Ayam Geprek Abang Ireng menyajikan menu ayam geprek dengan berbagai
rasa yang yang belum pernah diuji pemenuhannya terhadap persyaratan hygiene
sanitasi dan persyaratan HAS 23000 sehingga keamanan dan kehalalannya belum
jelas. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun manual sistem jaminan halal (SJH)
yang sederhana dan uji coba implementasinya di Ayam Geprek Abang Ireng
sebagai panduan untuk memenuhi persyaratan halal rumah makan dan hygiene
sanitasi. Manual SJH diperlukan sebagai panduan teknis untuk memenuhi
persyaratan hygiene sanitasi dan kehalalan rumah makan. Manual SJH disusun
berdasarkan kondisi nyata pada rumah makan Ayam Geprek Abang Ireng terdiri
atas kebijakan halal, tim manajemen halal, bahan, menu, fasilitas dan prosedur
tertulis aktivitas kritis, kemampuan telusur, penanganan produk yang tidak
memenuhi kriteria, audit internal dan kaji ulang manajemen. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa manual SJH dapat diimplementasikan kecuali pelatihan
eksternal, sebagian persyaratan bahan dan fasilitas. Berdasarkan kelemahan
tersebut maka diusulkan rekomendasi perbaikan yaitu mengikuti pelatihan
eksternal HAS 23000, melengkapi dokumen pendukung dan merancang ulang tata
letak ruangan serta menambahkan fasilitas.
Ayam Geprek Abang Ireng serves a menu of geprek chicken with various
flavors that have not been tested for sanitation hygiene requirements and HAS
23000 requirements so that their safety and halal are unclear. This study aims to
compile a simple halal assurance system (SJH) manual and trial its implementation
in Ayam Geprek Abang Ireng as a guide to fulfill halal requirements for restaurants
and sanitation hygiene. The SJH Manual is needed as a technical guide to meet the
hygiene and halal hygiene requirements of restaurants. The SJH manual is compiled
based on the real conditions in the Ayam Geprek Abang Ireng restaurant consisting
of halal policy, halal management team, materials, menus, written facilities and
critical activities, traceability, handling of products that do not meet the criteria,
internal audit, and management review. The results show that the SJH manual can
be implemented except external training, some requirements for materials and
facilities. Based on these weaknesses, a recommendation for improvement is
proposed, namely following HAS 23000 external training, completing supporting
documents and redesigning the layout of the room and adding facilities.
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknologi Pertanian
pada
Departemen Teknologi Industri Pertanian
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi dengan judul “Implementasi
Hygiene Sanitasi dan Manual Sistem Jaminan Halal di Rumah Makan Ayam
Geprek Abang Ireng Bogor” berhasil diselesaikan. Tema penelitiaan yang
dilaksanakan yaitu implementasi manual SJH di rumah makan.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Dr. Ir. Muslich M.Si selaku dosen pembimbing yang telah membimbing
selama penelitian dan penyelesaian skripsi.
2. Kedua orang tua yaitu Ibu Sri Mulijani, Bapak Indra Putra, serta kakak
Sissy dan segenap keluarga yang telah mendukung dan memotivasi selama
perkuliahan.
3. Segenap pegawai Ayam Geprek Abang Ireng atas bantuannya kepada
penulis dalam melaksanakan penelitian.
4. Bagus R, Maulana Ardi, Mukhlis S, Reza F, Naufal Bayu, Nadira F yang
selalu menemani, memotivasi serta membantu selama perkuliahan dan
penyelesaian skripsi ini.
5. Teman Teguh, Dalila, Fika, Lidya, Zaenuba, Nita, Yota yang telah
mendukung selama perkuliahan.
6. Teman-teman P4 TIN 51 atas keceriaan dan kebersamaan yang telah
diberikan.
7. Astirta prayoga, Zanki, Sabil, Dhila atas dukungan dan motivasi yang selalu
menemani selama penyelesaian skripsi ini.
8. Muhammad Alfarishy yang selalu mendukung selama perkuliahan dan
penelitian ini.
9. Keluarga besar Tinfiity atas semua kenangan kebersamaan yang tak
terlupakan.
Semoga karya tulis ini bermanfaat.
