Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS KEBIJAKAN PENDIDIKAN

A. Profil dan Bibliografi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia

Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A. (lahir di Singapura, 4 Juli 1984;


umur 35 tahun) adalah seorang pengusaha Indonesia yang saat ini menjabat
sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada Kabinet Indonesia
Maju pemerintahan Presiden Joko Widodo-K.H Mar'uf Amin, yang dilantik
pada 23 Oktober 2019. Dia merupakan pendiri Gojek, sebuah
perusahaan transportasi dan penyedia jasa berbasis daring yang beroperasi di
Indonesia dan sejumlah negara Asia Tenggara seperti Singapura, Vietnam dan
Thailand.

1. Latar Belakang

Nadiem Anwar Makarim adalah putra dari pasangan Nono Anwar


Makarim dan Atika Algadri. Ayahnya adalah seorang aktivis dan pengacara
terkemuka yang berketurunan Minang-Arab. Sedangkan ibunya merupakan
penulis lepas, putri dari Hamid Algadri, salah seorang perintis kemerdekaan
Indonesia.
2. Pendidikan

Nadiem menjalani proses pendidikan dasar hingga SLTA berpindah-pindah


dari Jakarta ke Singapura. Sehabis menyelesaikan pendidikan SMA-nya di
Singapura, pada tahun 2002 ia mengambil jurusan Hubungan
Internasional di Brown University, Amerika Serikat. Nadiem sempat mengikuti
pertukaran pelajar di London School of Economics. Setelah memperoleh gelar
sarjana pada tahun 2006, tiga tahun kemudian ia mengambil pasca-sarjana dan
meraih gelar Master of Business Administration di Harvard Business School.

3. Karier dan Bisnis

Pada tahun 2006, Nadiem memulai kariernya sebagai konsultan


manajemen di McKinsey & Company. Setelah memperoleh gelar MBA, ia terjun
sebagai pengusaha dengan mendirikan Zalora Indonesia. Di perusahaan tersebut ia
juga menjabat sebagai Managing Editor. Setelah keluar dari Zalora, ia kemudian
menjabat sebagai Chief Innovation Officer (CIO) Kartuku, sebelum akhirnya
fokus mengembangkan Go-Jek yang telah ia rintis sejak tahun 2011. Saat ini
Gojek merupakan perusahaan rintisan terbesar di Indonesia. Pada bulan Agustus
2016, perusahaan ini memperoleh pendanaan sebesar USD 550 juta atau sekitar
Rp 7,2 triliun dari konsorsium yang terdiri dari KKR, Sequoia Capital, Capital
Group, Rakuten Ventures, NSI Ventures, Northstar Group, DST Global, Farallon
Capital Management, Warburg Pincus, dan Formation Group. Kabinet Indonesia
Maju (2019-sekarang) Pada 22 Oktober 2019, Nadiem dipanggil secara resmi
menyatakan bahwa dirinya mengundurkan diri sebagai CEO Gojek setelah pagi
harinya dipanggil oleh Presiden Joko Widodo ke istana negara. Pada 23 Oktober
2019, Presiden Joko Widodo mengumumkan kabinet menterinya dengan Nadiem
sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

4. Penghargaan

Pada tahun 2016, Nadiem menerima penghargaan The Straits Times Asian


of the Year, dan merupakan orang Indonesia pertama yang menerima
penghargaan tersebut sejak pertama kali didirikan pada tahun 2012. Penghargaan
Asian of the Year diberikan kepada individu atau kelompok yang secara
signifikan berkontribusi pada meningkatkan kesejahteraan orang di negara mereka
atau Asia pada umumnya. Beberapa penerima sebelumnya termasuk
pendiri Singapura, Lee Kuan Yew, Perdana Menteri India Narendra Modi,
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Presiden Republik Rakyat Tiongkok Xi
Jinping dan Presiden Myanmar Thein Sein. Penghargaan tersebut datang karena
perusahaan berfokus pada peningkatan kesejahteraan sektor informal. Pada saat
yang sama, ini dapat membantu menyediakan mata pencaharian bagi masyarakat
Indonesia dengan mengubah pasar dan model bisnis tradisional.

