Anda di halaman 1dari 10

176

PIGMEN PADA TANAMAN


Chandra, M.1), Darmawan2)
1)
Praktikan Aplikasi Teknik Laboratorium, Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas
Hasanuddin
2)
Asisten Aplikasi Teknik Laboratorium, Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas Hasanuddin

Abstrak
Bahan pangan merupakan salah satu komponen penting yang dapat ditemukan dari bahan nabati
maupun hewani dengan jenis warna yang beragam. Warna yang terdapat pada bahan pangan ini
disebabkan karena adanya komponen senyawa fitokimia yang terkandung di dalamnya, yaitu
pigmen. Jenis dari pigmen pada tumbuhan sangat beragam, oleh karena itu akan dilakukan
praktikum pengujian pigmen pada tanaman dengan tujuan untuk mengetahui efek dari pemanasan
yang dilakukan terhadap intensitas pigmen pada tanaman serta jenis-jenis pigmen yang ada pada
tanaman. Bahan yang digunakan pada praktkum ini adalah tomat dan bayam dengan pelarutnya
adalah akuades dan aseton. Bahan diberi dua perlakuan, yaitu bahan tanpa perebusan dengan
menambahkan aseton sebagai pelarutnya dan bahan dengan perebusan menggunakan akuades.
Bahan yang telah diberi perlakuan selanjutnya diencerkan sebanyak 400x, 600x, 800x, dan 1000x
lalu diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometer. Berdasarkan hasil pengukuran yang
dilakukan pada bayam dan tomat dengan pemanasan, diperoleh nilai absorbansi berturut-turut
0,384, 0,350, 0,717, dan 0,277 serta 0,146, 0,122, 0,141, dan 0,133. Adapun hasil pengukuran
yang dilakukan pada bayam dan tomat dengan penambahan aseton, diperoleh nilai absorbansi
berturut-turut 0,894, 1,105, 1,733, dan 1,690 serta 1,170, 0,849, 0,610, dan 0,423. Berdasarkan
pengukuran yang dilakukan, dapat diketahui bahwa efek pemanasan akan mempengaruhi
intensitas pigmen pada tanaman. Semakin lama waktu pemanasan yang dilakukan, maka pigmen
yang larut akan semakin banyak. Selain itu juga dapat diketahui pigmen yang terdapat pada
bayam, yaitu antosianin dan klorofil, sedangkan pigmen pada tomat yaitu likopen dan xantofil.
Kata kunci: Bayam, Pigmen, Tomat

I. PENDAHULUAN dibandingkan dengan zat warna sintetik


(dari bahan kimia). Umumnya, pigmen
I.1 Latar Belakang
rentan terhadap pH, sinar matahari, dan
Bahan pangan merupakan salah satu
suhu tinggi. Selain itu, pigmen juga dapat
komponen yang sangat penting dalam
dilarutkan dengan menggunakan pelarut
menunjang kehidupan manusia. Sumber
dari bahan pangan dapat ditemukan dari organik. Warna pigmen yang larut akan
berbeda tergantung dari jenis pelarut
bahan nabati maupun hewani dengan
yang digunakan, misalnya pemanasan
jenis warna yang beragam. Warna yang
pada wortel menggunakan pelarut
terdapat pada bahan pangan ini
akuades akan menghasilkan (melarutkan)
disebabkan karena adanya komponen
pigmen beta karoten (berwarna merah-
senyawa fitokimia yang terkandung di
jingga) pada wortel.
dalamnya, yaitu pigmen.
Setiap warna yang terdapat pada
Pigmen merupakan zat warna alami
bahan pangan menunjukkan kandungan
yang terdapat pada hewan maupun
senyawa fitokimia tertentu yang dapat
tumbuhan. Penggunaan pigmen pada
bermanfaat bagi tubuh. Selain itu, kadang
bahan pangan tidak akan memberikan
kala warna dari pigmen tersebut juga
efek yang merugikan bagi tubuh
177

menunjukkan rasa dari suatu bahan II. METODOLOGI PRAKTIKUM


pangan. Berdasarkan uraian tersebut,
II.1 Waktu dan Tempat
maka akan dilakukan praktikum Praktikum pigmen pada tanaman
mengenai Pigmen pada Tanaman.
dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal
Praktikum ini dilakukan agar praktikan 6 November 2018 pukul 07.30-
dapat mengetahui jenis-jenis dari pigmen 11.30 WITA bertempat di Laboratorium
pada suatu tanaman ketika dilakukan Kimia Analisa dan Pengawasan Mutu
pemanasan serta manfaat dari pigmen Pangan, Program Studi Ilmu dan
tersebut. Pengujian ini didasarkan pada Teknologi Pangan, Departemen
banyaknya jenis pigmen yang terkandung Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian,
di dalam suatu bahan pangan. Sehingga, Universitas Hasanuddin, Makassar.
untuk mengetahui jenis-jenis dari pigmen
tersebut, maka akan dilakukan pengujian, II.2 Alat dan Bahan
salah satunya dengan pemanasan. Alat dan instrumen yang digunakan
pada praktikum ini, meliputi batang
I.2 Rumusan Masalah pengaduk (Pyrex), bulb (Supertek),
Rumusan masalah dari praktikum Erlenmeyer (Pyrex) 500 ml, gelas kimia
Pigmen pada Tanaman, yaitu: (Pyrex) 50 dan 100 ml, gelas ukur
1. Bagaimana efek dari pemanasan yang (Pyrex) 250 ml, gunting, hot plate (Ika
dilakukan terhadap intensitas pigmen Labortechnik RS232), kain saringan,
pada tanaman ? mikropipet (Dragonlab toppette) 1-
2. Jenis-jenis pigmen apa saja yang
1000 𝜇L, neraca Ohaus (CheckOgram
terdapat pada tanaman ?
8800 IM 8881-02), pipet volume (Pyrex)
I.3 Tujuan dan Kegunaan 10 ml, sendok tanduk (Lokal), tabung
Tujuan dari praktikum Pigmen pada reaksi (Pyrex), wadah plastik, dan waring
Tanaman, yaitu: blender (7011HS).
1. Untuk mengetahui efek dari Bahan yang digunakan pada
pemanasan yang dilakukan terhadap praktikum ini, meliputi akuades,
intensitas pigmen pada tanaman. aluminium foil, aseton, bayam, lap kasar,
2. Untuk mengetahui jenis-jenis dari tisu, dan tomat.
pigmen pada tanaman.
II.3 Prosedur Praktikum
Kegunaan dari praktikum ini, yaitu
II.3.1 Prosedur pada Bayam dan
praktikan dapat mengetahui jenis-jenis
Tomat Tanpa Perebusan
dari pigmen yang terkandung pada suatu
Masing-masing sampel disortir
bahan berdasarkan perlakuan pemanasan
kemudian dicuci. Sampel yang telah
dan penambahan larutan yang dilakukan.
dicuci kemudian dikeringkan dengan tisu
Selain itu, dengan dilakukannya
dan ditimbang sebanyak 50 gram. Sampel
praktikum ini, maka praktikan dapat
dipotong dan dimasukkan ke dalam
mengetahui jenis-jenis pelarut yang dapat
waring blender lalu ditambahkan dengan
digunakan untuk melarutkan suatu
aseton 50 ml. Sampel yang telah
pigmen.
diblender kemudian disaring dengan
menggunakan kain saring. Selanjutnya
masing-masing sampel diencerkan
sebanyak 400x, 600x, 800x, dan 1000x
178

