Anda di halaman 1dari 14

KEANEKARAGAMAN LALAT (Cyclorrapha: Diptera) DAN PARASIT

USUS YANG DIBAWANYA DI KABUPATEN DAN KOTA SOLOK


SUMATERA BARAT
Oleh: Yuriatni
(Dibawah bimbingan Prof.Dr.Hj.Siti Salmah dan Prof.Dr.Dahelmi, MS)

ABSTRACT

Flies are insects belong to the suborder Cyclorrapha, order Diptera. Flies
generally act as mechanical vectors of intestinal parasites. These insects are very
interested in daily human food such as sugar, milk, the processing foods, human
and animal feces, blood and carcass. The purpose of this study are (a) know what
types of flies (Cyclorrapha:Diptera) in the District and the City of West-Sumatera
Solok Regency and (b) know what types of intestinal parasites and parasitic flies
that carry dominant (Cyclorrapha: Diptera) and (c) determine the effect of type of
bait to presence of the flies. This study uses survey methods and descriptive
analysis with laboratory tested. From the research results was obtained by six
different types of flies Musca domestica, Chrysomya megacephala, Fannia
canicularis, Calliphora sp., Lucilia sp. and Sarcophaga sp. and six kinds of
parasitic flies that carried the Entamoeba histolytica, Isospora sp., Eimeria sp.,
Cryptosporidium sp., Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura. The types of flies
that carry the most parasites are Musca domestica and the types of parasites that
flies are brought most Cryptosporidium sp. The type of feed influence to the
presence of flies. Most of feed which is visited by flies is fish, and the opposite
one is sugar.
Key words: Flies, Parasit, bait

I. PENDAHULUAN
Lalat merupakan jenis serangga, termasuk subordo Cyclorrapha, ordo
Diptera yang sering di jumpai dalam keseharian kita dan pada hampir semua jenis
lingkungan. Di ekosistem lalat dapat berperan dalam proses pembusukan, sebagai
predator,

parasit pada serangga, sebagai polinator (Byrd, 2001), penyebab

myasis (David, 2004) dan dapat berperan sebagai vektor penyakit saluran
pencernaan seperti kolera, typhus, disentri (Santi, 2001). Lalat juga dapat
membawa bakteri patogen, Protozoa, telur serta larva cacing (Chandra, 2005).

Peran lalat sebagai agen pembawa penyakit didukung oleh struktur tubuh,
tingkah laku, dan habitatnya pada tempat yang kotor (Schmidt and Robert, 1981),
tempat pembuangan sampah, pasar, peternakan,

tempat pemotongan hewan,

rumah makan, dan perkampungan nelayan (Hidayatun, 1996). Lalat dewasa


sangat aktif sepanjang hari, terutama pagi hingga sore hari. Serangga ini sangat
tertarik pada makanan manusia sehari-hari seperti gula, susu, makanan olahan,
kotoran manusia dan hewan, darah serta bangkai (Agnesa, 2011).
Lalat dapat menularkan penyakit melalui bahan makanan atau minuman
yang terkontaminasi oleh bibit penyakit yang menempel pada tubuh, kaki, tarsi
(Graczyk, 2005) dan proboscis (Harwood and James, 1979). Penularan penyakit
dapat juga terjadi melalui semua bagian tubuh lalat seperti : bulu badan, bulu pada
anggota gerak, muntahan serta faecesnya ( Santi, 2001).
Lalat yang tergolong subordo Cyclorrhapha, ordo Diptera memiliki tiga
famili yaitu famili Calliphoridae, Sarcophagidae dan Muscidae (David, 2004).
Family Calliphoridae (blow flies) memiliki lebih dari 1000 spesies dan dapat
ditemukan hampir di seluruh dunia. Spesies dari famili ini diantaranya Calliphora
sp., Cochliomyia sp., Cynomyopsis sp., Lucilia sp., Phaenicia sp., Phormia sp.
dan Protophormia sp., Chrysomya sp. (Byrd, 2001). Famili Sarcophagidae (flesh
flies) memiliki lebih dari 2000 spesies yang dapat ditemukan di seluruh dunia,
sebagian besar spesies ditemukan di daerah tropis dengan temperatur yang hangat.
Spesies dari famili ini diantaranya Sarcophaga bullata dan Sarcophaga
haemorrhoidalis (Byrd,

