Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ADMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN

“SUPERVISI PENDIDIKAN”

DOSEN PENGAMPU :

Drs. SYAHRIL,M.Pd,,Ph.D

OLEH KELOMPOK 10 :

FIYONA MARIZA_20035014

HASNATUL HASANAH_20035016

MIFTAHUL HUSNA_20035022

MARDHIYATUL KHAIRAT_20035066

RATU INSANI RAMADONA _20045070

MUHAMMAD FADHIL IZSTA_20052063

ALVITA DEWI ARDAYAH_20058004

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas izin dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tepat waktu tanpa kurang suatu apa pun.
Tak lupa pula kami haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Rasulullah Muhammad
SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak.

Penulisan makalah berjudul “Supervisi Pendidikan” ini bertujuan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Kami mengucapkan terima kasih
sebesar-besarnya kepada bapak Drs.Syahril M.Pd., Ph.D selaku dosen pengampu mata kuliah
Administrasi dan Supervisi Pendidikan .

Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan kami semua
selaku penulis. Kami juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini. Semoga makalah yang kami buat dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak.

Padang, 24 April 2022

Kelompok 10

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................. .................................................... i

DAFTAR ISI.............................. ................. .................................................... ii

BAB I......................................... ................. .................................................... 1

PENAHULUAN.......................................... .................................................... 1

A. Latar Belakang........................................ .................................................... 1

B. Rumusan Masalah................................... .................................................... 1

C. Tujuan.................................... ................. .................................................... 2

BAB II........................................ ................. .................................................... 3

PEMBAHASAN ....................... ................. .................................................... 3

A. Konsep Dasar Supervisi Pendidikan....... .................................................... 3

B. Tujuan Supervisi Pendidikan. ................. .................................................... 3

C. Fungsi Supervisi Pendidikan. ................. .................................................... 6

D. Ruang Lingkup Supervisi Pendidikan (Akademik Dan Manajerial)...........6

E. Prinsip Supervisi Pendidikan. ................. .................................................... 10

F. Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Pendidikan.............. ................. 12

BAB III........................................................ .................................................... 14

PENUTUP.................................. ................. .................................................... 14

A. Kesimpulan............................................. .................................................... 14

B. Saran ..................................... ................. .................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ................................. .................................................... 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Istilah supervisi baru muncul kurang lebih tiga dasawarsa terakhir ini. Kegiatan
serupa yang dahulu banyak dilakukan adalah Inspeksi, pemeriksaan, pengawasan atau
penilikan. Supervisi merupakan suatu layanan dari atasan kepada bawahan dengan
memberikan pengarahan guna mengembangkan kinerja menjadilebih baik. Kegiatan supervisi
disebut pula sebagai kegiatan mengawasi atau pengawasan. Pengawasan dalam rangka
pengembangan di lembaga sekolah baikadanya. Karena dengan adanya pengawasan
(supervisi), diharapkan lembaga pendidikan akan semakin berkembang. Supervisi
mempunyai peran mengoptimalkan tanggung jawab dari semua program.

Dalam perkembangannya, pengawas satuan pendidikan lebih diarahkan untuk


memiliki serta memahami bahkan dituntut untuk dapat mengamalkan apa yang tertuang
dalam peraturan menteri tentang kepengawasan. Tuntutan tersebut salah satunya tentang
kompetensi dalam memahami metode dan teknik dalam supervisi. Seorang supervisor adalah
orang yang profesional ketika menjalankan tugasnya, ia bertindak atas dasar kaidah-kaidah
ilmiah untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Guru adalah salah satu komponen sumber daya pendidikan memerlukan pelayanan
supervisi. Pentingnya bantuan supervisi pendidikan terhadap guru berakar mendalam dalam
kehidupan masyarakat. Untuk menjalankan supervisi diperlukan kelebihan yang dapat
melihat dengan tajam terhadap permasalahan dalam peningkatan mutu pendidikan,
menggunakan kepekaan untuk memahaminya dan tidak hanya sekedar menggunakan
penglihatan mata biasa, sebab yang diamatinya bukan masalah kongkrit yang tampak,
melainkan memerlukan kepekaan batin.

