Laju reaksi kimia akan meningkat dua kali jika suhu ditingkatkan
sebesar 10oC (Q10 = 2), Nilai Q10 tidak bisa digunakan untuk suatu
kisaran suhu yang terlalu besar
Contoh :
Biskuit mempunyai kadar air 2 %. Jika disimpan dalam udara
terbuka, maka produk tersebut akan menyerap uap air dari udara
sehingga kadar airnya bertambah. Peningkatan kadar air ini bisa
diterima konsumen sampai kadar air 4,5 %. Jika kadar airnya
lebih dari 4,5 %, maka tekstur biskuit tersebut menjadi lembek
dan ditolak konsumen. Jadi kadar air kritis bagi biskuit adalah 4,5
%.
Waktu yang
diperlukan oleh
produk untuk
mencapai kadar air
kritis menyatakan
umur simpan
produk
• Penentuan kadar air kritis dilakukan dengan cara menyimpan
produk pada suhu kamar (300C) di ruangan terbuka tanpa
kemasan (Relative Humidity/RH 75-80%)
• Selama periode penyimpanan tersebut, dilakukan uji sensori
terhadap parameter mutu yang berubah dengan bertambahnya
kadar air (misalnya tingkat kerenyahan)
• Selain uji sensori, juga dilakukan uji kadar air. Kemudian dibuat
kurva hubungan antara kadar air dengan skor uji sensori (1 sampai
7). Kadar air kritis merupakan kadar air pada produk ditolak oleh
konsumen (misalnya skor uji sensori 3).
Pendekatan Kurva Sorpsi Isotermis (Labuza)
• Kadar air awal dari produk harus ditentukan dari produk yang
baru diproses (freshly processed products)
• Penentuan kadar air awal dilakukan minimal 10 kali dan
dihitung nilai rata-ratanya
• Tentukan berat solid (Ws), yaitu berat solid produk awal
untuk setiap kemasan setelah dikoreksi dengan kadar air
awal.
CONTOH perhitungan Ws :
• Satuan kadar air : % (db) g H2O / 100 g solid
• Misal : kadar air awal = 1,83 % (db)
= 1,83 g H2O / 100 g solid
= 0,0183 g H2O / g solid
• Kadar solid = (1-0,0183) g solid / g total
= 0,9817 g solid / g total
• Misal : berat produk per kemasan = 220 g
• Berat solid produk per kemasan :
(0,9817 x 220) = 215,974 g solid
Tahap 4 :
Penentuan Kadar Air Kritis (Mc)
k WVTR
x Pout
= (P/X) (Q/A) . p
P/X = permean
A = luas permukaan pengemas
p = beda tekanan parsial gas di dlm & di luar kemasan
Q = jumlah gas maksimum yang diijinkan
Ex:
Minuman anggur dikemas dalam botol PET yang mempunyai permeabilitas thd
oksigen sebesar 0,30 P x 10-11 [ml(STP) cm cm-2dt-1(cmHg)-1]. Botol mempunyai
luas permukaan 720 cm2, ketebalan 0,046 dan berisi 1 L anggur. Hitung umur
simpan anggur (botol tertutup rapat), jika jumlah oksigen yang masuk dan
dapat diterima mutunya adalah 5 ppm.
Tahap 8 :
Perhitungan Umur Simpan
• Setelah diketahui data berat solid awal produk (Ws), kadar air awal (Mo),
kadar air kritis (Mc), kadar air kesetimbangan (Me), slope kurva ISA (b),
tekanan uap air murni (Po), permeabilitas kemasan (k/x), dan luas
kemasan (A), maka masukkan data-data tersebut ke dalam persamaan
Labuza untuk memperoleh nilai umur simpan (t).
METODE KADAR AIR KRITIS YANG DIMODIFIKASI
Modifikasi Labuza
• t = waktu untuk mencapai kadar air kritis atau umur simpan (hari)
• Mc = kadar air kritis pada suhu dan RH tertentu (%bk)
• Mo = kadar air awal produk di awal penyimpanan (%bk)
• Mc-Mo= selisih antara kadar air kritis dengan kadar air awal (%bk)
• k/x = WVTR/Po= permeabilitas kemasan (g/m2/hari/mmHg)
• A = luas kemasan yang dihitung berdasaarkan dimensi kemasan yang digunakan (m2)
• Ws = berat solid produk awal (gram)
• ΔP = selisih tekanan uap air jenuh (mmHg)
• Adanya perbedaan tekanan udara luar (Pout) dan tekanan
uadara dalam kemasan (Pin) akan menyebabkan mobilisasi air :
• Bila Pout > Pin, uap air akan berpindah dari luar kemasan ke dalam
kemasan (produk lambat laun akan meningkat kadar airnya).
• Bila Pout < Pin, uap air akan berpindah dari dalam kemasan ke lingkungan
(produk menjadi lebih kering)
• Bila mobilisasi air telah mencapai batas kadar air kritis, maka
produk dinyatakan telah mencapai batas umur simpannya.
Tahapan Desain Percobaan
• Nilai ΔP adalah perbedaan tekanan antara di luar kemasan (Pout) dan di dalam
kemasan (Pin). Nilai ΔP dipengaruhi oleh suhu dan RH penyimpanan.
• Tekanan uap di luar kemasan pada suhu tertentu dihitung dari perkalian
tekanan uap air murni pada suhu tertentu (P0) dengan kelembaban udara (RH)
atau Pout = P0 x RH.
• Tekanan uap di dalam kemasan dihitung dari perkalian tekanan uap air murni
pada suhu tertentu (P0) dengan aktivitas air (aw) atau Pin = P0 x aw
• Nilai P0 pada suhu tertentu dapat diperoleh dari Tabel uap.