Anda di halaman 1dari 21

OPT target PH

1. Hama arthropoda, khususnya serangga


2. Patogen tanaman
3. Gulma
4. Hama lainnya: hama vertebrata, keong mas.

Hama (dalam arti sempit): hewan/binatang yg


merusak tanaman. Sedangkan dalam arti luas:
hewan, patogen, dan gulma yg merusak/
mengganggu tanaman.
Tipe-tipe Musuh Alami (MA)
MA hama: musuh hama berasal dari alam berupa parasitoid, predator, dan
patogen.
Parasitoid: suatu serangga parasitik yg hidup di alam atau pada serangga
inang yg tubuhnya lebih besar dan akhirnya membunuh inangnya.
Predator: binatang yg memakan binatang lain sebagai mangsa, baik ukuran
tubuh mangsa lebih kecil atau lebih besar dari predatonya.
Patogen: mikroorganisme yg hidup dan makan (memarasit) pada atau di
dalam suatu organisme inang yg lebih besar dan menyebabkan
inangnya sakit atau mati.

Jika suatu MA telah diteliti secara mendalam dan telah diyakini


kehandalannya/kemampuannya serta layak sebagai faktor pengendali
populasi suatu hama yg efektif maka MA tersebut disebut sebagai agens
PH (biological control agents).
Perbedaan istilah serangga parasit dengan serangga
parasitoid: (parasit misalnya nyamuk malaria, parasitoid
misalnya Trichogramma spp.)
1. Parasitoid biasanya menghancurkan inangnya selama
periode pertumbuhan dan perkembangannya, sedangkan
parasit tidak.
2. Inang parasitoid biasanya termasuk dalam kelas taksonomik
(serangga) yg sama, sedangkan untuk parasit tidak.
3. Parasitoid dewasa hidup bebas sementara hanya pradewasa
saja yg parasitik, sedangkan parasit tidak.
4. Parasitoid berkembang hanya pada satu inang selama stadia
pradewasa, sedangkan parasit selalu berganti-ganti inang.
5. Dalam hal dinamika populasi, parasitoid mirip dengan
serangga predator, sedangkan untuk parasit tidak.
Biologi dan Pengaruh Predator
Karakteristik Predator:
1. Predator pradewasa makan sejumlah mangsa selama
proses pertumbuhan dan perkembangannya hingga
mencapai dewasa.
2. Semua stadia hidup predator adalah hidup bebas kecuali
stadia telur dan pupa.
3. Telur predator biasanya diletakkan di dekat koloni
mangsanya
4. Nimfa atau larva dari predator aktif mencari, menangkap,
membunuh, dan memakan mangsanya
5. Banyak predator karnivorous baik nimfa atau larva
maupun stadia dewasanya, kecuali beberapa yg tidak
misalnya lalat Sirphidae.
Perilaku makan predator
Berdasarkan mekanisme memakan:
1. Predator yg mempunyai alat mulut penggigit
pengunyah: memakan dan menelan mangsanya.
Contoh: kumbang kubah, kumbang carabidae,
belalang sembah.
2. Predator yg mempunyai alat mulut penusuk
pengisap: memasukkan stiletnya ke dalam
tubuh mangsa kemudian menghisap cairan
tubuh mangsa hingga habis. Predator ini
mempunyai toksin dan enzim pencernaan yg
menyebabkan mangsanya lumpuh. Contoh
kepik Reduviidae.
Berdasarkan Kisaran Inang:
1. Monophagus: jenis predator yg sangat membatasi
kisaran mangsanya, kadang-kadang hanya terbatas
pada satu jenis mangsa saja. Contoh kumbang Vedalia.
2. Olygophagus: jenis predator yg agak membatasi
kisaran mangsanya, terbatas pada beberapa jenis
mangsa. Contoh kumbang kubah pemakan kutu
3. Polyphagus: jenis predator yg kisaran mangsa yg lebar,
tidak terbatas pada satu jenis inang saja. Contoh
belalang sembah.

Semua ordo serangga termasuk termasuk predator,


kecuali Protura, Embioptera, Anoplura, Mallophaga,
Siphonaptera, Zoraptera, Isoptera, dan Homoptera.
Araneae dan Acari Predator
Penelitian tentang efektivitas laba-laba sebagai predator
masih terbatas, tetapi banyak studi menunjukkan bahwa
laba-laba tidak beradaptasi terhadap fluktuasi populasi
suatu spesies hama. Laba-laba dinilai sebagai suatu
stabilisator komunitas invertebrataoleh karena laba-laba
pindah memangsa dari satu jenis mangsa ke jenis mangsa
yg lain ketika jenis mangsa yg lain tersebut banyak.

Penelitian dilakukan banyak terhadap tungau Fitosiid


sebagai predator tungau Tetranisid. Oleh karena ukurannya
yg relatif kecil, tungau predator dapat hidup pada populasi
mangsa yg sangat rendah. Contoh tungau predator fitosiid:
Phytoseiulus persimilis dan Amblyseius fallacis.
Aspek Biologi Serangga Predator
1. Stadia Hidup
a. Telur: diletakkan oleh induknya secara berkelompok
atau tunggal
b. Nimfa atau larva: bagian-bagian tubuh dimodifikasi
jika dibandingkan dengan serangga fitofagus, posisi
mulut menjadi horizontal, kaki depan menjadi
raptorial untuk memudahkan menagkap mangsanya,
usus lebih panjang dan glandula saliva menghasilkan
sekresi alkalin untuk melumpuhkan mangsanya,
c. Imago: kadang-kadang mempunyai jenis mangsa yg
sama dengan stadia pradewasa, tetapi ada juga yg lain.
2. Tempat bertelur dan stadia predator
a. Telur dilatakkan di dekat mangsa
Hanya stadia pradewasa yg predator contoh Diptera (Syrphidae,
Cecidomyidae), Hymenoptera (Sphecidae).

Stadia pradewasa dan imago sebagai predator dengan tipe mangsa yg


sama. Contoh Neuroptera (Chrysopidae, Hemerobiidae Coniopterygidae),
Thysanoptera, Coleoptera (Coccinellidae, Coccidulinae, Chilocorinae,
Sticholotinae, Scymninae).

Stadia pradewasa dan imago sebagai predator dengan tipe mangsa yg


berbeda. Contohnya Diptera (Anthomylidae).

b. Telur hanya diletakkan di lingkungan umum mangsanya


Hanya stadia pradewasa saja yg predator. Contoh. Diptera (Culicidae,
Tipulidae, Chironomidae, Tabanidae, Bombyliidae), biasanya aquatikseperti
Plecoptera, Trichoptera, beberapa Neuroptera(Corydalidae).
Stadia pradewasa dan imago sebagai predator dengan mangsa yg
berbeda. Contoh Odonata, Diptera (Asilidae, Dolichopolidae)

3. Telur diletakkan bebas tidak tergantung posisi mangsanya.

Hanya stadia pradewasa saja yg predator. Contoh Meloidae.

Stadia pradewasa dan imago sebagai predator dengan tipe mangsa


yg sama. Contoh Orthoptera, Thysanura, beberapa Hemiptera.

Stadia pradewasa dan imago sebagai predator dengan tipe mangsa


yg berbeda. Contoh Mantispidae, Raphidoidae.

Hanya stadia imago saja yg predator. Contoh. Mecoptera, Diptera,


dan Hymenoptera
Hubungan Predator dengan Mangsa
1. Daya cari. Predator merespon tanda-tanda pengenal
(cues) lingkungan untuk menuju ke mangsanya. Yaitu: a.
seleksi habitat, b. penemuan mangsa, c. penerimaan
mangsa, d. kesesuaian atau kecocokan mangsa.
2. Kebanyakan predator imago memerlukan sejumlah
minimum mangsa untuk menghasilkan telur dan
meletakkan telurnya. Sejumlah minimum mangsa harus
dimakan oleh stadia pradewasa predator untuk
memenuhi kebutuhan energi dalam mempertahankan
hidup, mencari mangsa, tumbuh dan berkembang.
Banyaknya mangsa yg diperlukan suatu predator
tergantung pada: ukuran tubuh predator, lamanya
mencari mangsa dan aktivitas lainnya, dan ukuran tubuh
mangsa dan kualitas nutrisinya.
3. Mudah tidaknya mangsa ditemukan oleh predator
tergantung pada: efisiensi mencari mangsa oleh
predator, tingkat populasi mangsa, distribusi spasial
mangsa, dan kesulitan/hambatan yg dialami predator di
dalam habitta mangsa.

Hampir semua ordo serangga mempunyai spesies (jenis)


yang menjadi predator, tetapi ada beberapa ordo yang
anggotanya merupakan predator dan sering digunakan
dalam pengendalian hayati, yaitu: Coleoptera,
Hymenoptera, Neuroptera, Diptera, dan Hemiptera.
Pengaruh Predator dalam Pengendalian Hayati
Hanya ± 11% program PH menggunakan predator yg berhasil.
Sejumlah spesies hama telah dikendalikan oleh beberapa jenis
predator. Tipe hama yg berhasil dikendalikan oleh predator adalah
jenis hama yg relatif pasif (sessile), tidak berdiapause, dan tidak
migrasi seperti kutu perisai, telur wereng, dan kutu dompolan.

Ciri predator import yg berhasil dalam PH: tidak berdiapause,


monofagus atau oligofagus, efisiensi daya carinya tinggi dengan umur
imago panjang, dan sesuai dengan kondisi habitat mangsanya.
Contoh: kumbang Vedalia (Rodolia cardinalis Mulsant) untuk
pengendalian kutu jeruk (Icerya purchasi Maskell), Cryptognatha
nodiceps untuk mengendalikan kutu perisai kelapa, kumbang kubah
Curinus coeruleus untuk mengendalikan kutu loncat lamtoro
Heteropsylla cubana. Alasan kegagalan introduksi predator meliputi
iklim daerah pelepasan predator yg tidak mirip dengan daerah asli
asalnya dan kurangnya mangsa
Pengaruh predator pada hama di habitat pertanian sulit
ditunjukkan, karena sulitnya mengisolasi pengaruh predator
tersebut dari faktor-faktor pengendali alami lain dalam kondisi
lapangan. De Bach menyatakan bahwa predator polifagus
merupakan penyeimbang dalam kompleks ma-hama. Predator
generalis tersebut hanya menghambat laju peningkatan populasi
banyak spesies hama. Contoh dalam ekosistem kapas, predator
Geocoris, Orius, Nabis, dan Chrysopa sering mencegah
meledaknya hama-hama seperti ulat grayak dan ulat jengkal.

Pakan tambahan disebarkan pada tanaman untuk menahan


predator agar tetap tinggal atau menarik predator agar
meningkatkan peletakan telur di lahan tersebut. Pakan
tambahan berupa honeydew buatan, yaitu campuran dari
sukrose, yeast, dan gula. Polen juga dapat disebarkan di lahan
untuk augmentasi predator tungau.
Kebun kelapa sawit dengan Bunga pukul delapan, Turnera ulmifolia
Tanaman padi dengan berbagai jenis bunga, sebagai refugia
Gambar Predator
Perbedaan antara predator dan parasit

No. Predator Parasitoid


1. Umumnya polyphaq, sedikit Monophaq Monophaq atau oligophaq
atau oligophaq
2. Memerlukan banyak mangsa pada Memerlukan 1 inang pada fase
fase pra dewasa dan dewasa pradewasa
3. Yang mencari mangsa: serangga Yang mencari inang: serangga dewasa
dewasa dan pradewasa jantan dan betina
betina
4. Daya tanggap yang rendah terhadap Daya tanggap yang tinggi terhadap
perubahan populasi mangsa perubahan populasi inang
5. Ukuran lebih besar dari mangsa Ukuran lebih kecil dari inang
6. Sering kurang sinkron antara predator- Sinkron antara prasitoid-inang
mangsa
Contoh: Predator untuk mengendalikan serangga hama
tanaman padi

No. Predator Mangsa


1. Micraspis sp. Wereng batang padi (telur, nimfa,
Micraspis crocea dewasa)
Harmonia octomaculata
Menochilus sexmaculatus
(Coleoptera : Coccinellidae)
2. Ophionea nigrofasciata Wereng batang
(Coleoptera : Carabidae) Larva penggulung daun
3. Metioche vittaticollis Telur penggerek batang padi bergaris
Anaxipha longipennis Telur penggerek batang berkepala gelap
(Orthoptera : Gryllidae) Telur penggulung daun
Telur ulat grayak
Nimfa wereng batang
Nimfa wereng daun
Lanjutan
No. Predator Mangsa
4. Conocephalus longipennis Telur kepinding padi
(Orthoptera : Tettigoniidae) Telur walang sangit
Telur penggerek batang
Nimfa wereng batang
Nimfa wereng daun
5. Microvelia douglasi atrolineata Nimfa wereng batang padi coklat
(Hemiptera : Veliidae)
6. Mesovelia vittigera Larva penggerek batang
(Hemiptera : Mesoveliidae) Wereng
7. Limnogonus fossarum Wereng padi
(Hemiptera : Gerridae) Ngengat
Larva
8. Cyrtorhinus lividipennis Telur wereng batang
(Hemiptera : Miridae) Telur wereng daun
9. Polytoxus fuscovittatus Larva ngengat
(Hemiptera : Reduviidae) Ngengat
Lanjutan

No. Predator Mangsa


10. Agriocnemis pygmaea Ngengat penggulung daun
Agriocnemis femina Wereng
(Odonata : Coenagrionidae)
11. Euborellia stali Larva penggulung daun
(Dermaptera : Carcinophoridae)
12. Solenopsis geminata Telur, larva, pupa, dan serangga
(Hymenoptera : Formicidae) dewasa
13. Lycosa pseudoannulata Ngengat penggerek batang
(Araneae : Lycosidae) Wereng batang
Wereng daun
14. Oxyopes javanus Ngengat
Oxyopes lineatipes
(Araneae : Oxyopidae)
15. Phidippus sp. Wereng daun
(Araneae : Salticidae)

Anda mungkin juga menyukai