Anda di halaman 1dari 9

1.

Peralatan Pasteurisasi Susu


Peralatan pasteurisasi susu yang ada dipasaran sangat beragam baik dalam teknologi, kapasitas
maupun harga unitnya. Uraian mengenai peralatan pasteurisasi akan dibahas berdasarkan
kelompok pengguna
a. Peralatan Pasteurisasi Skala sangat kecil ( s/d 100 lt/hari)
Farm pasteurization yang ada umum biasanya dalam bentuk unit lepas, artinya hanya batch
pasteuriser dengan kapasitas tangki 20 lt susu, tanpa unit pengisi dan penyimpan susu
pasteurisasi (rantai dingin)
Spesifikasi Peralatan Pasteurisasi skala peternak secara lengkap terdiri atas :
· Batch Pasteuriser : kapasitas 20 lt, bahan SS 304, dinding rangkap, lengkap dengan low speed
agitator dan thermometer. Media Pemanas : Air panas atau element listrik; Media pendingin : Air
sumur dan air es
· Cup Sealer : Manual atau semi automatic cup sealer , kapasitas 300 – 400 cup/jam; 350 – 450 watt
· Display cooler : Untuk penyimpanan susu pasteurisasi, kapasitas 100 – 200 liter; air tight-glass
panel door
· Peralatan Utilitas : a) Hot water sistem; bahan SS 304; kapasitas 40 – 50 lt; pemanas element listrik
atau kompor BBM/BBG lengkap dengan pompa sirkulasi, b) Unit Air Es; bahan SS 304;
kapasitas 40 – 50 lt; condensing unit 80 watt, lengkap dengan pompa sirkulasi

b. Peralatan Pasteurisasi Skala kecil (100 – 500 lt/hari)


Unit pasteurisasi susu type ini cocok digunakan untuk kelompok peternak yang pasar produknya
sekitar 500 – 3000 cup/hari.
Spesifikasi Peralatan Pasteurisasi pada dasarnya tidak berbeda dengan peralatan type I, yaitu
terdiri atas :

1) Batch Pasteuriser : kapasitas 250 lt, bahan SS 304, dinding rangkap tiga, insulasi, lengkap dengan
low speed agitator dan thermometer. Media Pemanas : Air panas atau element listrik; Media
pendingin : air sumur dan air es
2) Automatic Cup Filler & Sealer: Fully automatic cup filler & sealer , kapasitas 1200 – 1500
cup/jam; 1100 watt
3) Display cooler: Untuk penyimpanan susu pasteurisasi, kapasitas 100 – 200 liter; air tight-glass
panel door
4) Chest Freezer : Kapasitas 200 – 300 ltr, kapasitas beku 14 kg/24 jam; Inside temperature : – 20 0
C
5) Peralatan Utilitas : a). Hot water sistem; bahan SS 304; kapasitas 500 lt; pemanas lengkap dengan
pompa sirkulasi. air panas b). Unit Air Es; bahan SS 304; kapasitas 500 lt; condensing unit 1 PK,
lengkap dengan ompa sirkulasi air es

c. Peralatan Pasteurisasi Skala Menengah (500 – 2000 lt/hari)


Unit pasteurisasi susu type ini cocok digunakan untuk UKM/KUD yang pasar produknya sekitar
3000 – 10.000 cup/hari.
Spesifikasi Peralatan Pasteurisasi pada dasarnya juga tidak berbeda dengan peralatan type II,
yaitu terdiri atas :
1) Tubular/Plate Pasteuriser : kapasitas 250 – 500 lt/jam, bahan SS 304, terdiri atas 3 segmen heater ,
cooler dan chiller. Media Pemanas : Air panas atau element listrik; Media pendingin : air sumur
dan air es
2) Automatic Cup Filler & Sealer : Fully automatic cup filler & sealer , kapasitas 1200 – 1500
cup/jam; 1100 watt
3) Display cooler : Untuk penyimpanan susu pasteurisasi, kapasitas 100 – 200 liter; air tight-glass
panel door
4) Chest Freezer : Kapasitas 200 – 300 ltr, kapasitas beku 14kg/24 jam; Inside temperature : – 20 0 C
5) Peralatan Utilitas : a). Hot water sistem; bahan SS 304; kapasitas 1000 lt; pemanas element listrik
5000 watt, lengkap dengan pompa sirkulasi. air panas b). Unit Air Es; bahan SS 304; kapasitas
1000 lt; condensing unit 1 PK, lengkap dengan pompa sirkulasi air es

a). Plate Heat Exchanger (PHE)

