Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SUPERVISI PENDIDIKAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Administrasi Pendidikan
Dosen Pengampu : Gadis Herningtyasari, M.Pd

Oleh :

Ulva Navika Rohmah (21106052094)


Laila Khoirun Nasicha (20106051031)
Rima Anis Salwa (20106051034)
Muhammad Rifqi fuadi (20106051019)

FAKULTAS AGAMA ISLAM


PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG
2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat kesehatan pada kita
semua. Sholawat serta salam saya haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang kita
nantikan syafaatnya di yaumul akhir nanti.
Pada kesempatan kali ini penulis akan mempersembahkan makalah yang berjudul
tentang “Supervisi Pendidikan.”
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah penulis, maka
penulis harapkan kritik dan saran guna menyempurnakan makalah ini.
Demikian makalah ini penulis buat semoga bermanfaat bagi pembaca.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Semarang, 4 Juni 2022
Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................................... i


Kata Pengantar ........................................................................................................... ii
Daftar Isi .................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 2
C. Tujuan .................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Apa Pengertian, Tujuan, Prinsip dan Ruang Lingkup Supervisi Pendidikan? ... 3
B. Apa Saja Jenis-Jenis dan Sasaran Supervisi Pendidikan? ................................... 4
C. Bagaimana Tahapan Supervisi Pendidikan? ........................................................ 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 8
B. Saran .................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 9

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan sosial ekonomi masyarakat
dapat lebih memperluas variasi pendekatan peningkatan kapasitas guru.
Supervisor merupakan orang yang melakukan supervisi dengan melakukan
kunjungan kelas maupun lembaga. Tugas supervisor sendiri adalah memeriksa
persiapan guru dalam mengajar maupun memberi komentar perihal persiapan
mengajar yang dibuat guru. Tugas selanjutnya yaitu melihat dan mengamati dan
mencatat segala hal yang berkenaan dengan pelaksanaan pembelajaran yang
dilakukan guru.
Pendekatan supervisi yang demikian terkadang tidak dilakukan oleh
supervisor secara menyeluruh, terkadang supervisor hanya meneliti dan
memeriksa pelaksanaan pembelajaran dan kinerja guru. Seharusnya supervisi
dilakukan dalam rangka menjamin pembelajaran yang berkualitas, dengan kata
lain keberhasilan supervisi ini bisa dilihat dari peningkatan prestasi belajar peserta
didik. Menurut penelitian Tenriningsih, terdapat hubungan langsung yang positif
dan signifikan antara kinerja guru dengan prestasi belajar siswa dan terdapat
hubungan langsung yang positif. Sehingga semakin tinggi kinerja guru semakin
pula tinggi tingkat prestasi peserta didik.
Gambaran prestasi belajar siswa ini merupakan hasil penilaian yang dilakukan
oleh International Association for the Evaluation of Educational Achievement
Study Center Boston College, dimana diikuti oleh 600.000 siswa dari 63 negara
terhadap Trends in mathematics and Science Study, kebetulan penelitian yang
diambil adalah tentang matematika dan sains, indonesia diwakili oleh siswa kelas
8 pada tahun 2011. Dan indonesia berada dalam skor 386 dari 42 negara,
diperingkat pertama ada Korsel skor 613. Bisi dilihat bersama bahwa rendahnya
prestasi belajar berkaitan dengan kemampuan guru yang kurang mampu
mengelola pembelajaran. Disamping itu faktor lain yang membuat pendidikan di
Indonesia masih tertinggal karena faktor; pembelajaran hanya pada buku paket
dan LKS, sistemnya satu arah,minimya sarana belajar di pelosok daerah, aturan
yang mengikat, budaya mencotek metode pertanyaan terbuka tak terpakai dan

