Anda di halaman 1dari 12

Regulasi

Pangan Fungsional
 Saat ini produksi dan peredaran pangan fungsional semakin
berkembang pesat; masyarakat dituntut untuk selektif memilah
dan memilih produk pangan fungsional yang akan
dikonsumsinya
 Sejak 2001 Badan POM telah berupaya menyusun ketentuan
tentang pangan fungsional
 Badan POM membentuk Tim Mitra Bestari yg terdiri dari para
pakar di bidang teknologi pangan, kedokteran dan gizi pangan
dalam membahas permasalahan tsb
 Akhirnya pada tgl 27 Januari 2005 ditetapkan Peraturan

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI Nomor:

HK.00.05.52.0685 tentang Ketentuan Pokok Pengawasan

Pangan Fungsional yang terdiri dari 9 Bab dan 13 Pasal serta

Klaim Pangan Fungsional yang diizinkan


Hal-hal yang diatur dalam Ketentuan Pokok
Pengawasan Pangan Fungsional

 Bab I : Ketentuan Umum


 Bab II : Ruang Lingkup Pengawasan Pangan Fungsional
 Bab III : Kriteria Pangan Fungsional
 Bab IV : Komponen Pangan Fungsional
 Bab V : Produksi
 Bab VI : Label
 Bab VII : Iklan
 Bab VIII : Sanksi
 Bab IX : Ketentuan Penutup
 Lampiran : Klaim Pangan Fungsional
Jenis-jenis produk yang dapat diklaim dalam pangan
fungsional (dalam peraturan tsb)

 Pangan fungsional adalah pangan olahan yang mengandung

satu atau lebih komponen fungsional yang berdasarkan kajian

ilmiah mempunyai fungsi fisiologis tertentu, terbukti tidak

membahayakan kesehatan dan bermanfaat bagi kesehatan


 Memiliki kriteria sbb:

 Menggunakan bahan yang memenuhi standar mutu dan

persyaratan keamanan serta stnadar dan persyaratan lain yang

ditetapkan.

 Mempunyai manfaat bagi kesehatan yang dinilai dari

komponen pangan fungsional berdasarkan kajian ilmiah Tim

Mitra Bestari.
 Disajikan dan dikonsumsi sebagaimana layaknya makanan

dan minuman.

 Memiliki karakteristik sensori seperti penampakan, warna,

tekstur atau konsistensi dan cita rasa yang dapat diterima

konsumen.

 Komponen pangan fungsional tidak boleh memberikan

interaksi yang tidak diinginkan dengan komponen lain.


Komponen pangan fungsional yg dimaksud
dikelompokkan dalam golongan :

 Vitamin • Kolin, lesitin, inositol


 Mineral • Karnitin dan squalen
 Gula alkohol • Isoflavon
 Asam lemak tidak jenuh • Fitosterol dan fitostanol
 Peptida dan protein tertentu • Polifenol (teh)
 Asam amino • Komponen fungsional
 Serat pangan lain yang akan ditetapkan
 Prebiotik kemudian
 Probiotik
Label dan iklan pangan fungsional

 Komponen pangan fungsional dengan data hasil kajian yang


dianggap cukup dan meyakinkan berdasarkan kaidah-kaidah
yang berlaku, diizinkan untuk mencantumkan klaim sesuai
dengan yg ditetapkan

 Klaim tsb terdiri dari:


klaim ttg kandungan gizi (nutrient content claims)
klaim ttg fungsi zat (nutrient function claims)
klaim ttg manfaat terhadap kesehatan (health claims)
Beberapa ketentuan terkait dgn label dan iklan pangan
fungsional meliputi:

 Label pangan fungsional wajib memenuhi keputusan Kepala


Badan POM RI Nomor HL.00.05.52.4231 ttg Pedoman Umum
Pelabelan Produk Pangan

 Label pangan fungsional wajib mencantumkan peringatan


(warning) dan keterangan lain sesuai dengan rekomendasi Tim
Mitra Bestari
 Label pangan fungsional dapat mencantumkan
klaim ttg kandungan gizi (nutrient content claims), klaim ttg
fungsi zat gizi (nutrient function claims) dan klaim ttg manfaat
thd kesehatan (health claims) sebagaimana tercantum pada
lampiran peraturan ini

 Pangan fungsional dapat mencantumkan klaim selain yang


tercantum pada lampiran peraturan setelah mendapat persetujuan
Kepala Badan POM berdasarkan rekomendasi Tim Mitra Bestari
 Label pangan fungsional yang menekankan ttg adanya
satu atau lebih komponen fungsional yg AKG-nya belum ditetapkan
atau jika deskripsi pangan menyatakan keunggulan bahan tsb, maka %
kandungan (b/b) bahan tsb harus dicantumkan. Pelabelan pangan yg
menekankan tth satu atau lebih bahan dgn kandungan rendah, maka %
kandungan bahan tsb harus dinyatakan.

 Pangan fungsional hanya dapat diiklankan setelah mendapat


persetujuan pendaftaran. Produk dan materi iklan pangan fungsional
harus mendapat persetujuan dari Kepala Badan POM sblm diedarkan

Anda mungkin juga menyukai