1) Batch Pasteuriser : kapasitas 250 lt, bahan SS 304, dinding rangkap tiga, insulasi, lengkap dengan
low speed agitator dan thermometer. Media Pemanas : Air panas atau element listrik; Media
pendingin : air sumur dan air es
2) Automatic Cup Filler & Sealer: Fully automatic cup filler & sealer , kapasitas 1200 – 1500
cup/jam; 1100 watt
3) Display cooler: Untuk penyimpanan susu pasteurisasi, kapasitas 100 – 200 liter; air tight-glass
panel door
4) Chest Freezer : Kapasitas 200 – 300 ltr, kapasitas beku 14 kg/24 jam; Inside temperature : – 20 0
C
5) Peralatan Utilitas : a). Hot water sistem; bahan SS 304; kapasitas 500 lt; pemanas lengkap dengan
pompa sirkulasi. air panas b). Unit Air Es; bahan SS 304; kapasitas 500 lt; condensing unit 1 PK,
lengkap dengan ompa sirkulasi air es
Mesin pasteurisasi menggunakan sistem PHE (Plate Heat Exchanger) dengan pertukaran pemanas dari
heater dengan susu yang dilewatkan pada plate-plate. Proses pasteurisasi yang digunakan pada suhu 80
C dan berjalannya sangat singkat sehingga kandungan susu yang bergizi dapat dipastikan tidak akan
hilang dan bakteri yang merugikan akan mati.
PHE untuk pasteurisasi tersiri dari tiga bagian, yaitu bagian regenerasi, pasteurisasi dan
pendinginan..
PHE Pasteurized
Fungsi : membunuh bakteri pathogen yang terdapat di dalam susu dengan pemanasan pada
suhu 80 oC selama 5 detik
Jumlah : 1 buah
Susu dialirkan ke bagian regenerasi untuk mengalami pemanasan awal menggunakan medium
pemanas yaitu susu yang telah mengalami pasteurisasi bersuhu 60 oC. Susu kemudian dialirkan
ke bagian pasteurisasi untuk mengalami pemanasan lebih lanjut hingga suhu 83 oC dengan
medium pemanas steam bersuhu 110 oC. Susu lalu masuk holding tube untuk ditahan suhunya
selama 15 detik
Setelah itu susu didinginkan dengan melewati bagian regenerasi terlebih dahulu sehingga terjadi
kontak tidak langsung karena dibatasi oleh plat. Dengan cara demikian, susu segar yang baru
masuk akan mengalami pemanasan awal dan susu yang sudah dipasteurisasi akan mengalami
penurunan suhu. Pendinginan kemudian dilakukan di bagian pendingin sampai suhu mencapai 4
o
C. Pendinginan bertujuan untuk shocking bacteria, yakni mematikan bakteri yang tahan
terhadap suhu pasteurisasi. Apabila kondisi pasteurisasi tidak mencapai suhu dan waktu yang
ditentukan, maka secara otomatis susu kembali ke balance tank untuk diproses ulang.
Selanjutnya susu dialirkan ke unit compounding.
Compounding Tank
Jumlah : 2 buah
Pencampuran komponen bubuk, susu segar dan minyak dilakukan di compounding tank. Proses
pencampuran berlangsung pada suhu 60-70 oC. Pada kisaran suhu tersebut, susu bubuk memiliki
sifat dapat terbasahi serta campuran memiliki viskositas yang rendah sehingga proses
pencampuran berlangsung cepat dan sempurna. Compounding tank terdiri dari dua bagian dan
digunakan secara bergantian bergantian, satu tangki untuk proses compounding, satu tangki
untuk transfer.
b). Tubular Heat Exchanger (THE)
Heat exchanger tipe ini melibatkan penggunaan tube pada desainnya. Bentuk penampang tube
yang digunakan bisa bundar, elips, kotak, twisted, dan lain sebagainya. Heat exchanger tipe
tubular didesain untuk dapat bekerja pada tekanan tinggi, baik tekanan yang berasal dari
lingkungan kerjanya maupun perbedaan tekanan tinggi antar fluida kerjanya. Tipe tubular sangat
umum digunakan untuk fluida kerja cair-cair, cair-uap, cair-gas, ataupun juga gas-gas. Namun
untuk penggunaan pada fluida kerja gas-cair atau juga gas-gas, khusus untuk digunakan pada
kondisi fluida kerja bertekanan dan bertemperatur tinggi sehingga tidak ada jenis heat exchanger
lain yang mampu untuk bekerja pada kondisi tersebut. Berikut adalah beberapa jenis heat
exchanger tipe tubular:
Komponen-komponen utama dari heat exchanger tipe shell & tube adalah sebagai
berikut:
Tube. Pipa tube berpenampang lingkaran menjadi jenis yang paling banyak digunakan
pada heat exchanger tipe ini. Desain rangkaian pipa tube dapat bermacam-macam sesuai
dengan fluida kerja yang dihadapi.
Macam-macam Rangkaian Pipa Tube Pada Heat Exchanger Shell & Tube
Shell. Bagian ini menjadi tempat mengalirnya fluida kerja yang lain selain yang mengalir
di dalam tube. Umumnya shell didesain berbentuk silinder dengan penampang melingkar.
Material untuk membuat shell ini adalah pipa silindris jika diameter desain dari shell
tersebut kurang dari 0,6 meter. Sedangkan jika lebih dari 0,6 meter, maka digunakan
bahan plat metal yang dibentuk silindris dan disambung dengan proses pengelasan.
Sebelum diketemukan alat penukar panas PHE yang lebih kompak dan dapat diproduksi
secara masal , maka alat penukar panas THE telah lebih dahulu digunakan. Perkembangan
teknologi THE adalah diperkenalkannya Triple Tube THE dimana pipa terdalam dialiri media
pemanas/pendingin, pipa ditengah dialiri produk dan pipa terluar dialiri media
pemanas/pendingin lagi. Dengan sistem ini (dikembangkan oleh Stork-Amsterdam) koefisien
pemindahan panas THE meningkat.
Alat penukar panas ini konstruksinya lebih sederhana, yaitu
1. Pipa (tunggal atau kelompok pipa) yang dialiri produk
2. Pipa bagian luar dengan diameter yang lebih besar (jacketed) yang dialiri media
pemanas atau pendingin (double tube type THE).
.
Perbandingan kelebihan maupun kekurangan dari PHE dan THE sbb.:
Pembanding Plate Heat Exchanger Tubular Heat Exchanger
Kelebihan Mudah dibersihkan Investasinya lebih murah
Pemindahan panas lebih efisien Dapat difabrikasi di dalam negeri
diatas 85 %
Mudah diperbesar kapasitasnya Secara mikrobiologis lebih aman, karena
tidak memakai gasket
Biaya Perawatan murah
Kekurangan Investasinya mahal Koefisien pemidahan panas dibawah 85
%
Tidak/Belum dapat dibuat di Penambahan kapasitas lebih sulit
dalam negeri
Jangka waktu pemesanan lama
Biaya perawatan tinggi
Peralatan pasteurisasi susu yang lengkap (complete line) pada dasarnya terdiri dari:
1. Tangki Penuang (Tipping Tank) Susu dari para peternak dalam wadah (grundy can)
dituangkan kedalam tangki penuang yang berada diluar ruang proses dan selanjutnya
dipindahkan dengan pompa transfer kedalam tangki penerima yang berada didalam ruang
proses
2. Tangki Penerima (Receiving Tank) untuk menerima dan mencampur susu segar dari para
peternak. Tangki ini sering dilengkapi dengan agitator/pengaduk sehingga dapat
digunakan sebagai Tangki Pencampur (Mixing Tank).
3. Pompa Susu dari tangki penerima susu dipompakan menuju ke sistem pasteurisasi
4. Saringan Susu (In-Line Filter) unit ini dimaksudkan untuk menyaring partikel-partikel
kotoran yang ada dalam susu maupun bahan kotoran lain yang terbawa.
5. Homogenizer, alat ini berfungsi untuk memecah globula lemak, sehingga lemak susu
akan tersebar merata didalam cairan susu dan tidak mudah memisah.
6. Pasteuriser (Tubular/Plate Pasteuriser) terdiri dari:
a) Pemanas susu (heater) memanaskan susu dengan air panas hingga 80⁰C
b) Regenarasi susu (Regenerator) memanaskan susu dari tangki pencampur dan susu
dari unit heater
c) Flow Diversion Valve (FDV), memindahakan aliran susu ke holder secara otomatis
pada suhu susu yang telah ditetapkan (misalnya 80⁰C)
d) Penahan suhu (holder) mempertahankan suhu susu yang berasal dari heater selama
15-16 detik
e) Pendingin awal (cooler) mendinginkan susu yang datang dari regenerator dengan air
sumur
f) Pendingin lanjut (chiller) mendinginkan susu yang datang dari cooler dgn air es
hingga suhu 4–8⁰C
7. Tangki Penyimpan (Storage Tank) , tangki berdinding rangkap dan diinsulasi digunakan
untuk menyimpan dan menjaga suhu susu 4 – 8⁰C
8. Pompa Transfer (Transfer Pump) pompa sentrifugal digunakan untuk memindahkan susu
dari tangki penyimpan ke tangki mesin pengisi susu.
9. Mesin Pengisi Gelas Plastik (Cup Filler & Sealer) untuk mengemas susu kedalam gelas
plastik kapasitas 180 – 200 ml dan menutup dengan plastik lembaran semi-automatis atau
fully automatic
10. Boks Pendingin/Kamar Dingin (Display Cooler /Cold Room). Susu dalam kemasan harus
disimpan pada suhu rendah yaitu antara 4 – 8⁰C