Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

FUNGSI, JENIS DAN PRINSIP UMUM SUPERVISI


PENDIDIKAN
Makalah ini di susun dalam rangka memenuhi Tugas Mata Kuliah Supervisi
Pendidikan
Yang di ampu oleh dosen Irma Charlin Oktaviani ,S.Pd ,M.Pd

Disusun Oleh:
KARMAN (21359331200085)
REZA AZID NAWAWI ()

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH NUSANTARA BEKASI
2022

KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senan tiasa kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami bisa
menyelesaikan Makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk
mata kuliah SUPERVISI PENDIDIKAN , dengan judul “ FUNGSI, JENIS
DAN PRINSIP UMUM SUPERVISI PENDIDIKAN”.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan
kritik sehingga makalah inj dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan
yang kami miliki oleh karena itu, kami mengharapoan segala bentuk
saran dan masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai
pihak, harapan kami untuk makalah ini dapat memberika manfaat bagi
semua pihak.

Karawang, 20 Oktober 2022

1.KARMAN
2.REZA AZID NAWAWI

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................
DAFTAR ISI ...........................................................
BAB I PENDNDAHULUAN
LATAR BELAKANG..............................................................
RUMUSAN MASALAH..............................................................
BAB II PEMBAHASAN
PENGERTIAN SUPERVISI PENDIDIKAN........................
FUNGSI SUPERVISI PENDIDIKAN................................
JENIS-JENIS SUPERVISI...............................................
FUNGSI-FUNGSI SUPERVISI......................................
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN..............................................................
SARAN..............................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam perkembangannya, pengawas satuan pendidikan lebih diarahkan


untuk memiliki serta memahami bahkan dituntut untuk dapat mengamalkan apa
yang tertuang dalam peraturan menteri tentang kepengawasan. Tuntutan tersebut
salah satunya tentang kompetensi dalam memahami metode dan teknik dalam
supervisi. Seorang supervisor adalah orang yang profesional ketika menjalankan
tugasnya, ia bertindak atas dasar kaidah-kaidah ilmiah untuk meningkatkan mutu
pendidikan.
Guru adalah salah satu komponen sumber daya pendidikan memerlukan
pelayanan supervisi. Pentingnya bantuan supervisi pendidikan terhadap guru
berakar mendalam dalam kehidupan masyarakat. Untuk menjalankan supervisi
diperlukan kelebihan yang dapat melihat dengan tajam terhadap permasalahan
dalam peningkatan mutu pendidikan, menggunakan kepekaan untuk
memahaminya dan tidak hanya sekedar menggunakan penglihatan mata biasa,
sebab yang diamatinya bukan masalah kongkrit yang tampak, melainkan
memerlukan kepekaan batin.
Seorang supervisor membina peningkatan mutu akademik yang
berhubungan dengan usaha-usaha mennciptakan kondisi belajar yang lebih baik
berupa aspek akademis, bukan masalah fisik material semata. Ketika supervisi
dihadapkan pada kinerja dan pengawasan mutu pendidikan, tentu memiliki misi
yang berbeda dengan supervisi oleh kepala sekolah. Hal ini bertujuan untuk
memberikan pelayanan kepada kepala sekolah dalam mengembangkan mutu
kelembagaan pendidikan dan memfasilitasi kepala sekolah agar dapat melakukan
pengelolaan kelembagaan secara efektif dan efisien.

B. RUMUSAN MASALAH
Fungsi Supervisi
Jenis-jenis Supervisi
Prinsip Fundamental
Prinsip Praktis

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN SUPERVISI PENDIDIKAN
Sejatinya, istilah pendidikan sudah tidak asing lagi diperkenalkan dalam dunia
pendidikan. Kemudian istilah supervisi adalah sebuah kegiatan yang mengacu
kepada sebuah perbaikan dalam sebuah institusi. Banyak para pegawai yang
berkecimpung dalam sebuah institusi merasa ketakutan ketika mendengar bahwa
institusi yang bersangkutan akan dikunjungi oleh supervisor. Anggapan
masyarakat institusi supervisor adalah yang diperintahkan oleh atasannya untuk
membentak dan memarahi para pegawai-pegawai yang sedang aktif di institusi.
Kata “Supervisi” diadopsi dari bahasa inggris “supervision” yang berarti
pengawasan/ kepengawasan. Orang yang melaksanakan pekerjaan supervisi
disebut supervisor. Supervisi adalah sebagai bantuan dan bimbingan kepada guru
dalam bidanga instruksional, belajar, dan kurikulum dalam usahanya untuk
mencapai tujuan sekolah.
Ada beberapa ahli yang telah memberikan sumbangsih pemikirannya tentang
makna supervisi, diantaranya sebagai berikut :
a. Kimball Wiles merumuskan bahwa supervisi adalah sebagai bantuan dalam
pengembangan situasi belajar-mengajar yang lebih baik.
b.Harold P. Adams dan Frank G.Dickey merumuskan supervisi sebagai
pelayanan/ layanan khusus dibidang pengajaran dan perbaikannya mengenai
proses belajar-mengajar termasuk segala faktor dalam situasi itu.
c. Thomas H.Briggs dan Josep Justman merumuskan supervisi sebagai usaha yang
sistematis dan terus menerus untuk mendorong dan mengarahkan pertumbahan
diri guru yang berkembang, secara lebih efektif dalam membantu tercapainya
tujuan pendidikaan dengan murid-murid di bawah tanggung jawabnya.
Supervisi yaitu sebagai upaya yang dilakukan oleh para pengawas untuk melihat
kinerja personalia dan melakukan perbaikan-perbaikan terhadap salah satu bagian
kerja yang tidak masksimal dalam menunjukkan kinerjanya. Berdasarkan
pendapat di atas dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa supervisi merupakan
suatu layanan dan bantuan yang diberikan oleh supervisor kepda guru dalam
upaya memperbaiki pembelajaran sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan
efektif.

