“ SUPERVISI PENDIDIKAN ”
Dosen Pembimbing:
Dr.Nopriyeni,M.Pd
Disusun Oleh:
Semester III
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya maka kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “Supervisi Pendidikan” ini dengan tepat waktu.
Terima kasih kami sampaikan kepada Dosen Pembina mata kuliah Ibu
Dr.Nopriyeni,M.Pd yang telah membimbing kami dalam belajar. Saya selaku
penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kategori
sempurna sehingga saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak untuk perbaikan makalah yang selanjutnya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
BAB 1 Pendahuluan...........................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................2
C. Tujuan............................................................................................................2
A. Kesimpulan......................................................................................................11
Daftar Pustaka
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Konsep Dasar dalam Supervisi Pendidikan?
2. Apa Pengertian Supervisi Pendidikan?
1
3. Apa Perbedaan Supervisi Pendidikan SD, SMP, dan SMA?
4. Kapan Supervisi itu Perlu Dilakukan?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa saja konsep dasar supervisi ppendidikan.
2. Mengetahui apa pengertian dari supervisi pendidikan
3. Mengetahui apa saja perbedaan supervisi pendidikan SD, SMP, dan
SMA.
4. Mengetahui kapan supervisi perlu dilakukan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
evaluasi pengajaran. Ada yang melihat supervisi pendidikan dari pandangan yang
demokratis, sehingga rumusan supervisi dijelaskan sebagai berikut:
Supervises adalah suatu usaha menstimulasi, mengkoordinasi dan
membimbing secara kontinu pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara
individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam
mewujudkan seluruh fungsi pengajaran. Dengan demikian mereka dapat
menstimulasi dan membimbing pertumbuhan tiap murid secara kontinu serta
mampu dan lebih cakap berpartisipasi dalam masyarakat demokratis modern
(Boardman et al, 1953:5).
Berbeda dengan Mc Nerney (1951:1) yang melihat supervisi itu sebagai
suatu prosedur memberi arah serta mengadakan penilaian secara kritis terhadap
proses pengajaran. Padahal ada pandangan lain yang melihat supervisi dari segi
perubahan sosial yang berpengaruh terhadap peserta didik seperti yang
dikemukakan Burton dan Bruckner (1951:1).
Menurut mereka: Supervisi adalah suatu teknik pelayanan yang tujuan
utamanya mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama faktor-faktor yang
mempengaruhi perumbuhan dan perkembangan anak. Lebih luas lagi pendangan
Kimball Wiles yang menjelaskan bahwa supervisi adalah bantuan yang diberikan
untuk memperbaiki situasi belajar-mengajar yang lebih baik. Dijelaskan bahwa
situasi belajar-mengajar di sekolah akan lebih baik tergantung kepada
keterampilan supervisor sebagai pemimpin. Seorang supervisor yang baik
memiliki lima keterampilan dasar, yaitu:
1. Keterampilan dalam hubungan-hubungan kemanusiaan.
2. Keterampilan dalam proses kelompok.
3. Keterampilan dalam kepemimpinan pendidikan.
4. Keterampilan dalam mengatur pesonalia sekolah.
5. Keterampilan dalam evaluasi (Kimball Wiles, 1955).
Semua definisi yang diuraikan di depan bersifat umum. Perkembangan
konsep supervisi pendidikan selanjutnya sekolah menuju kepada sasaran yang
khusus. Sudah ada yang membedakan supervisi pendidikan dalam pengertian
yang luas da nada yang melihat supervise dalam batasan yang spesifik, yaitu
4
pengajaran. Dalam bukunya Supervision of Today’s Scools, Peter F. Olivia
menitikberatkan pada supervisi pengajaran (1984:9), mengemukakan beberapa
pandangan seperti berikut ini. Menurut Harris (dalam Olivia 1984). Supervisi
pengajaran ialah sesuatu yang dilakukan personalia sekolah untuk memelihara
atau mengubah apa yang dilakukan sekolah dengan cara yang langsung
mempengaruhi proses belajar-mengajar dalam usaha meningkatkan proses belajar
siswa. Menurut Alfonso R.J. et al (1981); dalam Olivia (1984): Supervisi
pengajaran adalah tindak laku pejabat yang dirancangkan oleh lembaga yang
langsung berpengaruh terhadap perilaku guru dalam berbagai cara untuk
membantu cara belajar siswa dan untuk tujuan yang dilakukan oleh lembaga itu.