Seorang supervisor membina peningkatan mutu akademik yang berhubungan dengan


usaha-usaha mennciptakan kondisi belajar yang lebih baik berupa aspek akademis, bukan
masalah fisik material semata. Ketika supervisi dihadapkan pada kinerja dan pengawasan
mutu pendidikan, tentu memiliki misi yang berbeda dengan supervisi oleh kepala sekolah.
Hal ini bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada kepala sekolah dalam

1
mengembangkan mutu kelembagaan pendidikan dan memfasilitasi kepala sekolah agar dapat
melakukan pengelolaan kelembagaan secara efektif dan efisien.

Supervisi bersangkut paut dengan semua upaya penelitian yang tertuju pada semua
aspek yang merupakan factor penentu keberhasilan. Mempelajari pengertian, prinsip dan
tujuan supervisi, prinsip, fungsi, ruang lingkup, dan peranan kepala sekolah sebagai supervisi
pendidikan dalam supervisi pendidikan menjadi penting dan wajib. Karena tanpa mengetahui
hal dasar di atas, supervisi pendidikan tidak akan bisa diaplikasikan dengan baik.

B. RUMUSAN MASALAH

1) Apa Yang Dimaksud Supervisi Pendidikan

2) Apa Tujuan Supervisi Pendidikan

3) Apa Fungsi Supervisi Pendidikan

4) Apa Ruang Lingkup Supervisi Pendidikan (Akademik Dan Manajerial)

5) Apa Prinsip Supervisi Pendidikan

6) Apa Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Pendidikan

C. TUJUAN

Tujuan nya ialah untuk mengetahui dan memahami apa yang ada didalam rumusan
masalah

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR SUPERVISI PENDIDIKAN

Supervisi ini secara etimologis berasal dari bahasa inggris “to supervise” atau
mengawasi. Selain itu juga ada beberapa sumber lainnya menyatakan bahwa supervisi berasal
dari dua kata, yaitu “super” dan “visi”. Dimana super berarti lebih dan visi adalah
kemampuan melihat. Dalam dunia pendidikan kepala sekolah digambarkan sebagai seorang
“expert” dan “superior”, sedangkan guru digambarkan sebagai orang yang memerlukan
kepala sekolah.

Supervisi merupakan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan teknis edukatif di


sekolah, bukan sekedar pengawasan fisik terhadap fisik material. Supervisi merupakan
pengawasan terhadap kegiatan akademik yang berupa proses belajar mengajar, pengawasan
terhadap guru dalam mengajar, pengawasan terhadap situasi yang menyebabkannya. (Dadang
Suhardan, 2010). Supervisi pendidikan menurut Ametembun adalah pembinaan kearah
perbaikan situasi pendidikan atau peningkatan mutu pendidikan (Ametembun, 2007).

Ada beberapa pendapat para ahli mengenaidefenisi dari supervisi pendidikan


diantaranya adalah:

1) Adam dan Dickley dalam bukunya “Basic Principle of Supervision”, mendefinisikan


supervisi adalah suatu program yang berencana untuk memperbaiki pengajaran.
Pengajaran yang dimaksud yaitu proses belajar mengajar.

2) Mc Nerney menjelaskan bahwa supervisi adalah suatu langkah yang memberikan arah
dan bimbingan dalam proses pengajaran.

3) Burton dan Bruckner, memberikan pandangannya atau pendapatnya mengenai supervisi


dimana mereka menjelaskan bahwa supervisi ini merupakan suatu pelayanan yang
diberikan kepada guru dalam memperbaiki perkembangan guru.

4) Boardman dalam bukunya “Democratic Supervision in Secondary School” bahwa


supervisi merupakan suatu usaha yang mengorganisir, mendorong dan mengarahkan
guru-guru yang ada di sekolah agar lebih mengerti dalam menjalankan seluruh fungsi
pengajaran baik secara individu maupun secara bersama (Muwahid, 2004).

