“ AntiKempal / AntiCacking ”
ANTIKEMPAL
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN
2013 TENTANG BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN ANTIKEMPAL 8
Tabel 1. Bahan antikempal yang diizinkan digunakan dalam pangan
Dapat menyerap air 1,5 – 2 kali beratnya dan tetap dapat mengalir
Dapat menyerap minyak dan komponen lain
Digunakan pada pembuatan bumbu, dan baking powder
Bubuk selulosa
Sumber : secara alami dalam mineral, dikenal sebagai analcit dan natrolit. Dibuat
secara sintetik melalaui proses yang diawali dengan kuarsa dan gibbsite.
Fungsi : antikempal.
Efek : garam alumunium dapat diabsorbsi dari usus dan dipekatkan dalam
berbagai jaringan manusia, termasuk tulang, parathyroid dan otak.
Alumunium telah menunjukkan neurotoksik (merusak syaraf) pada
kelinci dan kucing dan pada konsentrasi yang tinggi terdekteksi dalam
jaringan otak pasien dengan sakit Alzheimer (senile damatian). Beberapa
laporan telah menyarankan bahwa alumunium yang tinggi akan
berbahaya bagi beberapa pasien sakit tulang atau perusakan ginjal.
A.D.I. : tidak terbatas.
Tipe produk : mie instan, garam, nonkreamer kering, permen karet, serbuk cokelat,
dan serbuk susu.
10. Alumunium kalsium silikat
Sumber : berasal dari asam lemak dari semua lemak hewani dan minyak
nabati dibuat secara sintetik untuk tujuan komersial.
Fungsi : antikempal.
Efek : tidak ada efek merugikan yang diketahui.
A.D.I : tidak terlokalisasi.
Tipe produk : -
14. Magnesium stearat
Sumber : dibuat secara sintetik dari asam stearat komersial.
Fungsi : antikempal, emulsifier, release agent.
Efek : tidak ada efek merugikan yang diketahui dari konsumsi adiktif ini
tetapi menghisap secara tidak sengaja serbuknya dapat berbahaya.
A.D.I. : tidak terbatas.
Tipe produk : gula-gula yang dibuat dengan kompresi langsung.
Dampak
Antikempal dapat dimetabolisme dalam tubuh atau tidak menunjukkan akibat keracunan pada
tingkat penggunaan yang tepat, akan tetapi adanya ferrosianida dalam golongan antikempal
dapat membahayakan jika dikonsumsi.