1
guru kurang menanamkan diskusi dua arah. Maka dari itu penulis membuat
makalah yang berjudul supervisi pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian, tujuan, prinsip dan ruang lingkup supervisi pendidikan.
2. Apa saja jenis-jenis dan sasaran supervisi pendidikan.
3. Bagaimana tahapan supervisi pendidikan?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian, tujuan prinsip dan ruang lingkup supervisi pendidikan.
2. Mengetahui jenis-jenis dan sasaran supervisi pendidikan
3. Mengetahui tahapan supervisi pendidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian, tujuan, prinsip dan ruang lingkup supervisi pendidikan
Istilah supervisi berasal dari dua kata,. yaitu" supe/' dan "oision" Dalam
Webster's New World Dictionary istilah super bercfti "higher in tank or position
than, supeior to (superintendent), a greatzr or better thnn others" (1991:1343)
sedangkan kata rtision berartt " the ahility to perceiae something not actually
aisible, as throughmental acuteruss or kcen foresight (1991:14921. Supervisor.
adalah seorang yang profesional. Dalam menjalankan tugasnya, ia bertindak atas
dasar kaidah-kaidah ilmiah untuk meningkatkan mutu pendidikan. Untuk
melakukan suvervisi diperlukan kelebihan yang dapat melilut dengan tajam
terhadap permasalahan peningkatan mutu pendidikan, menggunakan kepekaan
unhrk memahaminya dan tidak hanya sekedar menggunakan Penglihatan mata
biasa. Ia membina peningkatan mutu akadernik melalui penciptaan situasi belaiar
yang lebih baik, baik dalam hal fisik maupun lingkungan non fisik. Secara
etimologis berasal dari bahsa inggris yaitu supervision atau directing atau
pengarahan. Secara morfologis yaitu berasal dari dua kata super dan visi, super
adalah atas dan visi adalah awasi atau lihat. Penjelasanya yaitu suatu aktivitas
pembinaan yang direncanakan untuk membantu guru dan pegawai sekolah lainya
dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.
Tujuan dari kegiatan supervisi ini adalah untuk meningkatkan kompetensi
guru, sehingga kepala sekolah, pengawas sekolah dan satuan pendidikan adalah
pembina dengan melaksanakan prisip prinsip dan kegiatan suvervisi, baik
supervisi akademik maupun supervisi manajerial. Berdasarkan Permendiknas
Nomor 12 dan 13 tahun 2007 yang dimana pada Permendiknas Nomor 12 Tahun
2007 bahwa supervisi berisi tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah,
sedangkan Permendiknas Nomor 13 meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi
supervisi manajerial, kompetensi supervisi akademik, kompetensi evaluasi
pendidikan, kompetensi penelitian pengembangan, dan kompetensi sosial.
Prinsip supervisi pendidikan adalah sebagai berikut:
a. Supervisi bersifat memberikan bimbingan dan bantuan kepada guru dan
staf untuk memecahkan permasalahan yang berkaitan di sekolah.
b. Pemberian bantuan dan bimbingan secara langsung.

3
c. Apabila supervisor akan memberikan bantuan dan umpan balik maka
harus segera disampaikan secara langsung.
d. Kegiatan supervisi dilakukan secara berkala.
e. Menciptakan hubungan yang baik anatar supervisor dengan orang yang
akan dilakukan supervisi.
f. Supervisor ajib memberikan hal-halpenting yang harus dicatat agar tidak
lupa untuk pembuatan perbaikan.