Mesin pasteurisasi menggunakan sistem PHE (Plate Heat Exchanger) dengan pertukaran pemanas dari
heater dengan susu yang dilewatkan pada plate-plate. Proses pasteurisasi yang digunakan pada suhu 80
C dan berjalannya sangat singkat sehingga kandungan susu yang bergizi dapat dipastikan tidak akan
hilang dan bakteri yang merugikan akan mati.

Terdapat 3 komponen yang menyusun PHE, yaitu :


a). Lembar baja tahan karat beralur (plate)
Alat penukar panas ini terdiri dari lembar (plate) baja tahan karat (stainless steel) yang
telah dicetak dengan mesin press berdaya tinggi yang membentuk alur-alur dengan
motif tertentu yang dimaksudkan untuk memperbesar luas permukaan lembar baja dan
terjadinya turbulensi aliran cairan. Lembar-lembar baja ini disusun dengan jumlah
tertentu sesuai kebutuhan dalam suatu kerangka (frame)
b). Rangka penyusun (frame)
Suatu rangka (frame) yang menjepit seluruh susunan lembar baja. Agar setiap pasangan
lembar terdapat celah yang dapat dialiri cairan maka disekeliling lembar terdapat parit
guna meletakkan pita karet (gasket)
c). Pita karet (gasket)
Pita karet (gasket) terbuat dari bahan yang tahan panas/dingin, tahan karat dan non
toksis (food grade). Susunan PHE tersebut dapat terdiri dari beberapa bagian (section),
misalnya heating, cooling, regeneration, dll.

PHE untuk pasteurisasi tersiri dari tiga bagian, yaitu bagian regenerasi, pasteurisasi dan
pendinginan..

PHE Pasteurized

Fungsi          : membunuh bakteri pathogen yang terdapat di dalam susu dengan pemanasan pada
suhu 80 oC selama 5 detik

Jumlah          : 1 buah

Bahan           : Stainless Steel

Kapasitas      : 50000 liter

Tipe              : Plate Heat Exchanger

Media           : steam bersuhu 145-152 oC

Susu dialirkan ke bagian regenerasi untuk mengalami pemanasan awal menggunakan medium
pemanas yaitu susu yang telah mengalami pasteurisasi bersuhu 60 oC. Susu kemudian dialirkan
ke bagian pasteurisasi untuk mengalami pemanasan lebih lanjut hingga suhu 83 oC dengan
medium pemanas steam bersuhu 110 oC. Susu lalu masuk holding tube untuk ditahan suhunya
selama 15 detik

Setelah itu susu didinginkan dengan melewati bagian regenerasi terlebih dahulu sehingga terjadi
kontak tidak langsung karena dibatasi oleh plat. Dengan cara demikian, susu segar yang baru
masuk akan mengalami pemanasan awal dan susu yang sudah dipasteurisasi akan mengalami
penurunan suhu. Pendinginan kemudian dilakukan di bagian pendingin sampai suhu mencapai 4
o
C. Pendinginan bertujuan untuk shocking bacteria, yakni mematikan bakteri yang tahan
terhadap suhu pasteurisasi. Apabila kondisi pasteurisasi tidak mencapai suhu dan waktu yang
ditentukan, maka secara otomatis susu kembali ke balance tank untuk diproses ulang.
Selanjutnya susu dialirkan ke unit compounding.

4. Compounding (Pencampuran Basah)

Compounding merupakan proses pencampuran, pendispersian, dan pelarutan komponen padat


(bubuk), susu segar yang telah dipasteurisasi, dan minyak nabati yang telah diformulasi untuk
memperoleh campuran yang homogen sebelum dilakukan proses pengeringan. Komponen bubuk
yang ditambahkan berupa susu bubuk, skim, gula, whey, pemberi aroma, emusifier/stabilizer
yaitu lechitin, vitamin dan mineral. Sedangkan minyak nabati yang diformulasi telah mengalami
proses oil blending sebelum menuju unit compounding.

Compounding Tank

Fungsi          : mencampur susu kental dengan material lain dan rework

Jumlah          : 2 buah

Bahan           : Stainless Steel

Kapasitas      : 10000 liter/jam

Media           : ice water (4-9oC)

Pelengkap     : agitator tipe propeller dengan kecepatan 40 rpm

Pencampuran komponen bubuk, susu segar dan minyak dilakukan di compounding tank. Proses
pencampuran berlangsung pada suhu 60-70 oC. Pada kisaran suhu tersebut, susu bubuk memiliki
sifat dapat terbasahi serta campuran memiliki viskositas yang rendah sehingga proses
pencampuran berlangsung cepat dan sempurna. Compounding tank terdiri dari dua bagian dan
digunakan secara bergantian bergantian, satu tangki untuk proses compounding, satu tangki
untuk transfer.

 
b). Tubular Heat Exchanger (THE)
Heat exchanger tipe ini melibatkan penggunaan tube pada desainnya. Bentuk penampang tube
yang digunakan bisa bundar, elips, kotak, twisted, dan lain sebagainya. Heat exchanger tipe
tubular didesain untuk dapat bekerja pada tekanan tinggi, baik tekanan yang berasal dari
lingkungan kerjanya maupun perbedaan tekanan tinggi antar fluida kerjanya. Tipe tubular sangat
umum digunakan untuk fluida kerja cair-cair, cair-uap, cair-gas, ataupun juga gas-gas. Namun
untuk penggunaan pada fluida kerja gas-cair atau juga gas-gas, khusus untuk digunakan pada
kondisi fluida kerja bertekanan dan bertemperatur tinggi sehingga tidak ada jenis heat exchanger
lain yang mampu untuk bekerja pada kondisi tersebut. Berikut adalah beberapa jenis heat
exchanger tipe tubular:

a. Shell & Tube


Heat exchanger tipe shell & tube menjadi satu tipe yang paling mudah dikenal. Tipe ini
melibatkan tube sebagai komponen utamanya. Salah satu fluida mengalir di dalam tube,
sedangkan fluida lainnya mengalir di luar tube. Pipa-pipa tube didesain berada di dalam
sebuah ruang berbentuk silinder yang disebut dengan shell, sedemikian rupa sehingga
pipa-pipa tube tersebut berada sejajar dengan sumbu shell.
Heat Exchanger Tipe Shell & Tube
(a) satu jalur shell, satu jalur tube
(b) satu jalur shell, dua jalur tube

Komponen-komponen utama dari heat exchanger tipe shell & tube adalah sebagai
berikut:
Tube. Pipa tube berpenampang lingkaran menjadi jenis yang paling banyak digunakan
pada heat exchanger tipe ini. Desain rangkaian pipa tube dapat bermacam-macam sesuai
dengan fluida kerja yang dihadapi.

Macam-macam Rangkaian Pipa Tube Pada Heat Exchanger Shell & Tube
Shell. Bagian ini menjadi tempat mengalirnya fluida kerja yang lain selain yang mengalir
di dalam tube. Umumnya shell didesain berbentuk silinder dengan penampang melingkar.
Material untuk membuat shell ini adalah pipa silindris jika diameter desain dari shell
tersebut kurang dari 0,6 meter. Sedangkan jika lebih dari 0,6 meter, maka digunakan
bahan plat metal yang dibentuk silindris dan disambung dengan proses pengelasan.

Tipe-Tipe Desain Front-End Head, Shell, dan Rear-End Head


Tipe-tipe desain dari shell ditunjukkan pada gambar di atas. Tipe E adalah yang paling
banyak digunakan karena desainnya yang sederhana serta harga yang relatif murah. Shell
tipe F memiliki nilai efisiensi perpindahan panas yang lbih tinggi dari tipe E, karena shell
tipe didesain untuk memiliki dua aliran (aliran U). Aliran sisi shell yang dipecah seperti
pada tipe G, H, dan J, digunakan pada kondisi-kondisi khusus seperti pada kondenser dan
boiler thermosiphon. Shell tipe K digunakan pada pemanas kolam air. Sedangkan shell
tipe X biasa digunakan untuk proses penurunan tekanan uap.

Sebelum diketemukan alat penukar panas PHE yang lebih kompak dan dapat diproduksi
secara masal , maka alat penukar panas THE telah lebih dahulu digunakan. Perkembangan
teknologi THE adalah diperkenalkannya Triple Tube THE dimana pipa terdalam dialiri media
pemanas/pendingin, pipa ditengah dialiri produk dan pipa terluar dialiri media
pemanas/pendingin lagi. Dengan sistem ini (dikembangkan oleh Stork-Amsterdam) koefisien
pemindahan panas THE meningkat.
 
Alat penukar panas ini konstruksinya lebih sederhana, yaitu
1.    Pipa (tunggal atau kelompok pipa) yang dialiri produk
2.    Pipa bagian luar dengan diameter yang lebih besar (jacketed) yang dialiri media
pemanas atau pendingin (double tube type THE).
.
Perbandingan kelebihan maupun kekurangan dari PHE dan THE sbb.:
Pembanding Plate Heat Exchanger Tubular Heat Exchanger
Kelebihan Mudah dibersihkan Investasinya lebih murah
  Pemindahan panas lebih efisien Dapat difabrikasi di dalam negeri
diatas 85 %
  Mudah diperbesar kapasitasnya Secara mikrobiologis lebih aman, karena
tidak memakai gasket
    Biaya Perawatan murah
     
Kekurangan Investasinya mahal Koefisien pemidahan panas dibawah 85
  %
  Tidak/Belum dapat dibuat di Penambahan kapasitas lebih sulit
dalam negeri
  Jangka waktu pemesanan lama  
  Biaya perawatan tinggi  
 
Peralatan pasteurisasi susu yang lengkap (complete line) pada dasarnya terdiri dari:

1. Tangki Penuang (Tipping Tank) Susu dari para peternak dalam wadah (grundy can)
dituangkan kedalam tangki penuang yang berada diluar ruang proses dan selanjutnya
dipindahkan dengan pompa transfer kedalam tangki penerima yang berada didalam ruang
proses
2. Tangki Penerima (Receiving Tank) untuk menerima dan mencampur susu segar dari para
peternak. Tangki ini sering dilengkapi dengan agitator/pengaduk sehingga dapat
digunakan sebagai Tangki Pencampur (Mixing Tank).
3. Pompa Susu dari tangki penerima susu dipompakan menuju ke sistem pasteurisasi
4. Saringan Susu (In-Line Filter) unit ini dimaksudkan untuk menyaring partikel-partikel
kotoran yang ada dalam susu maupun bahan kotoran lain yang terbawa.
5. Homogenizer, alat ini berfungsi untuk memecah globula lemak, sehingga lemak susu
akan tersebar merata didalam cairan susu dan tidak mudah memisah.
6. Pasteuriser (Tubular/Plate Pasteuriser) terdiri dari:

a)    Pemanas susu (heater) memanaskan susu dengan air panas hingga 80⁰C
b)    Regenarasi susu (Regenerator) memanaskan susu dari tangki pencampur dan susu
dari unit heater
c)    Flow Diversion Valve (FDV), memindahakan aliran susu ke holder secara otomatis
pada suhu susu yang telah ditetapkan (misalnya 80⁰C)
d)    Penahan suhu (holder) mempertahankan suhu susu yang berasal dari heater selama
15-16 detik
e)    Pendingin awal (cooler) mendinginkan susu yang datang dari regenerator dengan air
sumur
f)     Pendingin lanjut (chiller) mendinginkan susu yang datang dari cooler dgn air es
hingga suhu 4–8⁰C
7.    Tangki Penyimpan (Storage Tank) , tangki berdinding rangkap dan diinsulasi digunakan
untuk menyimpan dan menjaga suhu susu 4 – 8⁰C
8.    Pompa Transfer (Transfer Pump) pompa sentrifugal digunakan untuk memindahkan susu
dari tangki penyimpan ke tangki mesin pengisi susu.
9.    Mesin Pengisi Gelas Plastik (Cup Filler & Sealer) untuk mengemas susu kedalam gelas
plastik kapasitas 180 – 200 ml dan menutup dengan plastik lembaran semi-automatis atau
fully automatic
10.  Boks Pendingin/Kamar Dingin (Display Cooler /Cold Room). Susu dalam kemasan harus
disimpan pada suhu rendah yaitu antara 4 – 8⁰C

Anda mungkin juga menyukai