B. FUNGSI SUPERVISI PENDIDIKAN


Menurut Swearingen terdapat 8 fungsi supervisi sebagai berikut:
1..Mengkoordinasi semua usaha sekolah. Usaha-usaha sekolah meliputi:
a. Usaha tiap guru
Guru ingin mengemukakan ide dan menguraikan materi pelajaran menurut pandanga-
nnya ke arah peningkatan. Usaha-usaha yang bersifat individu tersebut perlu di
koordinasi. Itulah fungsi supervisi.
b.Usaha-usaha sekolah
Sekolah dalam menentukan kebijakan, merumuskan tujuan-tujuan atas setiap kegiatan
sekolah, termasuk program-program sepanjang tahun ajaran, perlu ada koordinasi yang
baik.
c.Usaha-usaha bagi pertumbuhan jabatan setiap guru ingin bertumbuh dalam jabatan-nya.
Oleh karena itu, guru selalu belajar terus menerus, mengikuti seminar, workshop, dan
lain-lain. Mereka berusaha meningkatkan diri agar lebih baik. untuk itu, perlu ada
koordinasi yang merupakan tugas dari supervisi.
2. Memperlengkapi kepemimpinan sekolah. Kepemimpinan merupakan suatu
keterampilan yang harus dipelajari dan membutuhkan latihan yang terus-menerus. Salah
satu fungsi supervisi adalah melatih dan memperlengkapi guru-guru agar mereka
memiliki keteram-pilan dalam kepemimpinan disekolah.
3. Memperluas pengalaman guru. Supervisi harus dapat memotivasi guru-guru untuk mau
belajar dari pengalaman nyata dilapangan. Melalui pengalaman baru ini mereka dapat
belajar untuk memperkaya pengetahuan mereka.
4. Menstimukasi usaha-usaha sekolah yang kreatif. Seorang supervisi harus bisa
memberi-kan stimulus agar guru-guru tidak hanya berdasarkan instruksi atasan, tetapi
mereka adalah pelaku aktif dalam proses belajar mengajar.
5. Memberi fasilitas dan penilaian yang terus menerus. Penilaian yang diberikan harus
bersifat menyeluruh dan kontinu. Mengadakan penilaian secara teratur merupakan suatu
fungsi utama dari supervisi pendidikan.
6.Menganalisis situuasi belajar mengajar. Tujuan dari supervisi adalah untuk
memperbaiki situasi belajar mengajar. Penganalisisan memberi pengalaman baru dalam
menyusun strategi dan usaha ke arah perbaikan.
7. Memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada setiap anggota staf supervisi
befungsi untuk memberikan dorongan stimulasi dan membantu guru agar dapat
mengembangkan pengetahuan dalam ketrampilan mengajar.
8. Memberi wawasan yang lebih luas dan terintegrasi dalam merumuskan tujuan-tujuan
pendidikan dan meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru

C. JENIS-JENIS SUPERVISI
1. Supervisi umum dan supervisi pengajaran.
Yang dimaksud dengan supervisi umum disini adalah supervisi yang
dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan atau pekerjaan yang secara tidak langsung
berhubungan dengan usaha perbaikan pengajaran seperti supervisi terhadap kegiiatan
pengelolaan bangunan dan perlengkapan sekolah atau kantor-kantor pendidikan, supervisi
terhadap kegiatan pengelolaan bangunan dan perlengkapan sekolah atau kantor-kantor
pendidikan, supervisi terhadap kegiatan pengelolaan administrasi kantor, supervisi
pengelolaan keuangan sekolah atau kantor pendidikan.
Sedangkan yang dimaksud dengan supervisi pengajaran ialah kegiatan-kegiatan
kepengawasan yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi-kondisi baik personal maupun
material yang memungkinkan terciptanya situasi belajar mengajar yang lebih baik demi
terciptanya tujuan pendidikan.
2. Supervisi klinis
Dikatakan supervisi klinis karena prosedur pelaksanaannya lebih ditekankan
kepada mencari sebab-sebab atau kelemahan yang terjadi di dalam proses belajar
mengajar, dan kemudian secara langsung pula diusahakan bagaimana cara memperbaiki
kelemahan atau kekurangan tersebut.
Supervisi klinis adalah supervisi yang difokuskan pada perbaikan pengajaran
dengan melalui siklus yang sistematis dari tahap perencanaan, pengamatan, dan analisis
intelektual yang intesif terhadap penampilan mengajar sebenarnya dengan tujuan untuk
mengadakan modifikasi yang rasional. Adapun ciri-ciri supervisi klinis menurut La sulo
adalah sebagai berikut : Bimbingan supervisor kepada guru/ calon guru bersifat bantuan,
bukan perintah atau intruksi. Jenis ketrampilan yang akan di supervisi diusulkan oleh
guru atau calon guru yang akan disupervisi dan disepakati melalui pengkajian bersama
antar guru dan supervisior.
[7]Meskipun guru atau calon guru mempergunakan berbagai ketrampilan
mengajar secara terintegrasi, sasaran supervisi hanya pada beberapa ketrampilan tertentu
saja. Instrumen supervisi dikembangkan disepakati bersama antara supervisor dan guru
berdasarkan kontrak. Balikan diberikan dengan segera dan secara objektif. Meskipun
supervisor telah menganalisis dan menginterpretasi data yang direkam oleh instrumen
observasi, di dalam diskusi atau pertemuan balikan guru/ calon guru diminta terlebih
dahulu menganalisis penampilannya.
Supervisor lebih banyak bertanya dan mendengarkan daripada memerintah atau
menga-rahkan. Supervisi berlangsung dalam suasana terbuka dan supervisi berlangsung
dalam siklus yang meliputi perencanaan, observasi dan diskusi balikan. Supervisi klinis
dapat dipergunakan untuk pembentukan atau peningkatan dan perbaikan ketrampilan
mengajar.

D. PRINSIP-PRINSIP SUPERVISI
Dalam melaksanakan tugasnya seorang supervisor harus berpegang pada
prinsip-prinsip yang kokoh demi kesuksesan tugasnya atau memiliki pedoman
bagi pelaksnaan tugasnya, yaitu:
1. Prinsip Fundamental/ dasar (Foundamental/ basic principle)[2]
Setiap pemikiran, sikap dan tindakan seorang supervisor harus berdasar/
berlandaskan sesuatu yang kokoh/ kuat serta dapat dipulangkan kepadanya. Bagi
bangsa indonesia Pancasila adalah falsafah dan dasar negara kita, sehingga bagi
supervisor, Pancasila adalah prinsip fundamental. Setiap supervisor pendidikan
Indonesia harus bersikap konsisten dan konsekuen dalam pengamalan sila-sila
Pancasila secara murni dan konsekuen.
2. Prinsip Praktis
Sesuai prinsip fundamental sebagai pedoman seorang supervisor pendidikan
Indonesia, maka dalam pelaksanakan sehari-hari mereka berpedoman pada prinsip
positif dan prinsip negatif.
(a).Prinsip positif merupakan pedoman yang harus dilakukan seorang supervisor
agar berhasil dalam pembinaannya.
· Supervisi harus konstruktif dan kreatif
Supervisi harus mampu membangun pendidikan dan pengajarn ke arah yang lebih
baik dengan mengembangkan aktivitas, daya kreasi dan inisitaif orang-orang yang
disupervisinya.
·Supervisi harus dilakukan berdasarkan hubungan profesional, bukan berdasarkan
hubungan pribadi/ konco.
· Supervisi hendaklah progresif tekun, sabar, tabah dan tawakal.
· Supervisi hendaklah dapat mengembangkan potensi, bakat dan kesanggupan
untuk mencapai kemajuan.
· Supervisi hendaklah senantiasa memperhatikan kesejahteraan serta hubungan
baik yang dinamik.
·Supervisi hendaklah bertolak dari keadaan yang kini nyata ada (Das Sein)
menuju sesuatu yang dicita-citakan (Das Sollen).
· Supervisi harus jujur, objektif dan siap mengevaluasi diri sendiri demi
kemajuan.

b) Prinsip negatif merupakan pedoman yang tidak boleh dilakukan oleh seorang
supervisorr dalam pelaksanakan supervisi.
· Supervisi tidak boleh memaksakan kemauannya (otoriter) kepada orang-orang
yang disupervisi. Berikan argumentasi/ alasan yang rasional tentang tindakan-
tindakan serta instruksi-instruksinya. Jangan menonjolkan jabatan/ kekuasaannya
agar tidak menghambat kreativitas bawahannya.
· Supervisi tidak boleh dilakukan berdasarkan hubungan pribadi, keluarga,
persahabat-an dan sebagainya.
· Supervisi hendaklah tidak menutup kemungkinan terhadap perkembangan dan
hasrat untuk maju bagi bawwahannya dengan dalih apapun. Supervisi tidak boleh
terlalu cepat mengharapkan hasil, mendesak dan memperkuda bawahan.
· Supervisi tidak boleh menutup kemungkinan terhadap hasrat berkembang dan
ingin maju dari bawahannya dengan segala dalih apapun.
· Supervisi tidak boleh mengeksploitasi bawahan dan bersifat otoriter.
· Supervisi tidak boleh menuntut prestasi diluar kemampuan bawahannya/ cita-
cita muluk-muluk yang hampa.
· Supervisi tidak boleh egois. Tidak jujur dan menutup diri terhadap kritik dan
saran dari bawahannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.Supervisi yaitu sebagai upaya yang dilakukan oleh para pengawas untuk melihat
kinerja personalia dan melakukan perbaikan-perbaikan terhadap salah satu bagian
kerja yang tidak masksimal dalam menunjukkan kinerjanya. Berdasarkan
pendapat di atas dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa supervisi merupakan
suatu layanan dan bantuan yang diberikan oleh supervisor kepda guru dalam
upaya memperbaiki pembelajaran sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan
efektif.
2.Tujuan supervisi pendidikan adalah Membantu guru agar dapat lebih mengerti/
menyadari tujuan-tujuan pendidikan di sekolah, dan fungsi sekolah dalam usaha
mencapai tujuan pendidikan itu.Tujuan utama supervisi adalah memperbaiki
pengajaran. Tujuan umum supervisi adalah memberikan bantuan teknis dan
bimbingan kepada guru dan staf agar personil tersebut mampu meningkatkan
kwalitas kinerjanya, dalam melaksanakan tugas dan melaksanakan proses belajar
mengajar.
3.Seorang supervisor dapat menggunakan berbagai alat bantu. Alat-alat bantu itu
dipergunakan dengan maksud untuk memungkinkan pertumbuhan kecakapan dan
perkembangan penguasaan pengetahuan oleh guru/ orang yang disupervisi sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu pendidikan
khususnya.
4.Manfaat akhir dari proses supervisi adalah suatu hal yang tidak mudah dalam
sistem manajemen personalia diIndonesia, seperti untuk melakukan mutasi,
demosi, apalagi pemecatan petugas sekolah yang tidak becus. Begitu pula halnya
dengan perubahan kurikulum yang sangat bersifat sentralisasi yang kurang
memperlihatkan perbedaan masing-masing sekolah. Namun demikian apapun
halangannya kegiatan supervisi harus tetap dilaksanakan, walaupun hanya sampai
pada batas yang sangat bersahaja.
B. Saran
Supervisi haruslah ada pada setiap sekolah dan diberlakukan secara benar dan
baik serta tegas agar sekolah dapat berkembang dengan baik dan tujuan sekolah
dapat tercapai dengan baik pula.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Syafaruddin, dkk, Administras Pendidikan, Medan: Perdana Publishing, 2017, h.74-75

[2] Ibid, h.77-78

[3]Moh Rifai, Supervisi Pendidikan, Bandung: Jemmars, 1982, h.39-46

[4]Maryono, Dasar-dasar dan Teknik Menajadi Supervisor Pendidikan, Yogyakarta: Ar-


Ruzz Media, 2011,h. 21- 23

[5]Suryo Subroto, Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, Jakarta: Bina


Aksara, 1988, h.134

[6] Ibid, 25

[7]Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 2002, h. 89-91

[8] Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, Jakarta: PT Gunung Agung, 1994, h. 113-
115

[9] Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan teknik Supervisi Pendidikan, Jakarta: Rineka
Cipta, 2000, h. 27

[10]Baharuddin Harahap, Supervisi Pendidikan, Jakarta: CV Damai Jaya, 1985, h. 29-31

[11] Mukhtar dan Iskandar, Orientasi Baru Supervisi Pendidikan, Jakarta: Gaung Persada
Press, 2009, h. 116

[12]Arikunto, Manajemen Pendidikan, Yogyakarta: Aditya Media, 2009, h 22-23

[13] Subari, Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Perbaikan Situasi Belajar, Jakarta: Bumi
Aksara, 1988, h. 1

[14] Ibid, h.5

Anda mungkin juga menyukai