Anda di halaman 1dari 14

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Masalah kesuburan tanah merupakan masalah yang sangat penting dalam

pertanian karena tanah merupakan media tumbuh tanaman. Kesuburan tanah adalah

kemampuan tanah meendukung pertumbuhan tanaman dengan baik. Tanah yang

selalu dipakai bercocoktanam akan berkurang kesuburannya seiring berjalannya

waktu jika tanpa diberi masukan. Masukan yang tidak lain adalah pupuk secara

umum dapat memperbaiki kondisi tanah dan meningkatkan kesuburannya. Pupuk

secara umum adalah bahan yang ditambahkan untuk memperbaiki kondisi tanah

dalam hal mendukung pertumbuhan tanaman. Terdapat banyak cara

pemupukan tanaman dan sifat pupuk karena semakin hari semakin dikembangkan

cara dan komposisi pemupukan agar sesuai dengan kebutuhan tanaman dan efisiensi

bagi petani. ada pupuk yang dibedakan atas dasar aplikasinya, bentuknya,

kandungannya, dan lain-lain. Hal ini mengharuskan kita mengetahui berbagai metode

pemupukan, jenis-jenis, dan sifat-sifatnya supaya tidak salah memberi rekomendasi

pemupukan bagi petani khususnya. ( Centauri, 2015)

Pupuk dalam arti luas yaitu suatu bahan yang digunakan untuk mengubah

sifat fisik, kimia atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan

tanaman. Banyak pupuk yang tersedia di pasaran dan perlu untuk kita ketahui baik itu

yang tergolong pupuk organik maupun pupuk an-organik. Kedua jenis pupuk tersebut

tentunya memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Untuk lebih mengenal berbagai

jenis pupuk dan metode pemupukan tersebut maka kami perlu mengenal berbagai
cara pemupukan tanaman dan sifat-sifat pupuk, baik sifat fisik maupun kimia.

( Sugijarta,2015)

Pupuk adalah bahan yang ditambahkan kedalam tanah untuk menyediakan

unsur-unsur esensial bagi pertumbuhan tanaman. Penggolongan pupuk umumnya

diasarkan pada sumber bahan yang digunakan, cara aplikasi, bentuk, dan kandungan

unsur haranya. Berdasarkan bentuknya, pupuk organik dibagi menjadi dua yaitu

pupukcair dan pupuk padat. Pupuk cair adalah larutanyang mudah larut berisi satu

atau lebih pembawa unsur yang dibutuhkan tanaman. Kelebihan pupuk cair adalah

dapat dmemberikan unsur hara sesuai dengan kebutuhan tanaman, selain itu

pemberiannya apat lebih merata dan kepekatannya dapat diatur sesuai dengan

kebutuhan (Sukamto,2010).

Tanaman membutuhkan 17 nutrisi untuk melengkapi siklus hidupnya.

Tanaman penting nutrisi dibagi menjadi kelompok makro dan mikronutrien.

Macronutrints adalah karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), fosfor (P),

potassium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg) dan sulfur (S). Mikronutrien termasuk

seng (Zn), tembaga (Cu), besi (Fe), mangan (Mn), boron (B), molibdenum (Mo),

klorin (Cl), dan nikel (Ni). Lebih lanjut, esensi dari silikon (Si), natrium (Na),

vanadium (V), dan kobalt (Co) telah dipertimbangkan, tetapi belum terbukti.

(Fageria et Al. 2002; Epstein dan Bloom, 2005).

Penggunaan Pupuk anorganik seperti urea, KCL dan TSP yang mengandung

berbagai senyawa kimia dapat memberikan dampak negatif pada tanah jika
digunakan dalam jangka waktu yang relatif lama. Mengakibatkan tanah menjadi cepat

mengeras dan kemampuan menyimpan air berkurang, sehingga produktivitas tanaman

akan menurun karena tanah menjadi asam (Parman, 2007).

Pupuk organik adalah pupuk yang dapat berbentuk padat atau cair yang

berasal dari tanaman dan atau hewan. Digunakan pupuk organik sebagai alternative

dari penggunaan pupuk anorganik, karena selain dapat memperbaiki sifat fisik, kimia

dan biologi tanah, pupuk organik secara ekonomis jauh lebih terjangkau dari pupuk

anorganik, sehingga dapat mengurangi biaya produksi pertanian (Lingga, 2007).

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari

Metode - Metode Pemupukan terhadap tanaman

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan paper ini adalah sebagai salah satu syarat untuk dapat

memenuhi komponen penilaian di Laboratorium Kesuburan Tanah Program Studi

Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatra Utara serta sebagai bahan

informasi bagi pihak yang membutuhkan.


METODE PEMUPUKAN

Pengertian Pupuk

Pupuk adalah suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara atau

nutrisi bagi tanaman untuk menopang tumbuh dan berkembangnya tanaman. Unsur

hara yang diperlukan oleh tanaman adalah: C, H, O (ketersediaan di alam melimpah),

N, P, K, Ca, Mg, S (hara makro), dan Fe, Mn, Cu, Zn, Cl, Mo, B (hara mikro). Pupuk

dapat diberikan lewat tanah, daun, atau diinjeksi ke batang tanaman. Jenis pupuk

adalah bentuk padat maupun cair (Purwanto, 2014).

Pemupukan adalah setiap usaha yang bertujuan untuk menambah persediaan

unsur-unsur hara yang di butuhkan oleh tanaman, meningkatkan produksi dan mutu

tanaman. Apabila pemberian pupuk kurang tepat maka akan mengakibatkan tanaman

terganggu pertumbuhannya (Fiana, 2015).

Pupuk alam adalah pupuk yang didapat langsung dari alam, contohnya fosfat

alam, pupuk kandang, pupuk hijau, kompos. Jumlah dan jenis unsur hara yang

terkandung di dalamnya sangat bervariasi. Sebagian dari pupuk alam dapat disebut

sebagai pupuk organik karena merupakan hasil proses dekomposisi dari material

mahluk hidup seperti, sisa tanaman, kotoran ternak, dan lain-lain (Purwanto, 2014).

Pemberian pupuk dengan dosis tinggi pada varietas lokal yang umumnya

bertajuk menyebar, memacu pertumbuhan vegetatif tetapi tidak terjadi peningkatan

hasil yang nyata, bahkan sering turun. Pemupukan berimbang juga merupakan salah

satu upaya untuk mendukung peningkatan produktivitas padi. Selisih masing-masing


hara (N,P,K) yang dibutuhkan tanaman dan yang tersedia di tanah merupakan jumlah

hara dalam bentuk pupuk yang perlu ditambahkan ke tanah dengan

mempertimbangkan faktor inefisiensi (Ikhwani, 2014).

Jenis Jenis Pupuk

Pupuk organik adalah semua sisa bahan tanaman, pupuk hijau, dan kotoran

hewan yang mempunyai kandungan unsur hara rendah. Pupuk organic tersedia

setelah zat tersebut mengalami proses pembusukan oleh mikro organisme. Selain

pupuk anorganik, pupuk organic juga harus dberikan pada tanaman (Lumbansiantar,

2018).

Pupuk organik sendiri merupakan pupuk yang tersusun dari materi makhluk

hidup, seperti pelapukan sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik

dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia,

dan biologi tanah. Pupuk organik mengandung banyak bahan organik daripada kadar

haranya. Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang,

sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa), limbah

ternak, limbah industri yang menggunakan bahan pertanian, dan limbah kota

(sampah) (Munanto, 2013).

Pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik-pabrik pupuk dengan

meramu bahan-bahan kimia anorganik berkadar hara tinggi. Misalnya urea berkadar

N 45-46% (setiap 100 kg urea terdapat 45-46 kg hara nitrogen) Pupuk anorganik atau

pupuk buatan dapat dibedakan menjadi pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk
tunggal adalah pupuk yang hanya mengandung satu unsur hara misalnya pupuk N,

pupuk P, pupuk K dan sebagainya (Lumbansiantar, 2018).

Pemberian pupuk anorganik ternyata dapat mempercepat pergerakan ion

logam berat (Pb) dari tanah media tanam ke jaringan akar, sebelum sampai ke

jaringan daun tanaman. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan pupuk anorganik

sama sekali tidak dapat menghalangi laju ion logam berat (Pb) dari sistem larutan

tanah ke jaringan tanaman, karena sifat pupuk anorganik yang tidak memiliki

senyawa organik kompleks seperti yang dimiliki pupuk organik yaitu asam humid.

Sistem pertukaran ion dalam kondisi kaya asam organik berlangsung sangat

kompleks sehingga keberadaan senyawa tersebut dapat merevitalisasi semua sistem

yang ada dalam tanah, baik yang bersifat fisika (Hayati, 2010).

Penggunaan pupuk kandang, limbah industri dan limbah kota sebagai bahan

dasar kompos berbahaya karena banyak mengandung logam berat dan asam-asam

organik yang dapat mencemari lingkungan. Selama proses pengomposan, beberapa

bahan berbahaya ini akan terkonsentrasi dalam produk akhir pupuk. Untuk itu

diperlukan seleksi bahan dasar kompos yang mengandung bahan-bahan berbahaya

dan beracun (B3). Pupuk organik dapat berperan sebagai pengikat butiran primer

menjadi butir sekunder tanah dalam pembentukan pupuk (Lumbansiantar, 2018).

Metode Pemupukan

Pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk memperbaiki kesuburan

tanah. Tindakan pemupukan diartikan sebagai tindakan menambah unsur hara ke

dalam tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun) dengan tujuan untuk menambah
persediaan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman untuk peningkatan prosuksi dan

mutu hasil tanaman. Secara arti luas pemupukan sebenarnya termasuk penambahan

bahan-bahan lain yang dapat memperbaiki sifat-sifat tanah. Misalnya memberi pasir

atau tanah liat, pengapuran dan sebagainya. (Mindayani,2014)

Berikut adalah metode metode pemupukan :

1. Larikan ( band placement )

Pemupukan pada tempat tertentu (placement), berbentuk seperti barisan lurus

di antara larikan atau barisan tanaman, membentuk garis lurus, atau membentuk

lingkaran di bawah tajuk tanaman. Alur pemupukan dibuat dengan membuat

semacam kanal dangkal sebagai tempat pupuk dengan mencangkul tanah selebar

kurang lebih 10cm dengan kedalaman kurang lebih 10 cm dari permukaan tanah.

Setelah pupuk diletakkan di dalam alur, kemudian ditutup kembali dengan tanah. Ada

juga beberapa aplikasi lain yang memodifikasi cara ini ini, misalnya dengan cara

membuat sejumlah lubang sedalam dan dengan jumlah lubang tertentu menggunakan

tugal atau linggis melingkar di bawah tajuk kemudian pupuk diisikan ke dalam

lubang lalu lubang ditutup tanah kembali. Pemupukan dengan cara ini dilakukan

dengan alasan : Kesuburan tanah relatif lebih

rendah (tanah tegalan atau kebun) , Populasi

tanaman lebih rendah karena jarak tanam

lebih lebar , Volume pupuk yang digunakan

berjumlah lebih sedikit ,Volume akar

tanaman sedikit dan tidak menyebar ( Zakiyah,2015)


2. Penyebaran (broadcasting)

Pemupukan dengan cara sebar (broadcasting) : cara ini adalah cara yang

paling sederhana karena pupuk diberikan ke media tanam dengan cara disebar di atas

permukaan media saat pengolahan tanah (biasanya dilakukan pada tanaman semusim

seperti padi dan kacang-kacangan yang ditanam di sawah), sehingga pupuk tercampur

merata dengan tanah. Pemupukan dengan cara sebar ini berpotensi tinggi merangsang

pertumbuhan tanaman-tanaman pengganggu (gulma) serta tingkat fiksasi atau

pengikatan unsur hara tertentu oleh tanah. Cara sebar dilakukan jika :

 Populasi tanaman cukup tinggi akibat aplikasi jarak tanam yang rapat

 Sistem perakaran tanaman yang menyebar di dekat permukaan tanah

 Volume pupuk yang digunakan berjumlah banyak

 Tingkat kelarutan pupuk yang tinggi agar dapat terserap dalam jumlah banyak

oleh tanaman

 Tingkat kesuburan tanah yang relatif baik

Pemupukan dilakukan sebelum tanam (waktu pembajakan/ penggaruan/

engolahan tanah) sebagai pupuk dasar, atau sesudah tanam sebagai pupuk susulan,

kemudian diinjak-injak agar pupuk terbenam ke dalam tanah.

Dapat dibedakan:

a. Top dressing: pupuk ditebarkan merata ke seluruh permukaan tanah atau

menurut alur yang tersedia. Untuk lahan yang sudah ditanami, jika permukaan
tanaman basah atau lembab cara ini harus ditunda, karena dapat menyebabkan

plasmolisis daun. Kerusakan akan meningkat pada dosis yang lebih besar,

terutama pupuk N dan K.

b. Side dressing: pupuk ditebarkan di samping alur benih atau tanaman.

Metoda broadcasting cocok dilakukan untuk lahan sawah atau tanaman

dengan jarak tanam yang rapat,

perakaran merata pada tanah bagian

atas (top soil) dan pupuk diberikan

dalam jumlah yang besar. cara ini

mudah dilakukan, hemat beaya dan

tenaga, pemberian pupuk agak

berlebih tidak berdampak buruk bagi tanaman. ( Zakiyah,2015)

3. Fertigation (fertilizing-irrigation)

Dengan cara ini kita melakukan pengairan sekaligus memupuk tanaman.

Pengairan dapat secara sederhana yakni air saluran yang dimasukkan ke lahan, atau

irigasi modern menggunakan tangki bertekanan. Pupuk yang digunakan dapat berupa

cairan atau pupuk padat yang dilarutkan dalam air. pupuk yang sering digunakan

adalah ammonia, asam fosfat dan KCl. Cara ini biasanya diterapkan untuk usaha yang

komersial terutama di wilayah padang pasir atau perbukitan.

Pupuk dilarutkan dalam air dan disiramkan pada tanaman melalui air irigasi.

Lazimnya, cara ini dilakukan untuk tanaman yang pengairannya menggunakan sistem
sprinkle. Cara ini telah banyak diterapkan pada pembibitan tanaman Hutan Tanaman

Industri (HTI), lapangan golf, atau nursery

tanaman yang bernilai ekonomi tinggi.

Lewat cara ini, akurasi dan penyerapan

pupuk oleh akar dapat lebih tinggi. Pada

pertanian intensif pemupukan sering

dilakukan berkali-kali sehingga beberapa

cara diatas dapat dilakukan bersama-sama dalam satu musim tanam. ( Zakiyah,2015)

4. Foliar Application

Pemupukan melalui daun (spraying, foliar application) : massa pupuk dalam

jumlah tertentu dilarutkan ke dalam air dan campuran pupuk dengan air ini

menghasilkan larutan pupuk dengan konsentrasi sangat rendah (kurang dari 0,05%.

Larutan pupuk ini kemudian ini disemprotkan langsung ke daun-daun tanaman,

menggunakan alat semprot volume rendah (hand sprayer), volume sedang

(sprayer gendong), maupun volume besar menggunakan mesin kompresor, bahkan

menggunakan pesawat terbang kecil untuk hamparan

pertanaman yang luas. Pupuk terlarut disemprotkan

pada permukaan tanaman terutama daun. Cara ini

dilakukan untuk melengkapi pemberian pupuk melalui

tanah untuk mengatasi dengan segera gejala kekahatan

yang muncul, terutama hara mikro dan hara yang


immobile dalam tubuh tanaman. Hara masuk ke dalam tubuh tanaman melalui mulut

stomata secara difusi atau osmosis. Hal-hal penting yang harus diperhatikan adalah:

 larutan harus encer (< 0,5 %);

 tegangan muka larutan harus rendah sehingga kontak dengan permukaan daun

lebih besar, biasanya ditambahkan zat perekat;

 kadar biuret pada urea harus < 2%;

 kondisi lingkungan cuaca harus memungkinkan. ( Zakiyah,2015)

5. Ring placement

Cara pemberian pupuk dengan membenamkan pupuk melingkar di sekeliling

tanaman (circulair band). Pemberian pupuk dengan cara placement ini mempunyai

beberapa dampak :

- kontak pupuk dengan tanah dapat dikurangi, sehingga penyematan pupuk oleh tanah

dapat dikurangi.

- unsur hara yang diberikan ke dalam tanah tidak dapat dimanfaatkan oleh gulma.

- respon sisa/pengaruh sisa pupuk akan bertambah besar.

- penguapan N dapat ditekan.

- tanaman akan lebih mudah mendapatkan unsur hara yang diberikan sehingga menekan

pemborosan pemakaian pupuk.


6. Placed

Adalah cara pemupukan dengan penempatan bahan pupuk secara khas

kedalam tanah atau tanaman. Berdasarkan waktu pemberian dapat dibedakan

menjadi:

a. Sebelum tanam : dengan cara plow sole placed, yaitu pupuk

diletakkan di belakang bajak pada saat pengolahan tanah.

b. Pada waktu tanam (bersamaan penaburan benih)

c. Row placed : pupuk dibenamkan ke dalam tanah menurut alur

bekas bajakkan.

1. Combine drilling : pupuk dibenamakan bersama benih ke

dalam alur – alur yang telah di buat sebelumnya. Posisi

pupuk dapat di bawah benih, di samping benih atau

kombinasi keduanya.

d. Setelah pananaman benih/tanaman

1. Side band placed : pupuk ditempatkan pada alur di

samping benih 5 - 7,5 cm jarak horizontal dan 2 – 2,5

cm di bawah permukaan tanah.

2. Spot/point placed : pupuk ditempatkan di suatu titik

atau lubang di dekat tanaman.

3. Circular band / ring placed : pupuk dibenamkan

melingkar dibawah tajuk sekeliling tanaman.

Metode placed menjadi efektif apabila :

 Pananaman renggang dengan perakaran sedikit


 Kesuburan tanah rendah dan jumlah pupuk sedikit

 Pupuk utama yang digunakan adalah N dan P

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam aplikasi pupuk dengan

cara placed adalah :

 Kontak pupuk dengan tanah dapat dikurangi, sehingga fiksasi

unsur P oleh unsur-unsur lain membentuk senyawa tidak larut

dapat dikurangi.

 Pengambilan hara pupuk oleh tanaman lebih mudah, terutama

bagi tanaman yang perakarannya sedikit.

 Residual respon dari pupuk lebih besar dan kehilangan hara

pupuk dapat dikurangi. (Priyana,2012)

7. Aerial application

Cara ini pada dasarnya seperti pemberian pupuk lewat daun, hanya dalam

aplikasinya menggunakan pesawat terbang. Cara ini digunakan untuk daerah-daerah

perbukitan hutan atau lahan pertanian, hutan atau lahan pertanian yang luas agar

memudahkan dalam aplikasinya (Priyana,2012) .

8. Injection

Adalah cara pemupukan dengan menyuntikkan cairan bahan pupuk ke dalam

tanah, dengan menggunakan tekanan atau tidak. Bahan pupuk tidak bertekanan

diinjeksikan pada permukaan tanah atau pada alur tertentu. Bahan pupuk bertekanan

diinjeksikan pada kedalaman tanah sedalam 12 -15 cm. (Priyana,2012)


KESIMPULAN

1. Pemupukan adalah setiap usaha yang bertujuan untuk menambah persediaan

unsur-unsur hara yang di butuhkan oleh tanaman, meningkatkan produksi dan

mutu tanaman.

2. Pemberian pupuk dengan dosis tinggi pada varietas lokal yang umumnya

bertajuk menyebar, memacu pertumbuhan vegetatif tetapi tidak terjadi

peningkatan hasil yang nyata, bahkan sering turun.

3. Pupuk organik adalah semua sisa bahan tanaman, pupuk hijau, dan kotoran

hewan yang mempunyai kandungan unsur hara rendah

4. Pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik-pabrik pupuk dengan

meramu bahan-bahan kimia anorganik berkadar hara tinggi.

5. Metode metode pemupukan antara lain: Larikan (Band Placement),

Penyebaran (Broadcasting), Fertigasi ( Fertilizing-irigation), Foliar

Aplication, Placed, Injection, Ring Placement dan Aerial Application.

Anda mungkin juga menyukai