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR LAMPIRAN x
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 2
METODOLOGI 2
Tempat dan Waktu 2
Pengumpulan Data 2
Penyusunan Manual SJH 2
Implementasi dan Penyusunan Rekomendasi Perbaikan 2
HASIL DAN PEMBAHASAN 3
Keadaan Umum 3
Manual SJH 4
Implementasi Manual SJH 4
Kebijakan Halal 6
Tim Manajemen Halal 6
Pelatihan dan Edukasi 6
Bahan 7
Prosedur Tertulis Aktivitas Kritis 7
Kemampuan Telusur 7
Menu 8
Fasilitas 8
Penanganan Produk Yang Tidak Memenuhi Kriteria 9
Audit Internal 9
Kaji Ulang Manajemen 10
Usulan Perbaikan 10
SIMPULAN DAN SARAN 12
Simpulan 12
Saran 12
DAFTAR PUSTAKA Error! Bookmark not defined.
x
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
1 Manual SJH 14
2 Daftar bahan baku 40
3 Hasil penilaian hygiene sanitasi 43
4 Hasil audit internal 49
5 Daftar hadir pelatihan internal, edukasi, dan sosialisasi 53
6 Fasilitas Ayam Geprek Abang Ireng 54
7 Halal positive list 57
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan penelitian ini untuk membuat manual sistem jaminan halal yang
sederhana dan sesuai dengan kebutuhan rumah makan Ayam Geprek Abang Ireng
sebagai panduan untuk memenuhi persyaratan sertifikasi halal MUI,
mengimplementasikan manual SJH dan menyusun usulan perbaikan.
METODOLOGI
Pengumpulan Data
Keadaan Umum
Rumah makan Ayam Geprek Abang Ireng adalah sebuah rumah makan
yang menjual makanan dengan berbahan dasar ayam. Kedai ini sekarang telah
memiliki 18 cabang kedai di Indonesia yaitu di UNS, The Park, UMS, Salatiga,
Banjarsari, Isi Point, IPB, Mojosongo, Sukoharjo, Colomadu, Lampung Sukarame,
Semarang Gajahraya, Bogor Pandu Raya, Semarang Tembalang, Semarang
Kedungmundu, Lampung Kedaton, dan Solo Cemani. Pemilik dari Ayam Geprek
Abang Ireng Cabang IPB adalah bapak Osi dengan karyawan berjumlah tiga belas
orang. Menu di rumah makan Ayam Geprek Abang Ireng terdiri atas beberapa
masakan ayam geprek yang memiliki varian sambal yang berbeda-beda. Kebutuhan
bahan baku umumnya didominasi oleh bahan-bahan seperti ayam, sayuran, dan
bahan tambahan. Pembelian ayam dilakukan dengan cara berkerjasama dengan
supplier dan produsen sedangkan untuk bahan seperti sayuran, rempah-rempah,
buah-buahan dibeli di pasar tradisional.
Ayam Geprek Abang Ireng ini memiliki bangunan tetap yang terdiri dari
beberapa ruangan untuk mendukung proses bisnis yang dilakukan. Ruang yang
terdapat pada rumah makan ini, yaitu ruang makan, toilet pengunjung, ruang
pencucian, kamar pegawai, toilet pegawai dan mushola. Denah Ayam Geprek
Abang Ireng dapat dilihat pada Gambar 1.
Merek Ayam Geprek Abang Ireng sendiri diambil dari reaksi konsumen
yang makan di rumah makan ini. Hal ini karena di rumah makan ini bebas
menentukan jumlah cabai yang akan diolah. Oleh karena itu, kebanyakan dari
konsumen yang memesan dengan jumlah cabai yang banyak merasa kepedasan dan
wajahnya berubah menjadi berwarna merah, reaksi konsumen disebut “abang ireng”
yang berarti wajah hitam kemerah-merahan.
Visi rumah makan Ayam Geprek Abang Ireng adalah menjadi rumah makan
terbaik di Indonesia dengan menerapkan sistem mikrosyariah dan mengedepankan
nilai-nilai sosial. Adapun misi dari rumah makan ini adalah memuaskan konsumen
dengan menyajikan produk berkualitas, menyejahterakan para karyawan, dan
menjalin hubungan baik dengan mitra bisnis. Keunggulan dari rumah makan ini
adalah penyajian makanan olahan ayam yang spesial pedas dan konsumen bebas
memilih jumlah cabai yang akan diolah dalam satu porsi makanan tersebut.
4
Manual SJH merupakan dokumen atau buku panduan teknis yang disusun
dengan mengintegrasikan persyaratan sertifikasi Halal Assurance System (HAS)
23000 yang dikeluarkan oleh MUI dan persyaratan hygiene sanitasi berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1098/MENKES/SK/VII/2003. Penggabungan manual SJH dilakukan berdasarkan
kriteria yang memiliki aspek keterkaitan yang sama antara persyaratan sertifikasi
halal dan persyaratan sistem hygiene sanitasi.
Manual SJH Ayam Geprek Abang Ireng memuat sebelas kriteria SJH yang
harus dipenuhi, yaitu kebijakan halal, tim manajemen halal, pelatihan dan edukasi,
bahan, produk, fasilitas, prosedur tertulis, kemampuan telusur, penanganan produk
yang tidak sesuai, audit internal, dan kaji ulang manajemen. Berdasarkan kedua
persyaratan tersebut maka manual SJH yang telah disusun dapat dilihat pada
Lampiran 1.
Kebijakan Halal
Kebijakan halal yang diterapkan di Ayam Geprek Abang Ireng bertuliskan
“Ayam Geprek Abang Ireng berkomitmen tinggi untuk menghasilkan, menjual dan
menyajikan produk halal dan aman secara konsisten sesuai persyaratan HAS
23000”. Kebijakan ini dibuat sebagai pedoman awal rumah makan untuk
menghasilkan produk halal dan aman. Kebijakan halal dapat dilihat pada Lampiran
1. Menurut persyaratan HAS 23000, rumah makan harus memiliki kebijakan halal
dalam bentuk tertulis dan melakukan sosialisasi terhadap kebjiakan tersebut. Tim
manajemen telah melakukan sosialisasi kebijakan tersebut pada pihak internal.
Sosialisasi yang dilakukan melalui penjelasan lisan kepada semua pegawai bahwa
Ayam Geprek Abang Ireng akan berkomitmen menghasilkan produk yang halal dan
aman. Bukti sosialisasi berupa daftar hadir dapat dilihat pada Lampiran 5.
Bapak Osi
pemilik
Bapak Bagus
koordinator manajemen halal
dapat dilihat pada Lampiran 5. Pelatihan eksternal adalah pelatihan mengenai HAS
23000 yang diadakan oleh MUI. Pelatihan eksternal dilakukan saat rumah makan
akan mendaftar sertifikasi halal.
Bahan
Bahan ini mencakup bahan baku, bahan tambahan, dan bahan penolong.
Rumah makan Ayam Geprek Abang Ireng memiliki daftar bahan yang digunakan
dalam kegiatan proses pemasakan. Implementasi bahan baku dilakukan dengan cara
mengidentifikasi bahan dari daftar bahan dengan menggolongkannya berdasarkan
produsen, kelengkapan sertifikasi halal, tanggal kadaluarsa, dan keterangan. Bahan
yang digunakan di Ayam Geprek Abang Ireng sebagian besar termasuk dalam
positive list. Positive list merupakan material yang terdiri dari bahan-bahan yang
tidak kritis dari aspek kehalalan, bahan yang apabila digunakan dalam proses
pemasakan tidak akan mengubah status kehalalan produk yang digunakan dalam
kegiatan proses pemasakan.
Bahan baku utama yang digunakan dalam rumah makan ini adalah daging
ayam. daging ayam dan gula dalam daftar bahan belum memiliki sertifikasi halal,
hal ini yang menjadi kelemahan rumah makan sehingga tidak dapat
mengimplementasikan manual SJH. Daftar bahan tersebut akan diperbaiki secara
berkala sesuai dengan persyaratan HAS 23000. Daftar bahan Ayam Geprek Abang
Ireng Bogor dan halal positive list terdapat pada Lampiran 2 dan 7.
Kemampuan Telusur
Setiap rumah makan harus mempunyai prosedur tertulis untuk menjamin
kemampuan telusur menu yang dijual dan membuktikan bahwa produk yang
disertifikasi berasal dari bahan yang disetujui serta dihasilkan dengan fasilitas yang
memenuhi kriteria berdasarkan HAS 23000. Implementasi manual SJH di Ayam
Geprek Abang Ireng dilakukan pada bahan baku dengan cara menelusuri daftar
bahan yang berisi nama bahan, produsen, sertifikasi halal, tanggal kadaluarsa,
keterangan dan dapat dilakukan melalui nota pembelian. Kemampuan telusur yang
8
disusun telah disosialisasikan pada tanggal 20 Mei 2018 dan bukti berupa daftar
hadir dapat dilihat pada Lampiran 5. Prosedur kemampuan telusur terdapat pada
Lampiran 1 (manual SJH).
Menu
Menu yang dimaksud merupakan semua menu yang disajikan, baik dimasak
sendiri atau menu yang dibeli dari pihak lain. Implementasi manual SJH dengan
cara mengidentifikasi daftar menu yang memiliki nama yang mengarah pada barang
haram. Seluruh menu yang disajikan harus disertifikasi halal oleh MUI. Setiap
menu harus memiliki resep baku yang digunakan sebagai acuan dalam menyiapkan
produk di dapur. Daftar menu yang dihasilkan di Ayam Geprek Abang Ireng dapat
dilihat pada Gambar 3. Semua menu dari Ayam Geprek Abang Ireng telah sesuai
dengan ketentuan manual SJH.
