-kurangnya ada tiga unsur yang terkait yaitu : 1) jenis atau isi
kegiatan, 2) Cara yang digunakan, 3) Orang yang melakukan. Tentu saja masih ada hal-hal yang yang
juga dikategorikan sebagai unsur kegiatan misalnya waktu, sarana dan prasarana. Dalam pembicaraan
tentang supervisi masih ada hal lagi yang perlu dibicarakan juga sehubungan supervisi yaitu sifat
kegiatanya, perlu adanya flash back memory bahwa supervisi adalah suatu kegiatan yang berifat membina
dan memberikan bantuan, sehingga “alam “ yang tercipta didalamnya harus mendukung terjadinya
kegiatan yang betul-betul mencapai tujuannya.

Jika kita sudah memasuki jenis-jenis pembinaan yang dilakukan oleh pengawas dan atau kepala sekolah,
maka kita tidak dapat melepaskan diri dari teknik yang sebaiknya digunakan.

B.  Teknik-Teknik Supervisi Pendidikan


Supervisor dalam meningkatkan program sekolah dapat menggunakan berbagai teknik atau metode
supervisi pendidikan. Pada hakikatnya, terdapat banyak teknik dalam menyelenggarakan program
supervisi pendidikan. Dari sejumlah teknik yang dapat diterapkan dalam pembelajaran, ditinjau dari
banyaknya guru dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian besar, yakni teknik individual dan teknik
kelompok.

1.    Teknik Individual (Individual Technique)

a. Kunjungan kelas (classroom visitation)

b.   Observasi kelas ( classroom observation)

c.    Wawancara perseorangan) Individual interview (

d.    Wawancara kelompok (group interview)

2.    Teknik Kelompok

a.    Pertemuan Orientasi Sekolah bagi Guru Baru (Orientation Meeting for New Teacher)

b.    Rapat Guru

c.    Lokakarya (Workshop)

d.   Diskusi Panel

e.    Symposium
BAB 3

PEMBAHASAN

Lokasi Observasi
Sampel sekolah yang saya cantumkan dalam observasi ini adalah Smp 2 Tilongkabila Tidak lain
adalah sekolah saya sendiri saat saya mengenyam pendidikan smp. Beberapa pengalaman saya cantum
dan tuliskan tetapi tidak semua. Kasus yang saya tuliskan dalam observasi pembahasan ini hanyalah apa
yang pernah saya lihat dan alami sebagai siswa.

Supervise Kepala Sekolah


Secara normatif, fungsi kepala sekolah tidak hanya sebagai leader bagi guru, staf dan siswa di
sekolah.  Lebih lengkap, fungsi dan peran kepala sekolah adalah sebagai edukator, manajer,
administrator, supervisor, leader dan inovator dan motivator atau disingkat dengan istilah EMASLIM.
Salah satu fungsi dan peran penting kepala sekolah dalam proses peningkatan mutu pendidikan adalah
fungsi supervisor. Mengapa? Karena dalam fungsi ini seorang kepala sekolah bisa mengetahui, mengukur
dan memetakan kemampuan sumber daya manusia sekolahnya .

Disekolah saya yang menjadi supervisor adalah pengawas yang datang dari dinas ataupun sekolah
lain untuk melakukan supervisi. Tetapi, sesekali kepala sekolah pun menjadi bagian dari supervisor guna
memastikan keadaan/perkembangan guru, siswa dan lingkungan sekolahnya. Jadi, bukan ha lasing lagi
jika tiba-tiba kepala sekolah dating sebagai pengawas ke kelas ataupun sekedar berkeliling saat proses
belajar mengajar berlangsung.

Pada umumnya, supervise pendidikan dilakukan tanpa sepengetahuan guru ataupun siswa karena
untuk mengetahui apa saja kekurangan mutu pendidikan yang harus dibenahi. Tetapi, mungkin kasus ini
bukan hanya terjadi disekolah saya mungkin juga sudah banyak sekolah yang lumrah merasakan
demikian.

Supervisi dilakukan dengan dilakukan pemberitahuan dua atau sehari sebelum supervise dilakukan.
Para guru memberitahu siswa agar saat supervise dilakukan mereka harus tertib rapih dan sopan. Tidak
hanya pada siswa tetapi guru juga menginstrusikan agar semua lingkungan dalam mapun luar kelas harus
terlihat rapih dan sebersih mungkin. Padahal seharunya supervise dilakukan secara diam diam atau secara
mendadak.

