Anda di halaman 1dari 6

SOAL UAS MATA KULIAH DASAR-DASAR PERLINDUNGAN

TANAMAN (DPT)

SEMESTER GANJIL 2021/2022

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

DOSEN : FERY ABDUL CHOLIQ, SP. MP. MSc.

WAKTU :-

KELAS :R

NAMA : ZAKKIYAH SEKAR ARUM

NIM : 215040201111271

1. Jelaskan yang dimaksud dengan pengendalian OPT secara fisik dan


mekanis, serta berilah contohnya masing-masing 3 (tiga)?
Pengendalian secara fisik merupakan usaha pengendalian dengan
memanfaatkan atau memodifikasi faktor lingkungan fisik sehingga dapat
menimbulkan kematian dan mengurangi populasi hama sehingga
meminimalisir masalah OPT. Beberapa perlakuan fisik tersebut diantaranya
yaitu:
a. Pengaturan suhu dan kelembaban
Pengendalian ini dapat mempengaruhi penyebaran, fekunditas,
kecepatan berkembang, lama hidup dan mortalitas OPT. Pada umumnya
pengendalian ini sangat berhasil diterapkan dalam ruang tertutup.
Pembakaran dan pemanasan merupakan salah satu teknik pengaturan
suhu. Pengaplikasian teknik ini adalah pengetahuan tentang batas
toleransi OPT sasaran terhadap faktor fisik yang digunakan. Kelemahan
teknik ini yaitu apabila dilakukan di lapangan, yaitu saat melakukan
pembakaran maka yang terbakar bukan hanya OPT saja tetapi musuh
alami dan organisme lainnya akan ikut terbunuh.
b. Solarisasi tanah
Yaitu cara mensterilkan tanah dari OPT (mikroorganisme tanah
penyebab penyakit layu pada tanaman) dengan penggunaan plastik
transparan sebagai mulsa penutup tanah pada saat sebelum tanam.
Perlakuan solarisasi tanah selama 6 minggu efektif untuk menekan
serangan jamur F. oxysporum Schiecht pada tanaman tomat di lapangan,
hal ini sesuai dengan hasil penelitian Lihawa Mohamad (1994) tentang
“Pengaruh Periode Solarisasi Tanah Terhadap Serangan Jamur
Fusarium Oxysporum Schlecht Penyebab Penyakit Layu Pada Tanaman
Tomat”.
c. Pemasangan lampu perangkap
Pemasangan lampu perangkap ditujukan untuk memantau populasi OPT
yang tertarik pada cahaya, terutama serangga dewasa (imago) yang aktif
terbang pada malam hari. Perlakuan ini dapat menekan populasi OPT
dewasa. Namun, perlakuan ini tidak terlalu spesifik.
d. Pemasangan barriers atau penghalang
Yaitu dengan menanam tanaman pagar yang bersifat menghalangi dan
membatasi pergerakan OPT agar tidak dapat memasuki dan mendatangi
tanaman utama sehingga tidak dapat menimbulkan kerusakan pada
tanaman. Barier ini misalnya seperti pematang yang ditinggikan,
lembaran plastik sebagai pagar keliling, pembungkusan buah, lubang
jebakan dan selokan. Perlakuan ini lebih menekankan aspek
pencegahan.
e. Pengaturan atmosfir gudang
Yaitu pengendalian serangan hama pasca panen sekaligus merupakan
teknik penyimpanan. Prinsip sistem ini yaitu mengatur komposisi
atmosfir di dalam sistem penyimpanan. Komposisi O2 dikurangi,
sedangkan CO2 dinaikkan.

Pengendalian secara mekanis merupakan usaha atau cara untuk mematikan


atau menghilangkan OPT secara langsung dengan menggunakan tangan
atau bantuan alat dan bahan lain. Beberapa perlakuan mekanis tersebut
diantaranya yaitu:
a. Pengambilan dengan tangan
Cara ini tidak memakan banyak biaya, hanya memerlukan tenaga kerja
yang banyak. OPT yang ditemukan biasanya seperti telur, larva, pupa
dan jika memungkinkan imago dikumpulkan dengan tangan lalu
dibunuh langsung. Misalnya kelompok telur penggerek batang, ulat,
kumbang atau mengambil bagian tanaman yang terserang.
b. Gropyokan
Yaitu cara untuk mengendalikan hama tikus baik di dalam atau di luar
sarang dengan membunuhnya menggunakan alat bantu seperti
pentungan/ alat pukul lainnya dan cangkul. Untuk keberhasilan cara ini
maka harus dilakukan saat sawah bero dan dilakukan secara massal serta
terkoordinasi.
c. Memasang perangkap
Yaitu menangkap OPT dengan memasang alat perangkap di tempat
yang biasanya dilalui OPT, pada umumnya alat perangkap ini diberi zat
kimia baik sebagai perekat ataupun penarik OPT. Misalnya memasang
perangkap botol yang didalamnya diberi kapas yang dibasahi dengan
petrogenol untuk mengundang lalat buah, memasang yellow sticky trap,
pitfall dan perangkap lainnya. Perangkap serangga berguna untuk
mendeteksi dan pengelolaan.
d. Pengusiran
Sasarannya yaitu hama yang ada di pertanaman ataupun yang sedang
menuju ke pertanaman. Misalnya dengan memasang orang-orangan
sawah atau menciptakan suara gaduh dengan kaleng-kaleng kosong
yang dapat mengeluarkan bunyi-bunyian sehingga OPT takut untuk
mendekati pertanaman.
e. Memasang umpan
Misalnya untuk mengendalikan hama walang sangit (Leptocorixa
acuta) dengan menggunakan daging busuk atau ikan asin yang
ditancapkan di tengah sawah. Jika walang sangit terkumpul dibunuh
secara langsung dengan membakarnya. Pada proses pembakaran hindari
tanaman ikut terbakar.

2. Jelaskan perbedaan konsep IPM dan IPC?


IPM (Integrated Pest Management) disebut juga Pengelolaan Hama
Terpadu, adanya kata pengelolaan memberikan arti yaitu kegiatan jangka
panjang yang bertujuan untuk pencegahan kerusakan tanaman yang
ditimbulkan oleh OPT yang managementnya lebih difokuskan untuk
menjaga populasi OTP tetap rendah. Sedangkan IPC (Integrated Pest
Control) disebut juga Pengendalian Hama Terpadu, adanya kata
pengendalian berarti sebagai kegiatan jangka pendek yang memiliki
kefokusan lebih kepada mematikan hama.

3. Apa yang anda ketahui tentang pengendalian hayati?


Pengendalian hayati ialah pengendalian hama terpadu dengan
memanfaatkan agen-agen hayati seperti parasitoid, predator dan patogen
untuk melakukan pengaturan atau meregulasi populasi-populasi hama tanpa
adanya zat racun atau zat kimia dalam lingkungan. Pengendalian dengan
musuh alami ini termasuk memanipulasi inang, lingkungan ataupun musuh
alami itu sendiri. Pengendalian hayati ini dikatakan ramah lingkungan
karena meminimalisir penggunaan pestisida

4. Apa saja kelebihan dan kekurangan penggunaan pestisida kimiawi dalam


pengendalian OPT?jelaskan secara rinci.
Kelebihan penggunaan pestisida kimiawi dalam pegenendalian OPT,
diantaranya:
a. Berlaku untuk sebagian besar hama,
Pestisida itu sendiri memiliki fungsi sebagai obat atau racun
pembunuh hama secara umum.
b. Kuratif berlaku,
Secara garis besar pengaplikasian pestisida memiliki tujuan yaitu
pencegahan (preventif), dimana aplikasi dilakukan sebelum terjadi
serangan hama dan pengobatan (kuratif) yaitu pengaplikasian yang
dilakukan setelah terjadinya serangan hama seperti pengendalian
hama dengan pengasapan.
c. Petani dapat menerapkan kapan dan jika diperlukan
d. Memungkinkan tingkat kontrol yang tinggi dari sebagian besar
hama yang akan dicapai,
Selama tidak tejadi resistensi, maka penggunaan pestisida sangat
efektif untuk mengendalikan organisme pengganggu tanaman.
e. Produk yang tidak cacat,
Selain produk yang tidak cacat, penggunaan pestisida kimia juga
dapat meningkatkan produktivitas pertanian. Tanpa penggunaan
pestisida mungkin akan terjadi penurunan hasil pertanian.
Kekurangan penggunaan pestisida kimiawi dalam pegenendalian OPT,
diantaranya:
a. Dapat membahayakan musuh alami dan organisme non-target
lainnya,
Dikarenakan pestisida adalah racun, jadi pestisida dapat membunuh
atau menyebabkan kematian hama dan musuh alami hama itu sendiri
serta organisme lainnya yang tidak menjadi target jika
pengaplikasiannya tidak tepat.
b. Resistensi terhadap pestisida dapat berkembang,
Resistensi adalah suatu keadaan dimana tanaman budidaya diberikan
pestisida namun tidak mampu membuat hama mati. Munculnya
resistensi adalah sebagai reaksi evolusi dalam menghadapi suatu
tekanan, karena hama secara terus-menerus mendapat tekanan oleh
pestisida maka melalui proses seleksi alami hama tersebut mampu
membentuk strain baru atau spesies baru yang lebih tahan terhadap
pestisida tertentu yang digunakaan oleh petani. Mekanismenya yaitu
apabila suatu populasi hama yang terdiri dari banyak individu
mendapat tekanan seperti penyemprotan bahan kimia beracun, maka
sebagian besar akan mati dan adapun beberapa individu yang masih
bertahan hidup. Hal itu mungkin karena sifat genetik yang dimiliki
yang disebabkan kemampuan dalam memproduksi enzim
detoksifikasi yang bisa menetralkan daya racun pestisida. Oleh sebab
itu, pada generasi selanjutnya populasi akan memproduksi keturunan
populasi yang tahan secara genetis sehingga muncul populasi hama
yang benar-benar resisten. Pemberian pestisida secara berlebihan
justru hanya akan menimbulkan masalah seperti resistensi dan
resurgensi.
c. Seringkali beracun bagi pengguna dan dapat menimbulkan masalah
residu,
Pestisida sendiri merupakan racun yang penggunaannya terkadang
meracuni orang yang menggunakan jika dalam pengaplikasiannya
tidak tepat. Keracunan itu bisa jadi keracunan akut dan keracunan
kronis. Keracunan akut terjadi saat efek-efek pestisida dirasakan
langsung pada saat itu juga seperti pusing, iritasi kulit ringan, badan
terasa sakit, diare dan lain-lain. Sedangkan keracunan kronis lebih
sulit dideteksi karena tidak segera terasa dan tidak menimbulkan
gejala atau tanda yang spesifik. Keracunan kronis dalam jangka
waktu yang panjang bisa menimbulkan gangguan kesehatan
diantaranya iritasi mata dan kulit, kanker, keguguran, serta gangguan
saraf, hati, ginjal dan pernafasan. Residu pestisida memiliki dampak
negatif bagi konsumen, dan kesehatan manusia.
d. Biaya tinggi dan berulang karena kontrol tidak permanen,
Penggunaan pestisida yang tidak terkendali akan menyebabkan biaya
produksi menjadi tinggi.

5. Apa yang anda ketahui tentang PHT?


Pengendalian hama terpadu merupakan suatu sistem atau strategi berbasis
ekosistem yang fokus pada pengelolaan populasi hama melalui
penggabungan berbagai teknik pengendalian yang sesuai dan serasi dengan
sasaran menjadi satu program untuk mengurangi populasi hama agar
populasi hama selalu berada pada tingkat yang tidak menimbulkan kerugian
ekonomis. Sistem pengendalian hama terpadu ini memaksimalkan
produktivitas dengan dampak negatif sekecil mungkin terhadap produk
pertanian dan lingkungan. Konsep pengendalian hama terpadu ini termasuk
upaya untuk mengurangi penggunaan pestisida di sektor pertanian. Seperti
yang dinyatakan dalam Peraturan Menteri Pertanian No.
48/Permentan/OT.140/10/2009 yang menyebutkan bahwa PHT adalah
upaya pengendalian organisme pengganggu tanaman dengan teknik
pengendalian dalam suatu kesatuan untuk mencegah timbulnya kerugian
secara ekonomi dan kerusakan lingkungan hidup dan menciptakan pertanian
yang berkelanjutan. Prinsip pengendalian hama terpadu meliputi
pemanfaatan musuh alami, budidaya tanaman sehat, pengamatan berkala
dan petani ahli PHT.

---SELAMAT MENGERJAKAN, SEMOGA SUKSES---

Anda mungkin juga menyukai