Audit Internal
Audit internal telah dilakukan di Ayam Geprek Abang Ireng dengan
mengevaluasi kinerja karyawan. Audit internal dilakukan dengan wawancara pada
beberapa karyawan dan observasi fasilitas. Wawancara ini berisikan pertanyaan
10
mengenai kelayakan implementasi manual SJH. Hasil dari wawancara dapat dilihat
di manual SJH pada Lampiran 4. Terdapat delapan dari sebelas kriteria yang dapat
diimplementasi secara keseluruhan karena memiliki kelemahan-kelemahan yang
harus diperbaiki. Kelemahan tersebut yaitu pelatihan eksternal HAS 23000 belum
diikuti oleh salah satu karyawan, dokumen sertifikasi halal dalam daftar bahan
belum tersedia secara lengkap, fasilitas persyaratan hygiene sanitasi belum
terpenuhi seperti toilet pria dan wanita tidak terpisah tempatnya, tidak adanya
tempat cuci tangan, tidak adanya jarak antara ruang makan, dapur, tempat tidur,
tempat penyimpanan kurang baik, serta tidak adanya karyawan yang memiliki
pengetahuan mengenai hygiene sanitasi yang benar.
Usulan Perbaikan
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
KEBIJAKAN
HALAL
Bogor, 2 Mei
2018
Pak Osi
Pimpinan Restoran
16
1. KEBIJAKAN HALAL
Kebijakan halal sejalan dengan janji Ayam Geprek Abang Ireng yang hanya akan
menggunakan bahan baku yang halal, melakukan proses produksi halal yang higienis,
menghindari kontaminasi unsur haram dan najis selama proses produksi, pengemasan dan
pendistribusian.
“Ayam Geprek Abang Ireng berkomitmen tinggi untuk menghasilkan, menjual dan
menyajikan produk halal secara konsisten sesuai persyaratan serifikasi halal HAS 23000
LPPOM MUI.”
Sebagai bisnis di bidang makanan yang dikelola oleh seorang muslim, maka Ayam Geprek
Abang Ireng akan terus mempertahankan sesuai dengan komitmen dari Manajemen perusahaan
telah membuat panduan atau pedoman kepada seluruh staff dan karyawan untuk status Ayam
Geprek Abang Ireng sebagai restoran halal, berupa manual sistem jaminan halal. Sosialisasi
kebijakan halal dilakukan melalui briefing karyawan, pemasangan kebijakan pada area
strategis, dan poster.
Bapak Osi
sebagai
pemilik
Bapak Bagus
sebagai
koordinator manajemen halal
Tim manajemen halal ditunjuk oleh manajemen puncak sebagai penanggung jawab atas
perencanaan, penerapan, evaluasi dan perbaikan berkelanjutan sistem jaminan halal di Ayam
Geprek Abang Ireng. Koordinator manajemen halal memiliki tugas mengawasi dan mengatur
agar anggota menjalani tugas dengan baik. Anggota tim dipilih sebagai perwakilan setiap
aktivitas kritis. Pembelian bertugas untuk memastikan bahan baku yang dibeli telah memiliki
sertifikasi halal dalam prosedur seleksi bahan baru, pembelian bahan, pemeriksaan bahan
datang, penyimpanan bahan baku, kemampuan telusur. Pemasakan dapur satu dan pemasakan
dapur dua bertugas memastikan pemasakan telah sesuai prosedur kritis penyiapan menu,
penanganan produk yang tidak memenuhi kriteria dan pengembangan menu baru. Pencucian
menerapkan prosedur pencucian peralatan masak dan fasilitas. Sedangkan untuk prosedur
aturan karyawan, pengembangan outlet baru diatur oleh pemilik rumah makan.
Persyaratan dan wewenang auditor halal internal di Ayam Geprek Abang Ireng adalah
sebagai berikut :
a. Persyaratan Tim Auditor Halal Internal (AHI) di PT Ayam Geprek Abang Ireng
Pelatihan Eksternal : Tim Auditor Halal Internal (AHI) mengikuti pelatihan Sistem
Jaminan Halal HAS 23000 di LPPOM MUI.
Pelaksanaan pelatihan eksternal bertujuan untuk meningkatkan wawasan dan pemahaman
mengenai HAS 23000 (persyaratan sertifikasi halal) yang diselenggarakan oleh LPPOM MUI
dengan trainer dari LPPOM MUI. Pelatihan eksternal diselenggarakan dalam bentuk pelatihan
reguler atau in house training. Pelatihan eksternal harus diikuti oleh ketua atau anggota tim
auditor halal internal sekurang-kurangnya 2 tahun sekali.
Edukasi dapat dilakukan melalui penyebaran leaflet, buku saku, majalah dinding, buletin
internal, spanduk, poster, ceramah umum, memo internal. Ayam Geprek Abang Ireng harus
melakukan komunikasi dengan berbagai pihak yang terkait dalam menjalankan manajemen
halal, baik komunikasi internal maupun eksternal. Bentuk komunikasi yang dilakukan antara
lain komunikasi individual atau secara langsung. Prosedur komunikasi dibuat untuk :
• Komunikasi Internal : antara berbagai tingkatan dan fungsi organisasi di dalam Ayam
Geprek Abang Ireng
• Komunikasi Eksternal : menerima, mendokumentasi dan menanggapi komunikasi ke
luar Ayam Geprek Abang Ireng (supplier, distribution center dll).
