No.bp : 1810212005
Pengendalian hama terpadu (PHT) adalah suatu konsep atau cara berpikir dalam upaya pengendalian
populasi atau tingkat serangan hama dengan menerapkan berbagai teknik pengendalian yang dipadukan
dalam satu kesatuan untuk mencegah kerusakan tanaman dan timbulnya kerugian secara ekonomis
serta mencegah kerusakan lingkungan dan ekosistem. dengan kata lain, pengendalian hama terpadu
adalah pengendalian hama dan penyakit tanaman dengan pendekatan ekologi yang bersifat multi-
disiplin untuk mengelola populasi hama dan penyakit dengan menerapkan berbagai teknik pengendalian
yang kompatibel.
a. penerapan sistem pengendalian hama terpadu (pht) dilakukan secara bersistem,terpadu dan
terkoordinasi dengan baik,
b. sasarannya adalah produksi dan ekonomi tercapai tanpa merusak lingkunganhidup dan aman bagi
kesehatan manusia
3. Aras Ekonomi
B. Komponen PHT
Komonen PHT merupakan berbagai teknik pengendalian hama yang kita kenal termasuk pengendalian
kimiawi dengan pestisida kimia. Komponen PHT terdiri dari:
1. Pengendalian Fisik
2. Pengendalian Mekanik
5. Pengendalian Hayati
7. Pengendalian Kimiawi
Pengendalian hayati dengan memanfaatkan musuh alami yang potensial merupakan tulang
punggung PHT. Dengan adanya musuh alami yang mampu menekan populasi hama, diharapkan di dalam
agroekosistem terjadi keseimbangan populasi antara hama dengan musuh alaminya, sehingga populasi
hama tidak melampaui ambang toleransi tanaman.
Agroekosistem bersifat dinamis, karena banyak faktor di dalamnya yang saling mempengaruhi satu
sama lain. Untuk dapat mengikuti perkembangan populasi hama dan musuh alaminya serta untuk
mengetahui kondisi tanaman, harus dilakukan pengamatan secara rutin. Informasi yang diperoleh
digunakan sebagai dasar tindakan yang akan dilakukan.
Penerapan PHT harus disesuaikan dengan keadaan ekosistem setempat. Rekomendasi PHT hendaknya
dikembangkan oleh petani sendiri. Agar petani mampu menerapkan PHT, diperlukan usaha
pemasyarakatan PHT melalui pelatihan baik secara formal maupun informal.
Menurut Pedigo and Higley (1992) .pengendalian OPT merupakan satu kesatuan sistem pengelolaan
ekosistem pertanian dengan penekanan pada upaya memadukan secara optimal semua teknologi
pengendalian OPT yang cocok dan mendorong berfungsinya proses pengendalian alami yang mampu
mempertahankan populasi OPT pada tingkat keseimbangan yang rendah.
Tujuannya adalah:
a) menurunkan status OPT;
pengendalian hama secara fisik merupakan upaya atau usaha dalam memanfaatkan atau mengubah
faktor lingkungan fisik sehingga dapat menurunkan populasi hama dan penyakit. tindakan pengendalian
hama secara fisik dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu ; pemanasan, pembakaran, pendinginan,
pembasahan, pengeringan, lampu perangkap, radiasi sinar infra merah, gelombang suara dan
penghalang/pagar/barier.
a. pengumpulan hama dan telurnya menggunakan tangan,rogesan, yaitu pemotongan pucuk tebu yang
terserang penggerek pucuk tebu (schirpophaga nivella),
b. memangkas cabang, ranting atau bagian tanaman lainnya yang terserang hama atau penyakit,
c. rampasan, yaitu pengumpulan seluruh buah ketika terjadi serangan berat penggerek buah kopi
(stephanoderes hampei)
d. gropyokan, yaitu perburuan hama tikus disuatu daerah yang luas secara serentak
f. pembungkusan buah
pengendalian hama dan penyakit secara kultur teknik yaitu pengendalian hama dan penyakit melalui
sistem atau cara dalam bercocok tanam. beberapa tindakan dalam cara bercocok tanam yang dapat
mengurangi atau menekan populasi dan serangan hama antara lain sebagai berikut ;
a) mengurangi kesesuaian ekosistem hama dengan melakukan sanitasi, modifikasi inang, pengelolaan
air, dan pengolahan lahan
b) mengganggu kontinuitas penyediaan keperluan hidup hama, yaitu dilakukan dengan cara pergiliran
tanaman, pemberoan dan penanaman serempak pada suatu wilayah yang luas.
d) pengurangan dampak kerusakan oleh hama dengan cara mengubah toleransi inang.
yaitu mengurangi atau menekan populasi hama, serangan dan tingkat kerusakan tanaman dengan
menanam varietas yang tahan hama ataupun penyakit. teknik ini sudak sejak lama diterapkan oleh
petani. keuntungan teknik ini adalah tidak membutuhkan biaya yang mahal, efektif dan aman bagi
lingkungan. akan tetap pengendalian dengan varietas tahan juga memiliki kelemahan dan kekurangan,
yaitu harga benih/bibit yang mahal. jika ditanam dalam jangka waktu yang panjang, sifat ketahanannya
patah.
a. predator (binatang yang ukuran tubuhnya lebih besar sebagai pemangsa yang memakan binatang
yang lebih kecil sebagai mangsa) ; contohnya memanfaatkan ular sebagai predator hama tikus atau
kumbang coccinelid sebagai pemangsa kutu daun.
b. parasitoid (binatang yang hidup diatas atau didalam tubuh binatang lain yang lebih besar yang
merupakan inangnya) ; contoh trichoderma sp, sebagai parasit telur penggerek batang padi.
c. patogen hama (mikroorganisme penyebab penyakit organisme hama), organisme tersebut meliputi
nematoda, protozoa, rikettsia, bakteri atau virus ; contoh paecilomyces sp. jamur patogen telur
nematoda puru akar.
- pp no. 14 th 2000 : karantina tumbuhan contoh pengendalian hama dengan peraturan adalah
pelarangan pengiriman benih kentang dari batu, malang ke daerah lain yang belum terserang nematoda
sistakentang (globodera rostochiensis).
pengendalian hama dan penyakit tanaman secara kimiawi menggunakan pestisida sintetis kimia adalah
alternatif terakhir apabila cara-cara pengendalian yang lain tidak mampu mengatasi peningkatan
populasi hama yang telah melampaui ambang kendali. tujuan penggunaan pestisida merupakan koreksi
untuk menurunkan populasi hama atau penyakit sampai pada batas keseimbangan. penggunaan
pestisida juga harus tepat sasaran, tepat dosis dan tepat waktu