Anda di halaman 1dari 9

 Parameter KLB keracunan pangan lebih

dari 1 kejadian
 Untuk mengetahui penyebab, atau mengapa
terjadi keracunan pangan maka perlu
diadakan investigasi
 Tujuan : menghentikan keracunan supaya tidak
bertambah korban
 Tujuan jangka panjang :
1. Mengidentifikasi bakteri patogen penyebab
2. Mengidentifikasi jenis pangan yang sering menjadi
penyebab
3. Mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi
4. Mengidentifikasi kelemahan sistem keamanan
pangan supaya dapat dilakukan intervensi tindak
lanjut untuk mencegah terjadinya kembali kasus
KLB keracunan pangan yang serupa
 Undang-undang ttg pangan no 18 tahun 2012
 Pp no 28 tahun 2004 ttg keamanan, mutu
dan gizi pangan
 Peraturan menteri kesehatan no 2 tahun 2013
ttg KLB keracunan pangan
 Peraturan Kepala Badan POM RI 2009 HK
00.06.1.54.2797 tentang tata cara
pengambilan contoh makanan, pengujian
laboratorium, pelaporan penyebab KLB
keracunan makanan
 Sebagian besar penyebab KLB keracunan
pangan belum dapat ditentukan pada saat
pengambilan contoh KLB keracunan pangan
 aseptis
1. Pengambilan contoh dilakukan hanya dgn
menggunakan peralatan dan wadah steril
2. Cara sterilisasi peralatan :
a. Peralatan tahan panas  dibungkus aluminium
foil  dikukus
b. Peralatan tidak tahan panas  disterilkan
dengan sinar UV
3. Jika peralatan steril tidak tersedia
a. Peralatan dan wadah diusap/dibilas alkohol 70%
b. Perlatan yang tahan panas, setelah dibersihkan
dengan alkohol dibakar dengan api bunsen
atau korek api
4. lingkungan tempat pengambilan sampel contoh
permukaan meja, dibersihkan dengal larutan
alkohol 70%
5. Petugas pengambil contoh harus menggunakan
masker dan sarung tangan
6. Bagian dalam, bibir dan tutup kemasan maupun
wadah steril yang digunakan untuk menyimpan
contoh jangan disentuh dengan peralatan non
steril
7. Kemasan pangan dibuka hanya ketika contoh
akan diambil dan segera ditutup kembali
1. Nama pangan olahan  nama jenis, nama
dagang
2. Berat bersih atau isi bersih
3. Nama dan alamat yang memproduksi atau
memasukkan pangan olahan ke dalam wilayah
Indonesia
4. Daftar bahan yang digunakan  komposisi
5. Nomor pendaftaran pangan olahan  no dari
BPOM
6. Keterangan kedaluwarsa
7. Kode produksi

Anda mungkin juga menyukai