19
4. BAHAN
Bahan yang dimaksud mencakup bahan baku, bahan tambahan dan bahan penolong. Bahan
baku dan bahan tambahan adalah seluruh bahan yang digunakan dalam proses pembuatan
menu dan menjadi bagian dari komposisi menu. Bahan penolong merupakan bahan yang
digunakan untuk membantu pembuatan menu, tetapi bahan tersebut tidak menjadi bagian dari
komposisi menu (ingredient). Jika terdapat menu yang tidak dibuat sendiri seperti menu
konsinyasi (titipan) ataupun menu yang dibeli dari pihak lain, tetap dianggap sebagai bahan
baku. Bahan baku yang digunakan harus memenuhi persyaratan:
• Bahan tidak boleh bersumber ataupun mengandung : (i) babi dan turunannya; (ii)
khamr/ alkohol; (iii) hasil samping khamr yang diperoleh dari pemisahan fisik; (iv)
darah; (v) bangkai; (vi) bagian tubuh manusia; (vii) bahan tidak lazim (daging
anjing, daging tikus, daging buaya dll).
• Bahan tidak boleh dihasilkan dari fasilitas produksi yang juga digunakan untuk
membuat produk yang menggunakan bahan baku : (i) babi dan turunannya; (ii)
khamr/ alkohol; (iii) hasil samping khamr yang diperoleh dari pemisahan fisik; (iv)
darah; (v) bangkai; (vi) bagian tubuh manusia; (vii) bahan tidak lazim (daging
anjing, daging tikus, daging buaya dll).
• Bahan tidak tercampur bahan haram atau najis dari bahan tambahan, bahan
penolong dan fasilitas produksi.
• Bahan hewani harus dari hewan halal yang disembelih secara syariat Islam yang
dibuktikan sertifikat halal MUI, atau lembaga yang diakui LPPOM MUI.
• Terdapat dokumen pendukung kehalalalan bahan yang dikeluarkan dari produsen
bukan dari distributor.
• Perusahaan membuat daftar bahan (bahan baku, bahan tambahan, dan bahan
penolong) yang telah disetujui oleh LPPOM MUI yang harus ditandatangani oleh
Ketua Tim Manajemen Halal dan pimpinan perusahaan untuk mendapatkan tanda
tangan LPPOM MUI.
• Setiap penambahan bahan baru harus dilakukan pelaporan kepada LPPOM MUI
untuk disertifikasi kembali.
• Perbaikan daftar bahan dikirimkan ke LPPOM MUI untuk ditandatangani oleh
LPPOM MUI setiap enam bulan sekali bersamaan dengan laporan berkala.
• Setiap dokumen pendukung bahan dikeluarkan oleh produsen dan bukan berasal
dari distributor atau supplier.
20
• Bahan sangat kritis harus dilengkapi dengan sertifikasi halal. Karakteristik bahan
sangat kritis yaitu : (a) bahan yang berasal dari hewan sembelihan dan turunannya,
atau bahan yang mengandung bahan yang berasal dari bahan hewan sembelihan
dan turunannya (b) bahan yang sulit ditelusuri kehalalannya (c) bahan yang
mengandung bahan kompleks (d) flavour.
• Dokumen pendukung bahan harus dilakukan pengawasan secara berkala untuk
memastikan dokumen masih berlaku. Dalam kasus masa berlaku sertifikat halal
telah habis dan supplier tidak bisa memberikan sertifikat halal terbaru maka bahan
dapat digunakan kembali dengan keadaan: (a) bahan diproduksi pada masa
sertifikat halal masih berlaku (b) khusus bahan yang diproduksi di luar masa
berlaku sertifikat halal harus dilengkapi dengan surat keterangan dalam proses
perpanjangan.
5. PRODUK
Produk yang dimaksud adalah semua menu yang disajikan, baik dibuat sendiri oleh
perusahaan maupun menu yang dibeli dari pihak lain atau menu titipan termasuk menu
musiman.
• Nama menu tidak boleh menggunakan nama yang mengarah pada sesuatu yang
diharamkan, contoh : Hot Dog, Rootbeer, Hamburger dll.
• Karakteristik/ profil sensori menu tidak boleh memiliki kecenderungan bau/ rasa yang
mengarah pada sesuatu yang diharamkan, contoh : rasa bir, rasa rum, rasa babi dll.
• Seluruh produk harus disertifikasi halal sebelum disusun sebagai komponen menu.