3
Supervisi dalam kaitannya atau hubungannya dengan pendidikan adalah berupa
pembinaan yang diberikan kepada guru.

B. TUJUAN SUPERVISI PENDIDIKAN

Seorang supervisor yang baik memang dituntut mengetahui secara jelas apa yang
menjadi tujuan pekerjaannya, karena tanpa mengetahui apa yang menjadi tujuan
pekerjaannya sulit baginya untuk mengukur keberhasilan apa yang dilakukannya. Misalnya,
mengapa seorang supervisor, atau katakanlah seorang kepala sekolah mengizinkan secara
tidak langsung guru di sekolahnya melanjutkan studi ke perguruan tinggi? Apakah hanya
tujuan untuk kenaikan pangkat atau untuk kepentingan karier? Mengapa kepala sekolah
memeriksa satuan pelajaran sebelum guru masuk kelas? Mengapa guru perlu ditatar?
Mengapa guru dianjurkan banyak membaca? Mengapa guru harus diobservasi?dan lain
sebagainya. Walaupun suatu kegiatan tidak terlihat secara langsung kepada perbaikan
pengajaran di kelas, namun tujuan supervisi pendidikan itu tetap tidak boleh lepas dari tujuan
pendidikan secara umum dan tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional, tujuan
kurikuler, tujuan mata pelajaran, dan sampai pada tujuan setiap tatap muka. Oleh karena itu
dikatakan tujuan supervisi pendidikan di sekolah adalah integral dengan tujuan-tujuan
pendidikan.

Berdasarkan uraian di atas berarti tujuan supervisi pendidikan di sekolah dapat


diperinci menjadi: (a) tujuan umum, yang meliputi tujuan pendidikan secara umum, dan
tujuan pendidikan nasional, (b) tujuan khusus, atau tujuan operasional supervisi pendidikan di
sekolah.

1) Tujuan Umum Supervisi Pendidikan di Sekolah

Tujuan umum supervisi pendidikan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari tujuan umum
pendidikan, yaitu kedewasaan. Suatu proses supervisi diharuskan membantu guru agar dapat
membantu anak mencapai kedewasaan, yaitu membuat anak didik sanggup mengambil
keputusan sendiri dan bertanggung jawab sendiri. Tujuan supervisi pendidikan, harus tidak
terlepas dari arah tujuan pendidikan nasional. Seorang supervisor harus dapat membantu guru
agar dapat menciptakan situasi belajar mengajar yang mengarah kepada tercapainya tujuan
nasional, yaitu: pendidikan nasional menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional, pasal 3, berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

4
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berdasarkan
uraian di atas berarti tujuan supervisi sejalan dengan tujuan pendidikan, baik tujuan umum
maupun tujuan pendidikan nasional.

2) Tujuan Khusus Supervisi Pendidikan di Sekolah

Tujuan khusus (operasional) supervisi pendidikan yang ingin dicapai melalui kegiatan nyata
supervisi, adalah:

a. Membantu guru agar lebih mengerti tujuan-tujuan pendidikan di sekolah dalam


usaha mencapai tujuan pendidikan itu.

b. Membantu guru agar mereka lebih menyadari dan mengerti kebutuhan dan masalah-
masalah yang dihadapi siswanya.

c. Membantu guru mengadakan diagnose secara kritis, dan kesulitankesulitan mengajar


dan belajar murid, dan menolong mereka merencanakan perbaikan.

d. Memperbesar kesadaran guru terhadap tata kerja yang demokratis dan kooperatif
serta memperbesar kesediaan untuk tolong menolong.

e. Membantu guru meningkatkan kemampuan penampilannya di muka kelas.

f. Membantu guru untuk lebih memanfaatkan pengalaman-pengalamannya sendiri.

g. Memperkenalkan guru atau karyawan baru kepada situasi dan kondisi sekolah dan
profesinya.

h. Menghindarkan guru dari segala tuntutan yang di luar batas kemampuan dan
kewenangannya, baik tuntutan dari dalam maupun dari luar sekolah.

i. Membantu guru dalam menggunakan alat-alat pelajaran modern.

j. Membantu guru dalam menilai kemajuan secara tepat.

k. Membantu guru memanfaatkan sumber-sumber belajar dan pengalaman belajar


murid.

5
C. FUNGSI SUPERVISI PENDIDIKAN

Dilihat dari fungsi utama supervisi adalah ditujukan pada perbaikan dan peningkatan
kualitas, agar sasaran supervisi terlaksana dalam peningkatan kinerja secara efektif, maka
kemampuan guru perlu ditingkatkan, maka fungsi supervisi menurut Ametembun terdiri dari:

1) Penelitian.

Yaitu fungsi yang harus dapat mencari jalan keluar dari masalah yang dihadapi.

2) Penilaian.

Fungsi Penilaian adalah untuk mengukur tingkat kemajuan yang diinginkan, seberapa besar
yang telah dicapai, dan penilaian ini dilakukan dengan berbagai cara seperti tes, penetapan
standar, penilaian kemajuan belajar sisiwa, melihat perkembangan hasil penilaian sekolah,
serta prosedur lain yang berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan.

3) Perbaikan.

Fungsi perbaikan adalah sebagai usaha untuk mendorong guru baik secara perseorangan
maupun kelompok agar mereka mau melakukan berbagai perbaikan dalam menjalankan tugas
mereka. Perbaikan ini dapat dilakukan dengan bimbingan, yaitu dengan cara membangkitkan
kemauan, memberi semangat, mengarahkan dan merangsang untuk melakukan percobaan,
serta membantu menerapkan sebuah prosedur mengajar yang baru.

4) Pembinaan.

Fungsi pembinaan merupakan salah satu usaha untuk memecahkan masalah yang sedang
dihadapi, yaitu dengan melakukan pembinaan atau pelatihan kepada guru-guru tentang cara-
cara baru dalam melaksanakan suatu proses pembelajaran, ini dapat dilakukan denagan cara
demonstrasi mengajar, workshop, seminar, observasi, konferensi individual dan
kelompok,serta kunjungan sepervisi. (Ametembun, 2007).

6
D. RUANG LINGKUP SUPERVISI PENDIDIKAN (Akademik dan Manajerial)

Kegiatan yang paling penting dan paling utama dari supervisi adalah pembinaan dan
pengembangan yang diberikan kepada seluruh guru dan pegawai serta staf sekolah lainnya.
Untuk mencapai atau memperoleh kualitas pembelajaran yang lebih baik maka sangat perlu
dilakukannya supervisi. Jika supervisi dapat terlaksana dengan baik maka akan dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. Dengan meningkatnya kualitas pembelajaran
diharapkan hasil belajar siswa juga ikut meningkat, sehingga untuk lulusan sekolah juga akan
meningkat pula.

Menurut Arikunto (2004) lebih rinci Ia mengidentifikasi sasaran supervisi yang


ditinjau dari objek yang akan disupervisi menjadi tiga kategori yaitu :

1) Supervisi Akademik. Supervisi akademik ini lebih menekankan pada masalah akademik
atau masalah pembelajaran. Dimana supervisi ini membantu guru dalam
mengembangkan kemampuannya untuk mengelola pembelajaran dan meningkatkan
mutu dari hasil pembelajaran.

2) Supervisi Administrasi. Dimana pada supervisi ini lebih cenderung ke arah administrasi
yang membantu terlaksananya pembelajaran dengan baik. Dimana menyangkut sarana
dalam pembelajaran atau fasilitas yang harus dipenuhi agar proses belajar mengajar
dapat terlaksana dengan baik seperti buku pelajaran, perpustakaan dan lainnya.

3) Supervisi Lembaga. Dimana untuk supervisi lembaga ini dimaksudkan untuk


meningkatkan kinerja sekolah dan nama baik sekolah yang akan dapat meningkatkan
kualitas sekolah. (Risnawati, 2014)

Ruang lingkup kepengawasan meliputi supervisi akademik dan manajerial. Supervisi


akademik dan manajerial tersebut tercakup dalam kegiatan:

1) penyusunan program supervisi;

2) pelaksanaan program supervisi;

3) evaluasi hasil pelaksanaan program supervisi;

4) membimbing dan melatih profesional guru dan/atau kepala sekolah.

Penyusunan program supervisi difokuskan pada peningkatan pemenuhan standar nasional


pendidikan. Pelaksanaan program supervisi meliputi :

7
1) melaksanakan pembinaan guru dan atau kepala sekolah,

2) memantau delapan standar nasional pendidikan, dan

3) melaksanakan penilaian kinerja guru dan/atau kepala sekolah.

Evaluasi hasil program supervisi dimulai dari tingkat sekolah binaan dan tingkat
kabupaten/kota dan tingkat propinsi untuk pengawas PLB.

a) Supervisi Akademik Supervisi akademik atau pengawasan akademik

adalah fungsi pengawas yang berkenaan dengan aspek pelaksanaan tugas pembinaan,
pemantauan, penilaian dan pelatihan profesional guru dalam:

1) merencanakan pembelajaran;

2) melaksanakan pembelajaran;

3) menilai hasil pembelajaran;

4) membimbing dan melatih peserta didik, dan

5) melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan

Ruang Lingkup supervisi akademik meliputi:

1) Melakukan pendampingan dalam meningkatkan kemampuan guru menyusun


administrasi perencanaan pembelajaran/program bimbingan.