Dalam buku Kimball Wiles yang direvisi oleh John T. Lovel, dijelaskan
supervisi pengajaran dianggap sebagai sistem tingkah laku formal, yang
dipersiapkan oleh lembaga untuk mencapai interaksi dengan sistem perilaku
mengajar dengan cara memelihara, mengubah dan memperbaiki rencana serta
aktualisasi kesempatan belajar siswa. Uraian tentang supervisi pengajaran yang
disebutkan di atas berfokus pada:
a. Perilaku supervisor.
b. Dalam membantu guru-guru.
c. Dan tujuan akhirnya untuk mengangkat harapan belajar siswa.
Sehingga dapat dirumuskan supervisi tidak lain dari usaha memberi
layanan kepada guru-guru baik secara individual maupun secra kelompok dalam
usaha memperbaiki pengajaran. Kata kunci dari pemberi supervisi pada akhirnya
ialah memberikan layanan dan bantuan.
5
orang yang memiliki keahlian di bawahnya. Supervisor atau istilah bagi orang
yang melakukan supervisi adalah seorang yang profesional ketika menjalankan
tugasnya. Ia bertindak atas dasar kaidah ilmiah untuk meningkatkan mutu
pendidikan, untuk menjalankan supervisi diperlukan kemampuan yang lebih
sehingga dapat melihat dengan tajam permasalahan peningkatan mutu pendidikan,
memiliki kepekaan untuk memahaminya tidak hanya sekedar menggunakan
penglihatan mata biasa, sebab yang diamatinya bukan hanya masalah yang konkrit
yang terlihat, melainkan ada pula yang memerlukan kepekaan mata batin.
Menurut Purwanto (2000) supervisi merupakan suatu aktivitas pembinaan yang
direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam
melakukan pekerjaan secara efektif (Somad, 2014). Sedangkan menurut
Manullang (2005) supervisi merupakan suatu proses untuk menerapkan pekerjaan
apa yang sudah dilaksanakan, menilainya dan bila perlu mengoreksi dengan
maksud supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula (Somad,
2014). Hasil temuan Renata dkk (2018) menyebutkan there was significant
influence of headmasters’ supervision toward effective teachers. The headmaster
should upgrade the supervision of teachers where they would actualized the
effective teachers.
Dari pendapat para ahli di atas dapat penulis simpulkan bahwa supervisi
hampir sama dengan pengawasan, namun supervisi lebih kepada pembinaan.
Supervisi sangat diperlukan dalam lembaga pendidikan, karena salah satu
kompetensi Kepala Sekolah adalah Supervisi. Supervisi dalam lembaga
pendidikan ada dua aspek yaitu (1) supervisi akademik, yaitu bantuan profesional
kepada guru dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran atau bimbingan
untuk mempertinggi hasil belajar siswa. Supervisi akademik ini juga ada dua
bagian yaitu (a) supervisi kelas; dan (b) supervisi klinis. Fokus dari supervisi
kelas dan klinis adalah guru; dan (2) supervisi manajerial, yaitu mengawasi orang
yang menjadi manajer atau Kepala Sekolah, yang terdiri dari pengembangan
staf/tenaga kependidikan dan juga mengukur kinerja Kepala Sekolah. Sasaran dari
supervisi yaitu orang dan kegiatannya.
6
C. Perbedaan Supervisi Pendidikan SD, SMP, dan SMA
7
3. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana
tertera dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah
maksimum empa jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan.
4. Alokasi waktu satu pembelajaran adalah 40 menit.
5. Minggu fektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38
minggu.
8
2. Perencanaan Program sekolah, yang meliputi : Visi, misi, tujuan, rencana
kerja,
3. Pelaksanaan Rencana Kerja
9
Preventif : mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Konstruktif: membangun (dapat memperbiki jika terjadi kesalahan).
Kreatif : menekankan inisiatif dan kebebasan berfikir.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
11
DAFTAR PUSTAKA