1. Jelaskan yang dimaksud dengan pengendalian OPT secara fisik dan
mekanis, serta berilah contohnya masing-masing 3 (tiga)? Pengendalian secara fisik merupakan usaha pengendalian dengan memanfaatkan atau memodifikasi faktor lingkungan fisik sehingga dapat menimbulkan kematian dan mengurangi populasi hama sehingga meminimalisir masalah OPT. Beberapa perlakuan fisik tersebut diantaranya yaitu: a. Pengaturan suhu dan kelembaban Pengendalian ini dapat mempengaruhi penyebaran, fekunditas, kecepatan berkembang, lama hidup dan mortalitas OPT. Pada umumnya pengendalian ini sangat berhasil diterapkan dalam ruang tertutup. Pembakaran dan pemanasan merupakan salah satu teknik pengaturan suhu. Pengaplikasian teknik ini adalah pengetahuan tentang batas toleransi OPT sasaran terhadap faktor fisik yang digunakan. Kelemahan teknik ini yaitu apabila dilakukan di lapangan, yaitu saat melakukan pembakaran maka yang terbakar bukan hanya OPT saja tetapi musuh alami dan organisme lainnya akan ikut terbunuh. b. Solarisasi tanah Yaitu cara mensterilkan tanah dari OPT (mikroorganisme tanah penyebab penyakit layu pada tanaman) dengan penggunaan plastik transparan sebagai mulsa penutup tanah pada saat sebelum tanam. Perlakuan solarisasi tanah selama 6 minggu efektif untuk menekan serangan jamur F. oxysporum Schiecht pada tanaman tomat di lapangan, hal ini sesuai dengan hasil penelitian Lihawa Mohamad (1994) tentang “Pengaruh Periode Solarisasi Tanah Terhadap Serangan Jamur Fusarium Oxysporum Schlecht Penyebab Penyakit Layu Pada Tanaman Tomat”. c. Pemasangan lampu perangkap Pemasangan lampu perangkap ditujukan untuk memantau populasi OPT yang tertarik pada cahaya, terutama serangga dewasa (imago) yang aktif terbang pada malam hari. Perlakuan ini dapat menekan populasi OPT dewasa. Namun, perlakuan ini tidak terlalu spesifik. d. Pemasangan barriers atau penghalang Yaitu dengan menanam tanaman pagar yang bersifat menghalangi dan membatasi pergerakan OPT agar tidak dapat memasuki dan mendatangi tanaman utama sehingga tidak dapat menimbulkan kerusakan pada tanaman. Barier ini misalnya seperti pematang yang ditinggikan, lembaran plastik sebagai pagar keliling, pembungkusan buah, lubang jebakan dan selokan. Perlakuan ini lebih menekankan aspek pencegahan. e. Pengaturan atmosfir gudang Yaitu pengendalian serangan hama pasca panen sekaligus merupakan teknik penyimpanan. Prinsip sistem ini yaitu mengatur komposisi atmosfir di dalam sistem penyimpanan. Komposisi O2 dikurangi, sedangkan CO2 dinaikkan.
Pengendalian secara mekanis merupakan usaha atau cara untuk mematikan
atau menghilangkan OPT secara langsung dengan menggunakan tangan atau bantuan alat dan bahan lain. Beberapa perlakuan mekanis tersebut diantaranya yaitu: a. Pengambilan dengan tangan Cara ini tidak memakan banyak biaya, hanya memerlukan tenaga kerja yang banyak. OPT yang ditemukan biasanya seperti telur, larva, pupa dan jika memungkinkan imago dikumpulkan dengan tangan lalu dibunuh langsung. Misalnya kelompok telur penggerek batang, ulat, kumbang atau mengambil bagian tanaman yang terserang. b. Gropyokan Yaitu cara untuk mengendalikan hama tikus baik di dalam atau di luar sarang dengan membunuhnya menggunakan alat bantu seperti pentungan/ alat pukul lainnya dan cangkul. Untuk keberhasilan cara ini maka harus dilakukan saat sawah bero dan dilakukan secara massal serta terkoordinasi. c. Memasang perangkap Yaitu menangkap OPT dengan memasang alat perangkap di tempat yang biasanya dilalui OPT, pada umumnya alat perangkap ini diberi zat kimia baik sebagai perekat ataupun penarik OPT. Misalnya memasang perangkap botol yang didalamnya diberi kapas yang dibasahi dengan petrogenol untuk mengundang lalat buah, memasang yellow sticky trap, pitfall dan perangkap lainnya. Perangkap serangga berguna untuk mendeteksi dan pengelolaan. d. Pengusiran Sasarannya yaitu hama yang ada di pertanaman ataupun yang sedang menuju ke pertanaman. Misalnya dengan memasang orang-orangan sawah atau menciptakan suara gaduh dengan kaleng-kaleng kosong yang dapat mengeluarkan bunyi-bunyian sehingga OPT takut untuk mendekati pertanaman. e. Memasang umpan Misalnya untuk mengendalikan hama walang sangit (Leptocorixa acuta) dengan menggunakan daging busuk atau ikan asin yang ditancapkan di tengah sawah. Jika walang sangit terkumpul dibunuh secara langsung dengan membakarnya. Pada proses pembakaran hindari tanaman ikut terbakar.
2. Jelaskan perbedaan konsep IPM dan IPC?
IPM (Integrated Pest Management) disebut juga Pengelolaan Hama Terpadu, adanya kata pengelolaan memberikan arti yaitu kegiatan jangka panjang yang bertujuan untuk pencegahan kerusakan tanaman yang ditimbulkan oleh OPT yang managementnya lebih difokuskan untuk menjaga populasi OTP tetap rendah. Sedangkan IPC (Integrated Pest Control) disebut juga Pengendalian Hama Terpadu, adanya kata pengendalian berarti sebagai kegiatan jangka pendek yang memiliki kefokusan lebih kepada mematikan hama.
3. Apa yang anda ketahui tentang pengendalian hayati?
Pengendalian hayati ialah pengendalian hama terpadu dengan memanfaatkan agen-agen hayati seperti parasitoid, predator dan patogen untuk melakukan pengaturan atau meregulasi populasi-populasi hama tanpa adanya zat racun atau zat kimia dalam lingkungan. Pengendalian dengan musuh alami ini termasuk memanipulasi inang, lingkungan ataupun musuh alami itu sendiri. Pengendalian hayati ini dikatakan ramah lingkungan karena meminimalisir penggunaan pestisida
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan penggunaan pestisida kimiawi dalam
pengendalian OPT?jelaskan secara rinci. Kelebihan penggunaan pestisida kimiawi dalam pegenendalian OPT, diantaranya: a. Berlaku untuk sebagian besar hama, Pestisida itu sendiri memiliki fungsi sebagai obat atau racun pembunuh hama secara umum. b. Kuratif berlaku, Secara garis besar pengaplikasian pestisida memiliki tujuan yaitu pencegahan (preventif), dimana aplikasi dilakukan sebelum terjadi serangan hama dan pengobatan (kuratif) yaitu pengaplikasian yang dilakukan setelah terjadinya serangan hama seperti pengendalian hama dengan pengasapan. c. Petani dapat menerapkan kapan dan jika diperlukan d. Memungkinkan tingkat kontrol yang tinggi dari sebagian besar hama yang akan dicapai, Selama tidak tejadi resistensi, maka penggunaan pestisida sangat efektif untuk mengendalikan organisme pengganggu tanaman. e. Produk yang tidak cacat, Selain produk yang tidak cacat, penggunaan pestisida kimia juga dapat meningkatkan produktivitas pertanian. Tanpa penggunaan pestisida mungkin akan terjadi penurunan hasil pertanian. Kekurangan penggunaan pestisida kimiawi dalam pegenendalian OPT, diantaranya: a. Dapat membahayakan musuh alami dan organisme non-target lainnya, Dikarenakan pestisida adalah racun, jadi pestisida dapat membunuh atau menyebabkan kematian hama dan musuh alami hama itu sendiri serta organisme lainnya yang tidak menjadi target jika pengaplikasiannya tidak tepat. b. Resistensi terhadap pestisida dapat berkembang, Resistensi adalah suatu keadaan dimana tanaman budidaya diberikan pestisida namun tidak mampu membuat hama mati. Munculnya resistensi adalah sebagai reaksi evolusi dalam menghadapi suatu tekanan, karena hama secara terus-menerus mendapat tekanan oleh pestisida maka melalui proses seleksi alami hama tersebut mampu membentuk strain baru atau spesies baru yang lebih tahan terhadap pestisida tertentu yang digunakaan oleh petani. Mekanismenya yaitu apabila suatu populasi hama yang terdiri dari banyak individu mendapat tekanan seperti penyemprotan bahan kimia beracun, maka sebagian besar akan mati dan adapun beberapa individu yang masih bertahan hidup. Hal itu mungkin karena sifat genetik yang dimiliki yang disebabkan kemampuan dalam memproduksi enzim detoksifikasi yang bisa menetralkan daya racun pestisida. Oleh sebab itu, pada generasi selanjutnya populasi akan memproduksi keturunan populasi yang tahan secara genetis sehingga muncul populasi hama yang benar-benar resisten. Pemberian pestisida secara berlebihan justru hanya akan menimbulkan masalah seperti resistensi dan resurgensi. c. Seringkali beracun bagi pengguna dan dapat menimbulkan masalah residu, Pestisida sendiri merupakan racun yang penggunaannya terkadang meracuni orang yang menggunakan jika dalam pengaplikasiannya tidak tepat. Keracunan itu bisa jadi keracunan akut dan keracunan kronis. Keracunan akut terjadi saat efek-efek pestisida dirasakan langsung pada saat itu juga seperti pusing, iritasi kulit ringan, badan terasa sakit, diare dan lain-lain. Sedangkan keracunan kronis lebih sulit dideteksi karena tidak segera terasa dan tidak menimbulkan gejala atau tanda yang spesifik. Keracunan kronis dalam jangka waktu yang panjang bisa menimbulkan gangguan kesehatan diantaranya iritasi mata dan kulit, kanker, keguguran, serta gangguan saraf, hati, ginjal dan pernafasan. Residu pestisida memiliki dampak negatif bagi konsumen, dan kesehatan manusia. d. Biaya tinggi dan berulang karena kontrol tidak permanen, Penggunaan pestisida yang tidak terkendali akan menyebabkan biaya produksi menjadi tinggi.
5. Apa yang anda ketahui tentang PHT?
Pengendalian hama terpadu merupakan suatu sistem atau strategi berbasis ekosistem yang fokus pada pengelolaan populasi hama melalui penggabungan berbagai teknik pengendalian yang sesuai dan serasi dengan sasaran menjadi satu program untuk mengurangi populasi hama agar populasi hama selalu berada pada tingkat yang tidak menimbulkan kerugian ekonomis. Sistem pengendalian hama terpadu ini memaksimalkan produktivitas dengan dampak negatif sekecil mungkin terhadap produk pertanian dan lingkungan. Konsep pengendalian hama terpadu ini termasuk upaya untuk mengurangi penggunaan pestisida di sektor pertanian. Seperti yang dinyatakan dalam Peraturan Menteri Pertanian No. 48/Permentan/OT.140/10/2009 yang menyebutkan bahwa PHT adalah upaya pengendalian organisme pengganggu tanaman dengan teknik pengendalian dalam suatu kesatuan untuk mencegah timbulnya kerugian secara ekonomi dan kerusakan lingkungan hidup dan menciptakan pertanian yang berkelanjutan. Prinsip pengendalian hama terpadu meliputi pemanfaatan musuh alami, budidaya tanaman sehat, pengamatan berkala dan petani ahli PHT.