Anda di halaman 1dari 26

PROSES SUPERVISI PENDIDIKAN

OLEH
HIFDZUL MALIK
NIM. 18.11.1382

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL FALAH


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BANJARBARU
2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang.Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam, karena atas limpahan
rahmat, taufik, hidayah, dan inayah-NYA jualah penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah untuk mata kuliah “Supervisi” yang berjudul “Prosesi
Supervisi Pendidikan”.
Sholawat serta salam tak lupa juga kita haturkan kepada junjunngan kita
Nabi Besar Muhammad S.A.W. Beserta keluarga, sahabat, dan pengikut beliau
dari dulu hingga akhir zaman.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah banyak mendapat bantuan,
bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu dalam kesempatan
ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih sebesar-besarnya, terutama sekali
kepada yang terhormat:
1. Imaniah Elfa Rachmah, M.Pd.I selaku pembimbing mata kuliah ini serta dapat
membantu menyempurnakan makalah ini.
2. Semua pihak yang membantu, sehingga data-data dapat terkumpul untuk
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan.
Akhirnya kepada Allah jualah penulis berserah diri. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.

Landasan Ulin, 13 Maret 2021

2
DAFTAR PUSTAKA

PROSES SUPERVISI PENDIDIKAN


KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................3
BAB I................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................................................................4
A. Latar Belakang...................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................................................4
C. Tujuan Masalah..................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
ISI..................................................................................................................................6
A. Pengertian Supervisi Pendidikan........................................................................6
B. Prinsip-Prinsip Supervisi....................................................................................7
C. Tujuan Supervisi Pendidikan..............................................................................8
D. Fungsi Supervisi Pendidikan............................................................................10
E. Tipe Supervisi Pendidikan................................................................................11
F. Jenis-Jenis Supervisi.........................................................................................12
G. Alat-Alat Bantu Supervisi Pendidikan..............................................................13
H. Objek Supervisi Pendidikan.............................................................................15
J. Manfaat Supervisi Pendidikan..........................................................................19
9. Mampu mempertahankan sesuatu yang sudah baik..........................................20
K. Bagaimana Jika Tidak Ada Supervisi Pendidikan?..........................................20
L. Pentingnya Pengembangan Sumber Daya Guru Dengan Supervisi..................20
M. Peran Supervisi Dalam Evaluasi Program Pendidikan..................................21
BAB III...........................................................................................................................24
PENUTUPAN.............................................................................................................24
A. Kesimpulan......................................................................................................24
B. Saran................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................26

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam perkembangannya, pengawas satuan pendidikan lebih diarahkan untuk
memiliki serta memahami bahkan dituntut untuk dapat mengamalkan apa yang
tertuang dalam peraturan menteri tentang kepengawasan. Tuntutan tersebut salah
satunya tentang kompetensi dalam memahami metode dan teknik dalam supervisi.
Seorang supervisor adalah orang yang profesional ketika menjalankan tugasnya,
ia bertindak atas dasar kaidah-kaidah ilmiah untuk meningkatkan mutu
pendidikan.
Guru adalah salah satu komponen sumber daya pendidikan memerlukan
pelayanan supervisi. Pentingnya bantuan supervisi pendidikan terhadap guru
berakar mendalam dalam kehidupan masyarakat. Untuk menjalankan supervisi
diperlukan kelebihan yang dapat melihat dengan tajam terhadap permasalahan
dalam peningkatan mutu pendidikan, menggunakan kepekaan untuk
memahaminya dan tidak hanya sekedar menggunakan penglihatan mata biasa,
sebab yang diamatinya bukan masalah kongkrit yang tampak, melainkan
memerlukan kepekaan batin.
Seorang supervisor membina peningkatan mutu akademik yang berhubungan
dengan usaha-usaha mennciptakan kondisi belajar yang lebih baik berupa aspek
akademis, bukan masalah fisik material semata. Ketika supervisi dihadapkan pada
kinerja dan pengawasan mutu pendidikan, tentu memiliki misi yang berbeda
dengan supervisi oleh kepala sekolah. Hal ini bertujuan untuk memberikan
pelayanan kepada kepala sekolah dalam mengembangkan mutu kelembagaan
pendidikan dan memfasilitasi kepala sekolah agar dapat melakukan pengelolaan
kelembagaan secara efektif dan efisien.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian supervisi pendidikan
2. Apa saja prinsip-prisip supervisi pendidikan
3. Apa tujuan supervisi pendidikan
4. Apa fungsi supervisi pendidikan
5. Apa tipe supervisi pendidikan

4
6. Apa saja jenis-jenis supervisi pendidikan
7. Apa objek supervisi pendidikan
8. Apa saja langkah-langkah supervisi pendidikan
C. Tujuan Masalah
1. Mengerti pengertian dari supervisi pendidikan
2. Mengetahui prinsip-prisip supervisi pendidikan
3. Mengetahui tujuan supervisi pendidikan
4. Mengetahui fungsi supervisi pendidikan
5. Bisa nenentukan tipe supervisi pendidikan
6. Mengetahui apa saja jenis-jenis supervisi pendidikan
7. Mengetahui objek supervisi pendidikan
8. Mengetahui apa saja langkah-langkah supervisi pendidikan