• Setiap produk harus memiliki menu resep baku yang digunakan store sebagai acuan
dalam mempersiapkan produk/ menu di dapur.
• Menu tidak mengarah kepada sesuatu yang diharamkan atau berkonotasi/ persepsi
sesuatu yang negatif, contoh : paket mesra dll.
6. FASILITAS PRODUKSI
Fasilitas
Fasilitas produksi adalah semua lini produksi dan peralatan pembantu yang digunakan
untuk menghasilkan menu, baik milik perusahaan sendiri atau menyewa dari pihak lain.
Fasilitas ini mencakup semua fasilitas yang digunakan dalam pembuatan menu dari
penyimpanan bahan, proses utama, hingga penyajian. Fasilitas harus memenuhi syarat yaitu :
• Semua alamat fasilitas produksi harus didaftarkan pada LPPOM MUI.
• Setiap fasilitas produksi digunakan untuk menghasilkan menu yang halal.
21
Fasilitas Sanitasi
Aktifitas kritis adalah aktifitas pada rantai penyiapan dan penyajian menu yang dapat
mempengaruhi status kehalalan menu. Prosedur tertulis aktifitas kritis adalah seperangkat
tata cara kerja yang dibakukan untuk mengendalikan aktifitas kritis. Aktifitas kristis tersebut
mencakup proses seleksi bahan baru, pembelian bahan, formulasi menu/ pengembangan
menu baru, pengembangan outlet baru (new store opening), pemeriksaan bahan datang,
penyiapan menu, pencucian peralatan masak dan penyajian, penyimpanan dan penanganan
bahan dan menu, transportasi. Aktifitas kritis disosialisasikan ke semua department terkait,
terdapat bukti penerapan yang terdokumentasi dengan baik dan terintegrasi dengan sistem
yang lain.
Aktifitas kritis dievaluasi efektifitasnya setidaknya setahun sekali, hasil disampaikan ke
department terkait, tindakan koreksi dan ditentukan batas waktu. Evaluasi efektifitas prosedur
melalui audit internal atau kaji ulang manajemen. Evaluasi efektifitas dengan
mengidentifikasi kelemahan penerapan prosedur, kemudian identifikasi penyebab kelemahan.
Tindakan koreksi dapat berupa perbaikan prosedur, pelatihan atau perbaikan.
• Seleksi bahan baru yang akan digunakan pada pembuatan produk yang telah
disertifikasi harus melalui persetujuan penggunaannya oleh LPPOM MUI, kecuali
untuk bahan tidak kritis. Permintaan persetujuan penggunaan bahan baru dapat
ditujukan ke Bidang Penelitian dan Pengkajian Ilmiah LPPOM MUI melalui email
atau fax 0251 8358747 atau tatap muka ke kantor LPPOM MUI.
• Tim manajeman halal harus menjamin tersedianya dokumen pendukung kehalalan
bahan sesui dengan HAS 23201 Persyaratan Bahan Pangan Halal sebelum
mengajukan persetujuan penggunaan bahan baku baru.
• Bahan baru yang telah disertifikasi dapat digunakan dalam proses penyiapan menu
setelah mendapatkan persetujuan dari LPPOM MUI.
• Bahan baru yang telah disetujui oleh LPPOM MUI dapat digunakan dan harus
dimasukkan ke dalam daftar bahan yang telah disetujui LPPOM MUI.
• Penambahan bahan baru ke dalam daftar bahan dapat dilakukan setiap enam bulan
sekali bersamaan dengan pengiriman laporan berkala.
Pembelian Bahan
Pembelian bahan baku harus memenuhi syarat sebagai berikut :
• Pembelian bahan yang dilakukan harus mengacu pada daftar bahan yang telah
disetujui oleh LPPOM MUI.
• Pembelian bahan harus memperhatikan kesesuaian bahan yang akan dibeli dengan
data yang tertera pada sertifikat halal atau dokumen pendukung lainnya.
Penyiapan menu
Penyiapan menu harus memenuhi syarat sebagai berikut :
• Produksi produk bertujuan untuk membuat produk makanan yang halal.
• Proses produksi menggunakan bahan yang telah disetujui LPPOM MUI.
• Resep yang digunakan pada proses produksi harus sesuai dengan resep baku.
• Produksi yang dilakukan pada fasilitas produksi yang memenuhi kriteria fasilitas.
• Najis mutawashsithah adalah najis sedang, yaitu najis yang ditimbulkan karena
bersentuhan dengan barang najis selain najis mukhaffafah (najis air seni bayi laki-laki
sebelum usia dua tahun yang hanya mengkonsumsi ASI) dan najis meghallazhah (najis
babi, anjing, atau turunan keduanya).
• Fasilitas produksi atau peralatan pembantu yang terbuat dari benda keras dan tidak
menyerap najis (tasyarub), misalnya terbuat daru besi atau baja, apabila terkena najis
mutawassithah (najis sedang), jika disucikan dengan menggunakan airakan merusak
alat dan/atau proses produksinya, maka dapat disucikan dengan menggunakan selain
air, selama barang tersebut suci serta bekas najis berupa bau, rasa, dan warna telah
hilang.
• Alat produksi boleh digunakan bergantian antara produk halal dengan produk non
halal yang terkena najis mutawassithah apabila sebelum proses produksi dilakukan
pensucian.
27
Aturan Karyawan
• Produk yang tidak memenuhi kriteria yaitu produk yang telah terlajur dibuat dari bahan
yang tidak disetujui LPPOM MUI dan/atau diproduksi di fasilitas yang tidak bebas dari
bahan babi/turunannya.
• Produk yang tidak sesuai dengan kriteria harus dimusnahkan dan tidak boleh dijual.
• Produk yang tidak memenuhi kriteria tidak boleh diedarkan ke masyarakat.
• Produk yang tidak memenuhi kriteria harus dipisahkan dengan produk lain agar tidak
terjadi kontaminasi.
• Dokumen penanganan menu yang tidakmemenuhi kriteria harus dipelihara.
• Kaji ulang manajemen adalah kajian yang dilakukan oleh manajemen puncak atau
wakilnya dengan tujuan untuk menilai efektifitas penerapan SJH dan merumuskan
perbaikan berkelanjutan.
• Kaji ulang manajemen dilakukan satu kali dalam satu tahun atau lebih sering jika
diperlukan.
• Materi kaji ulang manajemen berasal dari hasil audit internal, audit eksternal, hasil kaji
ulang sebelumnya, ataupun terjadinya perubahan kondisi SJH.
• Kaji ulang manajemen harus dihadiri oleh manajemen puncak/perwakilan.
• Hasil evaluasi disampaikan pada pihak yang bertanggung jawab dan mencakup
manajemen puncak, tim manajemen halal, dan manajer teknis.
• Tindak lanjut penyelesaian hasil evaluasi dilaksanakan sesuai batas waktu yang
ditetapkan. Jika tindak lanjut melewati batas waktu yang ditetapkan atau bahkan tidak
dapat dilaksanakan, maka dapat dilakukan identifikasi penyebab kelemahan kemudian
ditindaklajuti kembali.
• Bukti kaji ulang manajemen harus dipelihara.
30
LEMBAR PENGESAHAN
Manual Sistem Jaminan Halal (SJH) Ayam Geprek Abang Ireng ini merupakan dokumen
penting terhadap pemenuhan persyaratan Sertifikasi Halal LPPOM MUI (HAS 230 000)
sebagai pedoman penerapan Sistem Jaminan Halal dan Sanitasi Higiene. Manual SJH ini
disusun sesuai dengan kondisi rumah makan dan dilarang merubah atau memperbanyak tanpa
izin dari pihak rumah makan.
Pimpinan rumah makan mengesahkan manual SJH ini sebagai pedoman dalam menerapkan
Sistem Jaminan Halal dan dijadikan pedoman dalam proses produksi halal di rumah makan.
Tanggal Pengesahan :
Disiapkan oleh Disahkan oleh
Yang bertandatangan dibawah ini selaku pemilik Ayam Geprek Abang Ireng, dengan ini
menetapkan nama-nama dibawah ini sebagai Tim Manajemen Halal di Ayam Geprek Abang
Ireng, yaitu sebagai berikut:
No Nama Jabatan
1 Bapak Bagus Ketua tim manajemen halal
2 Bapak Asep Bagian pencucian
3 Mbak Yanah Bagian peracikan
4 Bapak Ahmad Bagian pemasakan
5 Bapak Dika Bagian pembelian
Tim Manajemen Halal memiliki uraian tugas sebagaimana tercantum dalam dokumen
Manual Sistem Jaminan Halal dan Hygiene Sanitasi Ayam Geprek Abang Ireng.
Demikian surat penetapan ini dibuat untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Pemilik Restoran
32
PENDAHULUAN
Tujuan
Tujuan penerapan Manual Sistem Jaminan Halal adalah Ayam Geprek Abang
Ireng menjalankan Sistem Jaminan Halal sesuai ketentuan Lembaga Pengkajian Pangan Obat-
Obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia. Manual SJH ini disusun sebagai pedoman
pada penerapan Sistem Jaminan Halal di agai yang sesuai dengan persyaratan sertifikasi Halal
Assurance System (HAS) 23 000 dan untuk menjamin keamanan pangan yang sesuai dengan
Persyaratan Sanitasi Higiene Rumah Makan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 1098/MENKES/SK/VII/2003.
Ruang Lingkup
Manual Sistem Jaminan Halal ini merupakan dokumen yang menjadi pedoman
implementasi pada penerapan Sistem Jaminan Halal Ayam Geprek Abang Ireng yang sesuai
dengan persyaratan sertifikasi Halal Assurance System (HAS) 23 000 dan persyaratan Sanitasi
Higiene Rumah Makan yang berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No. 1098/MENKES/SK/VII/2003. Manual Sistem Jaminan Halal ini berlaku untuk seluruh
karyawan dan diimplementasi pada seluruh fasilitas yang berhubungan dengan produksi halal
di Ayam Geprek Abang Ireng.
33
Nomor : __________________________________________
Tanggal terima sampel : ____/_____/________________________________
Nama bahan : __________________________________________
Nama produsen/ Negara : __________________________________________
Nama supplier : __________________________________________
Alamat kantor : __________________________________________
Contact Person : __________________________________________
Tim Produksi
Kesimpulan
Disetujui. Tidak disetujui
Tanggal Pengajuan LPPOM MUI: / / Alasan :
No memo :
Disetujui oleh,
Pemilik
Ayam Geprek Abang Ireng
34
Tanggal Penerimaan :
Jenis bahan *) : Bahan baku / Bahan Tambahan / Bahan Penolong
Nama bahan :
Jumlah :
Nama supplier/pemasok :
SH masih berlaku :
Tanggal produksi :
Expired date :
Kesesuaian informasi : Ya Tidak
Jika tidak, tindakan :
KESIMPULAN
Status Bahan
OK HOLD REJECT
Tanggal penanganan :
Nama produk :
Tanggal produksi :
Jumlah :
Ketidaksesuaian :
Analisi Penyebab :
Bahan Fasilitas
Tindakan :
Dokumen Tanggal
2. b. Kokoh/kuat/permanen. 2 2 4
c. Rapat serangga 2
d. Rapat tikus 2
Pembagian ruang a. Terdiri dari dapur dan ruang 4
makanan.
b. Ada toilet/jamban 2
3. c. Ada gudang bahan makanan 1 1 6
d. Ada ruang karyawan 1
e. Ada ruang administrasi 1
f. Ada gudang peralatan 1
Lantai a. Bersih 4
b. Kedap air 2
c. Tidak licin 1
4. 0,5 2,5
d. Rata 1
e. Kering 1
f. Konus 1
Dinding a. Kedap air 4
5. b. Rata 3 0,5 3,5
c. Bersih 3
Ventilasi a. Tersedia dan berfungsi baik 5
6. b. Menghilangkan bau tak enak 3 1 10
c. Cukup menjamin rasa nyaman 2
Pencahayaan/ a. Tersebar merata di setiap ruangan 5
penerangan
7. b. Intensitas cahaya 10 fc 3 1 7
c. Tidak menyilaukan 2
Atap a. Tidak menjadi sarang tikus dan
5
serangga
8. b. Tidak bocor 3 0, 5 4
c. Cukup landai 2
44
Pengolahan
E. makanan
Proses a. Tenaga pengolah memakai
pengolahan pakaian kerja dengan benar dan cara 5
25. kerja yang bersih. 5 25
b. Pengambilan makanan jadi
menggunakan alat yang khusus. 3
47
Total 560
Keterangan :
* : Tidak dapat diukur
49
E Produk
50
F Fasilitas Produksi
1. Apakah terdapat penambahan fasilitas yang terlibat
aktivitas kritis?
2. Jika terdapat penambahan fasilitas, apakah fasilitas
yang ditambahkan sesuai sistem jaminan halal dan
didaftarkan untuk sertifikasi?
Aturan Karyawan
1. Apakah terdapat aturan untuk karyawan tidak
mengkonsumsi makanan/ minuman haram atau tidak
jelas kehalalannya didalam rumah makan?
H Kemampuan Telusur
1. Apakah seluruh produk yang dihasilkan dapat
ditelusuri berdasarkan bahan yang telah disetujui oleh
LPPOM MUI?
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandung pada tanggal 10 Juli 1996 dari ayah Indra Putra dan ibu
Sri Mulijani. Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Tahun 2014 penulis lulus dari
SMA Negeri 5 Kota Bogor dan pada tahun yang sama penulis lulus Seleksi Bersama Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dan diterima di Departemen Teknologi Industri
Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB. Selama menjalani perkuliahan di IPB, penulis
juga aktif dalam berbagai kegiatan seperti menjadi Staff Human Resource Development di
Himpunan Mahasiswa Teknologi Industri Pertanian (Himalogin) tahun 2016-2017. Penulis
juga melaksanakan Praktik lapang di PT Coca Cola Amatil Indonesia di Bogor dengan judul
Mempelajari Sistem Tata Letak Rak Pada Gudang di PT Coca Cola Amatil Indonesia.