Anda di halaman 1dari 3

Kelompok 6 : Agen Biokontrol Hama Serangga

Anggota : Azmi wantoni


Nurliza Zaiyana
Siti Noviana
Syarifah Salma Muzira
Ulfa Nur

Pengertian agen hayati


Pengertian agen hayati (biokontrol) menurut FAO adalah mikroorganisme alami seperti bakteri,
cendawan, virus, protozoa, maupun hasil rekayasa genetik (genetically modified microorganism)
yang digunakan untuk mengendalikan organiusme pengendalian tumbuhan. Agen hayati bukan
hanya meliputi mikroorganisme tetapi juga meliputi mikroorganisme yang ukurannya lebih besar
dan dapat dilihat secara kasat mata seperti predator atau parasitoid untuk membunuh serangga.
Keuntungan pengendalian hayati seperti :
a. Aman,artinya menimbulkan pencemaran lingkungan dan keracunan pada manusia
dan ternak,
b. Tidak menyebabkan resistensi hama.
c. Musuh alamai bekerja secara selektif terhadap inangnya atau mangsanya.
d. Bersifat permanen dalam jangka waktu panjang lebih murah,apabila keadaan
lingkungan telah stabil atau telah terjadi keseimbangan anatar hama dan musuh
alaminya.
Kelemahan atau kekurangan seperti :
a. Hasilnya sulit diramalkan dalam waktu yang singkat.
b. Diperlukan biaya yang cukup besar pada tahap awal baik untuk penelitian
maupun untuk pengadaan sarana dan prasarana.,
c. Dalam hal pembiakan di laboratorium kadang-kadang menghadapi masalah
kesulitan karena musuh alami menghendaki kondisi lingkungan yan khusus.
d. Teknik aplikasi dilapangan belum banyak diskusi.

Klsifikasi spesies agen pengendali


Kumbang koksi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Coleoptera
Familly : Coccinellidae
Strategi pengendalian hayati
Teknik pengendalian hayati dengan menggunakan parsitoid dan predator yang dilakukan sampai
saat ini dapat dikelompokkan dalam 3 kategori yaitu secara konservasi, introduksi, dan
augmentasi.

a) konservasi
musuh alami mempunyai andil yang sangat besar dalam pembangunan pertanian berwawasan
lingkungan karena daya kendali terhadap hama cukup tinggi dan tidak menimbulkan dampak
negatif terhadap lingkungan. Agar upaya ini dapat berlangsung dan berkesinambung secara terus
menurus musuh alami perlu dijaga kelestariannya.melindungi dan mempertinggi populasi musuh
alami yang dapat digunakan sebagai pengendalian hama yang ada dialam baik sebagai parasitoid
predator maupun patogen.

b) Inroduksi
teknik introduksi atau importasi musuh alami seringakali disebut sebagai praktek klasik
pengendalian hayati. Hal ini disebabkan karena sejak sebagian besar usaha pengendalian hayati
menggunakan teknik introduksi. Ada beberapa langakah klasik yang dapat ditempuh untuk
melakukan introduksi musuh alami pada suatu tempat. Langkah- langkah dapat dilakukan
dengan urutan seperti penjelajah atau ekplorasi di negeri asal, pengiriman parasitoid dan predator
dari negeri asal, perbanyakn parasitoid dan predator di laboratorium, dan evaluasi efektivitas
pengendalian hayati.

c) Augmentasi
Teknik augmentasi yaitu upaya peningkatan jumlah dan pengaruh musuh alami yang sebelumnya
telah digunakan di ekosistem tersebut, baik dengan cara pelepasan sejumlah tambahan baru
maupun dengan cara memodifikasi ekosostem sedemikian rupa dan nantinya jumlah dan
kemangusan musuh alami dapat ditingkatkan produksinya. Ada 3 cara pelepasan pereodik
ádalahsebagai berikut:
1) Pelepasan Inokulatif
Pelepasan musuh alami dilakukan satu kali dalam satu musim atau dalam satu tahun dengan
tujuan musuh alami dapat mengadakan kolonisasi dan menyebarluas secara alami sehingga dapat
menjaga keseimbangan.
2) Pelepasan Suplemen
Pelepasan ini dilakukan setelah melalui kegiatan sampling diketahui populasi hama mulai
meninggalkan populasi musuh alaminya. Tujuannya adalah untuk membantu agar musuh alami
yang sudah ada supaya kembali berfungsi dan dapat mengendalikan populasi hama.
3) Pelepasan Inundatif atau Pelepasan Massal
Pelepasan ini diharapkan agar individu-individu musuh alami yang dilepas secara sekaligus
dapat menurunkan populasi hama secara cepat terutama setelah ratusan ribu atau jutaan individu
parasitoid atau predator dilepaskan. Ada 2 cara Augmentasi : Pelepasan inundatif parasitoid
sering disebut penggunaan Insektisida biologi karena musuh alami diharapkan dapat bekerja
secepat insektisida kimia dalam penurunan populasi hama, memanipulasi atau memodifikasi
ekosistem : Sehingga ekosistem tersebut lebih mendorong peningkatan populasi dan efektifitas
serta efisiensi musuh alami.

Anda mungkin juga menyukai