Anda di halaman 1dari 11

KEANEKARAGAMAN SPESIES LALAT (DIPTERA) DAN

BAKTERI PADA TUBUH LALAT DI TEMPAT PEMBUANGAN


AKHIR SAMPAH (TPA) DAN PASAR

Yunita Panca Putri


Program Studi Pengelolaan Lingkungan Jurusan Biologi Lingkungan
Pasca Sarjana Universitas Sriwijaya
Email: yunita_pp12@yahoo.co.id

ABSTRAK
Lalat adalah jenis Arthropoda yang termasuk ke dalam ordo Diptera. Sebagai vektor mekanis lalat
membawa bibit-bibit penyakit melalui anggota tubuh seperti rambut-rambut pada kaki, badan, sayap
dan mulutnya. Beberapa penyakit yang dapat ditularkan melalui makanan oleh lalat ini adalah
disentri, kholera, typhoid, diare dan gatal-gatal pada kulit. berbagai macam bakteri terutama bakteri
enterik seperti disentri basiler (Shigella), kolera, typhoid, paratyphoid (Salmonella),anthrax dan
berbagai macam kokus. (Suraini, 2011). Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai Mei
2015. Lokasi pengambilan sampel lalat di Pasar Induk Jakabaring Palembang dan TPA Sukawinatan
Palembang. Di Pasar diperoleh 5 spesies lalat, yaitu Musca domestica, Chrysomia megacephala,
Lucilia sp, Sarcophaga sp dan Fannia sp. Di TPA diperoleh 4 spesies lalat, yaitu Musca domestica,
Chrysomia megacephala, Lucilia sp, dan Fannia sp. Dari isolasi bakteri dari permukaan luar tubuh
lalat di Pasar diperoleh bakteri dari genus Proteus, Salmonella, Providencia dan Citrobacter.
Sedangkan di TPA diperoleh bakteri dari genus Salmonella, Providencia, Citrobacter, Escherichia,
Enterobacter dan Vibrio.

Kata kunci : jenis lalat (Diptera), Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA), Pasar, Bakteri.

ABSTRACT
The fly is a type of arthropod belonging to the order Diptera. As mechanical vectors of flies carrying
germs through limbs like hairs on the legs, body, wings and mouth. Some diseases that can be
transmitted through food by flies are dysentery, cholera, typhoid, diarrhea and itching of the skin.
various kinds of bacteria, especially enteric bacteria such as bacillary dysentery (Shigella), cholera,
typhoid, paratyphoid (Salmonella), anthrax and various cocci. (Suraini, 2011). This research was
conducted in January to May 2015. The location of sampling flies in the Market Master and landfill
Sukawinatan Jakabaring Palembang Palembang. The market gained 5 species of flies, which Musca
domestica, Chrysomia megacephala, Lucilia sp, Sarcophaga sp and Fannia sp. The TPA is obtained
four species of flies, which Musca domestica, Chrysomia megacephala, Lucilia sp and Fannia sp.
From the isolation of bacteria from the outer surface of the fly's body in the Market acquired bacteria
of the genus Proteus, Salmonella, Providencia and Citrobacter. While in the TPA is obtained bacteria
of the genus Salmonella, Providencia, Citrobacter, Escherichia, Enterobacter, and Vibrio.

Keywords: types of flies (Diptera), landfill (TPA), Market, bacteria.


Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 12 (2) : 79-89 (Juli 2018) Yunita Panca Putri

PENDAHULUAN jalur yang dilalui, terutama akibat


bercecerannya air lindi dari bak kendaraan.
Lalat adalah jenis Arthropoda yang Prasarana dan sarana pengumpulan yang
termasuk ke dalam ordo Diptera. Beberapa terbuka sangat potensial menghasilkan lindi
spesies lalat merupakan spesies yang paling terutama pada saat turun hujan. Aliran lindi
berperan dalam masalah kesehatan ke saluran atau tanah sekitarnya akan
masyarakat, yaitu sebagai vektor penularan menyebabkan terjadinya pencemaran.
penyakit. Sebagai vektor mekanis lalat
membawa bibit-bibit penyakit melalui Pasar Jakabaring merupakan pasar induk di
anggota tubuh seperti rambut-rambut pada kota Palembang, karena menyuplai sayur,
kaki, badan, sayap dan mulutnya. buah maupun ikan/daging dalam jumlah
banyak dari berbagai daerah di kota
Lalat untuk mempertahankan kehidupannya Palembang, sehingga para pedagang dapat
dan daya tariknya terhadap bau-bau yang membeli dalam jumlah banyak kebutuhan
busuk menuntun lalat untuk mencari tempat- dengan harga yang lebih murah, untuk
tempat yang kotor untuk mencari sesuatu kemudian dijual kembali. Pasar merupakan
yang dapat dimakannya. Biasanya tempat- tempat manusia melakukan aktivitas jual
tempat tersebut adalah tempat yang banyak beli untuk mendapatkan berbagai jenis
berhubungan dengan aktivitas manusia. bahan makanan, seperti ikan, daging, sayur
Lalat banyak terdapat di berbagai habitat, dan buah sehingga dari aktivitas tersebut
diantaranya adalah pada Tempat akan menghasilkan sampah dan menjadikan
Pembuangan Akhir Sampah (TPA) dan lingkungan pasar menjadi kotor dan bau.
Pasar.
Penelitian yang berkaitan dengan jenis-jenis
Dari penelitian Suraini (2011) di TPA kota lalat sangat diperlukan dalam usaha untuk
Padang, diperoleh isolat bakteri dari pengendalian wabah penyakit-penyakit
permukaan luar tubuh lalat M. domestica terutama yang ditularkan melalui lalat pada
dan lalat C. megacephala didapatkan jenis manusia. Penelitian sebelumnya, Suraini
bakteri Enterobacter aerogenes, Escherichia (2011) mendapatkan 2 jenis lalat (Diptera) di
coli, Proteus sp, Bacillus sp, Serratia tempat pembuangan akhir sampah (TPA)
marcescens. Selanjutnya dari penelitian Kota Padang, yaitu Musca domestica dan
Hastutiek dan Fitri (2007), dari tubuh lalat Chrysomya megacepha. Sementara itu
Musca domestica ditemukan bakteri Yuriatni (2011), mendapatkan 6 jenis lalat
Acinetobacter sp, Cirtobacter freundii, yaitu Musca domestica, Chrysomya
Enterobacter aerogenes, Enterobacter megacephala, Fania canicularis, Calliphora
agglomerans, Hafnia alvei, Klebsiella sp., Lucilia sp. dan Sarcophaga sp.
pneumoniae, Morganella morganii, Proteus Selanjutnya hasil penelitian Putri dkk.,
vulgaris, Pseudomonas sp, Salmonella sp., (2013), mengenai keanekaragaman lalat
Listeria sp., Shigella sp.,Vibrio cholera, (Cyclorrapha: Diptera) pada lokasi penjualan
Staphylococcus aureus dan M. leprae. ikan segar di Kota Padang ditemukan 5
species lalat yaitu Musca domestica,
Di kota Palembang saat ini satu-satunya Chrysomya megacephala, Lucillia sp.,
TPA adalah TPA Sukawinatan. Menampung Calliphora sp., Sarcophaga sp dan species
semua sampah yang berasal dari berbagai yang paling dominan adalah Musca
sumber sampah di kota Palembang, seperti domestica.
pemukiman penduduk, pasar,
perkantoran/komersial, jalan dan fasilitas Berdasarkan uraian diatas, perlu dilakukan
umum. Sampah yang menumpuk merupakan penelitian yang mengkaji keterkaitan antara
sumber bau tidak sedap yang memberikan bakteri pada lalat, dimana Tempat
efek buruk bagi daerah di sekitarnya. bau tak Pembuangan Akhir Sampah (TPA) dan
sedap di TPA juga timbul akibat penutupan Pasar dijadikan lokasi yang tepat untuk
sampah yang tidak dilakukan dengan baik. penelitian. Karena terdorong oleh beberapa
Sarana pengangkutan yang tidak tertutup masalah tersebut maka penulis tertarik untuk
dengan baik juga sangat berpotensi melakukan penelitian tentang “
menimbulkan masalah bau di sepanjang Keanekaragaman Spesies Lalat (Diptera)