5
BAB II
ISI
A. Pengertian Supervisi Pendidikan
Sejatinya, istilah pendidikan sudah tidak asing lagi diperkenalkan dalam dunia
pendidikan. Kemudian istilah supervisi adalah sebuah kegiatan yang mengacu
kepada sebuah perbaikan dalam sebuah institusi. Banyak para pegawai yang
berkecimpung dalam sebuah institusi merasa ketakutan ketika mendengar bahwa
institusi yang bersangkutan akan dikunjungi oleh supervisor. Anggapan
masyarakat institusi supervisor adalah yang diperintahkan oleh atasannya untuk
membentak dan memarahi para pegawai-pegawai yang sedang aktif di institusi.
Kata “Supervisi” diadopsi dari bahasa inggris “supervision” yang berarti
pengawasan/ kepengawasan. Orang yang melaksanakan pekerjaan supervisi
disebut supervisor. Supervisi adalah sebagai bantuan dan bimbingan kepada guru
dalam bidanga instruksional, belajar, dan kurikulum dalam usahanya untuk
mencapai tujuan sekolah.1
Ada beberapa ahli yang telah memberikan sumbangsih pemikirannya tentang
makna supervisi, diantaranya sebagai berikut :
1) Kimball Wiles merumuskan bahwa supervisi adalah sebagai bantuan dalam
pengembangan situasi belajar-mengajar yang lebih baik.
2) Harold P. Adams dan Frank G.Dickey merumuskan supervisi sebagai
pelayanan/ layanan khusus dibidang pengajaran dan perbaikannya mengenai
proses belajar-mengajar termasuk segala faktor dalam situasi itu.
3) Thomas H.Briggs dan Josep Justman merumuskan supervisi sebagai usaha
yang sistematis dan terus menerus untuk mendorong dan mengarahkan
pertumbahan diri guru yang berkembang, secara lebih efektif dalam
membantu tercapainya tujuan pendidikaan dengan murid-murid di bawah
tanggung jawabnya.
Supervisi yaitu sebagai upaya yang dilakukan oleh para pengawas untuk
melihat kinerja personalia dan melakukan perbaikan-perbaikan terhadap salah satu
bagian kerja yang tidak masksimal dalam menunjukkan kinerjanya. Berdasarkan
pendapat di atas dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa supervisi merupakan

1
Syafaruddin, dkk, Administras Pendidikan, Medan: Perdana Publishing, 2017, h.74-75

6
suatu layanan dan bantuan yang diberikan oleh supervisor kepda guru dalam
upaya memperbaiki pembelajaran sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan
efektif.
B. Prinsip-Prinsip Supervisi
Dalam melaksanakan tugasnya seorang supervisor harus berpegang pada
prinsip-prinsip yang kokoh demi kesuksesan tugasnya atau memiliki pedoman
bagi pelaksnaan tugasnya, yaitu:
1) Prinsip Fundamental/ dasar (Foundamental/ basic principle)2
Setiap pemikiran, sikap dan tindakan seorang supervisor harus berdasar/
berlandaskan sesuatu yang kokoh/ kuat serta dapat dipulangkan kepadanya.
Bagi bangsa indonesia Pancasila adalah falsafah dan dasar negara kita,
sehingga bagi supervisor, Pancasila adalah prinsip fundamental. Setiap
supervisor pendidikan Indonesia harus bersikap konsisten dan konsekuen
dalam pengamalan sila-sila Pancasila secara murni dan konsekuen.
2) Prinsip Praktis
Sesuai prinsip fundamental sebagai pedoman seorang supervisor pendidikan
Indonesia, maka dalam pelaksanakan sehari-hari mereka berpedoman pada
prinsip positif dan prinsip negatif.
a) Prinsip positif merupakan pedoman yang harus dilakukan seorang
supervisor agar berhasil dalam pembinaannya.
i) Supervisi harus konstruktif dan kreatif
ii) Supervisi harus mampu membangun pendidikan dan pengajarn ke arah
yang lebih baik dengan mengembangkan aktivitas, daya kreasi dan
inisitaif orang-orang yang disupervisinya.
iii) Supervisi harus dilakukan berdasarkan hubungan profesional, bukan
berdasarkan hubungan pribadi/ konco.
iv) Supervisi hendaklah progresif tekun, sabar, tabah dan tawakal.
v) Supervisi hendaklah dapat mengembangkan potensi, bakat dan
kesanggupan untuk mencapai kemajuan.
vi) Supervisi hendaklah senantiasa memperhatikan kesejahteraan serta
hubungan baik yang dinamik.

2
Ibid, h.77-78

7
vii) Supervisi hendaklah bertolak dari keadaan yang kini nyata ada (Das
Sein) menuju sesuatu yang dicita-citakan (Das Sollen).
viii) Supervisi harus jujur, objektif dan siap mengevaluasi diri sendiri
demi kemajuan.
b) Prinsip negatif merupakan pedoman yang tidak boleh dilakukan oleh
seorang supervisorr dalam pelaksanakan supervisi.
i) Supervisi tidak boleh memaksakan kemauannya (otoriter) kepada
orang-orang yang disupervisi. Berikan argumentasi/ alasan yang
rasional tentang tindakan-tindakan serta instruksi-instruksinya. Jangan
menonjolkan jabatan/ kekuasaannya agar tidak menghambat kreativitas
bawahannya.
ii) Supervisi tidak boleh dilakukan berdasarkan hubungan pribadi,
keluarga, persahabat-an dan sebagainya.
iii) Supervisi hendaklah tidak menutup kemungkinan terhadap
perkembangan dan hasrat untuk maju bagi bawwahannya dengan dalih
apapun. Supervisi tidak boleh terlalu cepat mengharapkan hasil,
mendesak dan memperkuda bawahan.
iv) Supervisi tidak boleh menutup kemungkinan terhadap hasrat
berkembang dan ingin maju dari bawahannya dengan segala dalih
apapun.
v) Supervisi tidak boleh mengeksploitasi bawahan dan bersifat otoriter.
vi) Supervisi tidak boleh menuntut prestasi diluar kemampuan
bawahannya/ cita-cita muluk-muluk yang hampa.
vii) Supervisi tidak boleh egois. Tidak jujur dan menutup diri terhadap
kritik dan saran dari bawahannya.
C. Tujuan Supervisi Pendidikan
Semua kegiatan yang dilakukan tentu memiliki tujuan dan selalu mengarah
kepada tujuan yang ingin dicapai tersebut. Pendidikan merupakan salah satu
bentuk kegiatan manusia yang memiliki tujuan yang ingin dicapai dari proses
pelaksanaanya. Merumuskan tujuan supervisi pendidikan harus dapat membantu
mencari dan menentukan kegiatan-kegiatan supervisi yang lebih efektif. Tujuan
supervisi pendidikan adalah:

