Anda di halaman 1dari 10

Inventarisasi Predator Serangga Hama Tanaman Padi Sawah di Desa Paya

Rahat Kecamatan Banda Mulia Kabupaten Aceh Tamiang

Inventory of Insect Pest Predator on Paddy Field in Paya Rahat Village, Banda
Mulia District, Aceh Tamiang Regency

Maria Heviyanti1, Cut Mulyani2


1,2
Prodi Agroteknologi, Fakultas Pertanian UNSAM, Langsa
e-mail: 1heviyanti@gmail.com, 2cutmulyani44@gmail.com

Abstrak: Musuh alami adalah organisme di alam yang dapat membunuh serangga, melemahkan
serangga, sehingga dapat mengakibatkan kematian pada serangga, dan mengurangi fase reproduktif
dari serangga. Salah satu musuh alami penting di pertanaman padi sawah adalah predator. Predator
Adalah binatang (serangga, laba-laba dan binatang lain) yang memburu, memakan atau menghisap
cairan tubuh binatang lain sehingga menyebabkan kematian. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui jenis dan populasi predator hama tanaman padi sawah di Desa Paya Rahat, Kecamatan
Banda Mulia, Kabupaten Aceh Tamiang. Penelitian dilaksanakan menggunakan metode survei pada
fase vegetative pertanaman padi sawah. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode diagonal
yaitu menetapkan lima sub-plot yaitu pada bagian sudut dan bagian tengah pada lokasi pengambilan
sampel. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan sweep net yang diayunkan di atas
tanaman padi. Serangga yang terjaring segera dimasukkan ke dalam “killing bottle” yang berisi
alkohol 70 %. Identifikasi jenis serangga predator dilakukan di Laboratorium Agroteknologi,
Universitas Samudra. Hasil penelitian ditemukan 85 ekor predator serangga hama padi dari 7 family
yaitu Coccinelidae, Gryllidae, Gerridae, Coenagrionidae, Lycosidae, Staphylinidae, dan
Tetragnathidae. Populasi tertinggi adalah spesies Tetragnatha maxillosa dengan populasi rata-rata
50.59%, dan populasi terendah adalah spesies Paederus sp. dengan populasi rata-rata 2.35%. Nilai
indeks keragaman (H’) predator pada fase vegetative pertanaman padi adalah 0.76 dan termasuk
dalam kategori rendah, sedangkan kelimpahan tertinggi predator serangga hama padi family
Tetragnathidae yaitu sebesar 30% .