2) Melakukan pendampingan dalam meningkatkan kemampuan guru dalam proses


pelaksanaan pembelajaran/bimbingan

3) Melakukan pendampingan membimbing guru dalam meningkatkan kemampuan


melaksanakan penilaian hasil belajar peserta didik.

4) Melakukan pendampingan dalam meningkatkan kemampuan guru menggunakan


media dan sumber belajar

5) Memberikan masukan kepada guru dalam memanfaatkan lingkungan dan sumber


belajar

6) Memberikan rekomendasi kepada guru mengenai tugas membimbing dan melatih


peserta didik.

8
7) Memberi bimbingan kepada guru dalam menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi untuk pembelajaran

8) Memberi bimbingan kepada guru dalam pemanfaatan hasil penilaian untuk


perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran/pembimbingan.

9) Memberikan bimbingan kepada guru untuk melakukan refleksi hasil-hasil yang


dicapainya.

b) Kepengawasan Manajerial Supervisi manajerial atau pengawasan manajerial

Merupakan fungsi supervisi yang berkenaan dengan aspek pengelolaan sekolah yang terkait
langsung dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas sekolah yang mencakup perencanaan,
koordinasi, pelaksanaan, penilaian, pengembangan kompetensi sumber daya tenaga pendidik
dan kependidikan. Dalam melaksanakan fungsi manajerial, pengawas sekolah berperan
sebagai:

1) fasilitator dalam proses perencanaan, koordinasi, pengembangan manajemen sekolah,

2) asesor dalam mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan serta menganalisis potensi


sekolah,

3) informan pengembangan mutu sekolah, dan

4) evaluator terhadap hasil pengawasan.

Pembinaan

a. Tujuan:

Tujuan pembinaan kepala sekolah yaitu peningkatan pemahaman dan pengimplementasian


kompetensi yang dimilik oleh kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya sehari- hari
untuk mencapai Standar Nasional Pendidikan ( SNP )

b. Ruang Lingkup:

1) Pengelolaan sekolah yang meliputi penyusunan program sekolah berdasarkan SNP, baik
rencana kerja tahunan maupun rencana kerja 4 tahunan, pelaksanaan program,
pengawasan dan evaluasi internal, kepemimpinan sekolah dan Sistem Informasi
Manajemen (SIM).

9
2) Membantu Kepala Sekolah melakukan evaluasi diri sekolah (EDS) dan merefleksikan
hasil-hasilnya dalam upaya penjaminan mutu pendidikan.

3) Mengembangkan perpustakaan dan laboratorium serta sumber-sumber belajar lainnya.

4) Kemampuan kepala sekolah dalam membimbing pengembangan program bimbingan


konseling di sekolah.

5) Melakukan pendampingan terhadap kepala sekolah dalam pengelolaan dan administrasi


sekolah (supervisi manajerial), yang meliputi: A). Memberikan masukan dalam
pengelolaan dan administrasi kepala sekolah berdasarkan manajemen peningkatan mutu
pendidikan di sekolah B). Melakukan pendampingan dalam melaksanakan bimbingan
konseling di sekolah. C). Memberikan bimbingan kepada kepala sekolah untuk
melakukan refleksi hasil-hasil yang dicapainya.

E. PRINSIP SUPERVISI PENDIDIKAN

1) Prinsip ilmiah (scientific)

a. Sistematis, artinya dilaksanakan secara teratur, berencana dan berkelanjutan.

Maksudnya kegiatan supervisi memiliki perencanaan yang pasti, teratur, pelaksanaannya


secara berkelanjutan dan terus menerus. Walaupun setelah diadakan supervisi, seorang
pendidik sudah benar-benar menjadi pendidik profesional sekalipun, supervisi masih harus
dilaksanakan secara kontinue. Bertujuan untuk menjaga mutu atau kualitas seorang pendidik
tersebut. Karena tidak mungkin seseorang tidak menemukan kesulitan dalam setiap kegiatan
atau aktifitas yang sedang dihadapi. Untuk memecahkan problematika yang muncul dalam
kegiatan pembelajaran dapat diatasi dengan supervisi. Jadi berapa bulan sekali supervisi
diadakan? Kapan pelaksanaannya, bagaimana pelaksanaannya? Sudah ditentukan sebagai
kegiatan yang terencana, sesuai prinsip tersebut.

b. Objektif, artinya data yang didapat berdasarkan hasil observasi nyata.

Kegiatan-kegiatan perbaikan atau pengembangan berdasarkan hasil kajian kebutuhan-


kebutuhan guru atau kekurangan-kekurangan guru, bukan berdasarkan tafsiran pribadi.
Melainkan kegiatan nyata dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Maksudnya seorang
supervisi tidak boleh menyimpulkan sebuah permasalahan tanpa meninjau atau menindak
lanjuti dari fakta-fakta yang ada. Hanya mengandalkan penafsiran diri sendiri.

10
c. Menggunakan alat (instrumen)

Instrumen dapat memberi informasi sebagai umpan balik untuk mengadakan penilaian
terhadap proses belajar mengajar. Misalnya untuk memperoleh data diperlukan alat perekam
data, seperti angket, observasi, percakapan pribadi, dan seterusnya.

2) Prinsip Demokratis

Prinsip yang menujunjung tinggi asas musyawarah. Layanan dan bantuan yang diberikan
supervisor kepada guru berdasarkan jalinan hubungan kemanusiaan yang akrab dan suasana
kehangatan, sehingga guru-guru merasa aman untuk mengembangkan tugasnya. Perlu diingat
seorang supervisor tidak boleh memiliki sifat terlalu menjaga image. Jadi dengan prinsip
demokratis ini dapat tercipta kerukunan yang erat antara kedua belah pihak, hubungan
kekeluargaan yang baik, kesatuan fikiran dan tujuan. Prinsip demokratis juga dapat diartikan
menjunjung tinggi harga diri dan martabat guru. Meskipun di kantor guru berperan sebagai
bawahan, tetapi tidak ada kesenjangan sosial antara guru dengan supervisor. Guru dapat
memunculkan pendapat atas ide-ide atau gagasan terbaru yang dimilikinya. Keputusan-
keputusan maupun pendapat dari supervisor juga dapat diterima dengan baik oleh guru.
Sehingga tujuan supervisi pendidikan dapat tercapai.

3) Prinsip kerjasama

Artinya mengembangkan usaha bersama atau menurut istilah supervisi sharing of idea,
sharing of experience, memberi support atau mendorong, menstimulasi guru, sehingga
mereka merasa tumbuh bersama. Maksudnya kerjasama seluruh staf dalam kegiatan
pengumpulan data, analisa data dan perbaikan serta pengembangan proses belajar mengajar
hendaknya dilakukan dengan cara kerjasama seluruh staf sekolah. Dengan adanya kerjasama
tersebut, terciptalah situasi belajar mengajar yang lebih baik.

4) Prinsip konstruktif dan kreatif

Setiap guru akan merasa termotivasi dalam mengembangkan potensi kreativitas kalau
supervisi mampu mencipakan suasana kerja yang menyenangkan, bukan melalui cara-cara
yang menakutkan. Misalkan sehari-hari menampilan raut muka yang tidak menyenangkan di

11
depan guru-guru. Tidak memiliki perhatian lebih dengan guru-guru. Minimnya
berkomunikasi dengan guru-guru. Terlalu mengedepankan sikap “jaga image” seakan muncul
garis dinding yang kokoh sebagai pembatas kedudukan antara supervisor dan guru, atasan
dan bawahan. Sang Supervisor lebih merasa berkuasa atas keputusan yang diambilnya,
kemudian mengambil keputusan yang semena-mena tanpa memperhatikan hasil penelitian
dan faktor-faktor lain. Dalam hal ini guru merasa dikucilkan karena selalu disalahkan.

Prinsip konstruktif dan kreatif ini bertujuan membina inisiatif guru dan mendorong guru
untuk aktif menciptakan suasana dimana setiap orang akan merasa aman dan bebas
mengembangkan potensi-potensinya. Supervisor perlu menyesuaikan diri dengan prinsip-
prinsip tersebut di atas. Kalau ada Supervisor yang memaksakan kehendak, menakut-nakuti
guru, yang justru akan melumpuhkan kreativitas anggota staf perlu diubah. Sikap korektif
misalnya, suka mencari-cari kesalahan harus diganti dengan sikap kreatif dimana setiap orang
mau dan mampu menumbuhkan serta mengembangkan kreativitasnya untuk perbaikan
pengajaran.

F. PERAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR PENDIDIKAN

1) Peneliti

Untuk mengenal dan memahami masalah-masalah yang terjadi dalam proses pengajaran dan
juga dapat mengidentifikasi segala masalah yang terjadi dengan mempengaruhi segala aspek-
aspek yang dapat mempengaruhi segala tindakan yang dilakukan.

2) Konsultan dan penasehat

Dapat membantu guru untuk melakukan cara-cara yang lebih baik dalam mengelola proses
pembelajaran dan juga ada peran dari para pengawas dalam menjalan tugas nya dalam
menghadapi segala persoalan yang terjadi didalam beberapa aspek-aspek yang diperhatikan
dalam segala hal-hal yang menjadi objek dalam segala macam masalah

3) Fasilitator

12
Harus bisa mengusahakan agar sumber-sumber profesional, baik materi maupun non materi
yang digunakan pada saat pembelajaran itu ada dan juga bisa menyediakan segala yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan suatu kegiatan

4) Motivator

Untuk membangkitkan dan memelihara kegairahan kerja guru untuk mencapai prestasi kerja
yang semakin baik. Guru-guru didorong untuk mempraktikan segala gagasan-gagasan baru
yang dianggap baik bagi penyempurna proses pembelajaran, kerjasama dengann tujuan
untuk menwujudkan segala sesuatu yang dikehendaki atau sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan dalam perencanaan sebelumnya. Strategi kepala sekolah dalam meningkatkan
motivasi guru adalah: memotivasi para guru dengan cara menciptakan situasi yang harmonis
dan saling bekerjasama sesama guru, berusaha memenuhi perlengkapan yang diperlukan guru
dalam melaksanakan tugasnya, memberikan penghargaan dan hukuman.

5) Pelopor Perubahan

Para supervisor jangan merasa puas dengan acar-cara dan hasil yang sudah dicapai.
Pengawasan harus memiliki prakarasa untuk melakukan kebaikan , agar gurupun melakukan
hal yang serupa dengan tindakan yang dilakukan. Pengawas harus memiliki peran yang
sangat penting didalam perubahan, dengan tujuan agar dapat memberikan suatu perubahan
yang sangat penting dalam kehidupun seseorang dan juga ada beberapa tujuan yang akan
dicapai didalam pelaksanaan yang sangat penting.

13
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Supervisi pendidikan adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh kepala sekolah
sebagai pejabat yang berkedudukan diatas lebih tinggi dari guru untuk melihat dan meneliti
pekerjaan secara menyeluruh atau mengawasi setiap kerja yang dilakukan. Tujuan dari
supervisi pendidikan ada dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Kemudian memiliki lima
fungsi yaitu fungsi penelitan, fungsi penilaian, fungsi perbaikan dan fungsi pembinaan , dua
ruang lingkup yaitu akademik dan manajerial, dan empat prinsip yaitu prinsip ilmiah, prinsip
demokratis, prinsip kerjasama dan prinsip konstruktif kreatif. Dalam hal ini kepala sekolahlah
yang menjadi supervisor atau pengawas.

B. SARAN

Makalah ini tentunya tidak terlepas dari segala kekurangan dan kesalahan, kritikan
dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan pembuatan
makalah selanjutnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Dadang suhardan. 2010. Supervisi Profesional. Bandung :Alfabeta.

N.A. Ametembun. 2007. Supervisi Pendidikan Disusun Secara Berprogram. Bandung: Suri.

Muwahid, S.2004. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Bina ilmu.

Baharuddin Hanaf. 1983. Supervisi Pendidikan. Jakarta : PT. Ciawijaya.

Mohd.Rifai. 1987. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung : Jemmars.

Ngalim Poerwanto. 1987. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Jakarta: Mutiara.

Purwanto, M. Ngalim, 2008.Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Rosda, Jakarta

Rifai, A. (2019). Administrasi dan Supervisi Pendidikan.

Sahertian, Piet A, 2000. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan, Rineka Cipta,
Jakarta

15

Anda mungkin juga menyukai