Anda di halaman 1dari 20

MUHAMMADIYAH DAN KIPRAH

SOSIAL-KEMASYARAKATAN
KELOMPOK 5
ERNI FATHYA
HESTI OKTAFIANY
RINIA SURYA NITA

PROGRAM PASCA SARJANA PENDIDIKAN BIOLOGI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
2019
Muhammadiyah dan Pendidikan

• Ahmad Dahlan  Muhammadiyah pada (1912)  mengkonsentrasikan  bidang


pendidikan dan pengajaran

Adapun macam-macam pendidikannya yaitu :

1. Pendidikan akhlak  berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah


2. Pendidikan individu  menumbuhkan keyakinan dan intelek, perasaan dan akal
serta dunia dan akhirat
3. Pendidikan sosial  menumbuhkan kesediaan dan keinginan hidup
bermasyarakat
Muhammadiyah dan Pendidikan

Ciri khas yang dimiliki oleh lembaga pendidikan Muhammadiyah  adanya kurikulum
tambahan dalam bidang keislaman

Muktamar ke 44 dijakarta (2000) terdapatnya program umum bidang pendidikan


Muhammadiyah meliputi 5 item :

1. Memprioritaskan kualitas dan misi pendidikan Muhamamdiyah


2. Memasukkan fs  kaderisasi Muhammadiyah
3. Menyiapkan pendidikan Muhammadiyah mengembangkan ciri khas pendidikan islam
4. Pengembangan sekolah2 yang tidak mengarah pada ekslusifisme
5. Khususnya mengenai TK Bustanul Athfal, TPQ hendaknya dijadikan wahana persemaian
penanaman iman dan ahlaknya
Muhammadiyah dan Sosial-Budaya

Adapun hal-hal yang dilakukan muhammadiyah sebagai berikut :

Meyantuni Anak Yatim

KH. Ahmad Dahlan memiliki kepedulian yang besar


terhadap nasib anak yatim-piatu, selain itu Muhammadiyah
juga mengembangkan amal sosial berupa pembinaan anak
asuh.
Muhammadiyah dan Sosial-Budaya

Mengembangkan Seni Budaya

Pada muktamar ke-42 (1990) Yogyakarta kebudayaan mendapatkan porsi perhatian dari
peserta muktamar  Meningkatkan perhatian terhadap masalah2 sosial budaya seperti
kesenian, termasuk budaya sosial, kepariwisataan, olahraga dan lainnya

Keputusan Munas Tarjih ke-22 tahun 1995 ditetapkan  karya seni hukumnya mubah (boleh) selama
tidak mengarah atau mengakibatkan fasad (kerusakan), dlarar (bahaya), Isyyan (kedurhakaan) dan
da’id ‘anillah (terjauh dari Allah) dimana seni dan budaya harus sejalan dengan etika dan norma-
norma Islam  
Muhammadiyah dan Ekonomi

Muktamar Muhammadiyah ke-41 Solo (1985) membentuk Majelis Ekonomi Muhammadiyah untuk
menganggapi masalah ekonomi nasional sebagai pandangan Muhammadiyah

Majelis Pembina Ekonomi membina ekonomi melalui 3 jalur yaitu:

1. Mengembangkan Badan Usaha Milik Muhamamdiyah


2. Mengembangkan wadah koperasi bagi anggota Muhamamdiyah
3. Memberdayakan anggota Muhammadiyah di bidang ekonomi dengan
mengembangkan usaha milik anggota Muhammadiyah.
Muhammadiyah dan Ekonomi

Dalam mengembangkan ekonomi, Muhammadiyah  memiliki aset atau sumber daya bisa
dijadikan modal:

Aset pertama  sumber daya manusia  anggota Muhammadiyah


Aset kedua  kelembagaan amal usaha  sekolah, universitas, rumah sakit,
panti asuhan dll
Aset ketiga  organisasi Muhamamdiyah itu sendiri sejak dari pusat, wilayah,
daerah, cabang dan ranting
Muhammadiyah dan Ekonomi

Potensi ekonomi Muhammadiyah  pembentukan Baital Mal wat Tamwil (BMT) 


upaya menghimpun dana dengan sistem syariah dengan bisa membantu nasabah serta
jaringan untuk penyaluran dana.