Nadiem masuk dalam daftar Bloomberg 50 versi 2018. Bloomberg menilai


tidak ada aplikasi lain yang telah mengubah kehidupan di Indonesia dengan cepat
dan mendalam seperti Gojek. Aplikasi Gojek diluncurkan pada 2015 dengan
fokus pada pemesanan ojek, dan kemudian berkembang menjadi aplikasi untuk
membayar tagihan, memesan makanan, hingga membersihkan rumah[20] "The
Bloomberg 50" berisi sosok-sosok ternama dalam bidang bisnis, hiburan,
keuangan, politik, hingga ilmu pengetahuan dan teknologi. Sepak terjang Nadiem
yang kini mengembangkan Gojek ke Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam
membuat Bloomberg menyandingkan namanya dengan presiden Mexico Andres
Manuel Lopez Obrador, pendiri Spotify Daniel Ek, pop star Taylor Swift dan grup
idol Kpop BTS.

Pada Mei 2019, Nadiem menjadi tokoh termuda se-Asia yang menerima
penghargaan Nikkei Asia Prize ke-24 untuk Inovasi Ekonomi dan
Bisnis. Penghargaan diberikan kepada individu atau organisasi yang berkontribusi
bagi pengembangan kawasan Asia dan menciptakan masa depan yang lebih baik
bagi masyarakat Asia. Nadiem menggandakan hadiah yang diterima menjadi Rp
860 juta untuk donasi pendidikan anak mitra pengemudi Gojek. Penghargaan ini
berkaitan dengan kontribusi Gojek dalam mendorong pertumbuhan ekonomi,
memudahkan keseharian pengguna hingga meningkatkan pendapatan mitranya.
Gojek berkontribusi 55 Triliun terhadap perekonomian Indonesia, dengan
penghasilan rata-rata mitra GoRide dan GoCar naik 45% dan 42% setelah
bergabung dengan Gojek, dan volume transaksi UMKM Kuliner naik 3.5 kali
lipat semenjak menjadi mitra GoFood.

Pada tahun 2017, Gojek masuk dalam Fortune’s Top 50 Companies That


Changed The World, dan mendapatkan peringkat 17. Pada tahun 2019, Gojek
kembali menjadi satu-satunya perusahaan Asia Tenggara yang masuk ke daftar
Fortune’s 50, dan naik ke peringkat 11 dari 52 perusahaan kelas dunia.

Bersama dengan Melinda Gates dan Menteri Keuangan Republik


Indonesia, Sri Mulyani, Nadiem menjabat sebagai salah satu komisaris Pathways
for Prosperity for Technology and Inclusive Development yang fokus membantu
negara-negara berkembang untuk beradaptasi dengan berbagai inovasi baru dunia
digital yang mengubah budaya bekerja.

B. Alasan Jokowi Memilih Nadiem Makarim


1. Lebih mengerti apa yang akan ada di masa depan kita. Nadiem, yang dikenal
sebagai pembangun perusahaan teknologi, dinilai mampu mengantisipasi
tantangan masa depan, termasuk yang berkenaan dengan kebutuhan
lingkungan pekerjaan pada masa mendatang.
2. menyambung apa yang dilakukan di institusi pendidikan, menyambung apa
yang dibutuhkan di luar institusi pendidikan, agar bisa adaptasi dengan segala
perubahan itu
3. Alasan berikutnya berhubungan dengan pentingnya peran teknologi dalam
mendukung pengembangan 300.000 sekolah dan 50 juta murid di Indonesia.
peran teknologi akan sangat besar dalam semuanya, kualitas, efisiensi, dan
administrasi sistem pendidikan
4.  Presiden memerlukan sosok yang inovatif yang bisa mendobrak, yang tidak
melakukan segala sesuai sebagaimana biasa.

C. Rencana Kebijakan Pendidikan Kemendikbud Nadiem Makarim


Nadiem menyebut empat program ini sebagai kebijakan pendidikan
"Merdeka Belajar". "Program tersebut meliputi Ujian Sekolah Berstandar
Nasional (USBN), Ujian Nasional ( UN), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), dan Peraturan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Zonasi," ujar
Nadiem di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (11/12/2019).

"Empat program pokok kebijakan pendidikan tersebut akan menjadi arah


pembelajaran ke depan yang fokus pada arahan Bapak Presiden dan Wakil
Presiden dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia,"

1. Pertama, arah kebijakan baru penyelenggaraan USBN, pada tahun 2020 akan
dilakukan dengan ujian yang diselenggarakan hanya oleh sekolah. Ujian
tersebut dilakukan untuk menilai kompetensi siswa yang dapat dilakukan
dalam bentuk tes tertulis atau bentuk penilaian lainnya yang lebih
komprehensif, seperti portofolio dan penugasan, baik itu tugas kelompok,
karya tulis, maupun sebagainya.
Dengan itu, guru dan sekolah lebih merdeka dalam penilaian hasil belajar
siswa,". "Anggaran USBN sendiri dapat dialihkan untuk mengembangkan
kapasitas guru dan sekolah, guna meningkatkan kualitas pembelajaran," kata
dia.
2. Kedua, mengenai UN, Nadiem menegaskan tahun 2020 merupakan
pelaksanaan UN untuk terakhir kalinya. "Penyelenggaraan UN tahun 2021,
akan diubah menjadi Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter
yang terdiri dari kemampuan bernalar menggunakan bahasa (literasi),
kemampuan bernalar menggunakan matematika (numerasi), dan penguatan
pendidikan karakter,"
Pelaksanaan ujian tersebut akan dilakukan oleh siswa yang berada di tengah
jenjang sekolah (misalnya kelas 4, 8, 11), sehingga dapat mendorong guru dan
sekolah untuk memperbaiki mutu pembelajaran. Kemudian, hasil ujian ini
tidak digunakan untuk basis seleksi siswa ke jenjang selanjutnya. "Arah
kebijakan ini juga mengacu pada praktik baik pada level internasional seperti
PISA dan TIMSS,"
3. Ketiga, untuk penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
Kemendikbud akan menyederhanakannya dengan memangkas beberapa
komponen. Dalam kebijakan baru tersebut, guru secara bebas dapat memilih,
membuat, menggunakan, dan mengembangkan format RPP. Tiga komponen
inti RPP terdiri dari tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan
asesmen. "Penulisan RPP dilakukan dengan efisien dan efektif sehingga guru
memiliki lebih banyak waktu untuk mempersiapkan dan mengevaluasi proses
pembelajaran itu sendiri. Satu halaman saja cukup,"
4. Keempat, dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB), Kemendikbud tetap
menggunakan sistem zonasi dengan kebijakan yang lebih fleksibel untuk
mengakomodasi ketimpangan akses dan kualitas di berbagai daerah. Menurut
Nadiem, Komposisi PPDB jalur zonasi dapat menerima siswa minimal 50
persen, jalur afirmasi minimal 15 persen, dan jalur perpindahan maksimal 5
persen. Untuk jalur prestasi atau sisa 0-30 persen lainnya disesuaikan dengan
kondisi daerah. "Daerah berwenang menentukan proporsi final dan
menetapkan wilayah zonasi,"
Dengan adanya empat arah kebijakan ini, Nadiem berharap pemerintah
daerah dan pusat dapat bergerak bersama dalam memeratakan akses dan
kualitas pendidikan. "Pemerataan akses dan kualitas pendidikan perlu diiringi
dengan inisiatif lainnya oleh pemerintah daerah, seperti redistribusi guru ke
sekolah yang kekurangan guru.
D. Analisis mengenai Kebijakan Pendidikan Kemendikbud
Jauh hari sebelum menjadi Menteri Pendidikan dan
Kebudayanaan, Nadiem Makarim sang Founder dan Global CEO Go-Jek pernah
mengatakan kalau nanti di percaya oleh Presiden RI Jokowi untuk menjadi
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem bakal membenahi kurikulum
sekolah.
Ditambahkan juga oleh Nadiem, bahwa  kurikulum yang nantinya akan di
benahi adalah dari sisi assessment atau tesnya. Pembenahan mulai dari cara
berpikir kritis, ataupun pengukuran tes, yang tidak hanya berfokus pada sistem
hafalan yang selama ini dijalankan.
Disamping itu, tidak melulu hanya melalui konten ilmunya saja, namun
kecakapan anak tersebut untuk dapat berpikir kritis dengan melihat suatu
permasalahan dari dua sisi berbeda yang ditanamkan di lingkungan pendidikan
dan kebudayaan saat ini.

Selain itu kata Nadiem lagi hal ini dilakukan dalam rangka mencegah akar
masalah masuknya paham radikal ataupun salah mengartikan informasi menjadi
misinformasi atau menjadi sebuah isu begitu saja.

Nadiem berharap dengan pembenahan kurikulum ini maka generasi muda


dapat mampu berpikir kritis, lebih solutif melihat permasalahan yang ada di
masyarakat, sehingga pendidikan karakter perlu ada di kurikulum pendidikan
formal.

Begitu sekilas informasi yang pernah penulis saya baca di beberapa Media
pemberitaan jauh sebelum Nadiem didapuk menjadi Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan oleh Presiden RI Jokowi.

Ternyata jauh hari sebelumnya Nadiem sudah memiliki rancangan untuk


membenahi kurikulum sekolah yang telah berjalan sampai sekarang ini di
Indonesia, yang dinilai masih kurang efektif oleh Nadiem.