8
 Membantu guru agar dapat lebih mengerti/ menyadari tujuan-tujuan
pendidikan di sekolah, dan fungsi sekolah dalam usaha mencapai tujuan
pendidikan itu.
 Membantu guru agar mereka lebih menyadari dan mengerti kebutuhan dan
masalah-masalah yang dihadapi siswannya supaya dapat membantu
siswanya itu lebih baik lagi.
 Untuk melaksanakan kepemimpinan efektif dengan cara yang demokratis
dalam rangka meningkatkan kegiatan-kegiatan profesional di sekolah, dan
hubungan antara staf yang kooperatif untuk bersana-sama meningkatkan
kemampuan masing-masing.
 Menemukan kemampuan dan kelebihan tiap guru dan memanfaatkan serta
mengembang-kan kemampuan itu dengan memberikan tugas dan tanggung
jawab yang sesuai dengan kemampuannya.
 Membantu guru meningkatkan kemampuan penampilannya didepan kelas.
 Membantu guru baru dalam masa orientasinya supaya cepat dapat
menyesuaikan diri dengan tugasnya dan dapat mendayagunakan
kemampuannya secara maksimal.
 Membantu guru menemukan kesulitan belajar murid-muridnya dan
merencanakan tindakan-tindakan perbaikannya.
 Menghindari tuntutan-tuntutan terhadap guru yang diluar batas atau tidak
wajar baik tuntutan itu datangnya ddari dalam (sekolah) maupun dari luar
(masyarakat).3
Menurut Hasbullah, fungsi dan tujuan supervisi pendidikan adalah sebagai
berikut:
1) Sebagai arah pendidikan. Dalam hal ini, tujuan akan menunjukkan arah dari
suatu usaha, sedangkan arah tadi menunjukkan jalan yang harus ditempuh dari
situasi sekarang kepada situasi berikutnya. Sebagai contoh, guru yang
berkeinginan membentuk anak didikanya menjadi manusia yang cerdas maka
arah dari usahanya ialah menciptakan situasi belajar yang dapat
mengembangkan kecerdasan.

3
Moh Rifai, Supervisi Pendidikan, Bandung: Jemmars, 1982, h.39-46

9
2) Tujuan sebagai ttitik akhir. Dalam kaitan ini, apa yang diperhatikan adalah
hal-hal yang terletak pada jangkuan masa datang. Misalnya, jika seorang
pendidik bertujuan agar anak didiknya menjadi manusia yang berakhlak
mulia, tentu menekannya di sini adalah deskripsi tentang pribadi akhlakul
karimah yang diinginkannya tersebut.
3) Tujuan sebagai titik pangkal mencapai tujuan lain. Dalam hal ini, tujun
pendidikan yang satu dengan yang lain merupakan satu kesatuan yang tak
terpisahkan.
4) Memberi nilai pada usaha yang dilakukan. Dalam konteks usaha-usaha yang
dilakukan, kadang-kadang didapati tujuannya yang lebih luhur dan lebih mulia
dibanding yang lainnya semua ini terlihat apabila berdasarkan nilai-nilai
tertentu.4
Tujuan supervisi pendidikan adalah mengembangkan situasi belajar mengajar
yang lebih baik melalui pembinaan dan peningkatan profesi mengajar.5
Tujuan utama supervisi adalah memperbaiki pengajaran. Tujuan umum
supervisi adalah memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru dan staf
agar personil tersebut mampu meningkatkan kwalitas kinerjanya, dalam
melaksanakan tugas dan melaksanakan proses belajar mengajar.
D. Fungsi Supervisi Pendidikan
Menurut Swearingen terdapat 8 fungsi supervisi sebagai berikut:
1) Mengkoordinasi semua usaha sekolah. Usaha-usaha sekolah meliputi:
a) Usaha tiap guru
Guru ingin mengemukakan ide dan menguraikan materi pelajaran menurut
pandanga-nnya ke arah peningkatan. Usaha-usaha yang bersifat individu
tersebut perlu di koordinasi. Itulah fungsi supervisi.
b) Usaha-usaha sekolah
Sekolah dalam menentukan kebijakan, merumuskan tujuan-tujuan atas
setiap kegiatan sekolah, termasuk program-program sepanjang tahun
ajaran, perlu ada koordinasi yang baik.

4
Maryono, Dasar-dasar dan Teknik Menajadi Supervisor Pendidikan, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,
2011,h. 21- 23
5
Suryo Subroto, Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, Jakarta: Bina Aksara, 1988,
h.134

10
c) Usaha-usaha bagi pertumbuhan jabatan setiap guru ingin bertumbuh dalam
jabatan-nya. Oleh karena itu, guru selalu belajar terus menerus, mengikuti
seminar, workshop, dan lain-lain. Mereka berusaha meningkatkan diri agar
lebih baik. untuk itu, perlu ada koordinasi yang merupakan tugas dari
supervisi.
2) Memperlengkapi kepemimpinan sekolah. Kepemimpinan merupakan suatu
keterampilan yang harus dipelajari dan membutuhkan latihan yang terus-
menerus. Salah satu fungsi supervisi adalah melatih dan memperlengkapi
guru-guru agar mereka memiliki keteram-pilan dalam kepemimpinan
disekolah.
3) Memperluas pengalaman guru. Supervisi harus dapat memotivasi guru-guru
untuk mau belajar dari pengalaman nyata dilapangan. Melalui pengalaman
baru ini mereka dapat belajar untuk memperkaya pengetahuan mereka.
4) Menstimukasi usaha-usaha sekolah yang kreatif. Seorang supervisi harus bisa
memberi-kan stimulus agar guru-guru tidak hanya berdasarkan instruksi
atasan, tetapi mereka adalah pelaku aktif dalam proses belajar mengajar.
5) Memberi fasilitas dan penilaian yang terus menerus. Penilaian yang diberikan
harus bersifat menyeluruh dan kontinu. Mengadakan penilaian secara teratur
merupakan suatu fungsi utama dari supervisi pendidikan.
6) Menganalisis situuasi belajar mengajar. Tujuan dari supervisi adalah untuk
memperbaiki situasi belajar mengajar. Penganalisisan memberi pengalaman
baru dalam menyusun strategi dan usaha ke arah perbaikan.
7) Memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada setiap anggota staf
supervisi befungsi untuk memberikan dorongan stimulasi dan membantu guru
agar dapat mengembangkan pengetahuan dalam ketrampilan mengajar.
8) Memberi wawasan yang lebih luas dan terintegrasi dalam merumuskan tujuan-
tujuan pendidikan dan meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru.6
E. Tipe Supervisi Pendidikan
1) Otokratis: supervisor penentu segalanya.
2) Demokratis: mementingkan musyawarah mufakat dan bekerjasama atau
gotong royong secara kekeluargaan.