Jika supervisi dilakukan demikian maka apa lagi yang harus diperbaiki oleh pengawas? Semua
terlihat indah seakan sempurna. Lingkungan sekolah bersih, ruangan kelas tertata rapih, proses belajar
mengajar terlihat lancar seolah semua siswa sudah paham dengan materi yang di ajarkan. Tetapi siapa
sangka materi yang diajarkan saat itu sudah diberi bocoran jawaban dan penjelasan sebelumnya sehingga
semua siswa sudah mengerti dan bahkan mereka sudah hafal.

Para guru yang setiap pagi ada yang dating terlambat tiba-tiba datang sebelum jam 7. Kegiatan
mengobrol saat apel pagi dilaksanakan kini tiba-tiba menjadi diam dan bahkan tegas pada siswa. Hal ini
seperti mengesankan sempurna dimata para pengawas yang melihat dan melakukan supervise.
Jika bisa siswa memberi pendapat pada supervisor mereka akan memberontak ini hanyalah
sandiwara. Disaat tim supervise kembali maka semua aktivitas pun akan berubah seratus delapan puluh
derajat seperti sebelumnya. Lingkungan yang tidak terlalu bersih dan siswa yang dominan melakukan
kenakalan-kenakalan mereka. Tidak paham saat guru menjelaskan materi sehingga berujung pada nilai
yang jelek atau tidak memuaskan. Lantas apa yang harus di lakukan ? tim supervisi sudah melakukan
tugas mereka dan melihat semua tampak sempurna dan tak ada koreksi apapun. Padahal jika ditelaah
lebih dalam ada banyak sekali yang harus di nilai dan diberi masukkan.

Seharusnya para guru memberitahukan apa apa yang perlu dikoreksi oleh tim pengawas. Mutu
pendidikan yang belum maksimal atau bertanya tentang rencana pembelajaran yang seharunsya seperti
apa agar para siswa pun bisa menyesuaikan terutama tentang kurikulum. Kepala sekolah pun turut
mengambil peran besar dan utama dalam hal ini.

Demikian kasus supervisi pendidikan yang saya ketahui dan saya rasakan sebagai siswa.
BAB 4

PENUTUP

a. Kesimpulan
Kegiatan supervisi adalah perkerjaan sangat berat yang harus dilaksakan oleh kepala sekolah. Salah satu
fungsi kepala sekolah ini berpengaruh langsung memicu kualitas guru profesional. Melalui program ini,
kemampuan mengajar guru di monitoring da di evaluasi. Jika terjadi kesalahan atau kekurangan dalam
melaksanakan mengelola kelas maka perlu dilakukan sharing metode dan problem solver. 

Hasil observasi supervisi di SMP Negeri 2 Tilongkabila diperoleh kesimpulan bahwa :

1.      Telaksanannya kegiatan supervisi guru-guru di sekolah lebih dipengaruhi oleh etos kerja kepala
sekolah dalam melaksanakan peran dan fungsinya.

2.      Model supervisi kepada guru-guru dilakukan berbeda-beda, tergantung kepala sekolah yang
memimpin.

3.      Belum baiknya kesadaran guru dalam menjalankan kewajibannya menuju guru profesional.

4.      Belum optimalnya fungsi evaluasi hasil supervisi untuk perbaikan mutu pendidikan dalam bentuk
kegiatan mengajar di sekolah setempat.

b. Saran
Untuk perbaikan kegiatan supervisi ke depan maka perlu diperhatikan hal-hal berikut ini :

1.      Kegiatan supervisi harus dilakukan secara teratur dan terarah  dalam bentuk program kerja yang
tertulis dan jelas.

2.      Petugas supervisi seyogyanya mereka yang lebih berpengalaman (terampil) dalam mengajar. Hal ini
menghindari problem psikologis jika menghadapi guru-guru sebaya.

3.      Lebih dikembangkan tradisi sharing, baik metode maupun solusi terhadap teknik mengajar dan
permasalahannya.

4.      Hasil supervisi sebaiknya memiliki implikasi bagi guru, baik dari sisi kesejahteraan atau imbalan
immateri lainnya sehingga akan mendorong guru lebih baik dalam peningkatan kualitas diri.

c. Referensi
https://idr.uin-antasari.ac.id/8574/3/BAB%20I.pdf http://huseinmuhibbi.blogspot.com/2016/03/teknik-
tenik-supervisi-pendidikan.html http://padenulis.blogspot.com/2016/04/analisis-kasus-supervisi-
akademik-dan.html

Anda mungkin juga menyukai