2. Jenis-jenis dan sasaran supervisi pendidikan.


a. Supervisi Klinis
Kata "klinis" menunjuk pada muka antara guru dan supervisor pada
pemecahan masalah reflektif, target secara langsung masing-masing kelas, dan
terfokus pada guru sebagai agen perubahan. memiliki kapasitas
mengembangkan kemampuan guru untuk bertanggung jawab menganalisis
kinerja mereka, terbuka membantu orang lain, dan mengarahkan diri sendiri.
dilakukan dalam bentuk proses tatap muka yang memungkinkan supervisor
dan guru bersama membahas dan menganalisis masalah pembelajaran yang
terjadi di kelas dan menemukan mengatasi masalah tersebut.
Elemen kunci proses supervise klinis adalah mengumpulkan data pada kelas
yang sebenarnya. Model asli supervisi klinis terdiri dari delapan langkah,
yaitu: membangun hubungan guru-supervisor, perencanaan dengan guru
(pelajaran, hasil yang diharapkan, masalah pembelajaran, bahan dan metode,
proses pembelajaran, pemberian umpan balik dan evaluasi), merencanakan
strategi untuk observasi, mengamati pembelajaran, menganalisis proses belajar
mengajar, perencanaan strategi konferensi supervisor-guru, melakukan
konferensi guru, dan pemberbaharui perencanaan pelajaran atau unit
berikutnya.
Model supervisi klinis didasarkan pada beberapa asumsi:
1. profesi pengajaran tidak acak tetap dengan keteraturan dalam gaya dan
pendekatan
2. keterampilan pedagogis yang digunakan oleh guru dapat diklasifikasikan dan
dipelajari
3. jika guru sadar perilakunya, lingkungan belajar yang sangat luas dapat
ditingkatkan sebagai kemampuan pembelajaran keseluruhan guru
4
4. melalui observasi hati-hati dan sistematis, analisis dan dialog dengan
supervisor, pengajaran yang efektif dapat diperkuat.
b. Supervisi Pengembangan
Supervisi pengembangan dipelopori oleh Carl D Glickman yang berbasiskan
pada teori pengembangan seperti Erickson dan Piaget Supervisor yang menggunakan
model ini memperlakukan guru sebagai individu yang berada pada berbagai tahap
pertumbuhan dan pengembangan. Model ini didasarkan pada asumsi bahwa guru
memiliki beragam pengalaman, kemampuan, dan tingkat pengembangan karir yang
berbeda.
Menurut Clickman et al. (2010, 137-184), mengemukakan bahwa empat
pendekatan supervisi pengembangan, yaitu: direktif, nondirektif, dan kolaboratif.
a) Gaya Control Directive
Supervisi ini digunakan bila guru berada level pengembangan yang
rendah; tidak memiliki kemauan, pengetahuan dan kecenderungan
berbuat; tidak mau terlibat dalam pengambilan keputusan; supervisor
lebih berkomitmen memecahkan masalah dan guru tidak; dan
supervisor tidak memiliki waktu bersama guru. Dalam gaya ini
supervisor mengambil alih permasalahan guru Supervisor menetapkan
tujuan dan standar yang tepat untuk dicapai guru.
b) Gaya Informational Directive
Supervisi ini digunakan bila level pengembangan guru agak rendah,
tidak memiliki pengetahuan, bingung dan tidak berpengalaman,
supervisor lebih peduli terhadap masalah guru, supervisor lebih
dipercaya, dan waktu yang singkat. Dalam gaya ini, supervisor adalah
sumber utama informasi, mengartikulasikan tujuan, dan mengarahkan
tindakan.
c) Gaya Behaviors Collaborative
Supervisi ini digunakan bila level pengembangan guru yang moderat,
guru dan supervisor memiliki tingkat keahlian yang sama, guru dan
supervisor terlibat dalam mendapatkan keputusan, guru dan supervisor
berkomitmen untuk memecahkan masalah.
d) Gaya Behaviors Nondirective