(yaitu sampel berturut-turut dipipet hingga mencapai 2 ml). Sampel yang


sebanyak 0,125 ml, 0,0833 ml, 0,0625 telah diencerkan kemudian diukur
ml, dan 0,05 ml lalu diencerkan intensitasnya menggunakan alat
menggunakan aseton hingga mecapai 2 spektrofotometer.
ml). Sampel yang telah diencerkan
kemudian diukur intensitasnya III. HASIL DAN PEMBAHASAN
menggunakan spektrofotometer. III.1 Hasil
II.3.2 Prosedur pada Bayam dengan Tabel hasil pengujian Pigmen pada
Perebusan Tanaman, yaitu:
Sampel terlebih dahulu disortir Tabel 8. Hasil Pengujian Pigmen pada
lalu dicuci dan dikeringkan menggunakan Tanaman
No. Sampel Pengenceran
tisu. Sampel kemudian dimasukkan ke
400x 600x 800x 1000x
dalam gelas kimia dan ditambahkan 1. Bayam 0,384 0,350 0,317 0,277
akuades sebanyak 100 ml. Sampel lalu rebus
2. Bayam 0,894 1,105 1,733 1,690
direbus menggunakan hot plate hingga
tanpa
mendidih dengan suhu 80 oC. Sampel direbus
yang telah direbus kemudian disaring 3. Tomat 0,146 0,122 0,141 0,133
rebus
menggunakan kain saring dan diencerkan 4. Tomat 1,170 0,849 0,610 0,423
menggunakan akuades sebanyak 400x, tanpa
600x, 800x, dan 1000x (yaitu sampel direbus
Sumber: Data Primer Hasil Praktikum Aplikasi
berturut-turut dipipet sebanyak 0,25 ml,
Teknik Laboratorium, 2018.
0,1667 ml, 0,125 ml, dan 0,1 ml lalu
diencerkan hingga mencapai 2 ml). III.2 Pembahasan
Sampel yang telah diencerkan kemudian III.2.1 Pigmen dan Jenis Pigmen
diukur intensitasnya menggunakan alat Pigmen merupakan zat warna
spektrofotometer. alami yang terdapat pada hewan maupun
tumbuhan dan biasanya digunakan
II.3.3 Prosedur pada Tomat dengan sebagai pewarna alami pada suatu bahan
Perebusan pangan. Pewarna alami pada tumbuhan
Sampel terlebih dahulu disortir dapat diperoleh dengan mengekstrak
lalu dicuci dan dikeringkan menggunakan bagian-bagian dari tumbuhan yang
tisu. Sampel kemudian dipotong dan mengandung pigmen. Berdasarkan
dimasukkan ke dalam gelas kimia. sumbernya, zat pewarna alami dibedakan
Sampel yang telah dipotong kemudian menjadi 3, yaitu zat pewarna alami yang
ditambahkan dengan akuades sebanyak berasal dari tanaman seperti antosianin,
50 ml. Sampel lalu direbus menggunakan karotenoid, betalains, klorofil, kurkumin,
hot plate hingga mendidih dengan suhu dan sebagainya. Pewarna alami yang
80oC. Sampel yang telah direbus berasal dari aktivitas mikrobial, seperti
kemudian disaring menggunakan kain aktivitas Monascus sp. yang
saring dan diencerkan menggunakan menghasilkan warna merah. Aktivitas
akuades sebanyak 400x, 600x, 800x, dan yang dilakukan oleh mikroba ini berupa
1000x (yaitu sampel berturut-turut aktivitas metabolisme DNA. Mikroba
dipipet sebanyak 0,125 ml, 0,0833 ml, yang menghasilkan pigmen akan
0,0625 ml, dan 0,05 lalu diencerkan dibiakkan dan diidentifikasi dengan
179

mengisolasi DNA-nya kemudian menyatakan bahwa berdasarkan jenisnya,


diekstraksi untuk diperoleh warna dari pigmen terdiri dari antosianin, flavonoid,
pigmennya. Adapun pewarna alami yang leukoantosianin, tannin, betalain, kuinon,
berasal dari hewan dan serangga, meliputi xanton, karotenoid, likopen, beta karoten,
Cochineal dan zat pewarna heme. klorofil, dan pigmen heme.
Cochineal merupakan serangga yang Berdasarkan pelarutnya,
mengandung zat carmine yang akan anosianin, flavonoid, klorofil,
memberikan warna merah. Warna merah leukoantosianin, tannin, betalain, dan
ini dapat diperoleh dengan merebus xanton dapat larut dalam air. Adapun
serangga tersebut. Bila dipanggang di karotenoid dan juga klorofil larut dalam
atas kuali panas, Cochineal akan minyak. Warna dari antosianin adalah
menghasilkan warna hitam. Hal ini sesuai jingga, merah, ungu, dan biru serta dapat
dengan pernyataan Sari (2015), yang ditemukan pada buah apel, anggur,
menyatakan bahwa bagian-bagian dari rasberi, bunga petunia, dan sebagainya.
tumbuhan dapat diekstrak untuk Leukoantosianin tidak memberikan
didapatkan pewarna alami yang dapat warna (biasanya ditemukan pada bagian
digunakan pada bahan pangan. dalam buah-buahan seperti pir, apel).
Umumnya, zat warna terbentuk Warna dari tannin dan flavonoid adalah
dari kombinasi tiga unsur, yaitu karbon, kuning, merah, coklat, dan tak berwarna
hidrogen, dan oksigen, namun, terdapat serta dapat ditemukan pada buah-buahan
beberapa pigmen yang mengandung seperti kulit pada anggur merah. Warna
unsur lain seperti nitrogen pada indigotin dari betalain adalah kuning dan merah
dan magnesium pada klorofil. Indigotin (dapat ditemukan pada buah bit), warna
yang mengandung nitrogen disebabkan dari kuinon adalah kuning hingga
karena adanya anilin yang berfungsi kehitaman (biasanya terdapat pada kulit
sebagai prekursor bagi pewarna indigo kayu atau akar tumbuhan), warna dari
sehingga menghasilkan warna biru dari xanton adalah kuning, warna dari
blue jeans. Adapun magnesium karotenoid adalah kuning, merah hingga
merupakan unsur penting bagi klorofil. tak berwarna (pada bayam), warna dari
Hal ini dikarenakan magnesium berfungsi klorofil adalah hijau dan coklat (pada
sebagai katalisator respirasi oksidatif bayam) serta warna dari pigmen heme
pada proses pembentukan klorofil. adalah merah dan coklat. Hal ini sesuai
Berdasarkan jenisnya, pigmen terdiri dari dengan pernyataan Sutanto (2012), yang
antosianin, flavonoid, leukoantosianin, menyatakan bahwa berdasarkan
tannin, betalain, kuinon, xanton, pelarutnya, anosianin, flavonoid, klorofil,
karotenoid, likopen, beta karoten, leukoantosianin, tannin, betalain, dan
klorofil, dan pigmen heme. Antosianin, xanton dapat larut dalam air. Adapun
flavonoid, leukoantosianin, tannin, karotenoid dan juga klorofil larut dalam
betalain, xanton, karotenoid, dan klorofil minyak.
dapat ditemukan pada tanaman, xanton
III.2.2 Metode Ekstraksi Pigmen
dapat ditemukan pada tanaman dan Ekstraksi merupakan proses
bakteri serta pigmen heme dapat pemisahan bahan dari campurannya
ditemukan pada hewan. Hal ini sesuai dengan menggunakan pelarut yang
dengan pernyataan Sutanto (2012), yang
180

