Anda di halaman 1dari 12

POTENSI PENGGUNAAN PREDATOR SEBAGAI SALAH

SATU TEKNOLOGI
DALAM PENGELOLAAN HAMA TERPADU
PPT ARTIKEL PHT

DHAIFINA AZIMATUNISA I PIPIT PITRIYANI I TIANA PUTRI HIDAYATI I GALIS


NURLIA I OKIB GUSTAMIL I TENI SETIA MULYANI I LALA LAURA RAHMAN I IRA
HARIPAH
PENDAHULUAN
• Dalam sistem kehidupan ini, semua spesies saling terhubung dengan organisme lain dan saling tergantung
pada sebuah pola yang disebut dengan rantai makanan.
• Manusia selalu berkompetisi dengan organisme lain dan secara umum organisme competitor itu disebut
sebagai hama (Purnomo, 2009).
• Serangga merupakan kelompok organisme yang sangat sukses hidup di bumi ini. Manusia menempatkan
suatu jenis serangga dalam kategori hama, baik secara permanen maupun temporal. Karena manusia
berkompetisi dengan serangga, umumnya dalam hal makanan.
• Manusia selalu lebih sering melihat serangga secara antroposentris yaitu sebagai kelompok organisme
yang lebih banyak mendatangkan kerugian dari pada keuntungan bagi kehidupan manusia (dharma dkk,
2018).
• Salah satu jalan yang ditempuh oleh manusia untuk mengendalikan hama dengan penggunaan pestisida.
Pada dasarnya, penggunaan pestisida di petani ada kecenderungan belum berdasarkan prinsip PHT
• Konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT) merupakan upaya yang dikembangkan pemerintah dalam
rangka mengurangi penggunaan pestisida disektor pertanian.
• Pemanfaatan musuh alami merupakan salah satu Teknik PHT dalam upaya pengendalian hama secara
hayati yang telah dilakukan dan berhasil di dalam aplikasinya
PENGENDALIAN HAYATI

• Pengendalian hayati memanfaatkan faktor pengendali


yang sudah ada di alam.
• Faktor pengendali tersebut merupakan musuh alami
dari organisme yang dikendalikan.
• pengendalian ini merupakan manifestasi dari hubungan
alami berbagai jenis organisme , misalnya parasitoid
dan entomopatogen dengan inangnya dan predator
dengan mangsanya

• Pengendalian hayati dapat menekan pengeluaran untuk pestisida, tenaga kerja, peralatan pertanian dan juga
diharapkan dapat mengembalikan kondisi ekologis habitat seperti sediakala, sebelum hama menyerang.
• Dalam pengendalian hayati, dilakukan melalui mekanisme pelepasan dan konservasi musuh alami.
Pengelolaan habitat menjadi kunci, karena pengelolaan yang ramah lingkungan menjamin kehidupan musuh
alami. 3
TEKNIK PENGENDALIAN
HAYATI

Konservasi dan peningkatan Augmentasi populasi musuh


musuh alami alami Introduksi musuh alami

bertujuan untuk konservasi dan Dilakukan apabila populasi Dilakukan jika tidak ada spesies
meningkatkan dampak dari musuh musuh alami di alam jumlahnya musuh alami yang mampu secara
alami yang telah ada pada areal sangat rendah, dilakukan efektif mengendalikan populasi
pertanaman. Salah satu caranya pembiakan massal musuh alami hama, maka introduksi atau
adalah dengan memperkecil dampak di lab dan kemudian importasi ke daerah yang
negatif penggunaan pestisida. melepaskannya ke lapangan terserang hama harus dilakukan.
4
AGENSIA PENGENDALIAN HAYATI

PARASITOID
• Parasitoid adalah binatang yang hidup di atas atau di dalam
tubuh binatang lain yang lebih besar sebagai inangnya.
• Untuk dapat mencapai fase dewasa, suatu parasitoid hanya
membutuhkan satu inang.
• Kebanyakan parasitoid bersifat monofag (memiliki inang
spesifik), tetapi ada juga yang oligofag (inang tertentu)

• Inang selanjutnya akan mati jika perkembangan hidup parasitoid telah sempurna
• Parasitoid menyedot energi dan memakan selagi inangnya masih hidup dan membunuh atau melumpuhkan
inangnya untuk kepentingan keturunanya.
• Kebanyakan parasitoid bersifat monofag (memiliki inang spesifik), tetapi ada juga yang oligofag (inang
tertentu) 5
AGENSIA PENGENDALIAN HAYATI
PATOGEN
• Patogen adalah jasad renik (mikroorganisme : Cendawan
bakteri, virus, Nematoda) yang menyebabkan infeksi dan
menimbulkan penyakit pada Organisme Pengganggu
Tanaman (OPT).
• Apabila individu yang terserang adalah serangga hama
disebut entomopatogen
• Beauveria bassiana, cendawan entomopatogen untuk
wereng batang coklat, Walang sangit, Ulat Grayak, dsb

• Metarizium sp. cendawan entomopatogen untuk mengendalikan hama wereng batang coklat, kutu kebul Uret,
Kumbang Kelapa, Kutu Bubuk Kopi dsb.
Apabila yang terserang/mengintervensi aktifitas patogen penyebab penyakit tanaman baik fase parasitik maupun
saprofitik disebut agens antagonis
• Trichoderma sp. dan Gliocladium sp. cendawan antagonis untuk penyakit tular tanah (Fusarium oxisporum,
Pythium sp., Sclerotium sp., Antraknosa sp.).
• Pseudomomas flourocens, Bakteri antagonis untuk penyakit layu (Pseudomonas solanacearum).
AGENSIA PENGENDALIAN HAYATI
PREDATOR
Predator merupakan organisme yang hidup bebas dengan memakan, membunuh atau memangsa atau
serangga lain.
Ada beberapa ciri – ciri predator :
• Predator dapat memangsa semua tingkat perkembangan mangsanya
• Predator membunuh dengan cara memakan atau menghisap mangsanya dengan cepat
• Seekor predator memerlukan dan memakan banyak mangsa selama hidupnya
• Predator membunuh mangsanya untuk dirinya sendiri
• Kebanyakan predator bersifat karnifor
• Predator memiliki ukuran tubuh lebih besar dari pada mangsanya
• Dari segi perilaku makannya, ada yang mengunyah, ada menusuk dan menghisap cairanya tubuh
mangsanya
• Metamorfosis predator ada yang holometabola dan hemimetabola
• Predator ada yang monofag, oligofag dan polifag
AGENSIA PENGENDALIAN HAYATI
PREDATOR (KELEBIHAN)
• Aman artinya tidak menimbulkan pencemaran lingkungan
dan keracunan pada manusia dan ternak.
• Tidak menyebabkan resisten terhadap hama
• Predator bekerja secara terhadap mangsanya.
• Bersifat permanen jangka panjang lebih murah, apabila
lingkungan telah stabil atau telah terjadi keseimbangan
antara hama dan predatornya.
• Bersifat generalis, yaitu bersifat tidak spesifik mangsa

KEKURANGAN
• Hasilnya sulit diramalkan dalam jangka waktu yang pendek/singkat.
• Teknik aplikasi dilapangan belum banyak dikuasai.
• Dikarenakan predator memiliki dua mata pedang, maka dia bisa memangsa hama non target.
• Memangsa hama alternative berupa serangga non-hama
• Kemampuan menemukan mangsa relative rendah
PENGARUH PREDATOR TERHADAP ORGANISME HAMA NON TARGET

• Predator merupakan salah satu musuh alami yang digunakan dalam pengendalian hama
terpadu.

• Predator merupakan suatu organisme yang hidup bebas dengan memakan, membunuh
atau memangsa binatang lainnya.

• Apabila parasitoid memarasit pada inang, maka predator atau pemangsa memakan
mangsanya sampai mati. Salah satu katakteristik dari predator yaitu membunuh dan
memakan mangsa lebih dari satu (two-edges-sword) atau memiliki dua mata pedang.

• Hal tersebut bisa diartikan bahwa predator dapat memangsa hama dan hama nontarget.
Sehingga hal tersebut dapat menyebabkan keuntungan dan kerugian.
PENGARUH PENGGUNAAN PREDATOR TERHADAP LINGKUNGAN DAN
KESEHATAN

• Pemanfaatan musuh alami salah satunya yaitu predator dari segi ekologi tidak akan
menimbulkan pencemaran dan akan tetap lestari karena dalam penggunaan musuh alami
sebagai pengendali atau secara biologis kerja dari faktor biotis terhadap mangsa sehingga
menghasilkan suatu keseimbangan di ekosistem tersebut (Agung, Sandy Ayu Puri, dkk).

• Penggunaan predator dalam lingkungan sekitar tidak akan menyebabkan proses


pencemaran lingkungan, dikarenakan musuh alami (predator) tersebut merupakan salah
satu pembasmi hama yang bersifat ramah lingkungan.
KESIMPULAN
• Pengendalian hayati merupakan bagian dari pengendalian yang alami
• kelebihan pengendalian hayati adalah sangat mengutamakan keamanan.
• Dalam pengendalian hayati terdapat istilah yang disebut dengan agen.
• Agen merupakan istilah untuk menyebut kepada musuh alami yang
digunakan secara sengaja untuk mengendalikan populasi hama. Penggunaan
agen pengendali yang umumnya digunakan adalah predator, parasitoid, dan
patogen.
• Predator merupakan organisme yang hidup bebas dengan memakan,
membunuh atau memangsa serangga lain.
• Keberadaan musuh alami (predator) dapat berperan cukup besar sebagai
faktor pengendali dalam populasi hama.
• Pada upaya pengelolaan hama, predator memiliki keunggulan seperti aman
(tidak menimbulkan pencemaran lingkungan dan keracunan pada manusia
dan ternak) dan tidak menyebabkan resisten terhadap hama.
• Selain memiliki keunggulan, jika dilihat dari segi ekologi predator juga tidak
akan menimbulkan pencemaran dan akan tetap lestari.

11
Thank you!
Any questions?

Anda mungkin juga menyukai