6
Ibid, 25

11
3) Pseudo/ Quasai demokratis (demokratis semu). Dalam praktiknya sering
terdapat seorang supervisor yang berbuat seolah-olah demokratis, seperti
mengadakan rapat untuk memusyawarahkan sesuatu permasalahan tetapi
dalam rapat tersebut supervisor berusaha memaksakan rencanannya/
keinginannya untuk dituruti bawahannya dengan cara/ muslihat yang halus
dan licin.
4) Manipulasi diplomatis: mengarahkan orang yang disupervisi untuk
melaksanakan apa yang dikehendaki supervisor dengan cara muslihat.
5) Laissez-faire: memberikan kebebasan dan keleluasan kepada orang yang
disupervisi untuk melakukan apa yang dianggap mereka baik.
F. Jenis-Jenis Supervisi
1) Supervisi umum dan supervisi pengajaran.
Yang dimaksud dengan supervisi umum disini adalah supervisi yang
dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan atau pekerjaan yang secara tidak
langsung berhubungan dengan usaha perbaikan pengajaran seperti supervisi
terhadap kegiiatan pengelolaan bangunan dan perlengkapan sekolah atau
kantor-kantor pendidikan, supervisi terhadap kegiatan pengelolaan bangunan
dan perlengkapan sekolah atau kantor-kantor pendidikan, supervisi terhadap
kegiatan pengelolaan administrasi kantor, supervisi pengelolaan keuangan
sekolah atau kantor pendidikan.
Sedangkan yang dimaksud dengan supervisi pengajaran ialah kegiatan-
kegiatan kepengawasan yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi-kondisi
baik personal maupun material yang memungkinkan terciptanya situasi belajar
mengajar yang lebih baik demi terciptanya tujuan pendidikan.
2) Supervisi klinis
Dikatakan supervisi klinis karena prosedur pelaksanaannya lebih ditekankan
kepada mencari sebab-sebab atau kelemahan yang terjadi di dalam proses
belajar mengajar, dan kemudian secara langsung pula diusahakan bagaimana
cara memperbaiki kelemahan atau kekurangan tersebut.
Supervisi klinis adalah supervisi yang difokuskan pada perbaikan pengajaran
dengan melalui siklus yang sistematis dari tahap perencanaan, pengamatan,
dan analisis intelektual yang intesif terhadap penampilan mengajar sebenarnya

12
dengan tujuan untuk mengadakan modifikasi yang rasional. Adapun ciri-ciri
supervisi klinis menurut La sulo adalah sebagai berikut : Bimbingan
supervisor kepada guru/ calon guru bersifat bantuan, bukan perintah atau
intruksi. Jenis ketrampilan yang akan di supervisi diusulkan oleh guru atau
calon guru yang akan disupervisi dan disepakati melalui pengkajian bersama
antar guru dan supervisior.
]Meskipun guru atau calon guru mempergunakan berbagai ketrampilan
mengajar secara terintegrasi, sasaran supervisi hanya pada beberapa
ketrampilan tertentu saja. Instrumen supervisi dikembangkan disepakati
bersama antara supervisor dan guru berdasarkan kontrak. Balikan diberikan
dengan segera dan secara objektif. Meskipun supervisor telah menganalisis
dan menginterpretasi data yang direkam oleh instrumen observasi, di dalam
diskusi atau pertemuan balikan guru/ calon guru diminta terlebih dahulu
menganalisis penampilannya.7
Supervisor lebih banyak bertanya dan mendengarkan daripada memerintah
atau menga-rahkan. Supervisi berlangsung dalam suasana terbuka dan
supervisi berlangsung dalam siklus yang meliputi perencanaan, observasi dan
diskusi balikan. Supervisi klinis dapat dipergunakan untuk pembentukan atau
peningkatan dan perbaikan ketrampilan mengajar.
G. Alat-Alat Bantu Supervisi Pendidikan
Agar kegiatan supervisi pendidikan berjalan dengan lancar, seorang
supervisor dapat menggunakan berbagai alat bantu. Alat-alat bantu itu
dipergunakan dengan maksud untuk memungkinkan pertumbuhan kecakapan dan
perkembangan penguasaan pengetahuan oleh guru/ orang yang disupervisi sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu pendidikan
khususnya. Alat-alat bantu supervisi antara lain:
1) Perpustakaan profesional dan perpustakaan sekolah
Dari perpustakaan baik perpustakaan sekolah maupun perpustakaan khusus
mengenai profesi guru (pendidikan dan pengetahuan), setiap guru dapat
menambah pengetahuan dan meningkatkan keterampilannya masing-masing.
Supervisor harus mendorong agar dilingkungan lembaga pendidikan/ sekolah
7
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2002, h. 89-91