sesuai. Ekstrasi pigmen merupakan adanya ketidakakuratan dikarenakan


pemisahan antara pigmen dengan bahan preparasi sampel yang dilakukan bersifat
dari suatu bahan pangan dengan manual sehingga memungkinkan adanya
menggunakan pelarut ataupun kesalahan seperti memegang kuvet pada
menggunakan perlakuan seperti bagian halus akan mempengaruhi nilai
pemanasan. Berdasarkan jenis dari absorbansi suatu sampel. Hal ini
metodenya, ekstrasi terbagi atas enam, sesuai dengan pernyataan Andarwulan
yaitu maserasi, sokhletasi, perkolasi, dkk (2011), yang menyatakan bahwa
refluks, destilasi uap air, dan rotavapor. metode analisis pigmen dapat dilakukan
Maserasi merupakan cara penyaringan dengan kolorimeter dan spektrofotometer.
sederhana yang dilakukan dengan
III.2.3 Bahan
merendam serbuk simplisia dalam cairan Bayam (Amaranthus sp.)
penyaring dengan menggunakan suhu merupakan salah satu dari jenis sayuran
kamar dan terlindung dari cahaya. yang memiliki berbagai kandungan di
Sokhletasi merupakan metode dengan dalamnya, seperti vitamin A, B, C,
memanfaatkan pemanasan pada pelarut mineral, dan kalsium serta banyak
sehingga terjadi kondensasi. Perkolasi mengandung kalori, protein, lemak, dan
merupakan penyaringan yang dilakukan karbohidrat. Selain mengandung gizi,
dengan mengalirkan pelarut melalui bayam juga mengandung zat antigizi,
serbuk simplisia yang telah dibasahi. Hal salah satunya oksalat. Oksalat dapat
ini sesuai dengan pernyataan
menimbulkan masalah dalam penyerapan
Setyaningrum (2010), yang menyatakan kalsium, yaitu mengendapkan kalsium
bahwa terdapat enam jenis metode yang membentuk kalsium oksalat yang tidak
dapat dilakukan untuk mengekstrasi, dapat diserap oleh tubuh, sehingga
yaitu maserasi, sokhletasi, perkolasi, terbentuk endapan garam yang tidak larut
refluks, destilasi uap air, dan rotavapor. dan menyebabkan munculnya penyakit
Berdasarkan metode analisis batu ginjal dan kencing batu. Bila bayam
pigmen dapat dilakukan dengan tidak dikonsumsi dalam jangka waktu
kolorimeter dan spektrofotometer. Prinsip kurang dari 5 jam, maka kandungan
pengukuran warna dengan kolorimeter oksalat yang ada pada bayam akan
didasarkan pada pengukuran secara meningkat. Pigmen yang terdapat pada
langsung dengan menentukan komponen
bayam, yaitu klorofil dan antosianin.
merah, biru, dan hijau dari cahaya yang Antosianin berfungsi dalam memberikan
diserap oleh subjek atau sampel, warna merah serta klorofil berfungsi
sedangkan pengukuran warna dengan dalam memberikan warna hijau pada
spektrofotometer didasarkan pada bahan tersebut. Salah satu kandungan
pengukuran absorbansi intensitas pigmen yang paling dibutuhkan dari antosianin
pada tanaman. Metode menggunakan adalah sebagai antioksidan di dalam
spektrofotometer merupakan metode tubuh, sehingga dapat mencegah
yang paling sering digunakan. Hal ini terjadinya aterosklerosis, yaitu
dikarenakan penggunaan alat ini lebih penyumbatan pada pembuluh darah.
sederhana, cepat, dan merupakan dasar Antosianin bekerja dalam menghambat
dalam pengukuran. Adapun kelemahan proses heterogenesis (awal mula dalam
dari metode ini, yaitu memungkinkan
181