2001). Sedangkan Famili Muscidae (Muscid flies)

tersebar diberbagai belahan dunia, kebanyakan ditemukan di sekitar kehidupan

manusia, termasuk diantaranya M.

domestica,

lalat kandang,

lalat tse-tse,

Fannia sp., dan Synthesiomyia sp. (Byrd, 2001).


Untuk wilayah Sumatera Barat,

khususnya Kabupaten dan Kota Solok

belum ada laporan tentang keanekaragaman lalat (Cyclorrapha: Diptera) dan


parasit yang dibawanya, oleh karena itu dilakukan penelitian ini.

1.1 Metode Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni s.d Desember 2011. Pengambilan
sampel dilakukan di tempat pengolahan ikan bilih di tepi danau Singkarak, Pasar
Raya Solok, Pasar Rakyat Cupak, TPA, dan permukiman penduduk. Identifikasi
jenis lalat dan jenis parasit dilakukan di Laboratorium Taksonomi hewan Jurusan
Biologi Universitas Andalas Padang. Penelitian ini merupakan penelitian survei
dan analisis deskriptif dengan pemeriksaan di laboratorium. Populasi penelitian
ini adalah semua jenis lalat yang terdapat di lima lokasi penelitian: di tempat
pengolahan ikan bilih di tepi Danau Singkarak, di Pasar Raya Solok, di Pasar
Rakyat Cupak, di TPA, dan di permukiman penduduk. Jumlah lalat yang
diperlukan untuk pemeriksaan jenis parasit maksimal 30 ekor untuk masingmasing lokasi penelitian dari total lalat yang tertangkap. Pemeriksaan parasit
menggunakan metode Navin dan Juranek. Untuk melihat adanya pengaruh umpan
terhadap kehadiran lalat digunakan semua lalat yang tertangkap. Lalat di tangkap
dengan menggunakan fly trap. Untuk memancing lalat masuk ke dalam fly trap
digunakan umpan. Umpan yang digunakan adalah ikan, daging, gula, sisa
makanan, dan campuran antara ikan, daging, gula, sisa makanan yang disebut
mix. Koleksi lalat dilakukan dengan dua cara, untuk pemeriksaan parasit yang
dibawa lalat digunakan umpan mix, dengan enam kali penangkapan. Penangkapan

dilakukan dengan menggunakan satu buah fly trap pada masing-masing lokasi.
Melihat adanya pengaruh jenis umpan terhadap kehadiran lalat digunakan lima fly
trap, masing-masingnya diberi satu jenis umpan. Penangkapan dilakukan enam
kali pada tiap lokasi.
II. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari Hasil identifikasi diperoleh enam jenis lalat yaitu M. domestica, C.
megacephala, F. canicularis, Calliphora sp., Lucilia sp dan Sarcophaga sp.
Secara umum, jumlah lalat terbanyak ditemukan adalah C. megacephala yang

berjumlah 89 ekor, dan selanjutnya diikuti oleh

M.

domestica

70 ekor,

Sarcophaga sp. 11 ekor, F. canicularis 5 ekor, Calliphora sp. 4 ekor dan Lucilia
sp. 2 ekor. Hal ini sesuai dengan yang ditemukan oleh Hestiningsih dkk. (2005),
pada penelitiannya di TPA Piyungan, Bantul, Yogyakarta,

bahwa lalat

C.

megacephala dan M. domestica yang dominan ditemukan.


