Anda di halaman 1dari 3

MENGENAL MUSUH ALAMI

(PREDATOR)
Pemandu: Ahmad Zaenuri, S.P.

1. Latar Belakang
a. Penyakit pada tanaman yang timbul akibat adanya interaksi saling
mendukung antara tanaman inang, patogen, dan kondisi lingkungan atau
disebut sebagai segitiga penyakit
b. Penerapan salah satu prinsip Pengelolaan Hama Terpadu (PHT), yaitu
pemanfataan musuh alami

2. Tujuan
a. Mengenal musuh alami kelompok predator pada tanaman padi

3. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam mengenal musuh alami adalah spidol, sedangkan
bahan yang digunakan adalah kertas koran.

4. Langkah-Langkah
1. Pemandu menjelaskan mengenai musuh alami kepada peserta
2. Peserta mencatat hasil penjelasan dari pemandu
3. Peserta menulis laporan sebagai hasil pembejalaran dari SLPHT

5. Hasil
a. Gambar
b. Data
Berikut adalah beberapa ordo predator yang dapat ditemukan pada
tanaman padi:
1. Arachnida
2. Coleoptera
3. Hemiptera
4. Odonata

6. Pembahasan
Musuh alami merupakan hal terpenting dalam siklus rantai makanan dan
termasuk pada prinsip Pengelolaan Hama Terpadu (PHT). Musuh alami sangat
dibutuhkan dalam dunia pertanian karena musuh alami adalah organisme yang
dapat mengendalikan jumlah populasi hama. Pemanfaatan musuh alami untuk
mengendalikan populasi hama merupakan cara yang disediakan alam. Upaya
pelestarian musuh alami dapat dilakukan dengan cara menanam refugia,
mengurangi penggunaan pestisida kimia atau tidak menggunakan pestisida kimia
sebelum ambang pengendalian, introduksi (mendatangkan), dan augmentasi.
Musuh alami terdiri atas tiga golongan, yaitu predator, parasitoid, dan
patogen. Pada laporan ini akan dibahas musuh alami dari golongan predator.
Predator merupakan organisme yang memburu, memangsa, dan memakan
langsung hama berupa imago atau larvanya.
Jika dilihat dari ordonya, predator termasuk pada beberapa ordo berikut, yaitu
Arachnida, Coleoptera, Hemiptera, dan Odonata. Arachnida, termasuk di
dalamnya adalah laba-laba. Tidak seperti serangga yang memiliki enam kaki dan
tiga bagian tubuh utama, laba-laba memiliki delapan kaki dan dua bagian tubuh
utama. Beberapa spesies menangkap mangsa menggunakan jaring (web) yang
dibuatnya, laba-laba lainnya mengintai serangga di tanah atau vegetasi, ada pula
yang cara memangsanya dengan cara menunggu kemudian menangkapnya.
Seekor laba-laba pada umumnya dapat memangsa hama wereng dan kutu-kutuan
sebanyak 5-15 ekor dalam semalam.
Serangga ordo Coleoptera yang dapat dijadikan pengendali alami dari famili
Coccinellidae. Salah satu spesies yang banyak ditemukan sebagai musuh alami
yaitu Coccinella transversalis atau yang dikenal dengan nama ladybird. Spesies
ini sudah sangat populer dikenal sebagai pengendali hama alami. Keberadaannya
banyak ditemukan di pertanaman padi. Kumbang koksi atau ladybird memangsa
kutu-kutuan dan serangga homoptera lainnya, seperti wereng. Kemampuan
memangsa sangat tinggi baik pada stadium imago maupun larva, yaitu 20-90
ekor hama per hari tergantung jenis hamanya.
Hemiptera, termasuk di dalamnya adalah kepik mirid atau Cyrtorhinus
lividipennis. Kepik ini berwarna hijau terang dan pada bagian kepala dan bahu
terdapat warna hitam. Predator ini aktif memburu mangsa, gerakannya seperti
wereng batang cokelat, dan pada malam hari mempunyai sifat tertarik terhadap
cahaya sinar. Mulut predator ini bertipe menghisap. Jenis mangsanya adalah
wereng batang cokelat, wereng hijau, wereng punggung putih, wereng zig-zag,
dan lalat padi. Nimfa dan imago kepik mirid dapat memangsa semua stadium
perkembangan wereng.  Namun, pada umumnya kepik mirid lebih bertindak
sebagai predator telur daripada predator nimfa dan imago. Kepik mirid mampu
memangsa telur wereng batang cokelat sampai 20 telur/hari.
Odonata merupakan ordo yang hampir semua anggotanya merupakan
predator alami. Odonata atau yang dikenal dengan nama capung merupakan
predator sejati karena dalam semua fase hidupnya baik dalam bentuk nimfa
maupun dewasa dapat berperan sebagai predator. Capung dapat menjadi musuh
alami bagi hama tanaman padi. Serangga ini dapat memangsa penggerek batang
padi, wereng coklat, dan walang sangit. Sebagian besar hidup capung dihabiskan
dalam bentuk nimfa yang bergantung pada habitat perairan seperti sungai, sawah,
rawa, dan danau. Selain menjadi musuh alami, capung juga dapat menjadi
indikator kualitas ekosistem karena capung betina dalam melakukan oviposisi
lebih memilih habitat perairan yang jernih dan bersih.

7. Kesimpulan
Musuh alami terdiri atas tiga golongan, yaitu predator, parasitoid, dan
patogen. Predator merupakan organisme yang memburu, memangsa, dan
memakan langsung hama berupa imago atau larvanya. Beberapa predator pada
tanaman padi adalah Arachnida (laba-laba), Coleoptera (kumbang koksi),
Hemiptera (kepik mirid), dan Odonata (capung).

Mengetahui Mojokerto, 26 Januari 2023


PL I PL II Peserta

Wito, S.P. Fathur Rohman, S.P. Arina Miftahu Rahmah

Anda mungkin juga menyukai