80
Keanekaragaman Spesies Lalat (Diptera) dan Bakteri pada Tubuh Lalat di TPA dan Pasar

dan Bakteri Pada Tubuh Lalat di Tempat Penangkapan lalat


Pembuangan Akhir Sampah (TPA) dan Penangkapan lalat dengan menggunakan
Pasar ”. insect net, diambil sebanyak 3x
penangkapan. Dilakukan 1 minggu sekali,
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji selama 3 minggu, dan menggunakan kertas
keanekaragaman spesies lalat (Diptera) umpan berperekat yang diletakkan pada
ditinjau dari indeks keanekaragaman, indeks setiap titik pengambilan sampel di masing-
dominansi, dan indeks Evennes di Tempat masing lokasi penelitian dari pukul 08.00
Pembuangan Akhir Sampah (TPA) WIB sampai pukul 10.00 WIB. Untuk
Sukawinatan Palembang dan Pasar Induk keperluan identifikasi lalat, digunakan kunci
Jakabaring Palembang. Mengidentifikasi identifikasi menggunakan buku Borror et al.,
bakteri pada tubuh lalat yang diperoleh di (1992) dan Kalshoven (1981). Identifikasi
Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) lalat dikerjakan secara makroskopis dan
Sukawinatan Palembang dan Pasar Induk mikroskopis (dengan Stereomikroskop) dan
Jakabaring Palembang. didasarkan pada semua gambaran dalam
struktur anatomis luar tubuh lalat.
METODOLOGI PENELITIAN identifikasi bakteri berdasarkan buku
Bergey’s Manual of Determinative
Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Bacteriology 8th Edition (Gibbons and
Januari sampai bulan Mei 2015. Tempat Buchanan, 1974), Bergey’s Manual of
pengambilan sampel adalah Tempat Determinative Bacteriology 9th Edition (Holt
Pembuangan Akhir Sampah (TPA) et al., 1994).
Sukawinatan Palembang dan Pasar Induk
Jakabaring Kota Palembang. Tempat HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian adalah Laboratorium Entomologi
jurusan Hama Penyakit Tanaman Fakultas Tabel 1. Famili, Spesies dan jumlah individu
Pertanian UNSRI Indralaya dan lalat (Diptera) yang ditemukan di Pasar
Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Induk Jakabaring Palembang (3x
FMIPA UNSRI Indralaya. penangkapan).

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini Family Spesies Pasar Induk Total
meliputi jaring penangkap lalat (insect net), Jakabaring
Palembang
botol koleksi, pinset, kamera, kaliper, s i d b i
mikroskop, autoclaf, inkubator, oven, a k a u k
mikroskop, optilab, timbangan analitik, y a g a a
petridish, cawan petri, erlenmeyer, tabung u n i h n
r n
reaksi, jarum ose, jarum inokulasi, bunsen, g a
magnetic stirrer (pengaduk magnet), s
kompor listrik, kulkas, kertas pembungkus, i
n
karet, alat tulis, masker, kaca objek, kaca
Calliphor Chrysomya - 2 1 - 8 56
penutup, tabung reaksi, tabung durham, rak idae megacephala 8 9
tabung reaksi dan pipet tetes. Bahan-bahan
yang diperlukan adalah Nutrient Agar (NA), Muscidae Musca 3 3 1 1 3 127
domestica. 2 0 8 4 3
larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%),
aquades, alkohol 70%, zat warna Kristal
violet, larutan Iodine, safranin, minyak Calliphor Lucilia sp.. - 1 5 - - 21
emersi, larutan malachite green, medium idae 6
agar pati, medium nutrient gelatin, medium Sarcopha Sarcophaga - - - - 2 2
Nutrient Broth (NB), fenol merah, gula gidae sp.
(glukosa,laktosa, dan sukrosa), larutan
Muscida Fannia sp. 7 2 6 5 6 26
reagen kovac’s, medium Simmon’s Citrate e
agar, kertas umpan berperekat, medium MR- Jumlah 3 7 4 1 4 232
VP, larutan metil merah, larutan Barrit A 9 6 8 9 9
dan Barrit B, medium TSIA, dan larutan Sumber : Data penelitian.
H2O2.

81
Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 12 (2) : 79-89 (Juli 2018) Yunita Panca Putri

Tabel 2. Famili, Spesies dan jumlah individu berwarna merah gelap. Sayap jernih dengan
lalat (Diptera) yang ditemukan di TPA guratan urat-urat yang jelas. Ciri-ciri
Sukawinatan Palembang (3x penangkapan). menurut (Borror et al., 1992), tubuh
Family Spesies TPA Sukawinatan Palembang Total
berwarna hijau metalik, mempunyai arista
Plot Plot Plot Plot Plot
I II III IV V sungut plumosa pada ujungnya. Thoraks
Calliphoridae Chryso 11 9 14 8 11 53 b erwarna hijau metalik kecokelatan (Suraini,
mya 2011).
megacep
hala
Muscidae Musca 68 220 366 211 165 103 2.Lalat
0 rumah (Musca domestica).
domestic Klasifikasi lalat hijau (Musca domestica)
a.
menurut Borror et al., (1992) sebagai
berikut:
Calliphoridae Lucilia 3 5 16 5 5 34
sp.. Kingdom : Animalia
Sarcophagidae Sarcoph - - - - - 0
Phylum : Arthropodagm,.
aga sp.
Class : Insecta
Ordo : Diptera
Muscidae Fannia 10 22 35 11 8 76
sp. Famili : Muscidae
Jumlah 92 256 431 235 189 1193Genus : Musca
Sumber : Data penelitian. Spesies : Musca domestica.

1. Lalat hijau kebiruan metalik (Chrysomya


megacephala).
Klasifikasi lalat hijau metalik (Chrysomya
megacephala) menurut Borror et al., (1992)
sebagai berikut:

Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda Deskripsi:
Class : Hexapoda Dari pengamatan dan pengukuran yang telah
Ordo : Diptera dilakukan tanda-tanda morfologi tubuh lalat
Family : Calliphoridae M. domestica yaitu warna tubuh abu-abu
Genus : Chrysomya kehitaman, pada bagian abdomen berwarna
Spesies : Chrysomya megacephala. kuning orange dan ujungnya coklat
kehitaman. Pada bagian permukaan atas
thorax terdapat 4 garis berwarna hitam.
Panjang tubuh tubuh 7 mm dan panjang
venasi sayap 6 mm. Kepalanya besar
berwarna coklat gelap, mata besar menonjol
dan terpisah. Sayap tipis serta tembus
cahaya, dan berpangkal kuning. Ciri-ciri
yang ditemukan menurut Suraini (2011),
Deskripsi : tubuh berwarna abu-abu kehitaman. Bagian
Dari pengamatan dan pengukuran yang telah dorsal dari thorax mempunyai 4 garis hitam
dilakukan tanda-tanda morfologi Chrysomya longitudinal. Abdomen ditandai dengan
megacephala yaitu warna tubuh hijau warna dasar kekuningan serta didapatkan
kebiruan metalik, panjang tubuh 9,5 mm, garis hitam di bagian median (Hastutiek,
panjang venasi sayap 5 mm, thorax 2007).
berwarna hijau metalik kecokelatan,
permukaan tubuh tertutup dengan bulu-bulu 3. Lalat hijau metalik (Lucilia sp).
pendek keras dan jarang letaknya. Abdomen Klasifikasi lalat hijau metalik (Lucilia sp.)
berwarna hijau metalik mempunyai garis- menurut Borror et al., (1992) sebagai
garis transversal. Pada bagian mulutnya berikut:
bewarna kuning. Mata berukuran besar dan Kingdom : Animalia

82
Keanekaragaman Spesies Lalat (Diptera) dan Bakteri pada Tubuh Lalat di TPA dan Pasar

Phylum : Arthropoda catur diperoleh panjang tubuh 9,5 mm dan


Class : Insecta panjang venasi sayap 8 mm. Ciri-ciri
Ordo : Diptera menurut Lilies (1991), tubuh berwarna hitam
Famili : Calliphoridae dengan strip pada thorax berwarna abu-abu.
Genus : Lucilia Mempunyai tiga garis gelap pada bagian
Spesies : Lucilia sp.. thorax, perutnya mempunyai corak seperti
papan catur (Putri dkk., 2013).

5.Lalat kecil (Fannia sp).

Klasifikasi lalat kecil (Fannia sp) menurut


Borror et al., (1992) sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Deskripsi:
Ordo : Diptera
Dari pengamatan dan pengukuran yang telah
Famili : Muscidae
dilakukan tanda-tanda morfologi tubuh lalat
Genus : Fannia
Lucilia sp. yaitu warna tubuh hijau metalik,
Spesies :. Fannia sp.
panjang tubuh lebih kurang 9,5 mm, panjang
venasi sayap 6,5 mm, thorax dan abdomen
bewarna hijau metalik. Ciri-ciri menurut
Laksmita dkk., (2013), tubuh berwarna hijau
metalik, mata berwarna merah. Berwarna
hijau metalik (Borror et al., 1992).

4.Lalat abu-abu (Sarcophaga sp.)


Klasifikasi lalat abu-abu (Sarcophaga sp.)
menurut Borror et al., (1992) sebagai
Deskripsi:
berikut: Dari pengamatan dan pengukuran yang telah
Kingdom : Animalia dilakukan diperoleh panjang ukuran tubuh 7
Phylum : Arthropoda mm dan venasi sayap 4,5 mm. Lalat ini
Class : Insecta kelihatan seperti lalat rumah tetapi ukuran
Ordo : Diptera jauh lebih kecil. Berkembangbiak di kotoran
Famili : Sarcophagidae manusia dan hewan dan juga dibagian-
Genus : Sarcophaga bagian tumbuhan yang membusuk, misalnya
Spesies : Sarcophaga sp. di tumpukan rumput yang membusuk
(Borror et al., 1992).

Pada tabel 1 diperoleh bahwa spesies lalat


yang ditemukan pada lokasi Pasar Induk
Jakabaring Palembang ada 5 spesies yaitu
Chrysomya megacephala, Musca domestica
, Lucilia sp, Sarcophaga sp dan Fannia sp.
Sedangkan dari tabel 2 spesies lalat yang
ditemukan pada lokasi TPA Sukawinatan
Palembang ada 4 spesies yaitu Chrysomya
Deskripsi: megacephala, Musca domestica, Lucilia sp,
Dari pengamatan dan pengukuran yang telah dan Fannia sp. Di Pasar Induk Jakabaring
dilakukan tanda-tanda morfologi tubuh lalat Palembang ditemukan spesies lalat lebih
Sarcophaga sp. Tubuh berwarna abu-abu, banyak dibandingkan di TPA Sukawinatan
dengan bercak-bercak hitam atau dengan Palembang karena di lokasi pasar
garis-garis hitam memanjang pada thorax, menyediakan makanan yang berbeda-beda
dan abdomen memiliki corak seperti papan sehingga jenis lalat yang ditemukan lebih
beragam. Dari ke-5 plot di lokasi pasar,

83
Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 12 (2) : 79-89 (Juli 2018) Yunita Panca Putri

spesies lalat yang selalu ditemukan yaitu Pada lokasi TPA Sukawinatan Palembang
Musca domestica dan Fannia sp dari Famili ditemukan 4 spesies lalat pada setiap plot
Muscidae. Menurut Lilies (1991), Famili (tabel 2). Hestiningsih et al., (2003)
Muscidae dapat ditemukan di semua tempat mengatakan Tempat Pembuangan Akhir
atau bersifat 84riteria84tan. Didominasi oleh sampah merupakan tempat ditemukannya
Musca domestica dengan total jumlah fauna lalat dan merupakan tempat berbagai
terbanyak yaitu 127 ekor. Hal ini disebabkan agen penyebab infeksi. Sama halnya pada
Musca domestica termasuk hewan lokasi Pasar Jakabaring Palembang, spesies
omnivorous (pemakan segala). Lalat ini juga lalat yang ditemukan paling banyak yaitu
mempunyai daya reproduksi yang cukup Musca domestica. Musca domestica
tinggi dan dapat menghasilkan beberapa berkembang biak dalam kotoran dari semua
generasi dalam 1 tahun (Astuti dan Pradani, jenis dan seringkali sangat banyak (Borror et
2010). Secara keseluruhan Musca domestica al., 1992).
mampu menghasilkan telur dalam jumlah
yang cukup besar, lebih kurang 2000 butir. Plot I merupakan plot sampah yang sudah
Dengan jumlah tersebut Musca domestica lama dan jauh dari lubang dumping. Tekstur
mampu membentuk 10-12 generasi dalam sampah lebih kering dan tidak terlalu
satu musim (Hastutiek, 2007). Pada daerah mengeluarkan bau yang menyengat sehingga
tropis, Musca domestica membutuhkan keberadaan lalat tidak begitu banyak. Plot II
waktu 8- 10 hari pada suhu 300 C dalam satu dan plot IV merupakan plot sampah yang
siklus hidupnya, dari telur, larva, pupa juga jauh dari lubang dumping namun plot
dan dewasa (Sigit dan Hadi, 2006). ini msh mengalami pengerukan sampah oleh
buldozer sehingga sampah teraduk dan
Chrysomya megacephala banyak ditemukan mengeluarkan bau yang menyengat dan
di plot penjualan daging disebabkan karena, mengundang lalat untuk datang lebih
plot penjualan daging memiliki daya dukung banyak. Plot III merupakan plot yang paling
bagi kelangsungan hidup lalat tersebut, dekat dengan lubang dumping, seringkali
sehingga menarik lalat untuk berkunjung. mengalami pengerukan oleh buldozer,
Lalat akan mengunjungi suatu tempat jika sehingga mengeluarkan bau yang sangat
ada sumber makanan dan tempat meletakkan menyengat dan sampah yang baru akan
telurnya. Lalat C. megacephala meletakkan mengandung makanan yang lebih banyak
telur dalam daging busuk, ikan, tempat bagi lalat sehingga tak mengherankan jika
sampah, dan bangkai. Sedangkan lalat jumlah lalat yang ditemukan pada plot ini
rumah menyukai sayuran, karbohidrat dan sangat banyak dibandingkan plot-plot
sedikit protein (Kartikasari, 2008) . Lucilia lainnya. Sementara plot V merupakan plot
sp hanya ditemukan di plot jualan ikan segar sampah yang lama dan tidak mengalami
dan daging, dengan jumlah terbanyak pengerukan oleh buldozer. Plot ini banyak
terdapat di plot jualan ikan segar. Ini digunakan pemulung untuk membuat
dikarenakan plot ikan segar dan daging pondokan dan meletakkan barang-barang
mendukung untuk hidup dan bekas hasil pencarian. Lalat ditemukan pada
berkembangbiak lalat, disekitar lokasi saat datang dan hinggap di pondokan dan
penjualan ikan segar juga terdapat genangan diantara barang-barang bekas seperti
air, tumpukan limbah ikan, kondisi demikian kantong plastik, botol dan gelas minuman.
dapat menyebabkan lokasi penjualan ikan
segar menjadi kotor dan lembab, yang Dari ke-4 spesies lalat yang ditemukan pada
akhirnya juga mendukung perkembangan TPA. Lucilia sp ditemukan paling sedikit
hidup lalat. Selanjutnya Sarcophaga sp dibandingkan spesies lainnya. Hal ini
hanya ditemukan 2 ekor di plot jualan ikan dikarenakan daya reproduksinya yang tidak
asin. Sarcophaga sp tertarik pada daging terlalu tinggi. Satu kali bertelur familia ini
atau bangkai, dan juga dikenal menyebabkan sekitar 43-47 butir. Satu siklus hidup dari
myiasis pada makhluk hidup. Tertarik pada genus Lucilia di perairan memerlukan waktu
mayat hampir di semua situasi, terpapar rata-rata 20,5 hari sedangkan di daratan
ataupun terlindung dari matahari, memerlukan waktu rata-rata 17,5 hari (
lingkungan basah ataupun kering, di dalam Laksmita, 2013). Spesies lalat Sarcophaga
ataupun luar ruangan (Wahyu, 2009). sp tidak ditemukan di TPA Sukawinatan.

84
Keanekaragaman Spesies Lalat (Diptera) dan Bakteri pada Tubuh Lalat di TPA dan Pasar

Hal ini kemungkinan dikarenakan tidak masing-masing plot ditemukan jumlah yang
tersedianya cukup makanan bagi lalat lebih banyak dibandingkan spesies lalat
tersebut. Sarcophaga sp sangat menyukai lainnya. Sedangkan pada plot sayur dan plot
adanya darah dalam makanan, karena akan buah dengan nilai indeks dominansi sebesar
mempengaruhi produksi telur dan 0,29 dan 0,39. Ini berarti pada kedua plot
mempercepat maturasi seksual. Sarcophaga tidak ada spesies lalat yang mendominansi.
sp menyukai daging atau bangkai untuk Keanekaragaman identik dengan kestabilan
kelangsungan hidupnya (Wahyu, 2009). suatu ekosistem, jika keanekaragaman suatu
ekosistem tinggi, maka kondisi ekosistem
Dari analisis yang dilakukan (lampiran 1, tersebut cenderung stabil (Odum, 1998).
tabel. 3) dapat dilihat bahwa nilai Indeks
Keanekaragaman pada plot ikan sebesar Nilai indeks Evenness (E) pada plot sayur
1,16 dan plot daging sebesar 1,23. Angka ini sebesar 0,80, plot ikan sebesar 0,79, plot
daging sebesar 0,86 , plot buah sebesar 0,89
menunjukkan pada kedua plot tersebut
dan plot ikan asin sebesar 0,65. Kondisi ini,
tingkat keanekaragaman spesies lalat yang
menunjukkan sedikit saja perbedaan.
ditemukan cukup besar/sedangs. Menurut
Menurut Odum (1998), bahwa indeks E >
Odum (1998), kriteria indeks
< 1 berarti 0,6 menunjukkan keseragaman tinggi.
keanekaragaman Sehingga dapat diasumsikan bahwa
keanekaragaman kecil dan kestabilan kelimpahan populasi spesies lalat pada
komunitas rendah. 1 ≤ ≤3= masing-masing plot hampir merata.
Keanekaragaman sedang dan kestabilan
komunitas sedang. > 3 = Keanekaragaman Tabel 4. Indeks Keanekaragaman, Indeks
besar dan kestabilan komunitas tinggi. Hal Keragaman dan Indeks Evennes spesies Lalat
ini disebabkan pada plot ikan dan plot (Diptera) di TPA Sukawinatan Palembang
daging memiliki daya dukung bagi Pada tabel 4 (lampiran 1, tabel 4). Dapat
kelangsungan hidup lalat. Lalat akan dilihat tingkat keanekaragaman di TPA
mengunjungi suatu tempat jika ada sumber Sukawinatan tergolong rendah, karena pada
makanan dan tempat meletakkan telurnya masing-masing plot ditemukan spesies lalat
(Yuriatni, 2011). Sedangkan pada plot sayur yang sama, namun jumlah spesies ada yang
dan buah diperoleh nilai Indeks lebih tinggi sehingga salah satu spesies ada
keanekaragaman sebesar 0,47 dan 0,58. Hal yang dominan (Odum, 1998).
ini berarti tingkat keanekaragaman spesies
lalat pada kedua plot kecil. Berdasarkan Indeks Dominansi pada plot I sebesar 0,43,
tabel1. Dapat dilihat, dari 5 spesies lalat Plot II sebesar 0,25, plot III sebesar 0,27,
yang diperoleh di lokasi Pasar Induk plot IV sebesar 0,16 dan plot V sebesar 0,23.
Jakabaring Palembang. Plot sayur dan plot Angka ini menunjukkan pada ke-empat plot
buah hanya ditemukan 2 spesies lalat dari memiliki nilai dominansi yang rendah,
family yang sama, yaitu Musca domestica artinya keberadaan 1 spesies lalat yang
dan Fannia sp. Sementara pada plot ikan ditemukan pada tiap-tiap plot tidak
asin nilai indeks keanekaragamannya menunjukkan perbedaan jumlah yang
sebesar 0,95 (mendekati 1), ini berarti signifikan. Meskipun spesies Musca
tingkat keanekaragaman spesies lalat yang domestica ditemukan lebih banyak daripada
ditemukan pada plot ini lebih beragam spesies lalat yang lain, namun jumlahnya
dibandingkan plot sayur dan buah. pada kelima plot cukup merata.

Indeks Evenness di lokasi TPA


Perhitungan Indeks Dominansi (C) pada plot
Sukawinatan dikategorikan sedang. Dimana
ikan, plot daging, dan plot ikan asin masing-
nilai indeks pada tiap plot dengan 0,4 < E ≤
masing sebesar 0,66, 0,68 dan 0,50. Kriteria
0,6 = Keseragaman Sedang. Spesies lalat
C > 0,5 = dominansi tinggi, Kriteria C < 0,5
= dominansi rendah (Odum, 1998). Ini ditemukan cukup merata tersebar pada
masing-masing plot. Ini disebabkan semua
menunjukkan bahwa pada ketiga plot
spesies lalat memperoleh makanan dan
tersebut memiliki 1 spesies lalat yang
tempat untuk berkembangbiak di lokasi
mendominasi. Hal ini dapat dilihat dari tabel
TPA Sukawinatan Palembang. Hal tersebut
1. Bahwa salah satu spesies lalat pada

85
Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 12 (2) : 79-89 (Juli 2018) Yunita Panca Putri

dapat menjadi salah satu faktor lalat untuk spora, bersifat anaerob fakultatif, uji Methil
menjadikan habitat hidupnya di TPA karna Red positif, uji katalase positif, uji urea
lalat menyukai tempat- tempat lembab, positif, Voges Proskauer negatif,
sampah, serta bau-bau yang busuk (Suraini, menghasilkan H2S, fermentasi karbohidrat
2011). dengan glukosa menghasilkan asam dan gas.
Berdasarkan sifat tersebut isolat S3, S6, dan S9
Tabel 5 Genus Bakteri Pada Spesies Lalat memiliki kemiripan dengan genus Proteus.
Yang Ditemukan
Iso Genus bakteri Hasil pengamatan pada isolat S4, S5, T2, dan
lat
Pro Pr Salm Escher Citro Entero Vi T8 menunjukkan ciri-ciri bakteri berbentuk
vide ote onell ichia bacte bacter bri basil, gram negatif, bersifat motil, tidak ada
ncia us a r o spora, bersifat anaerob fakultatif, uji Methil
S1 _ + _ _ _ _ _ Red positif, uji katalase positif, uji urea
S2 + - - - - - - negatif, Voges Proskauer negatif,
S3 - + - - - - - menghasilkan H2S, fermentasi karbohidrat
S4 - - + - - - - dengan glukosa menghasilkan asam dan gas.
S5 - - + - - - - Berdasarkan sifat tersebut setelah
S6 - + - - - - - dicocokkan pada buku Manual of
S7 - - - - + - - Determinative Bacteriology 8th edition dan
S8 - - - - + - - Bergey’s Manual of Determinative
S9 - + - - - - -
Bacteriology 9th edition, isolat S4, S5, T2, dan
T8 termasuk kedalam genus Salmonella.
T1 - - - - - + -
T2 - - + - - - - Isolat T5 diduga merupakan anggota genus
T3 + - - - - - - Escherichia, karena memiliki karakter yang
T4 - - - - - - +
mirip dengan genus tersebut. Karakter yang
dimiliki isolat T5 yaitu berbentuk batang
T5 - - - + - - - pendek, gram negatif, bersifat anaerob
T6 - - - - - + -
fakultatif, motil, tidak berspora, tidak
memproduksi H2S, mampu
T7 - - - - + - - memfermentasikan glukosa, mampu
T8 - - + - - - - memfermentasikan laktosa, katalase positif,
Keterangan : ( + ) : ada
reduksi Methil Red positif, uji Voges
( - ) : tidak ada Proskauer negatif serta tidak menggunakan
sitrat sebagai sumber energi.
Isolat S2 dan T3 merupakan isolat yang
termasuk dalam bakteri berbentuk basil, Isolat S7, S8, T7 memiliki karakter yang mirip
gram negatif, tidak ada spora, bersifat dengan genus Citrobacter, yaitu berbentuk
anaerob fakultatif, bersifat motil, uji katalase batang pendek, mampu menfermentasikan
dan Methil Red positif, uji sitrat dan Voges glukosa, gram negatif, bersifat anaerob
Proskauer negatif, uji urea negatif, tidak fakultatif, motil, tidak berspora, tidak
menghasikan H2S serta fermentasi memproduksi H2S, katalase positif, reduksi
karbohidrat dengan glukosa menghasilkan Methil Red positif, uji Voges Proskauer
asam dan gas. Berdasarkan sifat tersebut negatif serta menggunakan sitrat sebagai
setelah dicocokkan pada buku Manual of sumber energi.
Determinative Bacteriology 8th edition dan
Bergey’s Manual of Determinative Hasil pengamatan pada isolat T1 dan T6
Bacteriology 9th edition, maka isolat S2 dan memiliki karakter berbentuk basil, gram
T3 termasuk kedalam genus bakteri negatif, bersifat anaerob fakultatif, motil,
Providencia. tidak berspora, tidak memproduksi H2S,
mampu memfermentasikan glukosa, mampu
Isolat S1, S3, S6, dan S9 memiliki ciri memfermentasikan laktosa, katalase positif,
berbentuk cocobasil (kebanyakkan batang reduksi Methil Red negatif, uji Voges
lurus), gram negatif, bersifat motil, tidak ada Proskauer positif serta menggunakan sitrat
sebagai sumber energi. Karakter ini setelah

86
Keanekaragaman Spesies Lalat (Diptera) dan Bakteri pada Tubuh Lalat di TPA dan Pasar

dicocokkan pada buku Manual of DAFTAR PUSTAKA


Determinative Bacteriology 8th edition dan
Bergey’s Manual of Determinative Alfiani D. 2011. Karakteristik Lokal Sebagai
Bacteriology 9th edition, isolat T1 dan T6 Studi Tentang Keberlanjutan Tempat
memiliki kemiripan dengan genus Pembuangan Akhir Sampah Di
Enterobacter. Daerah perkotaan. [Tesis]. Program
Magister Ilmu Geografi Universitas
Isolat T4 memiliki karakter yang mirip Indonesia.
dengan genus Vibrio, yaitu berbentuk basil, Amelia S. 2005. Vibrio Cholerae. Fakultas
gram negatif, bersifat anaerob fakultatif, Kedokteran. Universitas Sumatera
motil, tidak ada spora, tidak memproduksi Utara Digitized By USU digital
H2S, reduksi Methil Red negatif, Voges Library.: 17 hlm (Dipublikasikan).
Proskauer negatif, katalase positif, Azwar, Azrul. 1995. Pengantar Ilmu
fermentasi glukosa menghasilkan asam Kesehatan Lingkungan. Jakarta :
tanpa gas. Mutiara Sumber Widya.

Bahrin D, Anggraini D, dan Pertiwi MB.


SIMPULAN
2011. Pengaruh Jenis Sampah,
1. Spesies di lokasi Tempat Pembuangan Komposisi Masukan Dan Waktu
Akhir Sampah (TPA) Sukawinatan Tinggal Terhadap Komposisi Biogas
Palembang ditemukan 5 spesies lalat Dari Sampah Organik Pasar Di Kota
yaitu Musca domestica, Chrysomya Palembang. Fakultas Teknik
megacephala, Lucilia sp, Sarcophaga Universitas Sriwijaya Prosiding
sp dan Fannia sp. Sedangkan spesies Seminar Nasional AVoER ke-3;
lalat di lokasi Pasar Induk Jakabaring Palembang, 26-27 Oktober 2011.
Palembang ditemukan 4 spesies lalat, Benson, H. J., 2002. Microbiological
yaitu Musca domestica, Chrysomya Application: Laboratory Manual in
megacephala, Lucilia sp, dan Fannia General Microbiology. Eighth
sp. Edition. Mc. Graw-Hill. Nort America
2. Bakteri yang ditemukan pada spesies : xi + 478 hlm.
lalat di lokasi Tempat Pembuangan Borror, D.J., C.A. Triplehom., and N.F.
Akhir Sampah (TPA) Sukawinatan Jonhson, 1992. An introduction to the
Palembang ditemukan bakteri dari insect terjemahan Partosoedjono, S
genus Proteus, Salmonella, Providencia dan Mukayat, D.B. Gajah Mada
dan Citrobacter. Sedangkan Bakteri Universitas Press. Yogyakarta:
yang ditemukan pada spesies lalat di xviii+1009 hlm.
lokasi Pasar Induk Jakabaring Buchanan, R.E and Gibbons, N.E 1974.
Palembang ditemukan bakteri dari Bergey’s Manual of Determinative
genus Salmonella, Providencia, Bacteriology. Eight Edition. A
Citrobacter, Escherichia, Vibrio dan Waverly Company. USA: xxiii+920
Enterobacter. hlm.
Butler, J.F., A.G. Maruniak., F. Meek., and
Ucapan Terima Kasih J.E. Maruniak. 2010 . Wild Florida
house flies (Musca domestica) as
Ucapan terima kasih disampaikan kepada carrier of pathogenic bacteria. Florida
Program Studi Pengelolaan Lingkungan Entomologist 93(2). 218-223.
Jurusan Biologi Lingkungan Pasca Sarjana Bontong AR, Mahatmi H, Suada IK. 2012.
Universitas Sriwijaya. Universitas Andalas Kontaminasi Bakteri Escherichia coli
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Pada Daging Se’i Sapi Yang
Lingkungan, atas bantuannya dalam Dipasarkan Di Kota Kupang.
penerbitan jurnal penelitian ini. Indonesia Medicus Veterinus 1(5) :
699 – 711.
Capuccino, J.G and Sherman, N. 2008.
Microbiology a Laboratory Mannual.
Eighth edition. The

87
Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 12 (2) : 79-89 (Juli 2018) Yunita Panca Putri

Benjamin/Cummings Publish. piyungan, bantul, Yogyakarta. Jurnal


Company Inc,California. USA: Unimus 1(2) : 51-58.
xvii+569 hlm. Holt JG, Krieg NR, Sneath PHA, Staley JT,
Damanhuri E dan Padmi T. 2010. and Williams ST. 1994. Bergey’s
Pengelolaan Sampah. Diktat Kuliah Manual of Determinative
Teknik Lingkungan. Program Studi Bacteriology. Ninth Edition. A
Tenik Lingkungan. ITB: ix+30 hlm. Waverly Company. USA: xviii+787
(tidak dipublikasikan). hlm.
Darmawati S. 2005. Identifikasi Dan Hitung Ikhsandri, Ilmiaty SR, dan Septi N. 2014.
Jumlah Bakteri Kontaminan Pada Kajian Infrastruktur Pengolahan
Lalat Musca domestica Berdasarkan Sampah di Kawasan Berkembang
Lokasi Penangkapan Di Rumah Sakit Jakabaring Kelurahan 15 Ulu Kota
Bhayangkara Semarang. Jurnal Palembang. Jurnal Teknik Sipil dan
Unimus 2 ( 2) : 77-84. Lingkungan 2(1) : 137-145.
Dinas Kebersihan Kota Palembang. 2012. Ilmiah, Sukenda, Widanarni dan Harris E.
Komposisi Sampah Kota Palembang. 2012. Isolasi Dan Karakterisasi Vibrio
Dinas Kebersihan Kota Palembang. 2014. Patogen Ikan Kerapu Macan
Volume Sampah TPA Sukawinatan Epinephelus fuscoguttatus. Jurnal
Palembang. Akuakultur Indonesia 11(1) : 28-37.
Elina H. 2007. Pola Penanganan Tempat Irianto K. 2006. Menguak Dunia
Pembuangan Akhir (TPA) Dan Mikrobiologi. Jilid I. Bandung: xiii +
Pengaruhnya Terhadap Kesehatan 256 hlm.
Masyarakat Di TPA Sukajaya Jutono, S. Hartadi, S. Suhadi dan Soesanto.
Kecamatan Sukarami. Tesis. 1973. Pedoman Praktikum
Palembang: Program Pascasarjana Mikrobiologi Umum Untuk Perguruan
Universitas Sriwijaya. Tinggi. Departemen Mikrobiologi
Febrita A. 2008. Struktur Komunitas Fakultas Pertanian Universitas Gadjah
Arthropoda Dalam Tanah Pada Areal Mada. Yogyakarta: xii+232 hlm.
Perkebunan Karet (Hevea Kalshoven LGE. 1981. Pest of Crops in
bransiliaensis) Di Kec. Inuman Kab. Indonesia. Revised and Translated by
Kuantan Singingi-Riau. Jurnal Pilar van der Laan. PT. Ichtiar Baru-van
Sains 7 (1): 37-45. Hoeven. Jakarta.
Fidiawati L dan Sudarmaji. 2013. Laksmita AS, Watiniasih NL, Junitha IK.
Pengelolaan Tempat Pemrosesan 2013. Prediksi Lama Kematian
Akhir Sampah Kabupaten Jombang Berdasarkan Keberadaan Serangga
Dan Kesehatan Lingkungan Genus Lucilia (Calliphoridae) Pada
Sekitarnya. Jurnal Kesehatan Bangkai Mencit (Mus musculus) di
Lingkungan 7 (1): 45–53 Lokasi Hutan Mangrove. Jurnal
Hadioetomo, R.S. 1993. Mikrobiologi Dasar Biologi 17(1) : 1-5.
dalam Praktek : Teknik dan Lay BW. 1994. Analisis Mikroba di
Produser Dasar Laboratorium. PT. Laboratorium. Edisi I. PT
Gramedia. Jakarta: vi+163 hlm. RajaGrafindo Persada. Jakarta:
Haribi R, dan Yusron K. 2008. Pemeriksaan xviii+168 hlm.
Escherichia coli Pada Air Bak Lilies C. 1991. Kunci Determinasi Serangga.
Wudhlu 10 Masjid Di Kecamatan Kanisius. Jakarta: xii+223 hlm.
Tlogosari Semarang. Jurnal Maryuni SRM. 2008. Spesies Lalat Di
Kesehatan 3(1) : 22-27. TPA/TPS Dan Berbagai Jenis Sampah
Hastutiek P dan Fitri LE. 2007. Potensi Kota Baturaja Dalam Variasi Musim
Musca Domestica linn. Sebagai vektor Serta Pemeriksaan Parasit Usus Pada
beberapa penyakit. Jurnal Kedokteran Spesies Lalat. Tesis. Program
Brawijaya 23(3) : 125-136. Pascasarjana Universitas Sriwijaya.
Hestiningsih R. 2004. Perbandingan bakteri Melani A, Niswah FI, Purnawati N, Sari
kontaminan Pada lalat Chrysomya MA. 2014. Makalah Gangguan
Megacephala dan Musca Domestica Penyakit Sampah Melalui Vektor
di tempat pembuangan sampah akhir

88
Keanekaragaman Spesies Lalat (Diptera) dan Bakteri pada Tubuh Lalat di TPA dan Pasar

Lalat. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Sarjana kedokteran Fakultas


Universitas Negeri Semarang. 17 hlm. Kedokteran Universitas Diponegoro.
Nazni, W.A., Seleena, B., Lee, H.L., Jeffery, 17 hlm (Dipublikasikan)
J., T. Rogayah, T.A.R. and Sofian, Sukontason KL, Bunchoo M , Khantawa B,
M.A. 2005. Bacteria Fauna From The Piangjai S, Rongsriyam Y and
House Fly, Musca domestica (L.). Sukontason K. 2007. Comparison
Institute For Medical Research Kuala Between Musca domestica and
Lumpur. Journal of Tropical Chrysomya megacephala As Carriers
Biomedicine 22(2): 225–231. Of Bacteria In Northern Thailand.
Odum, E.P. 1998. Dasar-Dasar Ekologi. Journal Trop Med Public Health
Terjemahan Tjahjono Samigan. Edisi 38(1 ) : 38-44.
ke-4. Gadjah Mada University Press Suraini. 2011. Jenis - Jenis Lalat (Diptera)
Yogyakarta: xv+697 hlm. Dan Bakteri Enterobacteriaceae Yang
Prabowo, K. 1992. Petunjuk Praktis Terdapat Di Tempat Pembuangan
Pengendalian Vektor dan Binatang Akhir Sampah (TPA) Kota Padang
Pengganggu. Jakarta: Depkes RI. [Tesis]. Padang: Program
Prihastini L. 2011. Dampak Tempat Pascasarjana Universitas Andalas.
Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Soegianto A. 1994. Ekologi Kuantitatif
Winongo Terhadap Kualitas Metode Analisis Populasi dan
Lingkungan Hidup. Jurnal Penelitian Komunitas. Penerbit Usaha Nasional.
Kesehatan Suara Forikes 2(1) : 7-15 Surabaya: ix+173 hlm
Putra NS. 1994. Serangga di Sekitar Kita. Wahyu N, Suharto G , dan Kirana S. 2009.
Penerbit Kanisius. Jakarta: ix+117 Perbedaan Genus Larva Lalat Pada
hlm. Bangkai Tikus Wistar Diletakan Di
Putri PY, Jasmi, Armein, dan Zeswita L. Darat, Air Tawar Dan Air Laut.
2013. Keanekaragaman Lalat Laporan Akhir Penelitian Karya Tulis
(Cyclorrapha: Diptera) Pada Lokasi Ilmiah. Fakultas Kedokteran
Penjualan Ikan Segar Di Kota Padang. Universitas Diponegoro. Semarang:
Universitas Andalas Padang. Jurnal of 29 hlm.
Biological Education. 2(2) : 1-6. Yuriatni. 2011. Keanekaragaman Lalat
Rozendaal, JA. 1997. Vector Control. (Cyclorrapha: Diptera) Dan Parasit
Methods for Use by Individual and Usus Yang Dibawanya Di Kabupaten
Communities. Geneva: WHO. Dan Kota Solok Sumatera Barat .
Santi, DN. 2001. Manajemen Pengendalian [Tesis]. Padang: Program
Lalat. Fakultas Kedokteran. Pascasarjana Universitas Andalas.
Universitas Sumatera Utara Digitized
By USU digital Library.: 5 hlm
(Dipublikasikan).
Sariadji K, Sunarno, Nelly P, Wati M,
Khariri, Sundari N.S dan Amalia N.
2013. Evaluasi Medium Pengayaan
Vibrio Cholerae Untuk Diagnosis
Kolera Menggunakan
Immunochromatographic Strip Test.
Bul. Penelit. Kesehatan 41(1): 11 - 17
Sayono, Mardhotiltah S dan Martini. 2004.
Pengaruh Aroma Umpan Dan Warna
Kertas Perangkap Terhadap Jumlah
Lalat Yang Terperangkap. Jumal
Litbang Universitas Muhammadiyah
Semarang 2(1): 30-36.
Setiawan SD dan Farida H, 2010. Faktor
Risiko Kolonisasi Enterobacteriaceae
Pada Nasofaring Dewasa. Karya
Tulis Ilmiah. Program Pendidikan

89

Anda mungkin juga menyukai