0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
227 tayangan2 halaman
Dokumen tersebut merangkum beberapa jenis uji sensori, yaitu uji pembeda untuk mengetahui perbedaan antar produk, uji afeksi untuk mengukur penerimaan konsumen, dan uji deskripsi untuk mengidentifikasi karakteristik sensorik suatu produk.
Dokumen tersebut merangkum beberapa jenis uji sensori, yaitu uji pembeda untuk mengetahui perbedaan antar produk, uji afeksi untuk mengukur penerimaan konsumen, dan uji deskripsi untuk mengidentifikasi karakteristik sensorik suatu produk.
Dokumen tersebut merangkum beberapa jenis uji sensori, yaitu uji pembeda untuk mengetahui perbedaan antar produk, uji afeksi untuk mengukur penerimaan konsumen, dan uji deskripsi untuk mengidentifikasi karakteristik sensorik suatu produk.
Uji pembeda berfungsi untuk mengetahui perbedaan berbagai sifat antar produk, seperti perbedaan rasa, warna, aroma dan berbagai sifat sensori lainnya. Penerapan uji pembeda dapat dilakukan ketika produsen harus memutuskan untuk mengubah bahan baku atau kemasan atau sistem produksi untuk suatu harga tanpa mengubah kualitas produk, atau ketika ingin membandingkan karakteristik produk dengan pesaing. Uji pembeda adalah alat analisis yang berguna untuk pengujian sensorik. Uji ini digunakan untuk mengetahui perbedaan yang terlihat antara dua produk, yang dapat diperiksa dengan uji deskriptif untuk mengidentifikasi dasar perbedaan, atau sebaliknya, produk dianggap tidak sesuai dan diambil tindakan; Misalnya, bahan alternatif dapat digunakan dalam makanan. Uji pembeda digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan karakteristik sensorik atau organoleptik dari kedua sampel. Meskipun beberapa sampel dapat diajukan, selalu ada dua sampel yang diperebutkan. Uji ini juga digunakan untuk mengevaluasi pengaruh beberapa proses perlakuan modifikasi bahan dalam industri makanan, atau untuk mengetahui apakah ada perbedaan atau kesamaan antara dua produk dari komoditi yang sama.
2. Uji Afeksi (Affective test)
Uji afeksi digunakan untuk mengukur sikap subjektif konsumen terhadap produk berdasarkan sifat-sifat organoleptik. Hasil yang diperoleh adalah penerimaan (diterima atau ditolak), kesukaan (tingkat suka/tidak suka), pilihan (pilih satu dari yang lain) terhadap produk. Metode ini menawarkan 9 skala seimbang untuk keinginan dengan kategori netral terpusat dan upaya untuk menghasilkan skala titik label dengan adverbia yang mewakili langkah psikologis sama atau perubahan dalam kesukaan.
3. Uji Deskripsi (Descriptive test)
Uji deskripsi ini dilakukan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan produk dari bahan baku yang digunakan, mengidentifikasi proses produksi atau menentukan karakteristik sensorik produk yang dapat dirasakan oleh indra konsumen. Uji Deskripsi adalah metode indrawi untuk mengidentifikasi sifat-sifat makanan atau produk dan diukur dengan subjek manusia yang terlatih khusus. Analisis bisa mencakup semua parameter produk atau mungkin terbatas pada aspek tertentu, misalnya aroma, rasa, tekstur dan sisa rasa. Analisis deskripsi memungkinkan untuk memperoleh deskripsi lengkap produk untuk mengidentifikasi variabel bahan dan proses, menentukan atribut sensorik mana yang penting untuk penerimaan. Sebuah analisis deskripsi biasanya menggunakan antara 8-12 panelis terlatih menggunakan standar acuan, memahami dan menerima atribut yang digunakan. Mereka biasanya menggunakan skala kuantitatif dalam hal intensitas, memungkinkan analisis statistik data. Panelis ini tidak dimintai tanggapan yang mereka sukai terhadap item tersebut. Analisis deskripsi biasanya berguna dalam situasi di mana sebuah spesifikasi detail sensorik dari produk tunggal atau perbandingan sensorik dari perbedaan antara beberapa produk yang diminati. Teknik ini sering digunakan untuk melacak pesaing produk. Analisis deskripsi bisa menunjukkan dengan tepat bagaimana produk pesaing berbeda dari produk yang diuji. Teknik ini biasanya terlalu mahal untuk digunakan dalam kontrol kualitas. Namun, cara ini berguna untuk menyelesaikan masalah keluhan konsumen. Teknik analisis deskriptif tidak boleh menggunakan panelis konsumen karena dalam semua metode deskriptif, para panelis harus dilatih setidaknya harus konsisten. Uji deskriptif terdiri atas uji scoring atau skaling, yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan skala atau skor yang dihubungkan dengan deskripsi tertentu dari atribut mutu produk. Dalam sistem skoring, angka digunakan untuk menilai intensitas produk dengan susunan meningkat atau menurun. Uji flavor/texture dilakukan untuk menguraikan karakteristik aroma dan flavor produk makanan, menguraikan karakteristik tekstur makanan. Tes ini dapat digunakan untuk deskripsi lengkap, melihat identifikasi makanan, perbedaan sampel antar kelompok misalnya sisa rasa dan menunjukkan beberapa perubahan dalam intensitas dan kualitas.