Kata Kunci: Musuh alami, Predator, Sweep Net, Indeks Keragaman

PENDAHULUAN
Aceh Tamiang memiliki luas tanam padi 28.184 Ha dengan luas panen 27.114 Ha.
Produksi padi di kabupaten Aceh Tamiang sebesar 119.609 ton dan produksi padi desa Paya
Rahat sebesar 1036 ton (7 ton/Ha). Salah satu kendala utama dalam budi daya tanaman padi
sawah di Desa Paya Rahat adalah adanya serangan hama. Serangan hama pada tanaman padi
sawah, baik langsung maupun secara tidak langsung dapat menyebabkan penurunan produksi
yang cukup berarti.
Munculnya serangan organisme pengganggu pada tanaman padi mempengaruhi para
petani untuk melakukan pengendalian organisme pengganggu tanaman terutama hama
dengan menggunakan Insektisida. Sebagian besar petani menggunakan insektisida secara
tidak bijaksana, dimana tindakan tersebut dapat mengakibatkan terbunuhnya musuh-musuh
alami hama baik predator, parasitoid, dan pathogen yang terdapat di areal persawahan.
Matinya musuh-musuh alami hama ini dapat menyebabkan terjadinya resistensi, resurgensi,
dan ledakan hama kedua/ hama sekunder. Jenis-jenis hama utama yang menyerang tanaman
padi sawah adalah Nilaparvata lugens, Scirpophaga incertulas, Leptocarisa acuta,
Cnaphalocrocis medinalis, Nephotettix virescens, Scothinophora coarctata, Rattus
argentiventer, Orseolia oryzae, Spodoptera litura, Melanitis leda ismene, Naranga
aenescens, Grylotalpha orientalis, Hydrellia phillipina, Pomacea canaliculata, Nympula
depunctalis, dan Lonchula spp. (Syam et al., 2011).
Berdasarkan pengamatan di pertanaman padi sawah petani di Desa Paya Rahat,
terdapat beberapa hama yang umum dan menjadi hama utama yang menyerang tanaman padi
petani yaitu Nilaparvata lugens (wereng coklat), Scirpophaga incertulas (penggerek batang
padi), Leptocarisa acuta (walang sangit), Cnaphalocrocis medinalis (hama Putih Palsu) dan,
Nympula depunctalis (hama putih). Terjadinya serangan hama ini ditentukan oleh fenologi
tanaman, keadaan iklim, dan penggunaan insektisida yang tidak bijaksana. Penggunaan
insektisida secara terus menerus oleh petani mengakibatkan matinya musuh-musuh alami
hama yang ada di lapangan. Salah satu cara mengatasi hal tersebut adalah dengan
menerapkan konsep pengendalian hama berdasarkan konsep PHT (pegendalian Hama
Terpadu). Dalam konsep PHT Insektisida merupakan alternatif terakhir dan penggunaannya
sangat selektif. Menurut Untung (1993) menyatakan bahwa PHT lebih mengutamakan
pengendalian dengan memanfaatkan peran berbagai musuh alami hama. Musuh alami adalah
organisme di alam yang dapat membunuh serangga, melemahkan serangga, sehingga dapat
mengakibatkan kematian pada serangga, dan mengurangi fase reproduktif dari serangga.
Musuh alami berperan dalam menurunkan populasi hama sampai pada tingkat populasi yang
tidak merugikan.
Salah satu musuh alami penting di pertanaman padi sawah adalah predator. Predator
Adalah binatang (serangga, laba-laba dan binatang lain) yang memburu, memakan atau
menghisap cairan tubuh binatang lain sehingga menyebabkan kematian. Semua laba-laba dan
capung merupakan contoh pemangsa. Menurut hasil pengamatan Arifin et al. (1997) bahwa
pada ekosistem lahan sawah irigasi berpola tanam padi tanpa perlakuan insktisida
menunjukkan bahwa jenis musuh alami lebih banyak dibandingkan hama. Pada satuan sawah
seluas 1 ha, ada 29 jenis musuh alami, 16 jenis hama dan 11 jenis non-status. Hampir semua
ordo serangga mempunyai spesies yang menjadi predator serangga lain.
Selama ini ada beberapa ordo yang anggota-anggotanya banyak merupakan predator
yang digunakan dalam pengendalian hayati. Ordo-ordo tersebut adalah Coleoptera,
Neuroptera, Hymenoptera, Diptera, dan Hemiptera. Beberapa famili predator yang terkenal
adalah kumbang kubah (Coleoptera: Coccinellidae), kumbang tanah (Coleoptera: Carabidae),
undur-undur (Neuroptera: Chrysopidae), kepik buas (Hemiptera: Reduviidae), belalang
tanduk panjang (Orthoptera: Tettigonidae), jangkerik (Orthoptera: Gryllidae), Kepinding air
(Hemiptera: Vellidae), Anggang-anggang (Hemiptera: Gerridae), capung jarum (Odonata:
Coenagrionidae), semut (Hymenoptera: Formicidae) dan dari golongan laba-laba harimau
(Araneae: Lycosidae).
Berdasarkan permasalahan di atas, maka perlu melakukan inventarisasi jenis-jenis
predator yang berada pada tanaman padi sawah di Desa Paya Rahat, Kecamatan Banda
Mulia, Kabupaten Aceh Tamiang, sehingga akhirnya akan diperoleh informasi sebagai
sumber data dalam upaya pengendalian hayati hama tanaman padi sawah di masa yang akan
datang. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis dan populasi
predator hama tanaman padi sawah di Kecamatan Banda Mulia, Kabupaten Aceh Tamiang.

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat


Penelitian ini dilaksanakan di Desa Paya Rahat, Kecamatan Banda Mulia, Aceh
Tamiang. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara “purposive”.
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya yaitu Alkohol 70%,
aquadest, kertas label, killing bottle, buku identifikasi serangga, kain kasa, sweep net,
mikroskop, cover glass, object glass, pinset, lup, alat tulis-menulis dan peralatan survey
lapangan (GPS, kamera, sepatu boot, sarana transportasi).

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian Desa Paya Rahat, Kecamatan Banda Mulia,
Aceh Tamiang

Parameter Pengamatan
Pengambilan Predator dilakukan dengan menggunakan sistem metode diagonal.
Predator yang tertangkap dimasukkan kedalam killing bottle yang berisi alcohol 70% dan
kemudian dibawa ke laboratorium untuk dihitung populasi dan di identifikasi. Identifikasi
predator yang terkoleksi dari lapangan dilakukan di Laboratorium Agroteknologi, Fakultas
Pertanian, Universitas Samudra. Untuk mengindentifikasi predator mengacu pada buku kunci
determinasi serangga Kanisius (1991), dan buku musuh alami organisme pengganggu
tanaman padi (1990), musuh alami hama padi (2011).

Pengambilan sampel di lapangan


Pengamatan dan pengumpulan predator serangga hama dilakukan di lahan
persawahan Desa Paya Rahat. Menurut Dirjen Tanaman Pangan (2007), pengambilan sampel
pada tanaman padi dilakukan dengan dua metode, pertama metode pengamatan langsung
(visual) yang ditentukan secara purposive sampling sehingga mewakili tanaman sampel dari
luasan lahan yang diamati. Pengambilan sampel tanaman dilakukan secara diagonal sebanyak
30 rumpun (Gambar 2).
Predator-predator serangga hama yang tertangkap disimpan dalam botol koleksi yang
telah diisi dengan larutan alkohol 70%. Jumlah predator yang dikumpulkan dari setiap lokasi
di catat. Predator yang terkumpul selanjutnya diidentifikasi di laboratorium. Pengamatan dan
pengumpulan Predator dilakukan dengan menggunakan metode jaring ayun (sweep sampling
method), yaitu merupakan alat bantu untuk menangkap Predator serangga hama yang aktif
terbang dan alat ini digunakan dengan bantuan tangan untuk menangkap predator yang aktif
terbang.
Jaring ayun berbentuk kerucut yang terbuat dari bahan yang ringan dan kuat, yaitu
kain kasa. Panjang tangkai jaring sekitar 60 cm. Mulut jaring terbuka dengan garis tengah
sekitar 30 cm. Bingkai lingkaran mulut jaring terbuat dari kawat yang keras dan kuat.
Panjang kantong kain kasa sekitar dua kali panjang garis tengah lingkaran mulut jaring.
Penangkapan predator dilakukan dengan mengayunkan jaring ke kiri dan ke kanan secara
bolak balik sebanyak 3 kali sambil berjalan. Data pendukung adalah varietas, umur tanaman,
luas lahan, luas tanaman terancam dan jenis pestisida.

. = 10 rumpun

Gambar 2. Pengambilan sampel tanaman dalam petak sampel

Analisis Data
Keanekaragaman predator dihitung dengan rumus jumlah famili dibagi dengan akar
jumlah total individu yang ada dilapangan Michael dalam Mediwarman (2010).

Jumlah Family
Keanekaragaman(H ')=
√ jumlah total individu

Tabel 1. Nilai indeks keanekaragaman


Nilai Keanekaragaman spesies
Tingkat Keanekaragaman
(H’)
H<1 Sangat Rendah
1<H<2 Rendah
2<H<3 Sedang
3<H<4 Tinggi
H>4 Sangat Tinggi

Kelimpahan dari masing – masing famili yang paling dominan dilapangan dihitung dengan
rumus:

individu satu family i


Kelimpahan ( K )= x 100
total individu seluruh family
HASIL DAN PEMBAHASAN

Lahan Tanaman Padi Sawah Desa Paya Rahat


Desa Paya Rahat, Kecamatan Banda Mulia, Kabupaten Aceh Tamiang merupakan
desa yang melakukan kegiatan penanaman padi sawah di setiap musim tanam. Lahan yang
diamati di Desa Paya Rahat seluas 270 Ha dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm, dan jumlah
tanaman lebih kurang 67.500.000 tanaman. Pengamatan predator tanaman padi sawah
dilakukan pada saat tanaman padi masih berada pada fase vegetative pertumbuhannya
(Gambar 3). Varietas unggul tanaman padi sawah yang digunakan oleh petani di desa tersebut
adalah varietas Mekonga. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan petani
setempat, diperoleh informasi bahwa musuh alami yang paling banyak terdapat di
pertanaman padi sawah pada fase vegetatif adalah laba-laba dan kumbang coccinelid yang
dikenal petani dengan sebutan oteng-oteng.

Gambar 3. Koleksi predator pada fase vegetative pertumbuhan tanaman padi

Predator Tanaman Padi Sawah

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Desa Paya Rahat, terdapat 10
spesies predator serangga hama dari 7 family. Predator-predator penting yang terkoleksi pada
pertanaman padi sawah diantaranya adalah kumbang Coccinelid (Micraspis crocea
(Muisant), Coleptera: Coccinelidae), kumbang kubah (Harmonia octomaculata, Menochillus
sexmaculatus (fabricius), Coleptera: Coccinelidae). Jangkerik (Metoche vittaticollis (Stal).
Kepinding air (Limnogonus fossarum (Fabricus), Hemiptera: Gerridae), Capung jarum
(Agriocermis femina femina (Brauer), Odonata: Coenagrionidae), Capung besar (Agriocermis
sp., Odonata: Coenagrionidae), Laba-laba pemburu (Lycosa pseudoannulata (Boesenberg dan
Strand), Aranae: Lycosidae), Tom cat (Paederus sp., Coleoptera, Staphylinidae), dan Laba-
laba rahang panjang (Tetragnatha maxillosa (Thorell), Aranae: Tetragnathidae).
Tabel 2. Famili, spesies, dan jumlah spesies individu musuh alami predator di pertanaman
2 padi sawah Desa Paya Rahat Harmonia octomaculata,
Coccinelidae 4
3 Menochillus sexmaculatus 1
4 Gryllidae Metioche vittaticollis (Stal). 6
5 Gerridae Limnogonus fossarum 7
6 Agriocermis sp 7
Coenagrionidae
7 Agriocermis femina femina 4
8 Lycosidae Lycosa pseudoannulata 8
9 Staphylinidae Paederus sp 2
10 Tetragnathidae Tetragnatha maxillosa 43
Populasi Predator
Berdasarkan hasil pengamatan jumlah individu predator yang terkoleksi pada fase
vegetative di pertanaman padi sawah Desa Paya Rahat terdiri 7 famili yang tersebar pada 10
jenis/ spesies dengan jumlah spesies keseluruhan adalah 85 ekor. Untuk jelasnya komposisi
populasi tertinggi predator serangga hama pada fase vegetative tanaman padi sawah pada
gambar 4.

Gambar 4. Persentase populasi predator

Gambar 4 menunjukkan pesrsentase rata-rata individu tertinggi predator serangga


hama di Desa Paya Rahat adalah predator serangga hama family Tetragnathidae (43 ekor)/
51 %, diikuti oleh family Lycosidae (8 ekor)/ 8%, dan Coccinelidae (8 ekor)/ 8%. Populasi
terendah ditunjukkan oleh predator dari family Staphilinidae (2 ekor). Tingginya populasi
predator Tetragnatha maxillosa (Aranae; Tetragnatidae)/ laba-laba rahang panjang di duga
karena adanya serangan hama wereng daun, lalat, atau serangan ngengat pada fase vegetative
tanaman padi sawah. Ketiga hama tersebut merupakan hama utama tanaman padi sawah
terutama menyerang pada fase vegetative tanaman. Hal ini sesuai dengan Untung (2010)
yang menyatakan bahwa apabila populasi suatu meningkat, maka mortalitas yang disebabkan
oleh predator akan semakin meningkat, antara lain dengan meningkatnya predasi dan jumlah
predator. Sebaliknya apabila populasi suatu spesies menurun, maka mortalitas oleh predator
dan jumlah predator juga akan menurun. Dengan demikian perubahan populasi suatu spesies
akan selalu diikuti dengan perubahan kepadatan populasi predator. Disamping itu tingginya
populasi laba-laba rahang panjang juga disebabkan oleh keadaan lingkungan lahan
pertanaman padi setempat, dimana kondisi lahan dalam keadaan berair atau basah. Laba-laba
rahang panjang merupakan laba-laba yang sangat menyukai tempat basah.

Keanekaragaman (H’)
Hasil pengamatan terhadap keanekaragaman musuh alami predator seluruh family
pada pertanaman padi sawah dapat di lihat pada Tabel 3 berikut.
Tabel 3. Keanekaragaman musuh alami predator seluruh family pada pertanaman padi sawah
Desa Paya Rahat
Species
No. Family
(Nama Ilmiah)
1 Micraspis crocea
2 Coccinelidae Harmonia octomaculata, Menochillus
3 sexmaculatus
4 Gryllidae Metioche vittaticollis (Stal).
5 Gerridae Limnogonus fossarum
6 Agriocermis sp
Coenagrionidae
7 Agriocermis femina femina
8 Lycosidae Lycosa pseudoannulata
9 Staphylinidae Paederus sp
10 Tetragnathidae Tetragnatha maxillosa
Keanekaragaman spesies (H’) 0.76

Hasil analisa data diperoleh nilai keanekaragaman (H’) species predator serangga
hama di Desa Paya Rahat termasuk dalam kategori rendahsedang yaitu 0.76 atau berada pada
kisaran H’<1. Hal ini menunjukkan bahwa keragaman spesies musuh alami predator di Desa
Paya Rahat tersebut masih sangat rendah. Hal ini dapat disebabkan karena aplikasi pestisida
yang tidak bijaksana sehingga disamping membunuh serangga hama juga dapat menyebabkan
matinya musuh alami. Indeks keanekaragaman predator sedang berkaitan juga dengan
interaksi antara musuh alami dan serangga hama pada pertanaman padi sawah.

Kelimpahan
Pada Gambar 5 dapat dilihat jumlah masing-masing individu predator yang terkoleksi
pada fase vegetative pertanaman padi sawah di Desa Paya Rahat.

35
30
25
20
Kalimpahan Predator

15
10
5
0

Gambar 5. Kelimpahan Predator pada Fase Vegetative


Pertanaman Padi Sawah

Hasil identifikasi dan hasil perhitungan kelimpahan predator yang terdapat pada fase
vegetative tanaman padi secara keseluruhan kelimpahan tertinggi adalah Famili Coccinelidae
dimana spesies ini memiliki populasi kehadiran yang sangat tinggi 30 %. Hal ini di duga
bahwa famili Coccinelidae merupakan predator yang dapat beradaptasi/ survife dalam
berbagai kondisi lingkungan ataupun habitat. Kasumbogo dan Wirjosuharso (1991) dalam
Rahman (2011), tingginya musuh alami predator Coccinelidae dipengaruhi oleh iklim yang
mendukung serta ketersediaan inang, seperti wereng hijau, wereng batang coklat, wereng
punggung putih, wereng zigzag, aphis, hama putih palsu, penggerek batang padi. Disamping
predator famiy Coccinelidae, predator family Coenagrionidae juga memiliki kehadiran
populasi spesies 20 %.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian yang dilakukan terhadap predator
serangga hama pada fase vegetative pertanaman padi sawah di Desa Paya Rahat, dapat
diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat 7 family predator pada tanaman padi yaitu Coccinelidae, Gerridae, Gryllidae,
Coenagrionidae, Lycosidae, Staphylinidae, dan Tetragnathidae.
2. Populasi tertinggi adalah spesies Tetragnatha maxillosa dengan rata-rata populasi
50.59%, dan populasi terendah adalah spesies Paederus sp. dengan rata-rata populasi
2.35%.
3. Nilai keragaman (H’) predator pada fase vegetative pertanaman padi sawah termasuk
dalam kategori rendah-sedang yaitu H’= 0.76.
4. Secara keseluruhan kelimpahan tertinggi predator serangga hama adalah family
Tetragnathidae sebesar 30% dan diikuti dengan family Coenagrionidae sebesar 20%.

Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan terhadap keberadaan musuh-musuh alami tanaman
padi pada tingkat kabupaten, sehingga akan diperoleh data yang akurat terhadap kelimpahan
dan sebaran musuh-musuh alami hama demi kepentingan ketahanan pangan.

Daftar Pustaka

Hendrival, Purnama Hidayat, Ali Nurmansyah. 2011. Keanekaragaman dan Kelimpahan


Musuh Alami Bemisia tabaci (Gennadius) (Hemiptera: Aleyrodidae) pada Pertanaman
Cabai Merah di Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Jurnal J. Entomol.Indon., September 2011, Vol. 8, No. 2, Hal. 96-109

Kanisius, 1991. Kunci Determinasi Serangga. Yogyakarta.

Kartohardjono A. 2011. Penggunaan Musuh Alami Sebagai Kompone Pengendalian Hama


Padi Berbasis Ekologi. Jurnal Pengembangan Inovasi Pertanian 4 (1) Hal 29-46.

Kartasapoetra, AG. 1993. Hama Tanaman Pangan dan Perkebunan. Bumi Aksara, Jakarta.

Lihawa M. 2006. Arthopoda Predator pada Ekosistem Padi yang Diberi Pestisida Kimia.
Jurnal Ilmiah Agro Sains Tropis. Vol 1 (3). Hal 124-129. Seminar Hasil Penelitian
dibawakan pada Forum Seminar Program Studi Agroteknologi Jurusan Agroteknologi
Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian Universitas Negeri Gorontalo.

Lehman, D.G. 2010. Biological Control of Pest in Tropic and Sub-Tropic. Georg August
University of Gottingen. Germany.
Meidiwarman. 2010. Studi Arthopoda Predator pada Ekosistem Tanaman Tembakau Virginia
Di Lombok Tengah. Jurnal Crop Agro. Vol 3 (2). Hal 92-96. Nurindah. 2006.
Pengelolaan Agroekosistem dalam Pengendalian Hama. Jurnal Perspektif Vol 5 No. 2
hal 78-85.

Rahman R. 2011. Infebtarisasi Predator Hama Tanaman Padi Sawah di Kecamatan Kota
Barat dan Dungingi Kota Gorontalo. Skripsi (Tidak Dipublikasikan). Manado.

Salanti D. 2008. Pengaruh Tanaman Penutup Tanah Terhadap Kelimpahan Kutu daun Aphis
craccivora Koch (Homoptera: Aphididae), Predator dan Hasil Panen pada
Pertanaman Kacang. Tugas Akhir (Dipublikasikan).Bogor.

Shepard B.M, Barrion A.T., Litsinger J.A.. 2011. Musuh Alami Hama Padi. Bogor.

Timothy J. G. and Christian, Y.O.2006. Arthropod Collection and Identification: Laboratory


and field Techniques. Academic press is an imprint of Elsevier. British.

Tjoe Tjien Mo. 1953. Memberantas Hama Padi di Sawah dan Gudang. Jakarta.

Untung, K. 2010. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Diktat Mata Kuliah Dasar-dasar
Ilmu Hama Tumbuhan. Gadjah Mada University, Yogyakarta.

Wayan W, Hindayana D, Santoso S. 2007. Pelepasan dan Pemangsaan Kembang Jelajah


Paederus fuscipes (Coleoptera: Staphylinidae) Terhadap Telur dan Larva Helicoverpa
armigera (Lepidoptera: Noctuidae) Pada Pertanaman Kedelai. Jurnal Ilmu Pertanian
Indonesia hal 147-153. Vol 12 No. 3.

Anda mungkin juga menyukai