Dan sekarang setelah Nadiem dipercaya menjadi Menteri Pendidikan dan


Kebudayaan, rancangan rencananya tersebut ternyata akan diwujudkannya.

Hal ini juga semakin ditegaskan oleh Presiden RI Jokowi agar kedepan
Nadiem dapat membenahi kurikulum yang berjalan saat ini dalam sistem
pendidikan Indonesia.

Setelah diangkat secara resmi menjadi menteri Pendidikan dan


Kebudayaan, 23 Oktober lalu. Nadiem Makarim harus bertanggung jawab tidak
hanya dalam sektor pendidikan dasar, menengah, atas, dan kebudayaan saja,
namun juga bertanggung jawab pada ranah pendidikan tinggi.
Dalam hal ini Jokowi telah mengembalikan tugas pokok pengelolaan
pendidikan tinggi kepada kementrian pendidikan dan kebudayaan, yang artinya
kurikulum di perguruan tinggi juga menjadi tugas Nadiem.

Kemudian dalam rangka menyerap aspirasi di bidangnya untuk


membenahi berbagai hal mengenai pendidikan, Nadiem juga telah mengumpulkan
personel yang berkompeten yang terkumpul dalam bidang pendidikan guna
mencari solusi mengenai berbagai persoalan dalam bidangnya, seperti kurikulum,
guru honorer, sistematika pengajaran, dan sebagainya.

Namun yang sedikit patut disayangkan dari rancangan rencana Nadiem ini,
ternyata rancangannya hanya menyangkut kurikulum dan lingkup sekolah saja,
tidak atau belum menyentuh berbagai hal dalam ranah perguruan tinggi.

Memang secara umum, menyangkut kurikulum merupakan hal klasik yang


selalu ada saja permasalahan untuk dibenahi, kurikukum pendidikan di negeri ini
sering gonta-ganti dihadapkan dengan kebijakan pemimpinnya maupun
perkembangan zaman.

Sebaiknya sebelum kurikulum itu ditetapkan dan dilaksanakan maka


pemerintah agar dapatnya mengkaji lebih detil dahulu sebenarnya apa akar
masalahnya hingga kurikulum mesti dibenahi, sehingga tidak terlalu sering
dibenahi ataupun bergonta ganti kurikulum.

Karena pasti akan sangat berpengaruh pada berbagai penerapan sistem


pelaksanaannya dilapangan dalam lingkup dunia pendidikan dan kebudayaan.

Sehingga tidak melulu mencuat menjadi persoalan mengenai kurikulum,


seolah-olah kurikulum sebelumnya gagal diterapkan dan gagal membentuk SDM
pendidikan yang unggul.

Sehingga dalam hal ini, Nadiem diharapkan dapat menemukan formulasi


yang tepat dalam menerapkan kurikulum diseluruh lini terkait bidang pendidikan
termasuk perguruan tinggi.
Lalu, seperti halnya saat ini di Indonesia, bila melihat ranah perguruan
tinggi, fenomena umum banyak terjadi seperti kita lihat banyak lulusan perguruan
tinggi tidak sesuai dalam bidangnya dalam terjun didunia kerja.

Fakta dilapangan banyak didapati, seperti misal banyaknya lulusan


pertanian bekerja sebagai teller di bank, lulusan kehutanan bekerja di leasing,
Partai politik dikelola bukan lulusan sarjana politik, atau banyak lulusan
perguruan tinggi lainnya tidak sesuai bidangnya dalam dunia kerja.

Jadi, selain kurikulum sekolah maka seharusnya Nadiem juga perlu


menengok secara umum di perguruan tinggi baik ranah kurikulumnya atau sistem
yang diterapkan pada perguruan tinggi, mengapa fenomena tersebut terjadi saat
lulusan perguruan tinggi terjun didunia kerja.

Sehingga Nadiem diharapkan juga bisa membuat gebrakan hebat dalam


membenahi sistem pendidikan maupun kurikulum di tingkat perguruan tinggi,
mencari akar masalah mengapa para lulusannya tidak bergerak didunia kerja
sesuai latar belakang lulusannya.

Gebrakan Nadiem sangat ditunggu sesuai janji janjinya dahulu yang akan
diterapkannya saat ini, semoga kepercayaan yang diamanahkan pada Nadiem
Makariem dalam mengemban tugas sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
dapat mengentaskan berbagai hal menyangkut persoalan dalam dunia pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai