Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberi rahmat, taufiq, dan
hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan mata kuliah Manajemen Supervisi &
Monitoring Pendidikan sehingga makalah ini selesai dengan judul “Konsep Dasar
Supervisi Pendidikan”. dengan lancar dan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda Rasulullah


Muhammad SAW. yang telah memberikan tauladan dalam semua aspek kehidupan,
termasuk dalam membina perilaku manusia maupun kreatifitas yang lainnya. Semoga
kita mendapat syafa’atnya nanti di hari kiamat. Amin.

Dengan terselesaikannya makalah ini penulis menyadari bahwa semua tidak


terlepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya terutama kepada Bapak Dr. Joko Kristanto,
M.Pd... selaku Dosen pengampu mata kuliah

Penulis,

................

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................1
DAFTAR ISI......................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................3
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................3
B. Rumusan Masalah.........................................................................................4
BAB II PEMBAHASA......................................................................................................5
A. Pengertian Supervisi Pendidikan..................................................................5
B. Tujuan Supervisi Pendidikan........................................................................6
C. Prinsip Dasar Supervisi.................................................................................7
D. Ruang Lingkup Supervisi..............................................................................8
E. Pendekatan Supervisi....................................................................................9
F. Teknik Supervisi..........................................................................................12
BAB III PENUTUP.........................................................................................................17
A. Kesimpulan.................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................18

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Supervisi dalam dunia pendidikan menjadi sangat penting dilaksanakan karena
berpengaruh terhadap kinerja guru sekaligus pada hasil pembelajaran. Supervisi ini
sangat dibutuhkan dalam proses pendidikan dikarenakan ada suatu hal yang
mendasari seperti perkembangan kurikulum, dengan berkembangnya kurikulum
maka guru-guru dituntut juga ikut berkembang. Kurikulum berkembang sesuai
dengan perkembangan zaman, dimana semakin lama zaman
semakin canggih oleh karena itu lulusan juga diharapkan mampu mengikuti
perkembangan zaman yang salah satu caranya melalui guru. Guru-guru harus
mengembangkan kreatifitasnya agar dapat mengikuti perkembangan kurikulum
sehingga lulusan yang dihasilkan juga mampu bersaing di dunia pekerjaan. Untuk
meningkatkan kreativitas guru dan pegawai lainnya maka perlu diadakannya
supervisi pendidikan. Dimana supervisi ini adalah memberikan bantuan atau binaan
kepada guru dan pegawai atau staf lainnya agar dapat memperbaiki kinerjanya dan
bekerja lebih baik lagi. Jika kinerja guru dan pegawai atau staf lainnya telah baik
maka akan berpengaruh terhadap hasil belajar.
Dalam pelaksanaannya supervisi pendidikan di sekolah dilaksanakan oleh
kepala sekolah yang disebut supervisor, dimana supervisor ini bertugas sebagai
pengawas dan pengendali terhadap kinerja guru. Pengawasan dan pengendalian ini
dilakukan agar dalam melaksanakan tugasnya guru tidak melakukan penyimpangan
sebagai seorang pengajar atau pendidik. Guru dituntut untuk dapat meningkatkan
kinerja serta kreativitasnya dalam mengajar, namun untuk meningkatkan atau
mengembangkan hal tersebut terdapat beberapa hambatan yang harus dihadapi guru.
Hambatan yang dimaksud yaitu seperti kemampuan guru dalam mengajar, serta
sarana dan prasarana yang tersedia. Maka dari itu supervisi ini sangat diperlukan
dalam manajemen pendidikan. Sebagai seorang supervisor kepala sekolah harus
mampu melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan

3
kinerja guru. Hal ini dikarenakan guru memegang peranan penting atau peran utama
dari proses pendidikan. Oleh sebab itu supervisi sangat perlu diberikan kepada guru
agar kinerja guru menjadi lebih baik lagi sehingga dapat berpengaruh terhadap
pendidikan. Karena guru adalah penentu dalam keberhasilan pendidikan maka untuk
meningkatkan kualitas atau mutu pendidikan harus dimulai dari guru.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian supervisi pendidikan
2. Tujuan supervisi pendidikan
3. Prinsip dasar supervisi
4. Ruang lingkup supervisi
5. Pendekatan Supervisi
6. Teknik Supervisi

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Supervisi Pendidikan


Supervisi dapat diartikan sebagai suatu aktifitas pembinaan yang telah
direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai serta staf sekolah lainnya
dalam melakukan pekerjaan secara efektif sehingga memperoleh hasil yang baik.
Manullang (2005) menyatakan bahwa supervisi merupakan suatu proses yang
diterapkan terhadap suatu pekerjaan yang telah dilaksanakan bahkan menilai dan
mengoreksi pekerjaan tersebut agar sesuai dengan apa yang telah ditetapkan sejak
awal. Supervisi juga dapat diartikan sebagai pelayanan yang diberikan kepada guru
agar guru dapat menjadi seorang yang profesional dan dapat melaksanakan dan
mengerjakan tugasnya dengan baik terhadap peserta didiknya1
Pada penerapannya atau pelaksanaannya supervisi tidak hanya mengawasi guru
dan pegawai serta staf lainnya, tetapi juga mengawasi apakah pekerjaan yang
dilakukan telah berjalan baik dan sesuai ketentuan atau belum, serta juga
memberikan solusi dan mencari cara secara bersama dalam memperbaiki
pekerjaannya ke arah yang lebih baik dan sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan.
Ada beberapa pendapat para ahli mengenai defenisi dari supervisi pendidikan
diantaranya adalah :
1. Adam dan Dickley dalam bukunya “basic principle of supervision”,
mendefinisikan supervisi adalah suatu program yang berencana untuk
memperbaiki pengajaran. Pengajaran yang dimaksud yaitu proses belajar
mengajar
2. Mc Nerney menjelaskan bahwa supervisi adalah suatu langkah yang
memberikan arah dan bimbingan dalam proses pengajaran.
3. Burton dan Bruckner, memberikan pandangannya atau pendapatnya
mengenai supervisi dimana mereka menjelaskan bahwa supervisi ini

1
Thaib,dkk. 2005. Standar supervisi pendidikan. Jakarta. Depag RI

5
merupakan suatu pelayanan yang diberikan kepada guru dalam
memperbaiki perkembangan guru.
4. Boardman dalam bukunya “democratic supervision in secondary school”
bahwa supervisi merupakan suatu usaha yang mengorganisir, mendorong
dan mengarahkan guru-guruyang ada di sekolah agar lebih mengerti dalam
menjalankan seluruh fungsi pengajaran baik secara individu maupun secara
bersama.2
Hal ini dikarenakan pemahaman yang salah tentang supervisi tradisional.
Dimana supervisi secara tradisional ini diartikan sebagai seorang supervisor atau
seorang pengawas yang mencari kesalahan orang yang disupervisinya sehingga dapat
mempengaruhi penilaiannya terhadap orang yang disupervisikannya itu. Orang yang
disupervisikan dalam hal ini yaitu guru, sehingga banyak guru yang merasa takut
terhadap supervisor dan pengawas.3

B. Tujuan Supervisi Pendidikan


Segala sesuatu yang di buat tentu memiliki tujuan. Begitu juga dengan
supervisi pendidikan yang memiliki beberapa tujuan diantaranya yaitu :
1. Memberikan bantuan kepada guru agar dapat memahami tujuan dari
pendidikan yang diberikan di sekolah, selain itu juga memberikan bantuan
kepada guru agar tidak hanya berfokus pada bidang studynya tetapi juga
harus mengetahui tujuan akhir dari pendidikan.
2. Membantu Guru dalam memahami siswanya serta kebutuhan siswanya.
Sehingga menciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar.
3. Membantu guru agar nantinya dapat menjadi seorang pemimpin yang baik
yang dapat bekerjasama dan membantu orang lain yang kurang mampu atau
yang memerlukan bantuan tanpa harus memaperkan kehebatannya.

2
Muwahid, s.2004. Administrasi pendidikan. Jakarta: Bina ilmu.
3
Sahertian. 2000. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan
Sumber Daya Manusia . Jakarta: Rineka cipta.

6
4. Membantu menemukan kelebihan yang dimiliki oleh guru dan memberikan
tanggung jawab kepada guru tersebut sesuai kemampuannya tanpa harus
mencari kelemahannya.
5. Memberikan motivasi kepada guru agar lebih baik lagi saat tampil di
hadapan para siswanya. Jika terdapat kekurangan maka akan diperbaiki
secara bersama-sama.
6. Membekali guru-guru baru mengenai tugastugas yang akan diembannya
agar dapat dilaksanakan dengan baik.
7. Memberikan bantuan kepada guru dalam menemukan kesulitan dan masalah
yang dihadapi siswanya dan mencarikan solusinya.4
Supervisi memiliki tiga kegunaan yaitu, pertama bagi seorang supervisor,
supervisi ini dapat berguna dalam meningkatkan kemampuannya dalam memberikan
arahan terhadap supervisinya. Yang kedua. Dengan adanya supervisi ini juga
memberikan kegunaan bagi guru yaitu dapat meningkatkan keprofesionalan guru
dalam melaksanakan proses pembelajaran. Dan yang terakhir supervisi ini berguna
dalam memberikan bantuan untuk terciptanya suatu tujuan yang diharapkan.
Terdapat tiga prinsip hubungan kemanusiaan yang apabila dilakukan maka supervisi
akan mencapai tingkat kegunaannya. Dimana ketiga prinsip itu adalah pengakuan
dan penghargaan, objektifitas dan kesejawatan.5

C. Prinsip Dasar Supervisi


Dalam pelaksanaannya supervisi dilakukan berdasarkan beberapa prinsipnya.
Diantara banyaknya prinsip supervisi menurut Suhertian supervisi memiliki beberapa
prinsip yaitu :6
1. Prinsip Ilmiah (scientific). Dimana berdasarkan prinsip ini supervisi
dilaksanakan harus berdasarkan data yang objektif dimana data yang

4
Rifai, moh. 1982. Supervisi Pendidikan. Bandung: Jemmars .
5
Risnawati. 2011. Administrasi dan Supervisi Pendidikan . Yogyakarta: Aswaja pressindo.
6
Sahertian. 2000. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan
Sumber Daya Manusia . Jakarta: Rineka cipta.

7
diperoleh harus di dapatkan dengan observasi yang nyata bukan
didapatkan hanya dengan cerita belaka saja.
2. Prinsip Demokratis. Dengan prinsip ini supervisi dilakukan harus dengan
musyawarah. Jika permasalahannya dengan guru maka guru juga harus
dilibatkan agar terciptanya rasa kebersamaan dan kekeluargaan.
3. Prinsip Kerjasama. Dimana prinsip ini memberikan rasa saling berjuang
bersama dan tidak menimbulkan sifat yang individual.
4. Prinsip Konstruktif dan Kreatif. Supervisi dapat dilakukan dengan cara
yang nyaman dan menyenagkan sehingga mendorong guru agar kreatif dan
tidak takut.
prinsip positif dan negatif yang dimaksud adalah :
Prinsip positif supervisor antara lain yaitu ;
a. Supervisi hendaknya mendorong guru dalam mengembangkan
kemampuannya.
b. Supervisor dan guru harus saling menghormati.
c. Supervisor harus sabar dan harus memberikan dorongan kepada guru.
d. Supervisi seharusnya dapat mengembangkan potensi dan kelebihan lainnya
untuk mencapai kemajuan dan tidak mencari kesalahan.
Prinsip negatif supervisor antara lain yaitu :
A. Supervisi tidak boleh memaksakan kehendaknya kepada orang-orang yang
disupervisi serta supervisi juga tidak boleh bersifat otoriter.
B. Supervisi tidak boleh dilakukan untuk mencari-cari kesalahan guru
C. Supervisi tidak boleh tergesa-gesa mengharapkan hasil dan mendesak
bawahan serta seorang supervisor tidak boleh cepat putus asa.7

D. Ruang Lingkup Supervisi


Kegiatan yang paling penting dan paling utama dari supervisi adalah
pembinaan dan pengembangan yang diberikan kepada seluruh guru dan pegawai
serta staf sekolah lainnya. Untuk mencapai atau memperoleh kualitas pembelajaran

7
Maryono. 2011. Dasar-dasar dan Teknik Menjadi Supervisor Pendidikan. Yogyakarta. Ar-ruzz media.

8
yang lebih baik maka sangat perlu dilakukannya supervisi. Jika supervisi dapat
terlaksana dengan baik maka akan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di
sekolah. Dengan meningkatnya kualitas pembelajaran diharapkan hasil belajar siswa
juga ikut meningkat, sehingga untuk lulusan sekolah juga akan meningkat pula.
Menurut Arikunto lebih rinci Ia mengidentifikasi sasaran supervisi yang ditinjau dari
objek yang akan disupervisi menjadi tiga kategori yaitu :
1. Supervisi Akademik. Supervisi akademik ini lebih menekankan pada
masalah akademik atau masalah pembelajaran. Dimana supervisi ini
membantu guru dalam mengembangkan kemampuannya untuk mengelola
pembelajaran dan meningkatkan mutu dari hasil pembelajaran.
2. Supervisi Administrasi. Dimana pada supervisi ini lebih cenderung ke arah
administrasi yang membantu terlaksananya pembelajaran dengan baik.
Dimana menyangkut sarana dalam pembelajaran atau fasilitas yang harus
dipenuhi agar proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik seperti
buku pelajaran, perpustakaan dan lainnya.
3. Supervisi Lembaga. Dimana untuk supervisi lembaga ini dimaksudkan
untuk meningkatkan kinerja sekolah dan nama baik sekolah yang akan
dapat meningkatkan kualitas sekolah8.

E. Pendekatan Supervisi
1. Pendekatan Direktif
Pendekatan direktif adalah cara pendekatan terhadap masalah yang bersifat
langsung. Supervisor memberikan arahan langsung. Pendekatan direktif ini
berdasarkan pemahaman terhadap psikologi behaviorisme. Prinsip behaviorisme
ialah bahwa segala perbuatan berasal dari refleks, yaitu respon terhadap
rangsangan/stimulus. Oleh karena guru ini mengalami kekurangan, maka perlu
diberikan rangsangan agar dapat bereaksi. Supervisor dapat menggunakan
penguatan (reinforcement) atau hukuman (punishment). Pendekatan seperti ini

8
Risnawati. 2011. Administrasi dan Supervisi Pendidikan . Yogyakarta: Aswaja pressindo.

9
dapat dilakukan dengan perilaku supervisor seperti: menjelaskan, menyajikan,
mengarahkan, dan memberi contoh.9
Adapun langkah-langkah pendekatan direktif yaitu menjelaskan,
menyajikan, mengarahkan, memberi contoh, menetapkan tolok ukur, dan
menguatkan. Dapat disimpulkan bahwa istilah prilaku supervisi yaitu:
demonstrating (menunjukkan), directing (mengarahkan), standizing
(mempersiapkan), dan reinforcing (memperkuat).10
Pendekatan ini lahir dari teori psikologi behaviorisme yaitu segala
perbuatan berasal dari rileks, atau respons terhadap rangsangan/stimulus. Oleh
karena itu guru yang mempunyai kekurangan perlu diberikan rangsangan agar
guru bisa bereaksi dengan penguatan (reinforcement) atau hukuman
(punishment). Adapun yang dimaksud dengan pendekatan direktif adalah cara
pendekatan terhadap masalah yang bersifat langsung. Supervisor memberikan
arahan langsung, dengan tujuan agar guru yang mengalami problem perlu diberi
rangsangan langsung agar ia bisa bereaksi.11
2. Pendekatan Non Direktif
Pendekatan supervisi non direktif adalah cara pendekatan terhadap
masalah yang sifatnya tidak langsung.12 Dengan memakai pendekatan ini,
supervisor tidak secara langsung menunjukkan permasalahan, akan tetapi ia
mendengarkan terlebih dahulu keluhan para guru. Ia memberikan kesempatan
sebanyak mungkin untuk mengutarakan permasalahan yang dihadapinya.
Pendekatan tak langsung ini, berdasarkan pemahaman psikologi humanistik,
yaitu sangat menghargai orang yang akan dibantu. Disini peran supervisor
adalah mendengarkan keluhan dan permasalahan guru serta mencoba
memahaminya. Lebih rincinya peran supervisor adalah sebagai berikut:13

9
Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
10
Sri Banun Muslim. Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas Profesionalisme Guru.
Jakarta: CV Alfabeta, IKAPI. 2010
11
Ibid
12
Mufidah, Supervisi Pendidiksn….hlm. 36.
13
Ibid …..hlm. 38

10
a. Mendengarkan, dalam artian supervisor mendengarkan terlebih dahulu
laporan-laporan guru baik berupa keberhasilan maupun permasalahan yang
mereka hadapi. Seorang supervisor harus serius mendengarkan keluhan yang
dihadapi guru hingga mengalami masalah yang sedang dia hadapi;
b. Memberi penguatan, setelah mengetahui berbagai keluhan yang dialami guru
maka perilaku supervisor selanjutnya adalah memberi penguatan. Penguatan
ini bisa berupa pujian, atau motivasi. Motivasi yang positif akan mendorong
manusia untuk berbuat positif atau kebaikan juga. Sehingga dari penguatan
yang berupa motivasi positif ini diharapkan mampu menghilangkan
keburukan. Penjelasan supervisor kepada gurupun hendaknya disesuaikan
dengan kapasitas kemampuan guru. Meskipun supervisi non direktif ini
diberlakukan kepada guru yang professional, supervisor harus tetap
memberikan penjelasan sesuai dengan tingkat pemahaman guru;
c. Menyajikan, bisa dimaknai dengan supervisor menyajikan solusi baik berupa
petunjuk praktis atau teori. Dengan petunjuk praktis ini memudahkan guru
untuk memahami ilmu yang diberikan oleh supervisor. Model penjelasan
dengan petunjuk praktis ini bila kita merujuk pada metode pengajaran
Rasulullah saw adalah nampak ketika Rasulullah mengajarkan sholat kepada
kaumnya;
d. Memecahkan masalah, perilaku berikutnya adalah supervisor membantu
memecahkan masalah yang dihadapi guru. Pemecahan masalah ini dalam
rangka mengubah kondisi-kondisi yang tidak tepat menjadi tepat. Karena
karakteristik supervisi non direktif ini bersifat dialog, maka dalam proses
pemecahan masalah ini supervisor hendaknya berdialog atau bermusyawarah
dengan guru untuk mencari solusi bersama.
3. Pendekatan Kolaboratif
Pendekatan kolaboratif adalah cara pendekatan yang memadukan cara
pendekatan direktif dan non direktif menjadi pendekatan baru. 14 Pada
pendekatan ini baik supervisor maupun guru bersama-sama, bersepakat untuk
14
Ibid…..hlm. 39

11
menetapkan struktur, proses dan kriteria dalam melakukan percakapan terhadap
masalah yang dihadapi oleh guru. Pada intinya dalam pendekatan ini, guru dan
supervisor berbagi tanggung jawab.
Pendekatan ini, sebagaimana diungkapkan Sahertian, didasarkan pada
psikologi kognitif. Psikologi kognitif beranggapan bahwa belajar adalah hasil
panduan antara kegiatan individu dengan lingkungan pada gilirannya nanti
berpengaruh dalam pembentukan aktivitas individu. Dengan demikian
pendekatan dalam supervisi berhubungan pada dua arah, yaitu dari atas ke
bawah dan dari bawah ke atas. Maka perilaku supervisor adalah sebagai
menyajikan, menjelaskan, mendengarkan, memecahkan masalah, dan
negosiasi.15
Praktiknya adalah supervisor mendengarkan dahulu guru mengemukakan
masalah-masalahnya dalam hal pengajaran yang dihadapinya, kemudian barulah
supervisor mengemukakan pendapatnya mengenai masalah itu. Langkah
selanjutnya antara supervisor dengan guru menetapkan kesepakatan untuk unjuk
kerja pada kegiatan mengajar berikutnya.

F. Teknik Supervisi
Teknik supervisi sangat menentukan sukses atau tidaknya pelaksanaan
supervisi. Teknik supervisi inilah yang dipraktikkan oleh supervisor di lapangan.
Teknik supervise ini bersifat rasional-empiris-temporer, artinya adalah ia
membutuhkan pembaruan, perubahan, dan penyempurnaan secara terus-menerus
sesuai dengan perkembangan yang terjadi.
Menurut Jhon Minor Gwn, alat dan teknik supervisi dapat dibedakan menjadi
dua yaitu teknik individual dan kelompok. Adapun teknik individual ini adalah
teknik yang dilaksanakan seorang guru secara individual, sedangkan teknik
kelompok adalah teknik yang dilakukan untuk melayani lebih dari satu orang.16
1. Teknik Individual atau Perseorangan

15
Sahertian. Konsep Dasar….hlm. 50
16
Piet A. Sahertian, Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan Sumber
Daya Manusia (Jakarta: Rineka Cipta, 2008). Cet 2, Hlm 52

12
Yang dimaksud supervisi secara perseorangan ialah supervisi yang
dilakukan secara perseorangan, beberapa kegiatan diantaranya:
a. Mengadakan kunjungan kelas
Supervisor datang ke kelas untuk melihat aktivitas guru dalam
menagajar. Tujuannya adalah memperoleh data secara objektif keadaan
proses belajar dan mengajar yang dilakukan guru. Data ini dijadikan
masukan bagi supervisor untuk menanyakan kepada guru tentang
kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam proses belajar-mengajar. Oleh
karena itu pada kesempatan ini, guru menceritakan kesuksesan dan
hambatan yang telah dialami, serta memohon bantuan, dorongan, dan
mengikutsertakan.
Kunjungan kelas ini dibagi menjadi dua bagian yaitu kunjungan
langsung dan tidak langsung
1) Kunjungan langsung, berarti supervisor datang tanpa memberi
tahu terlebih dahulu, sehingga data yang diperoleh lebih objektif,
namun guru sering kurang maksimal persiapannya.
2) Kunjungan tidak langsung, berarti memberi tahu terlebih dahulu
sebelum datang, sehingga guru mempunyai persiapan ang matang
walaupun kadang ada yang merekayasa da nada juga yang datang
karena undangan.
b. Mengadakan kunjungan observasi,
Adalah pengaatan langsung terhadap proses belajar mengajar yang
sedang berjalan di kelas. Observasi ada yang langsung yaitu supervisor
mencatat absen saat guru mengajar. Dan secara tidak langsung yaitu guru
yang diobservasi dibatasi oleh ruang kaca dan murid-murid tidak
mengetahuinya (biasana dilakukan dalam laboratorium untuk pengajaran
micro).
c. Percakapan Pribadi

13
Adalah percakapan antara seorang supervisor dengan guru tentang
cara mengajar yang baik. Percakapan ini dalam rangka memecahkan
problem yang dihadapi oleh guru.
Menurut George Kyte, ada dua jenis percakapan pribadi. Pertama
percakapan pribadi setelah kunjungan kelas (formal). Maksudnya,
setelah supervisor mengadakan kunjungan kelas sewaktu guru kelas
melaksanakan tugas mengajar, supervisor membuat catatan-catatan
tentang segenap aktivitas guru dalam mengajar. kemudian, setelah
kesepakatan, mengadakan percakapan pribadi secara bersama-sama
untuk membicarakan hasil kunjungan tersebut. Kedua, percakapan
pribadi melalui percakapan biasa sehari-hari (informal). Dalam
percakapan atau ramah-tamah sehari-hari, dikemukakan sesuai problem
kepada supervisor atau sebaliknya.misalnya, percakapan sebelum
sekolah mulai, sebelum mengajar, waktu istirahat ataupun sesudah
mengajar. Dalam hal ini, supervisor secara tidak langsung
mengemukakkan atau menanyakan sesuatu ang berhubungan dengan
pengajaran yang dibina oleh guru yang bersangkutan.17
d. Saling mengunjungi kelas (Intervisitation)
Intervisitation adalah saling mengunjungi antara guru yang satu
kepada guru yang lain ketika mengajar. Ada banyak dampak positifnya,
yaitu memberi kesempatan mengamati rekan lain ang sedang memberi
pelajaran, membantu guru-guru yang ingin memperoleh pengalaman atau
keterampilan tentang teknik dan metode mengajar.
e. Menilai diri sendiri
Menilai diri sendiri merupakan satu teknik individual dalm
supervisi pendidikan. Penilaian. Guru dan supervisor melihat kekurangan
masing-masing yang mana ini dapat memberikan nilai tambah pada
hubungan guru dan supervisor tersebut,yang akhirnya akan memberikan

17
Piet A. Sahertian, Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan
Sumber Daya Manusia (Jakarta: Rineka Cipta, 2008) Cet 2, Hlm 73-75

14
nilai positif bagi kegiatan belajar mengajar yang baik. Menilai diri
sendiri merupakan tugas yang tidak mudah bagi guru, karena suatu
pengukuran terbalik karena selama ini guru hanya menilai murid-
muridnya. Cara yang bisa digunakan dalam hali ini adalah sebagai
berikut :
1) Persiapkan daftar pandangan/pendapat yang disampaikan kepada
murid-murid untuk menilai pekerjaan atau aktivitas. Biasanya
daftar ini disusun dalam bentuk pertanyaan, baik itu secara
terbuka atau tertutup dan tidak perlu memakai nama.
2) Menganalisa berbagai tes terhadap unit-unit kerja
3) Mencatat aktivitas murid-murid dalam suatu catatan (record),
baik mereka bekerja secara perseorangan maupun kelompok.18
Menilai diri sendiri memang cenderung subjektif, namun bisa
membawa kesadaran pribadi yang kuat. Kesadaran pribadi inilah target
dari penilaian terhadap diri sendiri. Kesadaran ini akan membangkitkan
semangat berkarier dan berprestasi lebih tinggi untuk meningkatkan
kualitas diri dan anak didik.