Frekuensi Kehadiran lalat, ditemukan berbeda-beda pada setiap lokasi. Di
Pasar Rakyat dan permukiman Lalat M. domestica ditemukan 100 %; di tempat
pengolahan ikan, TPA dan Pasar Raya ditemukan 83,33 %. Demikian juga halnya
dengan lalat C. megacephala, ditemukan 100% di tempat pengolahan ikan, Pasar
Raya, Pasar Rakyat dan di permukiman; 83,33 di TPA. Selanjutnya diikuti oleh
lalat Sarcophaga sp. yang menempati empat lokasi penelitian, yaitu

tempat

pengolahan ikan, TPA,

Pasar Rakyat dan permukiman dengan frekuensi

kehadiran di TPI 66,7 %;

di permukiman 50 %; di TPA dan Pasar Rakyat

masing-masingnya 16,67 %. Lalat F. canicularis di temukan pada tiga lokasi


penelitian yaitu tempat pengolahan ikan, TPA dan Pasar Rakyat dengan frekuensi
kehadiran 50 % di TPI dan 16,67 % di TPA dan Pasar. Sedangkan lalat

Calliphora sp dan Lucilia sp. masing-masingnya ditemukan di dua lokasi


penelitian. Lalat Calliphora sp. ditemukan di tempat pengolahan ikan dan TPA
dengan frekuensi kehadiran masing-masingnya 33,33 % dan Lucilia sp.
ditemukan di TPA dan Pasar Rakyat, masing-masingnya dengan frekuensi
kehadiran 16,67 % .
Banyaknya lokasi yang tempati oleh lalat C. megacephala dan M.
domestica disebabkan karena, semua lokasi penelitian memiliki daya dukung bagi
kelangsungan hidup lalat tersebut, sehingga menarik bagi kedua jenis lalat untuk
berkunjung. Lalat akan mengunjungi suatu tempat jika ada sumber makanan dan
tempat meletakan telurnya.
frekuensi relatif lalat C. megacephala dan M. domstica tinggi ditemukan di
Pasar Raya yaitu 55,45 % untuk C. megacephala dan 45,55 % untuk lalat jenis
M. domestica. Hal ini karena pasar merupakan lokasi yang kotor dan lembab.
Juga pasar selalu menyediakan makanan yang dibutuhkan lalat untuk tempat
bertelur dan berkembangbiak seperti daging, ikan, dan bangkai. Sembel (2009)
mengatakan bahwa, lalat C. megacephala meletakkan telur dalam daging busuk,
ikan, tempat sampah, dan bangkai. Sedangkan lalat rumah menyukai sayuran,
karbohidrat dan sedikit protein (Kartikasari, 2008)
Indek keanekaragaman tertinggi 1,27 berlokasi di tempat pengolahan ikan,
Hal ini disebabkan karena lokasi I yang berada dipinggiran danau memiliki
lingkungan sanitasi yang kurang baik, juga disekitar lokasi banyak ditemukan
kotoran ikan, kotoran ternak (ayam), sampah buangan rumah tangga sehingga
lingkungan pinggiran danau tidak higienis.

Lingkungan yang seperti ini

merupakan habitat yang disenangi oleh lalat. Indek dominan lalat tertinggi 0,58

terdapat di Pasar Raya. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Wei (2010) lalat
Chrysomya yang terbanyak ditemukan. di tempat sampah Pasar Dinoyo, Kota
Malang, dan indek similaritas tertinggi 0,91 ditemukan di lokasi pengolahan ikan
dan TPA , dan TPA dengan Pasar Rakyat, Ini menunjukan tingkat kesamaan
antara jenis lalat yang berada di lokasi tersebut relatif sama.
Dari hasil identifikasi ditemukan enam jenis parasit yaitu Entamoeba
histolytica, Isospora sp., Eimeria sp., Cryptosporidium sp., Ascaris lumbricoides
dan Trichuris trichiura. Dari analisa data di dapatkan jenis parasit terbanyak
adalah Cryptosporidium sp dengan frekuensi kehadiran 85,71 % ditemukan pada
tubuh lalat M. domestica di tempat pengolahan ikan, dan tidak ditemukannya
parasit pada tubuh Lucilia sp. pada semua lokasi penelitian. Ini disebabkan
karena, tidak adanya kontak antara Lucilia sp. dengan sumber infeksi (parasit),
atau tidak adanya parasit pada makanan atau benda yang dihinggapi lalat.
Menurut Ishartadiati (2010),

lalat akan mendapatkan patogen ketika lalat

meletakan telurnya pada tinja hewan dan manusia serta pada bahan organik yang
membusuk.
Selanjutnya diperoleh indek keanekaragaman parasit tertinggi 1,18
berlokasi tempat pengolahan ikan. Hal ini disebabkan karena lokasi tersebut
memiliki sanitasi lingkungan yang buruk. Indek dominan parasit tertinggi 0,51
berlokasi di Pasar Rakyat. Ini menyatakan bahwa indek keanekaragaman lalat di
lokasi tersebut rendah. Indek similaitas tertinggi 1,00 terdapat di Pasar rakyat dan
Pasar Raya. menunjukan bahwa di lokasi tersebut ditemukan jenis parasit yang
relatif sama. Ini disebabkan, kedua lokasi memiliki kondisi lingkungan yang
relatif sama yaitu lingkungan yang kotor dan lalat yang ditumpangi parasit

memiliki jenis yang sama yaitu M. domestica dan C. Megacepahala,

yang

masing-masingnya membawa tiga jenis parasit. Setelah dilakukan uji statistik


tingkat signifikansi 5 % dengan Friedman Test menggunakan SPSS 16.0 di
dapatkan hasil jenis umpan memberi pengaruh terhadap kehadiran lalat, lalat lebih
menyukai ikan dan kurang menyukai gula.

III. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan: (a) Jenis lalat (Cyclorrapha:
Diptera) yang ditemukan adalah Calliphora sp., Chrysomya megacephala, Fannia
canicularis, Lucilia sp., Musca domestica, dan Sarcophaga sp. (b) Jenis parasit
usus di temukan pada tubuh lalat Musca domestica dan Chrysomya megacephala
ada enam jenis yaitu Entamoeba histolytica, Isospora sp.,

Eimeria sp.,

Cryptosporidium sp., Ascaris lumbricoides, dan tidak ditemukan parasit pada


tubuh lalat Lucilia sp. Sedangkan jenis parasit yang dominan ditemukan adalah
Cryptosporidium sp . pada tubuh lalat Musca domestica, dan (c) Jenis umpan
memberikan pengaruh terhadap kehadiran lalat pada taraf signifikan 5 %. Jenis
umpan yang banyak dikunjungi lalat adalah ikan dan yang sedikit dikunjungi lalat
adalah gula.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, H. 2010. Kawalan lalat rumah (Musca domestica) di kawasan ladang


ternakan ayam. http://www.jphpk.gov.my/KAWALAN%20LALAT%20
RUMAH. Pdf. Diakses 10 April 2011.
Agnesa, A. 2011. Makalah Lalat dan Pengendaliannnya. http://kesmas-unsoed.
blogspot. com/ 2011 /04/ makalah- lalat- dan- pengendaliannnya.html.
Diakses 10 Desember 2011.

Ariyani, F., Haryati,S., Wahyuna,M., dan Wisodo, S.H. 2007. Penggunaan ekstrak
bahan alami untuk menghambat infestasi lalat selama penjemuran ikan
jambal asin. Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan
Vol 2 No 2, Desember 2007.
Arroyo, H.S. and John, L.C. 2008. House fly-Musca domestica Linnaeus.
University of Florida.
Astuti, D.E. 2009. Medical Entomology. Entomology/diakses 14 Agustus 2010.
Axtell, R.C. 1986. Fly control in confined livestockand poultry production. CIBAGEIG Y.USA.
Basriyanta. 2007. Memanen sampah. Penerbit Kanisius.Yokyakarta.
Borror, D.J., C.A. Triplehorn and N.F. Johnson. 1992. An introduction to the
insect. Terjemahan Partosoedjono, S. dan Mukayat, D.B. Gajah Mada
Univer sity Press. Yogyakarta.
Byrd, J.H. and Castner, J.L. 2001. Insects of forensic importance. In Forensic
Entomology : the utility of arthropods in legal investigation. New York:
CRC press,
Caron, D.M. 1999. House flies. www.uri.edu/ce/factsheets/
houseflies.htm/ diakses 20 Oktober 2011.

sheets/

Chandra, B. 2005. Pengantar kesehatan lingkungan . Penerbit Buku Kedoktaran


(EGC). Jakarta.
Conn DB , Weaver J , L Tamang , Graczyk TK . 2007. Synanthropic Flies as
Vectors of Cryptosporidium and Giardia among Livestock and Wildlife in a
Multispecies Agricultural Complex. In Vector-Borne and Zoonotic
Diseases. Published in Volume: 7. Number 4.
Cranshaw, W.S. and Peairs F.B. 2009. Flies in the Home. http://www.ext.
Colostate. edu/ pubs/insect/05502. html. Diakses 16 November 2011
David, B.V. and Anathakrishnan, T.N. 2004. General and applied entomology.
2nd ed. New Delhi: Tata Mc Graw-Hill Companies.
Dinata, A. 2008. Seputar lalat 2. http://flybuster.blogspot.com/2008/
01/seputar-lalat-2.html. Diakses 15 Agustus 2010.
Dewi, RM., Harijani A.M., dan Renny, M. 2011. Penelitian Parasit Usus pada
Sayuran di Jakarta. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Djakaria, S. dan Asmono. 1981. Parasit dan bakteri patogen pada lalat Musca
domestica dari beberapa tempat di DKI Jakarta. Dalam kumpulan makalah
seminar parasitologi nasional II.
Evenhuis and Neal, L. 1989. Catalog of The Diptera of Australia and Oceania
Region. Bishop Museum Press and E.J. Brite. Honolulu. Hawai.
Gandahusada, S., Herry, D. Ilahude dan Wita, P. 1992. Parasitologi kedokteran.
Edisi kedua. FKUI. Jakarta.
Getachew, S., T.G. Michael, B. Erko, M. Balkew and G. Medhin. 2007. Nonbiting Cyclorrhaphan flies (Diptera) as carriers of intestinal human parasites
in slum areas of Addis Ababa, Ethiopia. In Acta Tropica Volume 103, Issue
3, Pages 186-19.
Ghaffar, A. 2010. Parasitology chapter one intestinal and luminal protozoa.
Microbiology and Immunology. On-line University of South Carolina.
Grabovac. S and D. Petric. 2003. The fauna (Diptera : Cyclorrapha) on animal
farm. In. Acta entomologica serbica, 8 (1/2): 63-72
Graczyk, T.K. , Ksatria, R., Tamang, L. 2005. Mechanical transmission of human
Protozoan parasites by insects. Department of Molecular Microbiology and
Immunology, Bloomberg School of Public Health, Johns Hopkins
University, Baltimore, Maryland.
Graczyk, T.K., Michael R. Cranfield, Ronald Fayer, and Heather Bixler.1999.
House flies (Musca domestica) as transport hosts of Cryptosporidium
parvum. In Am. J. Trop. Med. Hyg., 61(3), 1999, pp. 500504
Harwood, B. and M.T. James. 1979. Entomology in human animal health.7th
Edition.The Mac Millan Company.New York.
Hestiningsih, R., Martini dan Ludfi, S. 2003. Potensi lalat sinantropik sebagai
vektor mekanis gastrointestinal disease ( kajian deskriptif dan aspek
mikrobiologi). Laporan Penelitian. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro.
Hestiningsih, R., Setiawan, H., Aprilianingrum, F. 2005. Survei parasit dan
bakteri kontaminan pada lalat Crysomyia Megacephala dan Musca
domestica di tempat pembuangan sampah akhir Piyungan , Bantul,
Yogyakarata. Dalam Jurnal Kedokteran Media Medika Indonesiana FK
UNDIP. Volume 40. Nomor 1.
Hidayatun, I., Barodji dan L. Santoso. 1996. Spesies lalat yang dapat berkembang
biak di dalam daging ikan yang dikeringkan untuk pembuatan ikan asin.
Hasil Penelitian. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro,
Semarang. Dalam Cermin Dunia Kedokteran No. III. 1996 41.

Ishartadiati , K. 2010. Peranan lalat non biting flies (Famili Muscidae,


Calliphoridae, Sarcophagidae) sebagai vektor mekanik Protozoa dan bakteri
penyebab diare dan hubungannya dengan diare di Kota Surabaya. Tesis.
Program Pasca Sarjana Universitas Air Langga. Surabaya
Jana, B. 2005. Human phatology. Printed Unisons Techno Financial Consultants
(P) Ltd. India
Jeffrey, H.C. dan Leach, R.M. 1998. Atlas Helmintologi dan Protozoologi
kedokteran. EGC. Jakarta.
Juranek, D.D. 2000. Cryptosporidiosis. In Strickland GT.Hunter,s Tropical
Medicine and Emerging infectious Disease.8 th. Philadelphia : WB.
Saunders Company.
Khan, A. R., and F. Huq. 1978. Disease agents carried by ies. In Dacca city.
Bangladesh Med. Res. Council Bull. 4:8693.
Kartikasari. 2008. Identifikasi parasit kontaminan pada lalat berdasarkan lokasi
penangkapan di pasar batang kabupaten batang. Tesis. Universitas
Muhamma diyah Semarang.
Kettle, D.S., 1984. Medical and Veterinery Entomology. Croom Helm Australia,
Sydney.
Kismiyati.1995. Studi investasi lalat pada ikan asin yang diolah secara tradisional.
Tesis. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.
Klatz, J., L. Greenbeg, N.Hinkle, and Stephen A.Klatz. 1999. Flies. IPM Educati
on and publications, UC Statewide IPM Project, University Of California,
Davis.
Krebs, C.J. 1989. Ecological methodology. Harper Collins. New York.
Kurniawan, N.K. 2003. Identifikasi bakteri Salmonella sp. pada isi perut lalat
Musca domestica dari Pasar Jatingaleh Kota Semarang . Tesis. Fakultas
Kesehatan Masyarakat. Universitas Diponegoro . Semarang.
Kusnoputranto, H. 2000. Kesehatan lingkungan. Penerbit Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan. Universitas Indonesia Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Jakarta.
Lestari, Y., D.T. Boewono, dan S. Iravati. 2005. Efektivitas ekstrak etanol
beberapa jenis tanaman terhadap mortalitas lalat Musca domestica di
laboratorium. Tesis. Program Studi Ilmu Kesehatan Kerja, Program
Pascasarjana Universi tas Gadjah Mada. Dalam Jurnal Sains Kesehatan,
18(1).

Levine, N.D. 1990. Buku pelajaran parasitologi veteriner. Gajah Mada


Universitas Press. Yogjakarta.
Lilies, C.S. 1997. Kunci determinasi serangga. Penerbit Kanisius. Yokyakarta.
Ludwig, J.A. and J.F. Reynolds. 1988. Statistical Ecology : a primer of methods
and computing. John Wiley & Sons. New York.
Mardihusodo, S.J. 1987. Studi tentang fauna lalat yang berbiak dalam timbunan
sampah di kotamadya Yogyakarta. UGM.Yogyakarta. Dalam Berita
kedokteran masyarakat III;10.ISSN 0215 -1936. Jilid-III No.10 Oktober
1987
Magurran. 1988. Ecological diversity and its measurement. Princeton University
Press. Princeton Jersey.
Maryuni, S.R.M. 2008. Species lalat di tpa/tps dan berbagai jenis sampah kota
Baturaja dalam variasi musim serta pemeriksaan parasit usus pada spesies
lalat. Tesis. Prodi Biomedik. Program Pascasarjana Universitas Sriwijaya.
Michael, P. 1994. Metode ekologi untuk penyelidikan ladang dan laboratorium.
Penerbit Universitas Indonesia, Press. Jakarta.
Mullen, G., Gary R.M. and Lance, D. 2009. Medical and veterinary entomology.
Second Edition. Elservier.
Muslim, H.M. 2009. Parasitologi untuk keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran
(EGC). Jakarta.
Natadisastra, D dan Ridad, A. 2009. Parasitologi kedokteran ditinjau dari organ
tubuh yang diserang. Penerbit Buku Kedokteran (EGC). Jakarta.
Navin, T.R. and Juranek, D.D. 1984. Cryptosporidiosis: clinical, epidemiologic
and parasitologic review. In Reviews o f Infectious Diseases. Vol.6, NO. 3
Newton, B. 2004. House flies. University of Kentucky Department of Entomology
Nmorsi, O.P.G., N.C.D. Ukwandu and G.E. Agbozele. 2006. Detection of some
gastrointestinal parasites from four synanthropic flies in Ekpoma, Nigeria.
In J Vect Borne Dis 43, pp. 136139.
Nuraini dan Trisna, A. 2006. Pengaruh pemakaian campuran biomassa lalat hijau
(Lucilia illustris) dengan faeses dan dedak dalam ransum terhadap performa
broiler. Dalam Jurnal agribisnis perternakan, vol.2,No.1, April 2006

Nurmaini. 2001. Identifikasi vektor dan binatang pengganggu serta pengendalian


Anopheles aconitus secara sederhana. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.
Odum, E.P. 1998. Dasar-dasar ekologi. Edisi keempat. Penerbit Gadjah Mada
University Press. Yogjakarta.
Olley, J., Doe P.E. and Endang S.H. 1998. The influence of drying and smoking
on the nutrision properties of fish and introductori over view. In Birt, J.R.
(ed). Fish smoking and drying. Elsivier Applied science London.
Pape, T. and Curator. 2010. Flesh fly-Sarcophaga sp. University of
Copenhagen Zoological Museum, University of Copenhagen.
Partosoedjono, S. 1992. Pengenalan pelajaran serangga. Edisi 6. Gadjah Mada
University, Yokyakarta.
Prianto, Juni L.A., Tjahaya, P.U. dan Darwanto. 2006. Atlas parasitologi
kedokteran. PT.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Priatna, D.R., Zuhud E.A.M., Alikodra,H.S. 1989. Kajian ekologis Rafflesia
patma Blume di Cagar Alam Leuweung Sancang Jawa Barat. Dalam Media
Konservasi Vol.II (2), Januari 1989:1-7.
Prihastini, L. 2011. Dampak tempat pembuangan akhir (TPA) sampah Winongo
terhadap kualitas lingkungan hidup. Dalam Jurnal penelitian Kesehatan
Suara Forikes. Volume II Nomor .
Santi, D.N. 2001. Manajemen pengendalian lalat. Fakultas Kedokteran.
Universitas Sumatera Utara.
Sari, AM. 2004. Parasit usus (cacing dan protozoa) pada lalat Chrysomyia
megacephala di beberapa pasar di Semarang (2004). Tesis. University
Dipenogoro.
Sarudji, D. 2008. Faktor faktor sanitasi yang berpengaruh terhadap timbulnya
penyakit diare Di desa Klopo Sepuluh Kecamatan Sukodono Kabupaten
Sidoarjo. Dalam Laporan Penelitian. Fakultas kedokteran universitas wijaya
kusuma. Surabaya.
Schmidt, G.D. and Roberts, L.S. 1981. Foundations of parasitology. Edisi Ke-2.
The C.V. Mosby Company, London.
Sembel, D.T. 2009. Entomologi kedokteran. Edisi I. Penerbit Andi, Yogyakarta.
Service, M. 2008. Medical entomology for students. Fourth Edition. Cambridge
University Press.

Simanjuntak, N.C.E. 2001. Potensi lalat sebagai vektor mekanik cacing parasit.
Skripsi Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor.
Sinambela, A.H. 2008.Cryptosporidiosis. Departemen Parasitologi.FK USU.
Sitanggang, T. 2001. Studi potensi lalat sebagai vektor mekanik cacing parasit
melalui pemeriksaan eksternal. Skripsi. Fakultas Kedokteran Hewan Institut
Pertanian Bogor.
Smokeylemon. 2011. Fly (Green Bottle)(Lucilia sericata). http://www.terrain.
net.nz/friends-of-te-henui-group/local-flies/fly-greenbottleluciliasericata. html. Diakses Desember 2011.
Soedarto. 1990. Protozoologi kedokteran. Penerbit Widya Medika. Jakarta.
________.1991. Helmintologi kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran. EGC.
Surabaya.
Soulsby, E.J.L. 1986. Helminth, Artropods and Protozoa of domesticated
animals. 7th Ed. Bailliere Tindall, London.
Sukontason, K.L., Bunchoo, M., Khantawa, B., Piangjai, S., Rongsriyam, Y. and
Sukontason, K. 2007. Comparison between Musca domestica
and
Chrysomya megacephala as carriers of bacteria In northern Thailand. In
southeast asian j trop med public health. Vol 38 No. 1.
Sulaiman, S., Abdul, R. S. and J. Jeffery. 1989. Human Helminth parasite
burdens on Cyclorrhaphan flies (Diptera) Trapped at an Aboriginal
Settlement in Malaysia. Department of Parasitology and medical
Entomology, National University of Malaysia, Kuala Lumpur, Malaysia. In
Bulletin of Entomologi cal Research. 79: 625-629.
Suprapto. 2005. Dampak masalah sampah terhadap kesehatan masyarakat.
Artikel. Dalam Jurnal Mutiara Kesehatan Indonesia Vol.1 No.2 Edisi
Desember 2005.
Tabbu, C.R. 2002. Penyakit ayam dan penangngannya. Penerbit Kaninus.
Yokyakarta.
Talari, S.A., Sadr, F., Doroodgar, A., Talari M.R., Gharabagh, A.S. 2004. Wound
myiasis caused by lucilia sericata. In Arch Iranian Med 2004; 7 (2): 128
129.
Wahyudi. 2008. Sanitasi dan peran lalat sebagai vektor mekanik penyakit
kecacingan di kota jambi tahun 2007. Tesis. Universitas Gadjah Mada.

Wei, C.S., Ratnawati. R dan Soebaktiningsih. 2010. Identifikasi jenis-jenis lalat


dan parasit yang ditemukan pada bagian luar tubuhnya di tempat sampah
pasar dinoyo, kota Malang pada bulan Mei 2004. Laporan penelitian.
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.
White and Graham, B. 2006. Filth flies. Department of Entomology and
Nematology University of Florida.
Widiastuti, D. dan Shinta. 2008. Uji efikasi ekstrak daun babadotan sebagai
insektisida nabati terhadap lalat rumah ( Musca domestica) di laboratorium.
Dalam Balaba, Ed.007, no,02, Des 2008:7-10.
Williams, L. and Wilkins. 2006.
reserved.

Stedman's medical spellchecker. All rights

Yaghoobi, R., Tirgari, S. and Sina, N. 2005. Human auricular myiasis caused by
Lucilia sericata: clinical and parasitological considerations.Department of
Dermatology, School of Medicine, Ahwaz University of Medical Sciences,
Ahwaz. Iran.
Yamaguchi, T. 1995. Atlas berwarna parasitologi klinik. EGC. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai