- Menggunakan cara pengendalian yang paling tepat pada waktu yang tepat sesuai siklus hidup
hama tersebut.
2. Monitoring merupakan suatu komponen penting dalam suatu program IPM. Hasil monitoring akan
memberikan informasi tentang populasi hama, lokasi dan kondisi yang mendukung pertumbuhan
hama. Manajer pengendalian hama membutuhkan informasi ini untuk membuat keputusan tentang
treatment yang terbaik. Monitoring terdiri atas inspeksi secara reguler (teratur), dilakukan secara
sistematis, untuk mendaptkan perkiraan ukuran, luas dan lokasi populasi hama. Monitoring dapat
dilakukan dengan cara inspeksi visual dan jebakan lem.
3. Keputusan tindakan pengendalian dan menerapan treatment tertentu didasarkan pada informasi
yang diperoleh dari hasil monitoring. Treatment hanya dilakukan jika hasil menotoring menunjukkan
bahwa hal tersebut memang diperlukan. Penentuan kapan treatment diperlukan menyangkut dua
konsep, yaitu
-
Injury level atau injury treshold (tingkat/threshold kerusakan) adalah tingkat kerusakan yang
tidak dapat diterima yang disebabkan sejumlah tertentu populasi hama.
Action level/treatment level (tingkat/threshold tindakan) adalah jika suatu treatment tertentu
harus dilakukan untuk menjaga supaya jumlah hama tersebut tidak mencapai treshold kerusakan
(injury level/threshold).
4. Manajemen pengendalian hama terpadu didefinisikan sebagai penggunaan beberapa cara atau
metode pengendalian hama (pest control) dengan cara terorganisasi dan harmonis dengan tujuan
untuk mendapatkan pengendalian hama dalam jangka panjang. Dalam IPM, yang disebut treatment
umumnya terdiri atas dua kategori, yaitu:
-
Tindakan Pencegahan termasuk penggunaan barier (supaya hama tetap di luar), sanitasi dan
modifikasi lingkungan.
5. Evaluasi adalah bagian penting dari seriap program IPM. Untuk dapat mengevaluasi program IPM,
manajer IPM memerlukan laporan dan catatan yang akurat dari treatment yang telah dilakukan dan
hasilnya. Hasil evaluasi tersebut harus menunjukkan apakah serangan hama berkurang atau justru
meningkat, pengaruh perubahan lingkungan (banjir, panen, penumpukan sampah) sekitar pabrik
terhadap kemungkinan adanya serangan hama baru, apakah perlu ada tindakan perbaikan dalam
penanganan hama yang perlu dilakukan dan lain-lain.
Alat-alat Pengendalian Hama
1. Electronic Fly Killer
Pada umumnya dapat ditemui menggantung di restoran, caf, supermarket dan takeaway shops. Alat
ini menarik serangga yang dapat terbang dengan sinar UV dan kemudian serangga tersebut dimatikan
dengan cara menyengatnya dengan listrik. Pengendalian dengan cara ini memiliki kelemahan, yakni
serangga yang telah terkena alat ini dapat jatuh dan mengenai alat masak dann permukaan makanan
sehingga dapat terjadi kontaminasi bakteri.
2. Time Release Aerosol
Adalah sebuah alat yang di dalamnya terdapat aerosol yang aktif setiap beberapa interval waktu,
seperti tiap 15 menit. Aerosol ini biasanya mengandung insektisida pyrethrin atau pyrethroid sintetis.
Senyawa ini hanya efektif melawan serangga terbang dan tidak efektif dalam melawan kecoa.
Penggunaan alat ini hanya efektif dalam area yang relative sempit seperti ruang penyimpanan.
3. Cockroach Bomb
Alat ini menghasilkan aerosol yang mengandung insektisida residual dan regulator pertumbuhna
serangga yang berguna untuk mengganggu siklus hidup serangga. Alat ini juga digunakan untuk
mengontrol kutu. Alat ini umumnya efektif dalam melawan serangga terbang dan hanya akan
membunuh serangga yang terkena saat dilakukan perlakuan. Jika menggunakan bom ini maka
pastikan jika telah sesuai dengan label instruksi dengan baik.
4. Electromagnet/Ultrasonic Device
Alat ini telah banyak terjual untuk mengontrol binatang pengerat dan serangga tetapi efisiensi alat ini
sangat diragukan. Kekuatan elektromagnetik tidak efektif dalam mengusir tikus dan sinyal
ultrasoniknya tidak menembus permukaan. Artinya, alat ini hanya berfungsi pada satu ruangan saja.
Bila dibandingkan dengan control hama konvensional, alat ini tidak jauh lebih efisien.
Sumber:
Lamond, Peter et al. Pest Management Handbook for Food Service Business Operators. Australian
Environmental Pest Managers Association.
Koswara, Sutrisno. 2006. Integrated Pest Management dalam Industri Pangan.