5
Supervisi ini digunakan bila level pengembangan guru yang tinggi,
guru memiliki keahlian, guru berinisiatif memecahkan masalah, dan
guru berkomitmen untuk memecahkan masalah.
c. Supervisi Differensial
Menurut Glatthorn (1997: 3) bahwa supervisi diferensial merupakan
pendekatan supervisi yang menyediakan pilihan jenis supervisi dan evaluasi
yang sesuai dengan kebutuhan guru. Supervisi diferensial dilaksanakan
dengan mempertimbangkan perbedaan individual antara guru dan hubungan
manusia antara supervisor dan guru
Premis dasar supervisi diferens sederhana: keadaan yang berbeda dan
memerlukan pendekatan yang berbeda. Supervisor pandangan supervisi
diferensial menunjuk setiap profesional yang memberikan layanan supervisi,
termasuk supervisor, kepala sekolah, atau sejawat.
Alasan perlunya supervisi diferensial antara lain:
o pengajaran harus dilihat sebagai profesi, bukan keterampilan/kemampuan.
Para guru tidak harus menunggu supervisor yang memiliki solusi terhadap
masalah guru karena dapat bekerja sendiri untuk pengembangan profesional
nya.
o guru yang bekerja dalam lingkungan kolegial sekolah sangat menekankan
kerja sama dan saling membantu. Komponen kunci dari supervisi diferensial
memungkinkan guru untuk bekerja sama, saling membantu berkembang secara
profesional
o masalah utama yang supervisor hadapi adalah ketidakmampuan bekerja secara
efektif jumlah guru yang banyak. Supervisi differensial memungkinkan
supervisor memfokuskan upaya klinis sesuai kebutuhan atau permintaan guru,
daripada memberikan kunjungan ritualistik kepada semua guru
o bahwa guru berbeda dalam keterampilan, kemampuan, dan motivasi. Supervisi
differensial memberikan guru dengan beberapa pilihan untuk meningkatkan
pengajaran.
Sasaran supervisi yaitu kurikulum yang sedang berjalan di sekolah atau
lembaga sekolah, peningkatan mutu dan proses pembelajaran disekolah, staf
sekolah supaya terjadinya peningkatan kinerja.

6
c. Tahapan supervisi pendidikan.
1. Sebagai supervisor harus menciptakan suasana kekeluargaan dan kemitraan
terhadap guru, staf dan kepala sekolah agar efektif.
2. Membuat kesepakatan anatar guru dengan supervisor tentang aspek proses
belajar mengajar yang akan dikembangkan dan ditingkatkan yakni dengan
observasi secara bersamaan.
3. Selanjutnya melakukan pengamatn secara bergantian, antara mengamati guru
perangkat pembelajaran dan siswa yang ada di kelas.
4. Mengadakan analisis data dengan mendiskusikan apa yang sudah diamati di
dalam proses belajar mengajar.
5. Memberikan umpan balik terhadap guru manakala apa yang harus diperbaiki
dan ditambah.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk
membantu guru dan pegawai sekolah lainya dalam melakukan pekerjaan mereka
secara efektif . Tujuan dari kegiatan supervisi ini adalah untuk meningkatkan
kompetensi guru, sehingga kepala sekolah, pengawas sekolah dan satuan
pendidikan adalah pembina dengan melaksanakan prisip prinsip dan kegiatan
suvervisi. Jenis supervisi sebagai berikut:
1. Supervisi klinis
2. Supervisi pengembangan
3. Supervisi differensial
Manfaat supervisi ialah untuk meningkaatkan kompetensi dan kinerja guru staf
dan kelembagaan, suprvisi harus dilakukan secara profesional tidak memandang
rendah atau tinggi jabatan seorang guru disekolah. Supervisi harus bersifat terbuka
terhadap problematika yang terjadi, menjelaskan kekurangan dan umpan balik
tentang apayang disampaikan supervisor terhadap pelaku pendidikan maupun
orang-orang yang terlibat dalam hal penunjang pendidikan.

B. Saran
Demikianlah makalah yang penulis buat,penulis menyadari bahwa dalam
penulisan makalah masih banyak kesalahan.maka dari itu penulis mohon maaf
sebesar-besarnya, penulis juga membutuhkan kritik saran yang membangun guna
memperbaiki penulisan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal”Supervisi Pendidikan untuk Mengembangkan Profesionalitas Guru


Berkelanjutan” Universitas Negeri Padang oleh: Ahmad Sabandi
Jurnal “Supervisi Pendidikan Oleh Pengawas Sekolah” Program pascasarjana
Magister Manajemen Pendidikan FKIP Universitas Kristen Setya Wacana Salatiga,
SUPERVISI PENDIDIDKAN, Dr. H. Muwahid Sulhan, M.Ag, Achima Publising
Surabaya tahun 2012

Anda mungkin juga menyukai