Gerakan ekonomi Muhamamdiyah dapat diajalankan antara lain


dengan :

• Mendirikan koperasi
• Mendirikan Badan Usaha Milik Muhamamdiyah (BUMN)
• Lembaga keuangan untuk mendukung usaha-usaha ummat yaitu PT Modal Ventura,
BMT, BPR dan lain-lain.
Muhammadiyah dan Politik

pola dasar perjuangan Muhammadiyah dalam berpolitik dengan penjelasan sebagai berikut :

1. Menegaskan  Muhammadiyah berjuang  mencapai keyakinan bersumber


pada ajaran islam.
2. Menegaskan  mencapai suatu keyakinan bersumber pada ajaran islam dengan
dakwah amar ma’ruf nahi munkar.
3. Menegaskan  kegiatan dakwah dilaksanakan melalui dua saluran  saluran
politik kenegaraan dan saluran masyarakat.
4. Menegaskan  alat yang digunakan untuk dakwah bidang politik dengan
mendirikan partai politik, organisasi kemasyarakatan dengan non partai.
Muhammadiyah dan Politik

Perjuangan Muhammadiyah berdasarkan Keputusan Muktamar ke-40 di Surabaya


menerangkan sebagai berikut

• Dalam bidang politik Muhamamdiyah  dakwah amar ma’ruf nahi munkar 


muhammadiyah harus dapat membuktikan secara teoritis.

• Usaha Muhammadiyah dalam bidang politik tersebut  dalam masyarakat


dilaksanakan landasan serta peraturan Muhamamdiyah yang menegaskan 
muhammadiyah adalah gerakan dakwah islam yang beramal dalam segala bidang
kehidupan manusia dan masyarakat
Muhammadiyah dan Politik

Sikap Muhammadiyah  pergerakan politik terbaca pada Perjuangan dalam kehidupan


Berbangsa dan Bernegara yang berdasarkan keputusan Tanwir :

1. Muhammadiyah  melaksankan dakwah amar ma’ruf nahi munkar  menjunjung


tinggi Agama Islam.
2. Muhammadiyah  salah satu perwujudan dari misi dan fungsi melaksanakan
dakwah amar ma’ruf nahi munkar.
3. Peran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dilakukan melalui dua strategi. A.
kegiatan politik berorientasi pada perjuangan (politik praktis). B. kegiatan
kemasyarakatan bersifat pembinaan kegiatan politik bersifat mempengaruhi
kebijakan negara.
4. Muhammadiyah  mengambil peran dalam lapangan kemasyarakatan 
pemberdayaan masyarakat
Muhammadiyah dan Tantangan Ghazwul Fikr

• Ghazwul Fikr: Mitos atau Realitas?

Ghazwul Fikr berasal dari kata “al-ghazw” dan “al-fikr” diartikan sebagai perang pemikiran

Ghazwul Fikr  mitos, karena perbedaan pemikiran  suatu yg lumrah terjadi yg tidak perlu
dipersoalkan, sehingga terjadinya saling mempengaruhi antara pemikiran yang satu dengan
yang lainnya.

Ghazwul Fikr  benar, disebabkan oleh pandangan bahwa pemikiran seseorang tidak lepas
dari pandangan hidupnya.
Pandangan hidup  refleksi kehidupan manusia yang bersumber dari kultur, agama,
kepercayaan, filsafat, ras dsb.
Muhammadiyah dan Tantangan Ghazwul Fikr

• Benturan Peradaban Barat dan Islam

Benturan peradaban islam dan barat, dapat dilihat  Pada tingkatan tertentu Barat
menerima, bahkan menyukai ide-ide atau pemikiran umat islam yang sejalan
dengan pemikiran Barat, dengan begitu dalam pandangan barat umat islam tidak
akan menentang agenda Barat.
Muhammadiyah dan Tantangan Ghazwul Fikr

Pemikiran islam dan barat yaitu

Islam

• Asas, Wahyu (Al-Qur’an dan al-Hadist)


• Pendekatan, Tuhid
• Sifat, Otentias dan Finalitas
• Makna Realitas dan Kebenarannya
• Objek kajian, invisible dan visible
• Elemen-elemen adalah konsep Tuhan, Konsep wahyu
• Agama sebagai asas seluruh elemen peradaban
Muhammadiyah dan Tantangan Ghazwul Fikr

Pemikiran islam dan barat yaitu

Barat

• Asas yang digunakan, rasional


• Pendekatannya, Dichhotomis (materialisme dan idealisme)
• Sifatnya, Rasionalisme, terbuka dan selalu berubah
• Makna realitas dan kebenaran, pandangan sosial, kultural, empiris dan rasional
• Objek Kajiannya, tata nilai masyarakat
• Elemen-elemen, moralitas, filsafat, politik
• Agama sebagai salah satu elemen dari seluruh elemen peradaban.
Muhammadiyah dan Tantangan Ghazwul Fikr

• Strategi Muhammadiyah Menghadapi Ghazwul Fikri

Dalam menghadapi tantangan Ghazwul Fikri  bahwa Muhammadiyah harus


istiqamah.

Konsistensi dan komitmen selama ini  Muhammadiyah menjadi diterima oleh umat

Konsistensi dan komitmen yang harus tegak dalam kepemimpinan Muhammadiyah


masa depan meliputi berbagai aspek, yang dalam tulisan ini memfokuskan pada aspek
agama dan ideologi, aspek sosial politik dan aspek sosial budaya
Muhammadiyah dan Tantangan Ghazwul Fikr

• Strategi Muhammadiyah Menghadapi Ghazwul Fikri

Konsistensi Agama dan Ideologi

Konsistensi Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid fil islam mencakup:

1. Gerakan pemurnian pemahaman  berdasar al-Qur’an dan al-Sunnah serta pemahaman


salaf al-shalih
2. Modernisasi bidang manejemen dan gerakan keumatan dengan tetap berlandaskan
orisinalitas ajaran Islam

Konsistensi dalam bidang diniyah ini meniscayakan Muhammadiyah untuk membentengi diri
dari unsur-unsur yang mengotori pemahaman, pemikiran, baik yang bernuasakan TBC (takha-
yyul, bid’ah dan khuffarat).
Muhammadiyah dan Tantangan Ghazwul Fikr

• Strategi Muhammadiyah Menghadapi Ghazwul Fikri

Konsistensi Sosial Politik

Muhammadiyah (organisasi dakwah) bergerak dalam bidang sosial pendidikan dan


kesejahteraan sosial, serta sebagai organisasi kemasyarakatan, yang tidak berafiliasi kepada
partai politik tertentu

Gerakan politik Muhammadiyah  gerakan politik untuk dakwah, sehingga Muhammadiyah


memang harus aktif dan proaktif memberikan kontribusi pemikiran strategi-Islami bagi
pengembangan dan pembangunan bangsa tanpa harus terjebak pada politik kekuasaan.
Muhammadiyah dan Tantangan Ghazwul Fikr

• Strategi Muhammadiyah Menghadapi Ghazwul Fikri

Konsistensi Sosial Budaya

Muhammadiyah memahami bahwa kebudayaan pemikiran, karya dan penghayatan hidup


yang merupakan refleksi umat Islam atas ajaran agamanya yang bersumber pada otentisitas
ajaran Islam.

Segala potensi budaya baik budaya lokal maupun budaya global, selama sejalan dan tidak
bertentangan dengan prinsip ajaran Islam pasti diterima, bahkan dikukuhkan sebagai
khazanah budaya Islam.
KESIMPULAN

Muhammadiyah sebagai gerakan Islam modernis, gerakan pendidikan,


gerakan ekonomi, gerakan sosial keagamaan, gerakan pembaharu dan
sebagai gerakan politik. Muhammadiyah dengan lembaga pendidikan
dimana Gerakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar-nya sangat efektif
dilakukan lewat pendidikan dan kesejahteraan sosial.

Anda mungkin juga menyukai