2. Teknik Kelompok
Ialah supervisi yang dilakukan secara kelompok dengan menggunakan
beberapa strategi di antaranya adalah:
a. Mengadadakan pertemuan atau rapat
Supervisor menjalankan tugasnya berdasarkan rencana yang telah
disusun. Termasuk mengadakan rapat kepada guru dalam rangka
kegiatan supervisi. Rapat tersebut antara lain melibatkan Kelompok
Kerja Guru (KKG) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran/Musyawarah
Guru Bimbingan dan Konseling (MGMP/MGBK)
b. Mengadakan diskusi kelompok

18
Ibid……83-85

15
Diskusi kelompok dapat diadakan dengan membentuk kelompok-
kelompok guru bidang studi sejenis. Didalam setiap diskusi, pengawas
sekolah memberikan pengarahan, bimbingan, nasehat-nasehat dan saran-
saran yang diperlukan.
c. Mengadakan pelatihan
Teknik ini dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan. Misalnya
pelatihan untuk guru mata pelajaran tertentu. Mengingat bahwa pelatihan
pada umumnya diselenggarakan oleh pusat atau wilayah, maka tugas
pengawas sekolah adalah mengelola dan membimbing implementasi
program tidak lanjut (follow up) dari hasil penelitian.19

19
Muwahid Shultan. Supervisi Pendidikan, Teori dan Terapan Dalam Mengembangkan Sumber Daya
Guru. ( Surabaya, Achima Publishing 2012) Cet I. hlm 59-60

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut :
1. Supervisi ialah suatu aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu
para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan secara
efektif dan lebih baik.
2. Orang yang melakukan supervisi disebut supervisor, sasaran supervisi adalah
guru dan staf sekolah lainnya.
3. Tujuan supervisi adalah sebagai pengendalian kualitas, pengembangan
profesional, dan untuk memotivasi guru.
4. Prinsip dasar dari supervisi adalah prinsip ilmiah, demokratis, kerjasama dan
prinsip konstruktif dan kreatif. Selain itu juga ada prinsip fundamental/dasar
dan prinsip praktis.
5. Ada tiga kategori supervisi yaitu supervisi akademik, supervisi administrasi
dan supervisi lembaga.
6. Dalam pendekatan supervisi memiliki tiga bagian yaitu; pertama, pendekatan
direktif adalah cara memberikan supervisor yang secara langsung. Kedua, Non
direktif adalah cara pendekatan yang dilakukan secara tidak langsung. Dan
ketiga pendekatan kolaboratif yaitu gabungan dari pendekatan direktif dan non
direktif menjadi pendekatan baru.
7. Teknik-teknik dalam supervisi terbagi menjadi dua yaitu; teknik individual dan
teknik kelompok.

17
DAFTAR PUSTAKA

Asmani Jamal Ma’mur. 2012. Tips Epektif Supervisi Pendidikan Sekolah.


Yogyakarta, Diva Press.
Maryono. 2011. Dasar-dasar dan Teknik Menjadi Supervisor Pendidikan.
Yogyakarta. Ar-ruzz media.
Mufidah, Lukluk Nur. 2008. Supervisi Pendidikan. Jember: Center for Society
Studies.
Muslim Sri Banun. 2010. Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas
Profesionalisme Guru. Jakarta: CV Alfabeta, IKAPI.
Muwahid, s.2004. Administrasi pendidikan. Jakarta: Bina ilmu.
Rifai, moh. 1982. Supervisi Pendidikan. Bandung: Jemmars .
Sahertian. 2000. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia . Jakarta: Rineka cipta.
Shultan Muwahid. 2012. Supervisi Pendidikan, Teori dan Terapan Dalam
Mengembangkan Sumber Daya Guru. Surabaya, Achima Publishing
Thaib,dkk. 2005. Standar supervisi pendidikan. Jakarta. Depag RI.

18

Anda mungkin juga menyukai