13
diselenggarakan perpustakaan. Supervisor harus selalu memberikan motivasi
kepada guru-guru agar selalu berminat untuk membaca di perpustakaan guna
perkembangan ketrampilan dan pengetahuannya.
2) Buku Kurikulum/ rencana pelajaran dan buku pegangan guru
Setiap guru yang bertugas pada sebuah lembaga pendidikan harus mengetahui
program yang akan dilaksankan baik secara mendetail tentang program yang
berkenaan dengan bidangnya. Program suatu lembaga pendidikan pada
umumnya telah tersusun di dalam buku yang disebut Kurikulum Pelajran yang
berisi jenis kegiatan yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan sekolah.
3) Bulletin pendidikan dan bulletin sekolah
Bulletin pendidikan termasuk brosur-brosur dan majalah-majalah tentang
pendidikan merupakan salah satu sarana tertulis yang dapat dipergunakan
untuk meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan guru. Bulletin sekolah
dapat juga dipergunakan untuk menyalurkan kemampuan murid dan guru
dalam membahas suatu persoalan, menyusun suatu kerangka dan lain-lain agar
diantara yang satu dengan yang lain terdapat komunikasi yang sehat. Dalam
bentuk yang lebih sempurna bulletin atau majalah pendidikan dapat
diterbitkan oleh suatu badan yang berusaha menghimpun berbagai tulisan
tentang perkembangan pendidikan/ ilmu pengetahuan.
4) Penasehat asli dan resource person
Pada sebuah sekolah atau kantor pendidikan perlu ada seorang atau sejumlah
orang yang tergabung dalam suatu cabang ilmu sebagai suatu staf ahli yang
selalu siap memberikan bantuan dalam menyelesaikan masalah-masalah yang
dihadapi sekolah atau guru. Seorang supervisor dapat meminta bantuannya
bilamana dipandang perlu, misalnya memberikan nasihat/ saran-saran
penyelesaian masalah.
Bilamana staf ahli atau penasehat ahli itu tidak tersedia, supervisor dapat
meminta bantuan dari siapa pun di luar lembaga pendidikan yang dipandang
mampu/ ahli, untuk membantu meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan
guru.8

8
Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, Jakarta: PT Gunung Agung, 1994, h. 113-115

14
H. Objek Supervisi Pendidikan
Menurut Piet A. Sahertian: Objek supervisi di masa yang akan datang
mencakup:
1) Pembinaan kurikulum
2) Perbaikan proses pembelajaran
3) Pengembangan Staff
4) Pemeliharaan dan perawatan moral serta semangat kerja guru-guru9
Adapun objek dari supervisi pendidikan terbagi menjadi dua bagian, yakni
pembinaan personil dan pembinaan non personil.
1) Pembinaan Personil
a) Kepala sekolah
Kepala Sekolah sebagai bagian dari suatu sekolah juga menjadi objek dari
supervisi pendidik-an tersebut. Dan sebgai pemegang tertinggi dalam
suatu sekolah juga perlu disupervisi, karena melihat dari latar belakang
perlunya supervisi pendidikan bahwa kepala sekolah itu juga perlu tumbuh
dan berkembang dalam jabatannya, maka kepala sekolah harus berusaha
mengembangkan dirinya, meningkatkan kualitas profesionalitasnya serta
menumbuhkan semangat dalam dirinya dalam melaksanakan tugasnya
sebagai kepala sekolah. Tidak jauh berbeda dengan supervisi kepada guru,
kepala sekolah disupervisi oleh seorang pengawas. Sistem dan
pelaksanaannya hampir sama dengan supervisi guru. Namun ada
perbedaan jika guru pada pelaksanaan pembelajaran kalau kepala sekolah
pada bagaimana ia mampu melaksanakan tanggung jawabnya sebagai
kepala sekolah yang sesuai dengan yang telah ditetapkan seperti
pengelolaan dan manajement sekolah.10
b) Guru
Guru sebagai agent of change yang merupakan ujuk tombak pelaksanaan
pembelajaran, dalam melaksanakan tugasnya perlu adanya pengawasan
oleh supervisor yakni kepala madrasah yang menyuvervisi guru.[11]
Karena guru juga manusia yang setiap saat mengalami perkembagan dan

9
Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan teknik Supervisi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2000, h.
27
10
Baharuddin Harahap, Supervisi Pendidikan, Jakarta: CV Damai Jaya, 1985, h. 29-31

15
perlu adanya pengawasan secara berkala dan sistematis. Selain itu, guru
juga perlu meningkatkan kualitas profesionalitasnya, meningkatkan
efektifitasnya sebagai seorang pendidik. Karena guru harus mampu
mengembangkan dan meningkatkan proses kegiatan belajar mengajar
siswa yang lebih baik lagi. Yakni dengan cara pembinaan tersebut.
Pembinaan yang dilakukan oleh supervisor kepada guru bisa berupa
pembinaan secara individu maupun secara kelompok. Terkadang guru juga
memiliki permasalahan yang sama dan juga berbeda dengan guru satu dan
lainnya. Oleh karena itulah pembinaan guru harus disesuaikan dengan
permasalahan yang sedang dihadapi oleh guru. Diluar itu guru juga
dituntut mampu untuk menata administrasi pembelajaran secara benar dan
baik, guna menunjang kegiatan belajar mengajar. Adapun point-point yang
menjadi supervisi guru antara lain adalah: Kinerja Guru, KBM Guru,
Karakteristik Guru, Administrasi Guru dll.
c) Staff sekolah
Staff Sekolah ataupun Tenaga Kependidikan Sekolah adalah sama.
Pembinaan atau supervisi terhadap staff sekolah dilakukan oleh Kepala
Sekolah sama seperti guru, namun dalam staff sekolah yang perlu
disupervisi adalah tentang kinerja staff, penataan administrasi sekolah,
kemampuan dalam bekerja atau skill serta loyalitas terhadap pimpinan atau
kepala sekolah.
d) Peserta didik
Peserta didik atau siswa merupakan bagian dari sistem pendidikan sekolah
yang saling terkait satu sama lainnya. Dan siswa yang menjadi objek dari
pelaksanaan kegitan belajar mengajar tersebut, juga ikut disupervisi.
Namun berbeda dengan supervisi yang dilakukan terhadap kepala sekolah,
guru, dan staff sekolah. Siswa disupervisi dalam tiga aspek yakni, aspek
kognitif, psikomotorik dan afektif oleh guru sebagai supervisornya.
2) Pembinaan Non Personil
Pembinaan Non Perssonil menitik beratkan pada pembinaan Sarana dan
Prasarana yaitu semua komponen yang secara langsung maupun tidak
langsung menunjang jalannya proses pendidikan untuk mencapai tujuan dalam

16
pendidikan itu sendiri. Menurut Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 079/1975, sarana pendidikan terdiri dari 3 kelompok
besar yaitu:
a) Bangunan dan perabotan sekolah
b) Alat pelajaran yang terdiri dari pembukuan, alat-alat peraga dan
laboratorium.
c) Media pendidikan yang dapat di kelompokkan menjadi audiovisual yang
menggunakan alat penampil.
I. Langkah-Langkah Supervisi
Supervisi dilakukan secara cermat sehingga hubungan antara supervisor
dengan klien bersifat sejajar dan terbuka. Untuk dapat memperoleh hasil yang
maksimal. Maka dilalui langkah-langkah sebagai berikut:11
1) Pertemuan pendahuluan
Kegiatan yang dilakukan antara lain:
a) Menciptakan suasana kekeluargaan antara guru dengan supervisor
(establish rapport) agar komunikasi selama kegiatan dapat berjalan dengan
efektif.
b) Membuat kesepakatan (contract) antara guru dengan supervisor tentang
aspek proses belajar mengajar yang akan dikembangkan dan ditingkatkan
(misalnya keterampilan bertanya, cara memotivasi siswa). Secara singkat,
pertemuan pendahuluan ini akan disepakati mengenai:
i) Sasaran atau keterampilan mengajar yang akan diamati secara cermat
oleh supervisor
ii) Strategi observasi yang akan dilaksanakan,
iii) Panduan atau instrumen observasi yang akan digunakan.
iv) Kriteria atau tolak ukur yang akan digunakan dalam pengisian
observasi.
2) Perencanaan oleh guru dan supervisor
Kegiatan yang dilakukan antara lain:
a) Persiapan mengajar tertulis yang sudah dibuat terlebih dahulu untuk
dibicarakan kekurangan-kekurangan yang mungkin masih perlu dibenahi,

11
Arikunto, Manajemen Pendidikan, Yogyakarta: Aditya Media, 2009, h 22-23

17
serta membicarakan bagian dari persiapan tertulis tersebut yang akan
mendapat perhatian khusus.
b) Persiapan media atau alat-alat pelajaran yang akan digunakan sekaligus
strategi penggunaannya.
c) Cara-cara mencatat atau perekaman data yang akan digunakan oleh
supervisor serta arah pengambilan data. Hal ini perlu dibicarakan agar
guru tidak merasa terganggu pada waktu sedang beraksi.
3) Pelaksanaan latihan mengajar dan observasi
Pada waktu ini guru melaksanakan mengajar sedangkan supervisor melakukan
pengamatan secara cermat dengan menggunakan observasi. Dalam melakukan
observasi, kegiatan yang dilakukan antara lain:
a) Pengamatan dilakukan secara terus menerus selama guru mengajar, tetapi
hanya menekankan dan mencatat bagian yang menjadi sasaran saja,
sedangkan bagian yang lain dicatat kesan umumnya saja.
b) Pengamatan intensif dilakukan setiap selang beberapa menit dan dalam
jangka waktu tertentu. Beberapa alternative yang biasa dilakukan adalah:
i) Periode 5 menit, yaitu mengamati 5 menit, berhenti 5 menit,
mengamati lagi 5 menit, berhenti lagi 5 menit, dan seterusnya.
ii) Periode 10-5, yaitu mengamati 10 menit, berhenti 5 menit, mengamati
lagi 10 menit, dan seterusnya.
iii) Mengamati terus menerus tetapi pencatatan dilakukan setiap 2 menit
atau 4 menit.
4) Mengadakan analisis data
Hal-hal yang perlu didiskusikan antara lain:
a. Kesenjangan antara apa yang telah direncanakan dengan
pelaksanaannya.
b. Hasil rekaman baik yang dituliskan dalam instrumen observasi
maupun dalam kaset (apabila rekaman dilakukan dengan foto atau film
tentu saja belum biasa diikutkan untuk didiskusikan saat ini)
c. Cara atau strategi yang digunakan dalam penyampaian umpan balik.
Apabila disepakati bahwa umpan balik disampaikan secara tertulis
agar terdokumentasikan dengan baik maka setelah selesai diskusi

18
analisis data rekaman, supervisor menuliskan kesimpulan akhir untuk
umpan balik kepada guru.
5) Diskusi memberikan umpan balik
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan umpan balik yang dilakukan oleh
supervisor kepada guru yang sedang berlatih mengajar meningkatkan
keterampilannya. Pemberian umpan balik harus dilakukan dengan segera dan
objektif mengenai sasaran yang telah dibicarakan dalam pertemuan
pendahuluan. Sehubungan dengan pemberian umpan balik, terdapat rambu-
rambu sebagai berikut:
a) Sesudah latihan selesai, (calon) guru diminta untuk mengungkapkan
persepsi/ kesannya mengenai kegiatan mengajar yang ia lakukan.
b) Supervisor bersama-sama dengan guru menganalisis kegiatan tersebut
langkah demi langkah dilengkapi dengan data hasil pengamatan
supervisor. Hal penting dalam langkah ini adalah melatih guru agar dapat
melakukan penilaian terhadap diri sendiri.
c) Dalam mengidentifikasikan hal-hal yang sudah baik dan kekurangn dalam
latihan, supervisor tidak boleh menunjuk dengan tegas dan keras secara
langsung tetapi melalui pertanyaan-pertanyaan yang bersifat menggali dan
mengorek kelemahan sendiri sehingga akhirnya guru menyadari
kelemahannya.
d) Hal yang perlu diingat bahwa dalam langkah ini supervisor harus sekali-
kali memberikan pujian, ulasan positif , penguatan, penghargaan terhadap
guru agar ada perasaan puas dan bangga, sehingga tumbuh kemauan keras
untuk memperbaiki diri.
e) Pada akhir diskusi, supervisor bersma-sam guru menarik kesimpulan dari
latihan yang baru saja dilakukan yaitu hal-hal yang sudah berhasil dan
yang masih harus diperbaiki pada lain kesempatan.
J. Manfaat Supervisi Pendidikan
1. Mampu menemukan kegiatan yang sudah sesuai dengan tujuan
2. menemukan kegiatan yang belum sesuai dengan tujuan[13]
3. Mampu memberikan keterangan tentang apa yang perlu dibenahi terlebih
dahulu (yang diprioritaskan)

19
4. Mampu mengetahui petugas-petugas, seperti guru-guru, kepala sekolah,
pegawai tata usaha, dan penjaga sekolah yang perlu di tatar
5. Mampu mengetahui petugas yang perlu diganti
6. Mampu mengetahui buku-buku yang tidak sesuai dengan tujuan
pengajaran
7. Mampu mengetahui kelemahan kurikulum
8. Mampu meningkatkan mutu proses belajar mengajar dan
9. Mampu mempertahankan sesuatu yang sudah baik.
Manfaat akhir dari proses supervisi adalah suatu hal yang tidak mudah dalam
sistem manajemen personalia diIndonesia, seperti untuk melakukan mutasi,
demosi, apalagi pemecatan petugas sekolah yang tidak becus. Begitu pula halnya
dengan perubahan kurikulum yang sangat bersifat sentralisasi yang kurang
memperlihatkan perbedaan masing-masing sekolah, dan yang membuat sebuah
standard keberhasilan sulir di ukur secara merata, yang kalau dilaksanakan akan
menimbulkan frustasi pada pelaksana-pelaksana dilapangan, terutama bagi guru-
guuru yang berada di daerah-daerah terpencil, baik secara fisik maupun secra
mental. Namun demikian apapun halangannya kegiatan supervisi harus tetap
dilaksanakan, walaupun hanya sampai pada batas yang sangat bersahaja.
K. Bagaimana Jika Tidak Ada Supervisi Pendidikan?
Sesuai dengan tujuan dan manfaatnya sebenarnya tidak ada alasan untuk tidak
melakukan supervisi pendidikan karena manfaat dan kkegunaannya sangat vital
bagi mutu pendidikan di sekolah itu. Jika tidak dilakukan supervisi pendidikan
guru dan tenaga pendidik tidak bisa mengukur sejauh mana perkembangan
kemampuan dan profesionalisme nya. Tidak adanya supervisi artinya juga
mengabaikan kesempatan guru untuk mendiskusikan permasalahan yang ada
dalam proses belajar mengajar, dan itu sangat disayangkan.
L. Pentingnya Pengembangan Sumber Daya Guru Dengan Supervisi
Di abad sekarang ini, yaitu era globalisasi dimana semuanya serba digital,
akses informasi sangat cepat dan persaingan semakin hidup semakin ketat, semua
bangsa berusaha untuk meningkatkan sumber daya manusia. Hanya manusia yang
mempunyai sumber daya unggul yang dapat bersaing dan mempertahankan diri
dari dampak persaingan global yang ketat. Termasuk suber daya pendidikan.

20
Yang termasuk dalam sumber daya pendidikan yaitu ketenagaan. Dana dan sarana
dan prasarana.
Guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya pada
tataran institusional dan eksperiensial, sehingga upaya meningkatkan mutu
pendidikan harus dimulai dari aspek “guru” dan tenaga kependidikan lainnya yang
menyangkut kualitas keprofesionalannya maupun kesejahteraan dalam satu
manajemen pendidikan yang profesional.12
Ada dua metamofora untuk menggambarkan pentingnnya pengembangan
suber daya guru. Pertama, jabatan guru diumpamakan dengan sumber air. Sumber
air itu harus terus bertambah, agar sungai itu dapat mengalirkan air terus-menerus.
Bila tidak, maka sumber air itu akan kering. Demikianlah bila seorang guru tidak
pernah membaca informassi baru, tidak menambah ilmu pengetahuan tentang apa
yang diajarkan, maka ia tidak mungkin memberi ilmu dan pengetahuan dengan
cara yang lebih menyegarkan kepada peserta didik.
Kedua, jabatan guru diumpamakan dengan sebatang pohon buah-buahan.
Pohon itu tidak akan berbuah lebat, bila akar induk pohon tidak menyerap zat-zat
makanan yang berguna bagi pertumbuhan pohon itu. Begitu juga dengan jabatan
guru yang perlu bertumbuh dan berkembang. Baik itu pertumbuhan pribadi guru
maupun pertumbuhan profesi guru. Setiap guru perlu menyadari bahwa
pertumbuhan dan perkembangan profesi merupakan suatu keharusan untuk
menghasilkan ouput pendidikan yang berkualitas.
M. Peran Supervisi Dalam Evaluasi Program Pendidikan
Sesuai dengan fungsi evaluasi, proses supervisi meliputi penelitian,
penilaian perbaikan dan peningkatan atas upaya pendidikan yang dilaksanakan.
Hasil evaluasi akan menunjukkan efektif atau efisiensinya suatu program
pendidikan.
Tujuan pendidikan beserta kebijakan-kebijakan penyertanya merupakan
acuan dari proses evaluasi yang dilaksanakan. Dalam hal ini, kegiatan supervisi
akan melakukan pengamatan terhadap aktiivitas yang telah, sedang, dan akan
dilaksanakan serta dikomparasikan dengan tujuan yang telah ditetapkan. Proses
supervisi merupakan suatu siklus evaluasi. Dalam siklusnya Guthrie & Reed
12
Subari, Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Perbaikan Situasi Belajar, Jakarta: Bumi Aksara,
1988, h.5

21
planning-bud-getting-evaluation cycle memperlihatkan keterkaitan amatan proses
penyelenggaraan program pendidikan dalam situasi sebelum, sedang, dan telah
dilaksanakan.
Dampak evaluasi akan berpengaruh pada perencanaan dan pelaksanaan.
Proses itu harus berlangsung secara silkuler. Dalam hal ini, upaya menjamin
tujuan tercapai secara efektif dan efisien dilakukan dengan melakukan evaluasi di
tataran konseptual (perencanaan) dan praktis (pelaksanaan). Dalam kajian Total
Quality Management (Manajemen Mutu Terpadu), proses evalusi selayaknya
dilakukan pada komponen input, proses transformasi, lingkungan, dan output. Jika
inputnya, lingkungan, dan proses transformasinya terawas serta terjamin maka
dengan sendirinya ouput yang dihasilkan juga akan baik. Dalam aktivitas
mengevaluasi, ada tiga kegiatan besar yang biasanya dilakukan supervisor, yaitu:
1) Identifikasi tujuan evaluasi
2) Penyusunan desain dan metodologi evaluasi
3) Pengukuran
Dalam melakukan evaluasi, supervisor tidak hanya sebagai evaluator program
yang hanya memberikan rekomendasi kepada policy maker untuk membuat suatu
keputusan, tetapi juga berperan sebagai pembuat keputusan dan pelaksana
putusan.Supervisor harus bertanggung jawab terhadap kontinyuitas program yang
sedang berlangsung juga mutu produknya. Ada beberapa teknik evaluasi program
yang biasanya dipakai oleh supervisor dalam rangka mencari bahan mentah untuk
tindak lanjut, yaitu dengan tes, observasi, laporan diri, evaluasi diri dan teman
sejawat.
Ada beberapa prinsip yang harus dipegang teguh oleh supervisor dalam
melaksanakan proses evaluasi, yaitu:
1) Komprehensif, evalusi harus dilakukan secara menyeluruh.
2) Kooperatif, untuk mendapatkan informasi yang lengkap diperlukan kerja sama
antara subjek evaluasi dan objek evaluasi. Evaluasi yang kooperatif
mengindikasikan adanya kesepakatan di antar kedua belah pihak betapa
pentingnya proses evaluasi tersebut.

22
3) Kontinyu dan relevan dengan kurikulum. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga
kualitas proses pencapain tujuan pendidikan senantiasa bisa terus diupayakan
dalam kondisi prima dan berkualiatas.
4) Objektif, tidak terpengaruh dengan hal-hal yang bisa mengakaburkan
pengukuran dan penilaian.
5) Humanis, supervisor harus memperlakukan subjek yang diteliti secara
manusiawai, menghargai subjek sebagai individu. Proses evaluasi yang
dinamis akan mengungkap semua masalah yang berkaitan dengan
operasionalisasi pencapaian tujuan pendidikan.
6) Aman, proses evaluasi yang dilakukan hendaknya menjaga privasi individu.
Semua data yang bersifat rahasia sebaiknya tidak diekspos ke khalayak karena
akan berakibat buruk terhadap kinerja hubungan dengan manusia yang
berujung dengan menurunnya produktifitas lembaga.

23
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
a. Supervisi yaitu sebagai upaya yang dilakukan oleh para pengawas untuk
melihat kinerja personalia dan melakukan perbaikan-perbaikan terhadap
salah satu bagian kerja yang tidak masksimal dalam menunjukkan
kinerjanya. Berdasarkan pendapat di atas dapat diambil sebuah kesimpulan
bahwa supervisi merupakan suatu layanan dan bantuan yang diberikan
oleh supervisor kepda guru dalam upaya memperbaiki pembelajaran
sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.
b. Tujuan supervisi pendidikan adalah Membantu guru agar dapat lebih
mengerti/ menyadari tujuan-tujuan pendidikan di sekolah, dan fungsi
sekolah dalam usaha mencapai tujuan pendidikan itu.Tujuan utama
supervisi adalah memperbaiki pengajaran. Tujuan umum supervisi adalah
memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru dan staf agar
personil tersebut mampu meningkatkan kwalitas kinerjanya, dalam
melaksanakan tugas dan melaksanakan proses belajar mengajar.
c. Seorang supervisor dapat menggunakan berbagai alat bantu. Alat-alat
bantu itu dipergunakan dengan maksud untuk memungkinkan
pertumbuhan kecakapan dan perkembangan penguasaan pengetahuan oleh
guru/ orang yang disupervisi sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan pada umumnya dan ilmu pendidikan khususnya.
d. Manfaat akhir dari proses supervisi adalah suatu hal yang tidak mudah
dalam sistem manajemen personalia diIndonesia, seperti untuk melakukan
mutasi, demosi, apalagi pemecatan petugas sekolah yang tidak becus.
Begitu pula halnya dengan perubahan kurikulum yang sangat bersifat
sentralisasi yang kurang memperlihatkan perbedaan masing-masing
sekolah. Namun demikian apapun halangannya kegiatan supervisi harus
tetap dilaksanakan, walaupun hanya sampai pada batas yang sangat
bersahaja.

24
B. Saran
Supervisi haruslah ada pada setiap sekolah dan diberlakukan secara benar dan
baik serta tegas agar sekolah dapat berkembang dengan baik dan tujuan sekolah
dapat tercapai dengan baik pula.

25
DAFTAR PUSTAKA

Syafaruddin, dkk, Administras Pendidikan, Medan: Perdana Publishing, 2017;

Moh Rifai, Supervisi Pendidikan, Bandung: Jemmars, 1982;

Maryono, Dasar-dasar dan Teknik Menajadi Supervisor Pendidikan, Yogyakarta: Ar-Ruzz


Media, 2011;

Suryo Subroto, Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, Jakarta: Bina


Aksara, 1988;

Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 2002;

Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, Jakarta: PT Gunung Agung, 1994;

Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan teknik Supervisi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta,
2000;

Baharuddin Harahap, Supervisi Pendidikan, Jakarta: CV Damai Jaya, 1985;

Mukhtar dan Iskandar, Orientasi Baru Supervisi Pendidikan, Jakarta: Gaung Persada
Press, 2009;

Arikunto, Manajemen Pendidikan, Yogyakarta: Aditya Media, 2009;

Subari, Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Perbaikan Situasi Belajar, Jakarta: Bumi
Aksara, 1988.

26

Anda mungkin juga menyukai