NPM: 180310170046
Jurusan: Sejarah
Alasan saya memilih tema ini, yang pertama adalah mudah dalam jangkauan
karena dekat dengan daerah kampus dan kost-an. Jembatan Cincin dan Menara
artefak dari wujudnya masih ada. Dari adanya peninggalan ini, menunjukan kejayaan
perkebunan teh dan karet di Jatinangor pada masa Hindia Belanda. Dan melihat apa
yang terjadi pada bangunan-bangunan tersebut, apakah ada perubahan atau alih
fungsi.
Pendidikan luar biasa di Indonesia dapat ditelusuri sampai dengan awal abad XX.
Dimulai pada tanggal 6 Agustus 1901, atas inisiatif dr.Westhoff, seorang dokter mata
berkebangsaan Belanda, dibukalah satu lembaga untuk penyandang tuna netra yang
pertama di Indonesia yaitu Yayasan Perbaikan Nasib orang-orang buta (Vereniging
tot Vernetering van het lot der Blinden in Nederlandsch Oost1Indie) yang bertempat
di Bandung. Realisasi kegiatannya di mulai sejak 16 September 1901 dengan di
bukanya Bandoengsch Blinden Instituut di Tjitjendoweg (Jl.Cicendo). Layanan yang
diberikan kepada penyandang tunanetra yaitu penampungan dan latihan kerja dalam
bentuk sheltered workshop (bengkel kerja terbimbing). Bandoengsch Blinden
Instituut ini setelah di Nasionalisasikan berganti nama menjadi Wiyata Guna.
Alasan saya memilih tema ini karena kehidupan para penyandang disabilitas
luput dari perhatian. Saya ingin mengexplore apa saja yang ada di Panti Tuna Netra
Wiyata Guna ini. Apa saja kegiatan mereka dan bagaimana perkembangan-
perkembangan yang terjadi disana. Jika saya diizinkan untuk membaca-baca
dokumen disana, saya akan sangat senang. Karena ini salah satu tema pilihan untuk
skripsi saya nanti.
Inspirasi photo story
2. Link foto:
https://images.kontan.co.id/photo_story/263/Lebih+dekat+dengan+Batik+Pek
alongan
Judul: Lebih dekat dengan Batik Pekalongan
Photographer: Harviyan Perdana Putra
Alasan: Meskipun tema yang diangkat sederhana, namun photo story ini
sangat rapih dalam pengambilan gambar dan diceritakan setiap proses
pembuatan batik dari membuat motif batik dengan manual dibantu dengan
canting dan ada juga yang cetak banyak hingga sampai proses penjemuran
batik. Photo story ini detail sehingga mudah dipahami para penikmat photo
story ini. Juga foto-foto yang diambil sangat natural.