Anda di halaman 1dari 12

PENGENDALIAN

SECARA HAYATI /
BIOLOGI
KELOMPOK 7
Indri Anisa Kausari 18032123
Nandia 1832017
Pengendalian hayati merupakan pengendalian hama yang dilakukan secara sengaja dengan memanfaatkan atau
memanipulasikan musuh alami untuk menurunkan atau mengendalikan populasi hama. Proses pengendalian ini dapat
berjalan secara alami atau dapat dikatakan proses pengendalian hama yang berjalan secara sendiri tanpa ada campur tangan
manusia.
Dewasa ini beberapa jenis musuh alami khususnya jenis mikroorganisme entomopatogen telah dapat diproduksi
dalam skala industri dan dipasarkan sebagai pestisida atau dikenal sebagai pestisida biologi. Artinya manusia tidak harus
melakukan dengan tergesa-gesa mengendalikan dengan bahan-bahan (kimia) yang merusak lingkungan pertanian. Secara
umum pengertian pengendalian hama secara biologi/hayati adalah penggunaan makhluk hidup untuk membatasi populasi
organisme penggganggu tumbuhan (OPT). Makhluk hidup dalam kelompok ini diistilahkan juga sebagai musuh alami,
seperti predator, parasitoid, patogen. Dalam hal penggunaan dan pengendalian mikroorganisme yang berguna diperluas
yaitu meliputi makhluk hidup termasuk yang bersel tunggal, virion, dan bahan genetik. Tujuan pengendalian adalah
mengupayakan agar populasi hama tidak menimbulkan kerugian, melalui cara-cara pengendalian yang efektif,
menguntungkan, dan aman terhadap lingkungan.
Ada dua pendekatan pengendalian yaitu proaktif dan reaktif :
1. Proaktif adalah upaya mengekang perkembangan hama agar populasinya
tetap dibawah ambang ekonominya, contohnya seperti penanaman varietas
tahan, cara bercocok tanam yang baik, dan penggunaan musuh alami.
2. Reaktif adalah upaya menekan perkembangan hama agar populasinya
kembali dibawah ambang ekonominya, umumnya berupa pengendalian
kimiawi.
Upaya mengganti insektisida bisa dilakukan dengan pengendalian hama secara biologis. Menurut
Dr. Rosichon Ubaidillah MPhil, taksonom serangga dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI),
pengendalian hama secara biologis menggunakan musuh alami hama. Metode itu diarahkan untuk
mengendalikan hama secara alami dengan membiarkan musuh-musuh alami tetap hidup. Cara itu memang
ramah lingkungan, tapi hasilnya tampak dalam jangka waktu lama.

Seperti yang telah dijelaskan diatas, pengendalian hama secara biologi dengan menggunakan
musuh alami seperti pemangsa atau disebut dengan predator, parasitoid, dan patogen. Pemangsa adalah
serangga atau hewan pemakan serangga yang selama masa hidupnya banyak memakan mangsa.
Secara fisiologis, ciri pemangsa adalah bentuknya lebih besar dari mangsanya. Jenis
pemangsa, antara lain kumbang, lalat, laba-laba, tawon, dan seranga-serangga kecil lainnya.
Pengendalian hama yang dilakukan secara sengaja memanfaatkan atau memanipulasi musuh-
musuh alami untuk menurunkan populasi hama disebut pengendalian hama secara biologi.
Pengendalian hayati dalam pengertian ekologi didefinisikan sebagai pegaturan populasi
organisme dengan musuh-musuh alami hingga kepadatan populasi organisme tersebut berada
dibawah rata-ratanya atau lebih rendah di bandingkan apabila musuh alami tidak ada.
Komponen-komponen
pengendalian hayati
Pengendalian alami merupakan proses pengendalian yang berjalan dengan sendiri tanpa ada campur tangan manusia.
Pengendalian alami terjadi tidak hanya karena bekerjanya musuh-musuh alami tetapi juga karena bekerjanya
komponen-komponen ekosistem.
1. Parasitoid dan Parasit

Parasit adalah binatang atau organisme yang hidup didalam atau pada organisme lain yang lebih besar yang merupakan
inangnya. Karena memakan atau menghisap cairan inangnya.
Parasitoid adalah serangga yang memarasit serangga lain. Pada parasitoid yang bertindak sebagai parasit adalah stadia
pradewasa, sedangkan imagonya hidup bebas dan tidak terikat pada inangnya.
Faktor-faktor yang mendukung efektivitas pengendalian dengan parasitoid yaitu :
a. Daya kelangsungan hidupnya baik
b. Hanya satu atau sedikit individu inang yang diperlukan untuk melengkapi siklus hidupnya.
c. Populasi parasitoid dapat bertahan meskipun dalam keadaan populasi yang rendah.
d. Memiliki inang yang sempit.
e. Kelemahan parasitoid sebagai pengendali
f. Daya cari inang seringkali dipengaruhi oleh cuaca
g. Serangga betina yang berperan utama karena mereka yang melakukan pencarian inang untuk peletakan telur.
h. Parasitoid yang memiliki daya cari inang biasanya jumlah telurnya sedikit
2. Predator PARASITOID
Umumnya bersifat monofag atau
PREDATOR
Bersifat poliphag.
oligofag  
Hanya memerlukan satu inang Memerlukan banyak mangsa
untuk perkembangannya untuk menyelesaikan siklus
Predator merupakan organisme yang hidupnya.
Pencari inangnya adalah imago Pencari mangsanya adalah
hidup bebas dengan memakan atau betina jantan dan betina, juga
memangsa organisme yang lain. pradewasanya
Berikut merupakan perbedaan antara Mematikan inang untuk Mematikan mangsa untuk dirinya
parasitoid dengan predator: keturunannya.
 
Ukuran tubuhnya lebih kecil Ukuran tubuhnya lebih besar dari
dibanding inangnya mangsanya.
 
Metamorfosis sempurna Metamorfosis ada yang
  sempurna dan tidak sempurna.
Memarasit inangnya pada stadia Memangsa semua stadia
tertentu, misalnya larva perkembangan mangsanya.
 
Mematikan inangya memerlukan Mematikan mangsanya dalam
waktu yang agak lama waktu yang singkat
3. Patogen

Serangga seperti juga organisme lainnya di dalam hidupnya juga diserang oleh banyak
patogen atau penyakit yang disebabkan oleh: Virus, Cendawan, Bakteri, Nematoda, dan
Protozoa.
Beberapa patogen yang dalam kondisi lingkungan tertentu merupakan faktor mortalitas
utama pada populasi serangga. Oleh karena kemampuannya membunuh serangga hama
sehingga sejak lama patogen digunakan dalam pengendalian hayati
Penerapan pengendalian hayati/biologi

01 02
Introduksi Augmentasi
Introduksi artinya memasukkan atau mengimpor Augmentasi merupakan teknik penambahan
musuh alami dari suatu daerah atau negeri ke musuh alami secara periodik dengan tujuan
daerah lain sering kali cara ini disebut sebagai untuk meningkatkan jumlah dan pengaruh
cara klasik musuh alami

03 04
Konservasi Inundasi
Konservasi merupakan usaha untuk mempertahankan atau Inundasi yaitu penambahan musuh alami dalam
melestarikan musuh alami yang telah ada di suatu daerah. Teknik ini jumlah banyak dengan tujuan dapat menurunkan
bertujuan untuk menghindarkan tindakan yang dapat menurunkan populasi hama dengan cepat sampai pada tingkat
populasi musuh alami. yang tidak merugikan
Kelebihan & Kekurangan Pengendalian hayati/Biologi

Kekurangan :
Kelebihan :
1. Pengendalian berjalan lambat
1. Selektifitas tinggi dan tidak menimbulkan
2. Tidak dapat diramalkan, ditentukan dengan
hama baru
paksa
2. Organisme yang digunakan sudah ada di
3. Sulit dan mahal untuk pengembangannya
lapangan/lahan
dan penggunaannya
3. Organisme yang digunakan dapat mencari
4. Memerlukan pengawasan pakar
dan menemukan hama
4. Dapat berkembang biak dan menyebar
secara alamiah, hama tidak menjadi resisten
atau terjadi sangat lambat
5. Pengendalian ini dapat berjalan dengan
sendirinya
6. Tidak ada pengaruh/efek samping yang
buruk, seperti pada penggunaan pestisida
Thanks

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon,and infographics &
images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai