0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
52 tayangan21 halaman
Predator serangga memainkan peran penting dalam pengendalian hama secara alami. Beberapa jenis predator seperti kumbang, laba-laba, dan tungau dapat mengurangi populasi hama dengan cara memangsa hama secara langsung. Namun, predator juga memiliki keterbatasan seperti ketergantungan pada ketersediaan mangsa dan sulitnya beradaptasi dengan fluktuasi populasi hama.
Predator serangga memainkan peran penting dalam pengendalian hama secara alami. Beberapa jenis predator seperti kumbang, laba-laba, dan tungau dapat mengurangi populasi hama dengan cara memangsa hama secara langsung. Namun, predator juga memiliki keterbatasan seperti ketergantungan pada ketersediaan mangsa dan sulitnya beradaptasi dengan fluktuasi populasi hama.
Predator serangga memainkan peran penting dalam pengendalian hama secara alami. Beberapa jenis predator seperti kumbang, laba-laba, dan tungau dapat mengurangi populasi hama dengan cara memangsa hama secara langsung. Namun, predator juga memiliki keterbatasan seperti ketergantungan pada ketersediaan mangsa dan sulitnya beradaptasi dengan fluktuasi populasi hama.
merusak tanaman. Sedangkan dalam arti luas: hewan, patogen, dan gulma yg merusak/ mengganggu tanaman. Tipe-tipe Musuh Alami (MA) MA hama: musuh hama berasal dari alam berupa parasitoid, predator, dan patogen. Parasitoid: suatu serangga parasitik yg hidup di alam atau pada serangga inang yg tubuhnya lebih besar dan akhirnya membunuh inangnya. Predator: binatang yg memakan binatang lain sebagai mangsa, baik ukuran tubuh mangsa lebih kecil atau lebih besar dari predatonya. Patogen: mikroorganisme yg hidup dan makan (memarasit) pada atau di dalam suatu organisme inang yg lebih besar dan menyebabkan inangnya sakit atau mati.
Jika suatu MA telah diteliti secara mendalam dan telah diyakini
kehandalannya/kemampuannya serta layak sebagai faktor pengendali populasi suatu hama yg efektif maka MA tersebut disebut sebagai agens PH (biological control agents). Perbedaan istilah serangga parasit dengan serangga parasitoid: (parasit misalnya nyamuk malaria, parasitoid misalnya Trichogramma spp.) 1. Parasitoid biasanya menghancurkan inangnya selama periode pertumbuhan dan perkembangannya, sedangkan parasit tidak. 2. Inang parasitoid biasanya termasuk dalam kelas taksonomik (serangga) yg sama, sedangkan untuk parasit tidak. 3. Parasitoid dewasa hidup bebas sementara hanya pradewasa saja yg parasitik, sedangkan parasit tidak. 4. Parasitoid berkembang hanya pada satu inang selama stadia pradewasa, sedangkan parasit selalu berganti-ganti inang. 5. Dalam hal dinamika populasi, parasitoid mirip dengan serangga predator, sedangkan untuk parasit tidak. Biologi dan Pengaruh Predator Karakteristik Predator: 1. Predator pradewasa makan sejumlah mangsa selama proses pertumbuhan dan perkembangannya hingga mencapai dewasa. 2. Semua stadia hidup predator adalah hidup bebas kecuali stadia telur dan pupa. 3. Telur predator biasanya diletakkan di dekat koloni mangsanya 4. Nimfa atau larva dari predator aktif mencari, menangkap, membunuh, dan memakan mangsanya 5. Banyak predator karnivorous baik nimfa atau larva maupun stadia dewasanya, kecuali beberapa yg tidak misalnya lalat Sirphidae. Perilaku makan predator Berdasarkan mekanisme memakan: 1. Predator yg mempunyai alat mulut penggigit pengunyah: memakan dan menelan mangsanya. Contoh: kumbang kubah, kumbang carabidae, belalang sembah. 2. Predator yg mempunyai alat mulut penusuk pengisap: memasukkan stiletnya ke dalam tubuh mangsa kemudian menghisap cairan tubuh mangsa hingga habis. Predator ini mempunyai toksin dan enzim pencernaan yg menyebabkan mangsanya lumpuh. Contoh kepik Reduviidae. Berdasarkan Kisaran Inang: 1. Monophagus: jenis predator yg sangat membatasi kisaran mangsanya, kadang-kadang hanya terbatas pada satu jenis mangsa saja. Contoh kumbang Vedalia. 2. Olygophagus: jenis predator yg agak membatasi kisaran mangsanya, terbatas pada beberapa jenis mangsa. Contoh kumbang kubah pemakan kutu 3. Polyphagus: jenis predator yg kisaran mangsa yg lebar, tidak terbatas pada satu jenis inang saja. Contoh belalang sembah.
Semua ordo serangga termasuk termasuk predator,
kecuali Protura, Embioptera, Anoplura, Mallophaga, Siphonaptera, Zoraptera, Isoptera, dan Homoptera. Araneae dan Acari Predator Penelitian tentang efektivitas laba-laba sebagai predator masih terbatas, tetapi banyak studi menunjukkan bahwa laba-laba tidak beradaptasi terhadap fluktuasi populasi suatu spesies hama. Laba-laba dinilai sebagai suatu stabilisator komunitas invertebrataoleh karena laba-laba pindah memangsa dari satu jenis mangsa ke jenis mangsa yg lain ketika jenis mangsa yg lain tersebut banyak.
Penelitian dilakukan banyak terhadap tungau Fitosiid
sebagai predator tungau Tetranisid. Oleh karena ukurannya yg relatif kecil, tungau predator dapat hidup pada populasi mangsa yg sangat rendah. Contoh tungau predator fitosiid: Phytoseiulus persimilis dan Amblyseius fallacis. Aspek Biologi Serangga Predator 1. Stadia Hidup a. Telur: diletakkan oleh induknya secara berkelompok atau tunggal b. Nimfa atau larva: bagian-bagian tubuh dimodifikasi jika dibandingkan dengan serangga fitofagus, posisi mulut menjadi horizontal, kaki depan menjadi raptorial untuk memudahkan menagkap mangsanya, usus lebih panjang dan glandula saliva menghasilkan sekresi alkalin untuk melumpuhkan mangsanya, c. Imago: kadang-kadang mempunyai jenis mangsa yg sama dengan stadia pradewasa, tetapi ada juga yg lain. 2. Tempat bertelur dan stadia predator a. Telur dilatakkan di dekat mangsa Hanya stadia pradewasa yg predator contoh Diptera (Syrphidae, Cecidomyidae), Hymenoptera (Sphecidae).
Stadia pradewasa dan imago sebagai predator dengan tipe mangsa yg
Stadia pradewasa dan imago sebagai predator dengan tipe mangsa yg
berbeda. Contohnya Diptera (Anthomylidae).
b. Telur hanya diletakkan di lingkungan umum mangsanya
Hanya stadia pradewasa saja yg predator. Contoh. Diptera (Culicidae, Tipulidae, Chironomidae, Tabanidae, Bombyliidae), biasanya aquatikseperti Plecoptera, Trichoptera, beberapa Neuroptera(Corydalidae). Stadia pradewasa dan imago sebagai predator dengan mangsa yg berbeda. Contoh Odonata, Diptera (Asilidae, Dolichopolidae)
3. Telur diletakkan bebas tidak tergantung posisi mangsanya.
Hanya stadia pradewasa saja yg predator. Contoh Meloidae.
Stadia pradewasa dan imago sebagai predator dengan tipe mangsa
yg sama. Contoh Orthoptera, Thysanura, beberapa Hemiptera.
Stadia pradewasa dan imago sebagai predator dengan tipe mangsa
yg berbeda. Contoh Mantispidae, Raphidoidae.
Hanya stadia imago saja yg predator. Contoh. Mecoptera, Diptera,
dan Hymenoptera Hubungan Predator dengan Mangsa 1. Daya cari. Predator merespon tanda-tanda pengenal (cues) lingkungan untuk menuju ke mangsanya. Yaitu: a. seleksi habitat, b. penemuan mangsa, c. penerimaan mangsa, d. kesesuaian atau kecocokan mangsa. 2. Kebanyakan predator imago memerlukan sejumlah minimum mangsa untuk menghasilkan telur dan meletakkan telurnya. Sejumlah minimum mangsa harus dimakan oleh stadia pradewasa predator untuk memenuhi kebutuhan energi dalam mempertahankan hidup, mencari mangsa, tumbuh dan berkembang. Banyaknya mangsa yg diperlukan suatu predator tergantung pada: ukuran tubuh predator, lamanya mencari mangsa dan aktivitas lainnya, dan ukuran tubuh mangsa dan kualitas nutrisinya. 3. Mudah tidaknya mangsa ditemukan oleh predator tergantung pada: efisiensi mencari mangsa oleh predator, tingkat populasi mangsa, distribusi spasial mangsa, dan kesulitan/hambatan yg dialami predator di dalam habitta mangsa.
Hampir semua ordo serangga mempunyai spesies (jenis)
yang menjadi predator, tetapi ada beberapa ordo yang anggotanya merupakan predator dan sering digunakan dalam pengendalian hayati, yaitu: Coleoptera, Hymenoptera, Neuroptera, Diptera, dan Hemiptera. Pengaruh Predator dalam Pengendalian Hayati Hanya ± 11% program PH menggunakan predator yg berhasil. Sejumlah spesies hama telah dikendalikan oleh beberapa jenis predator. Tipe hama yg berhasil dikendalikan oleh predator adalah jenis hama yg relatif pasif (sessile), tidak berdiapause, dan tidak migrasi seperti kutu perisai, telur wereng, dan kutu dompolan.
Ciri predator import yg berhasil dalam PH: tidak berdiapause,
monofagus atau oligofagus, efisiensi daya carinya tinggi dengan umur imago panjang, dan sesuai dengan kondisi habitat mangsanya. Contoh: kumbang Vedalia (Rodolia cardinalis Mulsant) untuk pengendalian kutu jeruk (Icerya purchasi Maskell), Cryptognatha nodiceps untuk mengendalikan kutu perisai kelapa, kumbang kubah Curinus coeruleus untuk mengendalikan kutu loncat lamtoro Heteropsylla cubana. Alasan kegagalan introduksi predator meliputi iklim daerah pelepasan predator yg tidak mirip dengan daerah asli asalnya dan kurangnya mangsa Pengaruh predator pada hama di habitat pertanian sulit ditunjukkan, karena sulitnya mengisolasi pengaruh predator tersebut dari faktor-faktor pengendali alami lain dalam kondisi lapangan. De Bach menyatakan bahwa predator polifagus merupakan penyeimbang dalam kompleks ma-hama. Predator generalis tersebut hanya menghambat laju peningkatan populasi banyak spesies hama. Contoh dalam ekosistem kapas, predator Geocoris, Orius, Nabis, dan Chrysopa sering mencegah meledaknya hama-hama seperti ulat grayak dan ulat jengkal.
Pakan tambahan disebarkan pada tanaman untuk menahan
predator agar tetap tinggal atau menarik predator agar meningkatkan peletakan telur di lahan tersebut. Pakan tambahan berupa honeydew buatan, yaitu campuran dari sukrose, yeast, dan gula. Polen juga dapat disebarkan di lahan untuk augmentasi predator tungau. Kebun kelapa sawit dengan Bunga pukul delapan, Turnera ulmifolia Tanaman padi dengan berbagai jenis bunga, sebagai refugia Gambar Predator Perbedaan antara predator dan parasit
No. Predator Parasitoid
1. Umumnya polyphaq, sedikit Monophaq Monophaq atau oligophaq atau oligophaq 2. Memerlukan banyak mangsa pada Memerlukan 1 inang pada fase fase pra dewasa dan dewasa pradewasa 3. Yang mencari mangsa: serangga Yang mencari inang: serangga dewasa dewasa dan pradewasa jantan dan betina betina 4. Daya tanggap yang rendah terhadap Daya tanggap yang tinggi terhadap perubahan populasi mangsa perubahan populasi inang 5. Ukuran lebih besar dari mangsa Ukuran lebih kecil dari inang 6. Sering kurang sinkron antara predator- Sinkron antara prasitoid-inang mangsa Contoh: Predator untuk mengendalikan serangga hama tanaman padi