proses kerusakan sel endotel) dengan cara klorofil adalah natrium bikarbonat,
mengoksidasi lemak jahat di dalam magnesium bikarbonat, etanol, dietil eter,
tubuh, yaitu lipoprotein densitas rendah. aseton, dan sebagainya. Hal ini sesuai
Selanjutnya integritas sel endotel yang dengan pernyataan Khoirullah (2016),
melapisi dinding pembuluh darah akan yang menyatakan bahwa pigmen yang
dilindungi sehingga tidak terjadi terdapat pada bayam yaitu antosianin dan
kerusakan. Kerusakan sel endotel klorofil. Selain itu diperkuat oleh
merupakan awal mula pembentukan pernyataan Suwardi (2011), yang
aterosklerosis sehingga harus dihindari. menyatakan bahwa bayam mengandung
Selain itu, antioksidan pada antosianin zat antigizi yaitu oksalat.
juga akan bekerja dalam merelaksasikan Tomat (Licopersicon esculentum)
pembuluh darah untuk mencegah merupakan salah satu bahan pangan yang
penyakit kardiovaskular. Adapun manfaat mengandung vitamin dan mineral yang
antosianin lainnya, yaitu untuk diperlukan oleh tubuh. Buah tomat juga
melindungi lambung dari kerusakan, mengandung zat pembangun jaringan
menghambat sel tumor, meningkatkan tubuh dan zat yang dapat meningkatkan
kemampuan penglihatan mata serta energi untuk bergerak dan berpikir, yaitu
berfungsi sebagai antisenyawa yang dapat karbohidrat, protein, lemak, dan kalori.
mencegah kerusakan pada otak. Klorofil Tomat termasuk ke dalam buah
yang terdapat pada bayam digunakan klimaterik, yaitu buah yang masih
oleh bayam untuk proses fotosintesis melakukan proses metabolisme dengan
karena memiliki warna hijau. Selain itu, menggunakan energi yang diperoleh dari
klorofil juga memiliki manfaat dalam cadangan makanan. Selama proses
membantu memulihkan luka (memiliki metabolisme ini, perubahan biokimia
sifat antibakteri dan antiinflamasi), akan mempengaruhi nilai gizi dari tomat,
mengurangi kerutan dan garis halus seperti kandungan likopen, total padatan
(karena mengandung antioksidan yang terlarut, dan hilangnya berat pada bahan.
dapat memberikan perlindungan dari Selain itu, selama proses ini juga akan
sinar matahari/UV), dan sebagainya. terjadi perubahan warna kulit dari hijau
Selain itu, klorofil juga kaya akan menjadi merah. Perubahan ini disebabkan
vitamin A, C, E, dan K. Vitamin A akan oleh pigmen klorofil dan karotenoid.
mendorong pertumbuhan sel untuk Klorofil berfungsi dalam membantu
menjaga kekencangan kulit, sedangkan proses fotosintesis serta memberikan
vitamin C akan menstimulasi produksi warna hijau pada tomat. Adapun
kolagen yang dapat mencegah kerutan karotenoid adalah sekelompok pigmen
pada kulit. Vitamin E berperan dalam nonpolar yang terdiri dari senyawa yang
mencegah radikal bebas (awal tersusun dari unit isoprene dan
pembentukan kanker) serta vitamin K turunannya. Disamping selain sebagai
berperan dalam mempercepat proses memberikan warna merah, karotenoid
penyembuhan luka. Jenis pelarut yang memberikan aktivitas sebagai antioksidan
dapat digunakan untuk mengekstrak dan provitamin A. Senyawa karotenoid
antosianin adalah etanol, metanol, dapat dibagi menjadi 3 golongan, yaitu
akuades, dan sebagainya. Adapun pelarut karotenoid hidrokarbon (likopen dan
yang dapat digunakan untuk mengekstrak betakaroten), karotenoid oksigen
182

(xantofil), dan karotenoid gugus dapat dilarutkan dengan menggunakan


karboksilat (asam karotenoid). Sebagai pelarut organik, seperti kloroform,
sumber vitamin, buah tomat sangat baik benzena, n-heksana, dan pelarut organik
dalam mencegah dan mengobati berbagai lainnya yang bersifat hidrofobik kuat.
macam penyakit, seperti sariawan karena Namun, likopen juga dapat dilarutkan
kekurangan vitamin C, xeropthalmia pada dengan menggunakan akuades dengan
mata karena kekurangan vitamin A, bibir bantuan pemanasan. Selain likopen,
merah dan radang lidah karena kandungan xantofil pada tomat berperan
kekurangan vitamin D. Sebagai sumber dalam membantu proses fotosintesis.
mineral, buah tomat bermanfaat dalam Pigmen xantofil ini dapat diekstrak
pembentukan tulang dan gigi (zat kapur dengan menggunakan pelarut polar
dan fosfor), sedangkan zat besi (Fe) yang seperti alkohol. Hal ini sesuai dengan
terkandung dalam buah tomat dapat penyataan Masfufah (2012), yang
berfungsi bagi pembentukan sel darah menyatakan bahwa pigmen pada tomat
atau hemoglobin. Buah tomat juga yaitu xantofil dan likopen.
mengandung serat yang berfungsi
III.2.4 Pengaruh Perlakuan
memperlancar proses pencernaan Praktikum ini dilakukan dengan
makanan dalam perut. Selain itu buah dua perlakuan, yaitu perlakuan dengan
tomat juga mengandung potasium yang pemanasan dan tanpa pemanasan.
sangat bermanfaat dalam menurunkan Perlakuan dengan pemanasan akan
gejala tekanan darah tinggi serta zat
dilakukan menggunakan akuades,
belerang (Sulfur) dapat digunakan dalam sedangkan perlakuan tanpa pemanasan
mencegah radang hati dan radang usus menggunakan aseton. Kedua perlakuan
buntu. Hal ini sesuai dengan pernyataan tersebut dapat merusak pigmen yang
Novita dkk (2015), yang menyatakan terkandung di dalam bahan. Hal ini
bahwa buah tomat merupakan buah dikarenakan pigmen yang terdapat pada
klimaterik sehingga dapat mengalami bahan akan ikut larut akibat penggunaan
proses degradasi dan perubahan warna pelarut akuades pada pemanasan dan
dari hijau ke merah. penggunaan aseton. Pada pemanasan,
Pigmen yang terdapat pada tomat kandungan antioksidan yang terdapat
adalah karotenoid, yaitu likopen dan pada bahan akan meningkat. Hal ini
xantofil. Likopen berfungsi dalam
dikarenakan kapasitas antioksidan sangat
memberikan warna merah. Likopen berhubungan dengan kandungan pigmen
merupakan salah satu karotenoid yang yang terdapat pada bahan. Peningkatan
sangat dibutuhkan oleh tubuh. kapasitas antioksidan terjadi karena
Kandungan antioksidan pada likopen adanya perlakuan pemanasan yang
mampu mengendalikan radikal bebas 100 menyebabkan kandungan fenofitin
kali lebih efisien dibandingkan dengan meningkat. Fenofitin memiliki
vitamin E. Selain itu, likopen juga kandungan antioksidan lebih kuat
memiliki manfaat untuk mencegah dibandingkan dengan pigmen yang
kardiovaskular, kencing manis, terdapat pada bahan. Adapun perlakuan
osteoporosis, gangguan pada saraf, tanpa pemanasan (dengan menambahkan
alzheimer, infertility, dan kanker aseton) juga akan membuat pigmen
(terutama pada kanker prostat). Likopen
183

menjadi larut. Semakin banyak ditambahkan dengan pelarut aseton, maka


penggunaan aseton, maka pigmen yang pigmen yang terdapat pada bahan akan
larut juga akan semakin banyak serta ikut larut sehingga warnanya berwarna
kapasitas antioksidannya juga meningkat. hijau dan kuning. Hal ini sesuai dengan
Hal ini sesuai dengan pernyataan Wibella pernyataan Khoirullah (2016), yang
(2016), yang menyatakan bahwa menyatakan bahwa pigmen klorofil pada
perlakuan pemanasan dan penambahan bayam akan memberikan warna hijau dan
aseton akan membuat pigmen yang karotenoid (xantofil) akan memberikan
terdapat pada bahan menjadi larut serta warna kuning kejingga-jinggaan.
akan terjadi peningkatan antioksidan.
III.2.6 Hasil Absorbansi Terhadap
III.2.5 Hasil Intensitas Warna Pengenceran
Berdasarkan Perbedaan Pelarut Pengenceran adalah pencampuran
dan Perlakuan antara larutan pekat (berkonsentrasi
Berdasarkan perlakuan dengan tinggi) dengan pelarut sehingga diperoleh
menggunakan akuades pada pemanasan, larutan yang berkonsentrasi rendah
didapatkan warna merah pada tomat dan dengan volume larutan yang lebih besar.
bayam. Hal ini dikarenakan adanya Larutan yang berkonsentrasi rendah ini
kandungan likopen pada tomat dan jika diukur dengan menggunakan
kandungan antosianin pada bayam. spektrofotometer, maka absorbansinya
Kedua pigmen ini memberikan warna juga akan rendah. Hal ini dikarenakan
merah pada bahan serta dapat larut konsentrasi dan absorbansi berbanding
dengan menggunakan pelarut polar lurus, semakin rendah konsentrasi yang
seperti akuades. Ketika dilakukan digunakan, maka absorbansinya juga
pemanasan, maka pigmen tersebut akan rendah, begitu pula sebaliknya.
larut dalam akuades sehingga berwarna Berdasarkan hasil pengenceran 400x,
merah. hal ini sesuai dengan pernyataan 600x, 800x, dan 1000x yang dilakukan
Khoirullah (2016), yang menyatakan pada bayam dan tomat dengan perebusan,
bahwa pigmen yang memberikan warna diperoleh nilai absorbansi berturut-turut
merah pada bayam adalah antosianin. 0,384, 0,350, 0,717, dan 0,277 serta
Penyataan ini juga didukung oleh 0,146, 0,122, 0,141, dan 0,133. Hasil dari
Masfufah (2012), yang menyatakan sampel bayam dengan perebusan telah
bahwa pigmen yang memberikan warna sesuai dengan teori, yaitu semakin tinggi
merah pada tomat adalah likopen. tingkat pengenceran yang dilakukan,
Berdasarkan perlakuan dengan maka konsentrasi dari larutan juga akan
menggunakan aseton tanpa pemanasan, semakin rendah sehingga absorbansi yang
didapatkan warna kuning pada tomat dan diperoleh juga semakin kecil. Adapun
warna hijau pada bayam. Hal ini pada sampel tomat yang direbus, nilai
dikarenakan adanya kandungan klorofil absorbansinya tidak sesuai dengan teori.
pada bayam dan kandungan xantofil Hal ini diduga karena adanya human
(karotenoid) pada tomat. Klorofil akan error, yaitu kesalahan pada saat
memberikan warna hijau pada bahan, pemipetan. Hal ini sesuai dengan
adapun karotenoid akan memberikan pernyataan Mustikaningrum (2015), yang
warna kuning kejingga-jinggaan. Ketika menyatakan bahwa salah satu faktor yang
184

menyebabkan kesalahan pada IV.2 Saran


pengukuran adalah adanya human error. Sebaiknya penggunaan pelarut
Berdasarkan hasil pengenceran dapat divariasikan sehingga praktikan
400x, 600x, 800x, dan 1000x pada dapat mengetahui jenis-jenis pelarut yang
sampel bayam dan tomat tanpa dapat digunakan dalam melarutkan
perebusan, diperoleh nilai absorbansi pigmen pada suatu bahan.
berturut-turut 0,894, 1,105, 1,733, dan
1,690 serta 1,170, 0,849, 0,610, dan DAFTAR PUSTAKA
0,423. Hasil dari sampel tomat tanpa Andarwulan, N., F. Kusnandar, D.
perebusan telah sesuai dengan teori, yaitu Herawati. 2011. Analisis
semakin rendah konsentrasi yang Pangan. PT. Dian Rakyat:
digunakan, maka nilai absorbansinya juga Jakarta
rendah. Adapun pada sampel bayam, Khoirullah, S. 2016. Analisa Kadar
absorbansi yang diperoleh tidak sesuai Klorofil pada Daun Bayam
dengan teori. Hal ini diduga karena (Amaranthus) dengan
adanya human error, yaitu kesalahan Menggunakan
pada saat pemipetan serta diduga karena Spektrofotometer Visible
adanya kesalahan dalam memasukkan (Analysis Of Chlorophyll In
data. Kesalahan pada saat memasukkan Spinach Leaves
data diduga karena adanya miss (Amaranthus) Using Visible
communication antara asisten yang Spectrophotometer).
menguji sampel menggunakan [Skripsi]. Universitas
spektrofotometer dengan praktikan yang Diponegoro: Semarang
mencatat nilai absorbansinya. Hal ini Masfufah, A. 2012. Pengaruh Pemberian
sesuai dengan pernyataan Sitorus (2016), Pupuk Hayati (Biofertilizer)
yang menyatakan bahwa konsentrasi pada Berbagai Dosis Pupuk
berbanding lurus dengan nilai absorbansi dan Media Tanam yang
suatu sampel. Berbeda Terhadap
Pertumbuhan dan
IV. PENUTUP Produktivitas Tanaman
IV.1 Kesimpulan Tomat (Lycopersicon
Kesimpulan dari praktikum Pigmen Esculentum). [Skripsi].
pada Tanaman, yaitu: Universitas Airlangga:
1. Efek pemanasan akan mempengaruhi Surabaya
intensitas pigmen pada tanaman. Mustikaningrum, M. 2015. Aplikasi
Semakin lama waktu pemanasan yang Metode Spektrofotometri
dilakukan, maka pigmen yang larut Visibel Genesys-20 untuk
akan semakin banyak. Mengukur Kadar
2. Pigmen pada bayam yaitu antosianin Curcuminoid pada
dan klorofil, sedangkan pigmen pada Temulawak (Curcuma
tomat yaitu likopen dan xantofil. Xanthorrhiza). [Laporan
Tugas Akhir]. Universitas
Diponegoro: Semarang
185

Novita, M., Satriana, dan E. Hasmarita. [Skripsi]. Universitas Atma


2015. Kandungan Likopen Jaya Yogyakarta:
dan Karotenoid Buah Tomat Yogyakarta
(Lycopersicum Pyriforme) Suwardi. 2011. Analisa Kadar Oksalat
pada Berbagai Tingkat dalam Daun Bayam yang
Kematangan: Pengaruh Sudah Dimasak dengan
Pelapisan dengan Kitosan Metode Spektrofotometri
dan Penyimpanan. J. UV. [Skripsi]. Universitas
Teknologi dan Industri Islam Negeri Sultan Syarif
Pertanian Indonesia. 7(1): Kasim Riau: Pekanbaru
35-39 Wibella, N. 2016. Stabilitas
Sari, R. P. 2015. Pengaruh Jumlah Mikroenkapsulat Ekstrak
Pelarut Air dan Uji Daun Suji (Pleomele
Stabilitas Terhadap Angustifolia N.E. Brown)
Karakteristik Zat Warna Terhadap Perlakuan
Daun Jati (Tectona Pemanasan dan pH.
Grandis) sebagai Pewarna [Skripsi]. Institut Pertanian
Alami Tekstil. [Laporan Bogor: Bogor
Tugas Akhir]. Politeknik
Negeri Sriwijaya:
Palembang
Setyaningrum, E. N. 2010. Efektivitas
Penggunaan Jenis Asam
dalam Proses Ekstraksi
Pigmen Antosianin Kulit
Manggis (Garcinia
Mangostana L.) dengan
Penambahan Aseton 60%.
[Skripsi]. Universitas
Sebelas Maret: Surakarta
Sitorus, R. A. R. 2016. Penetapan Kadar
Campuran Rifampisin dan
Isoniazid dalam Sediaan
Tablet secara
Spektrofotometri Ultraviolet
dengan Metode Panjang
Gelombang Berganda.
[Skripsi]. Universitas
Sumatera Utara: Medan
Sutanto, C. N. 2012. Pemanfaatan
Ekstrak Bunga Kecombrang
(Nicolaia Speciosa, Horan)
sebagai Pewarna Alami
pada Makanan Cenil.

Anda mungkin juga menyukai