Anda di halaman 1dari 122

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

i
Pedoman Label
Pangan Olahan

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI


2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

PEDOMAN LABEL PANGAN OLAHAN


Jakarta : Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, 2020

122 Halaman : 14,8 cm x 21 cm

ISBN : 978-602-415-0444 (Cetak)

978-602-415-0457 (PDF)

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh


isi buku dalam bentuk elektronik, mekanik, fotokopi, rekaman
atau cara apapun tanpa izin tertulis sebelumnya dari Badan
POM RI.

Diterbitkan oleh:
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI
Jalan Percetakan Negara No. 23, Jakarta Pusat – 10560
Telepon : (62-21) 42875584
Faksimile : (62-21) 42875780
E-mail : standarpangan@pom.go.id

ii
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

SAMBUTAN

Label pangan merupakan media informasi yang memuat keterangan


mengenai pangan yang bersangkutan dan sudah seharusnya
memberikan informasi yang benar dan jelas kepada masyarakat.

Label pangan juga merupakan sarana komunikasi produsen kepada


konsumen mengenai suatu produk pangan. Label pangan juga dapat
mempengaruhi keputusan masyarakat sebelum membeli dan/atau
mengonsumsi pangan. Oleh karena itu, label pangan yang
diperdagangkan perlu diatur agar memuat keterangan yang benar
dan tidak menyesatkan.

Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan


Pangan mengatur ketentuan label pada pangan olahan dan
pengaturan label pangan olahan lebih lanjut diatur dalam Peraturan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 31 Tahun 2018 tentang
Label Pangan Olahan. Pedoman Label Pangan Olahan disusun untuk
memudahkan implementasi peraturan terkait label pangan olahan
tersebut, yang dilengkapi dengan contoh dan ilustrasi yang mudah
dipahami.

Kami menyambut baik terbitnya Pedoman Label Pangan Olahan ini.


Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam
penyusunan pedoman ini. Semoga pedoman ini bermanfaat bagi
pengawas pangan, pelaku usaha pangan, pemangku kepentingan,
dan masyarakat.

Jakarta, 01 Oktober 2020


Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan

Dr. Penny K. Lukito, MCP

iii
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
terbitnya Pedoman Label Pangan Olahan. Pedoman ini disusun
sebagai panduan implementasi Peraturan Badan Pengawas Obat dan
Makanan Nomor 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan.

Pedoman memuat istilah dan definisi, kriteria label, keterangan lain,


ketentuan lain-lain, dan larangan dalam label pangan olahan.
Pedoman dilengkapi dengan contoh dan ilustrasi sehingga lebih
mudah dipahami dan diimplementasikan.

Penyusunan Pedoman Label Pangan Olahan telah melalui serangkaian


pembahasan dengan melibatkan Tim Ahli, pemangku kepentingan,
serta pelaku usaha pangan. Pedoman Label Pangan Olahan digunakan
sebagai acuan bagi pengawas keamanan pangan, pelaku usaha,
maupun pemangku kepentingan dalam implementasi Peraturan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 31 tahun 2018 tentang
Label Pangan Olahan.

Kami sampaikan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak


yang telah berpartisipasi aktif dalam penyusunan Pedoman Label
Pangan Olahan. Semoga pedoman ini bermanfaat bagi semua pihak.

Jakarta, 01 Oktober 2020


Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan

Dra. Reri Indriani, Apt., M.Si.

iv
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

RINGKASAN EKSEKUTIF

Salah satu tujuan penyelenggaraan pangan adalah meningkatkan


pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pangan yang aman,
bermutu, dan bergizi bagi masyarakat. Upaya untuk meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran masyarakat dapat dilakukan melalui
membaca dan memahami label pangan yang tercantum dalam
kemasan pangan. Label pangan olahan adalah setiap keterangan
mengenai pangan olahan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi
keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada pangan olahan,
dimasukan ke dalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian
kemasan pangan. Label pangan sebagai media informasi yang
memuat keterangan mengenai pangan yang bersangkutan
seharusnya dapat memberikan informasi yang benar dan jelas kepada
masyarakat. Informasi tersebut terkait dengan asal, keamanan, mutu,
kandungan gizi dan keterangan lain yang diperlukan. Membaca label
produk pangan akan mempengaruhi keputusan masyarakat sebelum
membeli dan/atau mengonsumsi pangan olahan.

Disamping itu label merupakan media promosi yang digunakan pelaku


usaha untuk menarik minat konsumen membeli produk. Namun,
adakalanya label mencantumkan hal-hal yang berlebihan atau
menyamarkan sesuatu sehingga memberikan makna yang tidak
sesuai. Oleh karena itu, label pangan olahan yang diperdagangkan
perlu diatur agar memuat keterangan yang benar dan tidak
menyesatkan.

Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan


Pangan telah mengatur ketentuan label pada pangan olahan dan
pelaksanaan pengaturan label pangan olahan lebih lanjut diatur dalam
Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 31 Tahun 2018
tentang Label Pangan Olahan. Berdasarkan peraturan ini, Badan
Pengawas Obat dan Makanan menyusun Pedoman Label Pangan
Olahan untuk menjembatani kepentingan produsen dan konsumen
sehingga tercipta perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung
jawab. Pedoman ini juga diharapkan dapat memudahkan penilaian
terhadap produk saat pendaftaran produk pangan dan juga
pengawasan produk setelah beredar.

v
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Pedoman Label Pangan Olahan disusun dalam rangka memberikan


penjelasan kepada masyarakat tentang pelabelan pangan olahan
serta diharapkan dapat memberikan acuan bagi pelaku usaha dan
pemerintah dalam implementasi Peraturan Badan Pengawas Obat dan
Makanan Nomor 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan.

Materi dalam Pedoman Label Pangan Olahan ini meliputi istilah dan
definisi, kriteria label, keterangan lain, ketentuan lain-lain, dan
larangan dalam label pangan olahan, serta dilengkapi dengan
penjelasan, contoh-contoh, dan ilustrasi yang sesuai sehingga
diharapkan dapat lebih mudah dipahami.

vi
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

TIM PENYUSUN

Pengarah : Dr. Penny K. Lukito, MCP


(Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan)

Penanggung Jawab : Dra. Reri Indriani, Apt., M.Si.


(Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan)

Koordinator Pelaksana : Dra. Sutanti Siti Namtini, Apt., Ph.D.


Teknis (Direktur Standardisasi Pangan Olahan)

Penyusun : Yeni Restiani, S.Si., Apt.


Dyah Setyowati, SF, Apt., MP.
Utami Hudi Astuti, S.T.P., M.Sc.
Salma Shofura, S.T.P.
Ida Farida, STP, M.K.M
Destriani Sanjaya Pinem, S.Farm, Apt.
Yuliani, S.T.P.
Dra. Lasrida Yuniaty, Apt.
Latifah, S.Si., Apt, M.K.M
Annisa Amalia, S.Si.
Alfan Ramadhan, S.Pd.

Tenaga Ahli : Prof. Dr. Ir. Sugiyono, M.App.Sc.


Dr. Rimbawan

vii
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

DAFTAR ISI
SAMBUTAN ..........................................................................................iii
KATA PENGANTAR .............................................................................. iv
RINGKASAN EKSEKUTIF ...................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG...................................................................... 1
1.2 TUJUAN ..................................................................................... 2
1.3 RUANG LINGKUP ....................................................................... 2
BAB II ISTILAH DAN DEFINISI .............................................................. 3
BAB III KRITERIA LABEL ...................................................................... 6
3.1 UMUM....................................................................................... 6
3.2 NAMA PRODUK ...................................................................... 20
3.3 DAFTAR BAHAN YANG DIGUNAKAN ...................................... 24
3.4 BERAT BERSIH/ISI BERSIH DAN BOBOT TUNTAS ................... 48
3.5 NAMA DAN ALAMAT PIHAK YANG MEMPRODUKSI ATAU
MENGIMPOR............................................................................ 51
3.6 KETERANGAN HALAL BAGI YANG DIPERSYARATKAN ........... 56
3.7 TANGGAL DAN KODE PRODUKSI............................................ 56
3.8 KETERANGAN KEDALUWARSA............................................... 58
3.9 NOMOR IZIN EDAR ................................................................. 63
3.10 ASAL USUL BAHAN PANGAN TERTENTU ............................... 64
BAB IV KETERANGAN LAIN ................................................................ 71
4.1 KETERANGAN INFORMASI PESAN KESEHATAN ...................... 71
4.2 KETERANGAN TENTANG PERUNTUKAN ................................. 71
4.3 KETERANGAN TENTANG CARA PENGGUNAAN ...................... 72
4.4 KETERANGAN TENTANG CARA PENYIMPANAN ..................... 73
4.5 KETERANGAN TENTANG PERINGATAN .................................. 75
4.6 KETERANGAN TENTANG PANGAN OLAHAN ORGANIK .......... 77
4.7 KETERANGAN SPONSOR ........................................................ 78
4.8 KETERANGAN LAYANAN PENGADUAN KONSUMEN ............. 79
4.9 KETERANGAN 2 (DUA) DIMENSI (2D BARCODE) ..................... 79
4.10 KETERANGAN SERTIFIKASI KEAMANAN DAN MUTU OLEH
LEMBAGA SERTIFIKASI ............................................................ 81
4.11 TULISAN, LOGO DAN/ATAU GAMBAR YANG TERKAIT DENGAN
KELESTARIAN LINGKUNGAN .................................................. 82
4.12 TULISAN, LOGO DAN/ATAU GAMBAR YANG TERKAIT DENGAN
KEMASAN PANGAN ................................................................ 82

viii
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

4.13 KETERANGAN UNTUK MEMBEDAKAN MUTU SUATU PANGAN


OLAHAN .................................................................................. 83
BAB V KETENTUAN LAIN-LAIN .......................................................... 88
5.1 PANGAN DENGAN LUAS PERMUKAAN LABEL KURANG DARI
ATAU SAMA DENGAN 10 CM2 (SEPULUH SENTIMETER
PERSEGI) ................................................................................. 88
5.2 PANGAN OLAHAN YANG DIJUAL DAN DIKEMAS SECARA
LANGSUNG DIHADAPAN KONSUMEN.................................... 88
BAB VI PENJELASAN TENTANG LARANGAN ..................................... 90

ix
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Contoh ketentuan pencantuman keterangan pada label ..... 10


Tabel 2. Contoh pencantuman nama produk .................................... 20
Tabel 3. Daftar pemanis buatan dan kesetaraan kemanisan terhadap
gula sukrosa ......................................................................... 40
Tabel 4. Keterangan wajib pada label bahan penolong..................... 47
Tabel 5. Berat bersih/isi bersih ........................................................... 48
Tabel 6. Peringatan pada produk minuman beralkohol .................... 75

x
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Ilustrasi penjelasan kemasan eceran .................................. 7


Gambar 2. Contoh label pangan olahan ............................................... 7
Gambar 3. Contoh label pangan olahan (2) ........................................15
Gambar 4. Produk B to B.................................................................... 16
Gambar 5. Bagian label ...................................................................... 18
Gambar 6. Informasi pada bagian lain label....................................... 19
Gambar 7. Produk dengan luas permukaan label kurang dari atau
sama dengan 10 cm2 ......................................................... 20
Gambar 8. Contoh penulisan nama jenis pangan olahan.................... 21
Gambar 9. Contoh penulisan nama jenis pangan olahan sesuai
ketentuan SNI ................................................................... 22
Gambar 10. Contoh penulisan minuman beralkohol yang nama
jenisnya tidak tercantum dalam kategori pangan ............ 22
Gambar 11. Contoh penulisan daftar bahan yang digunakan ............. 24
Gambar 12. Contoh penulisan keterangan “dari … (diikuti nama
bahan)”............................................................................. 25
Gambar 13. Contoh yang salah untuk pencantuman bahan pangan
pada BTP (1) ...................................................................... 26
Gambar 14. Contoh yang salah untuk pencantuman bahan pangan
pada BTP (2) ..................................................................... 26
Gambar 15. Pencantuman air pada bahan pangan ............................ 27
Gambar 16. Contoh pencantuman bahan yang beririsan fungsi
dengan zat gizi.................................................................. 28
Gambar 17. Pangan olahan yang ditambahkan alkohol ..................... 29
Gambar 18. Pangan olahan mengandung alkohol ikutan (1) ............. 29
Gambar 19. Pangan olahan mengandung alkohol ikutan (2) ............. 30
Gambar 20. Pencantuman daftar bahan untuk BTP yang
ditambahkan langsung ......................................................31
Gambar 21. Pencantuman BTP ikutan ................................................ 32
Gambar 22. BTP ikutan dituliskan di setiap bahan yang mengandung
BTP ikutan tersebut .......................................................... 33
Gambar 23. BTP ikutan dicantumkan berdekatan dengan bahan yang
mengandung BTP ikutan yang sama ................................ 34

xi
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Gambar 24. BTP ikutan yang sama dituliskan terpisah sesuai kaidah
urutan persentase jumlah bahan ...................................... 34
Gambar 25. BTP penambahan langsung namun juga sebagai BTP
ikutan dari bahan lain ....................................................... 35
Gambar 26. Pencantuman peringatan pangan olahan yang
menggunakan pemanis buatan ........................................ 36
Gambar 27. Peringatan pangan olahan untuk penderita diabetes
dan/atau makanan berkalori rendah ................................ 36
Gambar 28. Peringatan pangan olahan yang menggunakan pemanis
buatan aspartam .............................................................. 37
Gambar 29. Peringatan pangan olahan yang mengandung poliol..... 38
Gambar 30. BTP yang diperdagangkan secara eceran ...................... 38
Gambar 31. BTP pemanis buatan........................................................ 41
Gambar 32. BTP pemanis buatan aspartam ....................................... 42
Gambar 33. Table-top sweetener ........................................................ 42
Gambar 34. BTP Pewarna................................................................... 43
Gambar 35. BTP campuran pewarma ................................................ 44
Gambar 36. BTP campuran pewarma dan perisa ............................... 45
Gambar 37. Pencantuman tanpa pengawet ...................................... 46
Gambar 38. pencantuman tanpa BTP yang salah .............................. 46
Gambar 39. pencantuman tanpa BTP yang benar ............................. 47
Gambar 40. Bobot tuntas pangan padat dalam medium cair ............ 50
Gambar 41. Bobot tuntas pangan yang dilapis dengan medium padat
.......................................................................................... 50
Gambar 42. Produksi dalam negeri .....................................................51
Gambar 43. Produksi dalam negeri dengan alamat tidak terdaftar
pada direktori kota atau buku telepon ..............................51
Gambar 44. Produk dalam negeri yang diedarkan didalam negeri
sekaligus diekspor ke negara lain ..................................... 52
Gambar 45. Produksi luar negeri. ....................................................... 53
Gambar 46. Alamat produk impor ..................................................... 54
Gambar 47. Alamat pihak mengimpor tidak terdaftar pada direktori
kota atau buku telepon .................................................... 54
Gambar 48. Produk pangan olahan diproduksi secara kontrak......... 55
Gambar 49. Produk pangan olahan berdasarkan lisensi.................... 55

xii
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Gambar 50. Nama dan alamat distributor ......................................... 56


Gambar 51. Penulisan tanggal dan kode produksi ............................. 57
Gambar 52. Penulisan tanggal dan kode produksi yang dicantumkan
terpisah dari keterangannya............................................. 58
Gambar 53. penulisan keterangan kedaluwarsa ................................ 58
Gambar 54. Penulisan keterangan kedaluwarsa dengan masa simpan
≤ 3 (tiga) bulan dan > 3 (tiga) bulan .................................. 59
Gambar 55. Penulisan keterangan kedaluwarsa dengan petunjuk
tempat pencantuman tanggal kedaluwarsa ....................60
Gambar 56. Pencantuman tanggal produksi dan/atau tanggal
pengemasan pada pangan olahan yang tidak perlu
mencantumkan keterangan tanggal kedaluwarsa ........... 61
Gambar 57. Pencantuman tanggal kedaluwarsa yang dipengaruhi
oleh cara penyimpanan .................................................... 61
Gambar 58. Contoh penulisan cara penyimpanan ............................. 62
Gambar 59. Petunjuk penyimpanan khusus dalam bahasa asing dan
Bahasa Indonesia .............................................................. 63
Gambar 60. Nomor izin edar produk dalam negeri ........................... 63
Gambar 61. Nomor izin edar produk impor ....................................... 64
Gambar 62. Nomor izin edar produk P-IRT ........................................ 64
Gambar 63. Penulisan keterangan asal usul bahan tertentu ............. 65
Gambar 64. Produk rekayasa genetik ................................................ 65
Gambar 65. Produk rekayasan genetik mengandung bahan baku
tunggal..............................................................................66
Gambar 66. Bahan baku pangan produk rekayasa genetik ...............66
Gambar 67. Logo pangan iradiasi ...................................................... 67
Gambar 68. Pangan olahan iradiasi ................................................... 67
Gambar 69. Pangan iradiasi sebagai suatu bahan dari produk pangan
.......................................................................................... 68
Gambar 70. Pelabelan pangan olahan mengandung babi .................68
Gambar 71. Penulisan bahan pangan berasal dari babi ...................... 69
Gambar 72. Keterangan pangan olahan yang melalui proses
pembuatan yang bersinggungan dengan bahan
bersumber babi ................................................................ 69

xiii
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Gambar 73. Pencantuman keterangan pangan olahan yang melalui


proses pembuatan yang bersinggungan dengan bahan
bersumber babi ................................................................ 70
Gambar 74. Keterangan tentang peruntukan..................................... 71
Gambar 75. Keterangan Cara Penyiapan ........................................... 72
Gambar 76. Pencantuman tulisan saran penyajian ............................ 73
Gambar 77. Cara penyimpanan .......................................................... 73
Gambar 78. Lokasi pencantuman cara penyimpanan ........................ 74
Gambar 79. Cara penyimpanan setelah kemasan dibuka .................. 74
Gambar 80. Peringatan pada produk susu ........................................ 77
Gambar 81. Peringatan pada produk susu kental dan analognya ...... 77
Gambar 82. Keterangan tentang pangan olahan organik ................. 78
Gambar 83. Keterangan sponsor ....................................................... 79
Gambar 84. Keterangan layanan pengaduan konsumen .................. 79
Gambar 85. Keterangan 2D Barcode ..................................................80
Gambar 86. Keterangan sertifikasi keamanan dan mutu pangan
olahan ............................................................................... 81
Gambar 87. Logo ekolabel Indonesia ................................................ 82
Gambar 88. Logo klaim aspek lingkungan ......................................... 82
Gambar 89. Kode daur ulang plastik.................................................. 83
Gambar 90. Logo tara pangan ........................................................... 83
Gambar 91. Pangan olahan yang mencantumkan kata ‘ekstra’ ......... 84
Gambar 92. Pangan olahan yang mencantumkan kata ‘100%’ ........... 85
Gambar 93. Pangan olahan yang mencantumkan kata ‘dengan’ ...... 85
Gambar 94. Pangan olahan yang mencantumkan kata ‘dari’ ............86
Gambar 95. Pangan olahan yang mencantumkan kata ‘asli’ ............. 87
Gambar 96. Pangan dengan luas permukaan label kurang dari atau
sama dengan 10 cm2 .........................................................88
Gambar 97. Pangan olahan yang dijual dan dikemas secara langsung
dihadapan konsumen .......................................................89
Gambar 98. Pangan olahan untuk kesehatan prima .......................... 90
Gambar 99. Pangan olahan berfungsi sebagai obat .......................... 91
Gambar 100. Pangan olahan dapat meningkatkan kecerdasan ......... 91
Gambar 101. Pangan olahan memenuhi kebutuhan gizi setiap hari... 92

xiv
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Gambar 102. Keterangan tanpa kolesterol pada produk minyak nabati


.......................................................................................... 93
Gambar 103. Keterangan tanpa pengawet pada produk berpengawet
.......................................................................................... 93
Gambar 104. Penggunaan gambar bahan pada produk yang tidak
mengandung bahan tersebut ........................................... 94
Gambar 105. Logo universitas/institusi pembina ............................... 94
Gambar 106. Tokoh tenaga kesehatan .............................................. 95
Gambar 107. Tokoh publik namun tidak mendapatkan izin terlebih
dahulu ............................................................................... 95
Gambar 108. Pangan olahan yang merendahkan produk lain ...........96
Gambar 109. Pencantuman simbol suku daerah tertentu yang
bermaksud merendahkan suku lain.................................. 97
Gambar 110. Ilustrasi yang bertentangan dengan norma kesusilaan.98
Gambar 111. Pangan olahan yang memenuhi kebutuhan gizi setiap
hari ....................................................................................98
Gambar 112. Keterangan yang tidak berkaitan dengan produk pangan
.......................................................................................... 99
Gambar 113. Pencantuman jenis teknologi yang kondisinya
dipengaruhi waktu.......................................................... 100
Gambar 114. Klaim kecerdasan pada pangan olahan yang
diperuntukkan bagi bayi ................................................. 100
Gambar 115. Produk susu kental manis ............................................. 101
Gambar 116. Menampilkan anak dibawah usia 5 tahun pada produk
susu kental dan analognya ..............................................102
Gambar 117. Pencantumam ilustrasi anak-anak pada produk umum 102
Gambar 118. Keterangan tanpa BTP ..................................................103
Gambar 119. Pernyataan ‘terlezat’ bersifat selera sehingga sulit untuk
dipertanggungjawabkan ................................................ 104

xv
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

xvi
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Salah satu tujuan penyelenggaraan pangan adalah
meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat
tentang pangan yang aman, bermutu, dan bergizi bagi
masyarakat. Upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan
kesadaran masyarakat dapat dilakukan melalui membaca dan
memahami label pangan yang tercantum dalam kemasan
pangan. Label pangan sebagai media informasi yang memuat
keterangan mengenai pangan yang bersangkutan dan
seharusnya dapat memberikan informasi yang benar dan jelas
kepada masyarakat. Informasi tersebut terkait dengan asal,
keamanan, mutu, kandungan gizi dan keterangan lain yang
diperlukan. Membaca label pangan olahan akan mempengaruhi
keputusan masyarakat sebelum membeli dan/atau
mengonsumsi pangan olahan.

Disamping itu label merupakan media promosi yang digunakan


pelaku usaha untuk menarik minat konsumen membeli produk.
Namun, adakalanya label pangan mencantumkan hal-hal yang
berlebihan atau menyamarkan sesuatu sehingga memberikan
makna yang tidak sesuai. Oleh karena itu, label pangan olahan
yang diperdagangkan perlu diatur agar memuat keterangan
yang benar dan tidak menyesatkan.

Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan


Iklan Pangan telah mengatur ketentuan label pada pangan
olahan dan pelaksanaan pengaturan label pangan olahan lebih
lanjut diatur dalam Peraturan Badan Pengawas Obat dan
Makanan Nomor 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan.
Berdasarkan peraturan ini, Badan Pengawas Obat dan

1
Pedoman
Pedoman Label
Label PanganOlahan
Pangan Olahan- 2020
- 2020

Makanan menyusun Pedoman Label Pangan Olahan untuk


menjembatani kepentingan produsen dan konsumen sehingga
tercipta perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung
jawab. Pedoman ini juga diharapkan dapat memudahkan
penilaian terhadap produk saat pendaftaran produk pangan
dan juga pengawasan produk setelah beredar.

1.2 TUJUAN
1. Memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang
pelabelan pangan olahan yang diatur dalam Peraturan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 31 Tahun 2018
tentang Label Pangan Olahan.
2. Memberikan acuan bagi pelaku usaha dan pemerintah
dalam implementasi Peraturan Peraturan Badan Pengawas
Obat dan Makanan Nomor 31 Tahun 2018 tentang Label
Pangan Olahan.

1.3 RUANG LINGKUP


Materi yang dalam pedoman ini merupakan pelaksanaan dari
Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 31
Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan. Materi dalam
pedoman ini meliputi istilah dan definisi, kriteria label,
keterangan lain, ketentuan lain-lain, dan larangan dalam label
pangan olahan, serta dilengkapi dengan penjelasan, contoh-
contoh, dan ilustrasi yang sesuai sehingga mudah dipahami.

2
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

BAB II
ISTILAH DAN DEFINISI

1. Pangan Olahan adalah makanan atau minuman hasil proses


dengan cara atau metode tertentu dengan atau tanpa bahan
tambahan.
2. Label Pangan Olahan yang selanjutnya disebut Label adalah setiap
keterangan mengenai pangan olahan yang berbentuk gambar,
tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan
pada pangan olahan, dimasukan ke dalam, ditempelkan pada, atau
merupakan bagian Kemasan Pangan.
3. Pangan Olahan Tertentu adalah pangan olahan untuk konsumsi
bagi kelompok tertentu.
4. Kategori Pangan adalah pengelompokan pangan berdasarkan jenis
pangan yang bersangkutan.
5. Gizi adalah zat atau senyawa yang terdapat dalam pangan yang
terdiri atas karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, serat, air,
dan komponen lain yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan
kesehatan manusia.
6. Kemasan Pangan adalah bahan yang digunakan untuk mewadahi
dan/atau membungkus pangan, baik yang bersentuhan langsung
dengan pangan maupun tidak.
7. Bahan Baku Pangan yang selanjutnya disebut bahan baku adalah
bahan dasar yang dapat berupa pangan segar dan pangan olahan
yang dapat digunakan untuk memproduksi pangan.
8. Bahan Tambahan Pangan yang selanjutnya disingkat BTP adalah
bahan yang ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi
sifat atau bentuk Pangan.
9. BTP Campuran adalah BTP yang mengandung dua atau lebih jenis
BTP baik dari golongan BTP yang sama atau pun berbeda dengan
atau tanpa penambahan bahan lain yang diizinkan.
10. BTP Ikutan (Carry Over) adalah BTP yang berasal dari semua bahan
baku pangan, bahan penolong dan/atau BTP, baik yang

3
Pedoman
Pedoman Label
Label PanganOlahan
Pangan Olahan- 2020
- 2020

dicampurkan maupun yang dikemas secara terpisah, tetapi masih


merupakan satu kesatuan produk yang tidak berfungsi secara
teknologi dalam produk pangan akhir.
11. Bahan Penolong (Processing Aids) adalah bahan, tidak termasuk
peralatan, yang lazimnya tidak dikonsumsi sebagai Pangan,
sengaja digunakan dalam proses pengolahan Pangan untuk
memenuhi tujuan teknologi tertentu dan tidak meninggalkan
residu pada produk akhir, tetapi apabila tidak mungkin dihindari,
residu dan/atau turunannya dalam produk akhir tidak
menimbulkan risiko terhadap kesehatan serta tidak mempunyai
fungsi teknologi.
12. Produksi Pangan adalah kegiatan atau proses menghasilkan,
menyiapkan, mengolah, membuat, mengawetkan, mengemas,
mengemas kembali, dan/atau mengubah bentuk pangan.
13. Pangan Iradiasi adalah setiap pangan yang dengan sengaja dikenai
radiasi ionisasi tanpa memandang sumber atau jangka waktu
iradiasi ataupun sifat energi yang digunakan.
14. Pangan Produk Rekayasa Genetik adalah pangan yang diproduksi
atau yang menggunakan bahan baku, BTP, dan/atau bahan lain
yang dihasilkan dari proses rekayasa genetik.
15. Pangan Olahan Organik adalah makanan atau minuman yang
berasal dari pangan organik hasil proses dengan cara atau metode
tertentu, dengan atau tanpa bahan tambahan yang diizinkan.
16. Informasi Nilai Gizi adalah daftar kandungan zat gizi pangan pada
label pangan sesuai dengan format yang dibakukan.
17. Klaim adalah segala bentuk uraian yang menyatakan,
menyarankan atau secara tidak langsung menyatakan perihal
karakteristik tertentu suatu pangan yang berkenaan dengan asal
usul, kandungan gizi, manfaat, sifat, produksi, pengolahan,
komposisi atau faktor mutu lainnya.
18. Berat bersih atau isi bersih merupakan informasi mengenai jumlah
pangan olahan yang terdapat di dalam kemasan atau wadah
dicantumkan dalam satuan metrik.

4
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

19. Bobot Tuntas atau Berat Tuntas adalah ukuran berat untuk pangan
olahan padat yang menggunakan medium cair dihitung dengan
cara pengurangan berat bersih dengan berat medium cair.
20. Nomor Izin Edar adalah nomor yang diberikan bagi pangan olahan
dalam rangka peredaran pangan yang tercantum pada izin edar.

5
Pedoman
Pedoman Label
Label PanganOlahan
Pangan Olahan- 2020
- 2020

BAB III
KRITERIA LABEL

3.1 UMUM

3.1.1 Kewajiban Pencantuman Label


Label wajib dicantumkan pada:
1. pangan olahan yang diproduksi atau pangan yang
diimpor untuk diperdagangkan di dalam negeri dalam
kemasan eceran dan pangan yang diolah lebih lanjut;
2. BTP; dan
3. bahan penolong.

Kemasan eceran adalah kemasan akhir pangan yang tidak


boleh dibuka untuk dikemas kembali menjadi kemasan yang
lebih kecil dan siap untuk diperdagangkan. Kemasan eceran
ini adalah kemasan yang diterima oleh konsumen dan
mencantumkan semua keterangan label. Pencantuman
informasi pada label harus tidak mudah lepas dari kemasan,
tidak mudah luntur atau terhapus, dan tidak mudah rusak.

Kemasan eceran dapat dijelaskan sesuai contoh sebagaimana


Gambar 1 berikut:
Produk permen dengan kemasan permen per butir dengan
berat 10 gram, yang kemudian dimasukkan dalam kantong
berukuran lebih besar (berat 500 gram berisi 50 butir) dan
yang akan dijual di sarana ritel untuk diterima konsumen
adalah kemasan kantong; maka yang disebut kemasan eceran
adalah kemasan kantong. Jika yang akan dijual di sarana ritel
untuk diterima konsumen adalah kemasan per butir, maka
yang disebut kemasan eceran adalah kemasan per butir.

6
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Gambar 1. Ilustrasi penjelasan kemasan eceran

3.1.2 Ketentuan Pencantuman Keterangan pada Label


Pencantuman keterangan pada label pangan olahan
sebagaimana contoh pada Gambar 2.

Gambar 2. Contoh label pangan olahan (1)

7
Pedoman
Pedoman Label
Label PanganOlahan
Pangan Olahan- 2020
- 2020

3.1.2.1 Ketentuan Umum


Ketentuan pencantuman keterangan pada label pangan
olahan secara umum sebagai berikut:
1. Harus ditulis dan dicetak dalam bahasa Indonesia.
2. Dalam hal keterangan pada label tidak memiliki
padanan kata atau tidak dapat diciptakan padanan
kata dalam bahasa Indonesia, keterangan dapat
dicantumkan dalam istilah asing.
Istilah asing tersebut dapat berupa:
a) Kata, kalimat, angka, atau huruf selain bahasa
Indonesia
Contoh: nama jenis produk “Kimchi”,
“Gochujang”, “Truffle”.
dan/atau
b) Istilah teknis atau ilmiah untuk menyebutkan
suatu jenis bahan yang digunakan dalam daftar
bahan
Contoh: KIO3 (kalium iodat) pada produk garam
konsumsi beriodium.
3. Gambar, warna, dan/atau desain lainnya dapat
digunakan sebagai latar belakang sepanjang tidak
mengaburkan tulisan.

3.1.2.2 Ukuran Huruf/Angka


1. Keterangan pada label yang berbentuk tulisan wajib
dicantumkan secara teratur, jelas, mudah dibaca, dan
proporsional dengan luas permukaan label. Yang
dimaksud dengan proporsional adalah seimbang antara
ukuran tulisan nama jenis, nama dagang, ataupun
informasi yang dicantumkan pada label, dengan ukuran
luas permukaan label.
2. Tulisan harus dicantumkan dengan ukuran huruf paling
kecil sama dengan atau lebih besar dari huruf kecil “o”

8
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

pada jenis huruf Arial dengan ukuran 1 mm (satu


milimeter) (Arial 6 point).
3. Keterangan mengenai nama produk dan peringatan
pada label harus dicantumkan dengan ukuran huruf
paling kecil sama dengan atau lebih besar dari huruf kecil
“o” pada jenis huruf Arial dengan ukuran 2 mm (dua
milimeter) (Arial 12 point). Keterangan berupa
peringatan tersebut meliputi:
a. peringatan terkait penggunaan pemanis buatan;
b. keterangan tentang pangan olahan yang proses
pembuatannya bersinggungan dan/atau
menggunakan fasilitas bersama dengan bahan
bersumber babi;
c. keterangan tentang alergen;
d. peringatan pada label minuman beralkohol;
dan/atau
e. peringatan pada label produk susu.
4. Dalam hal luas permukaan label kurang dari atau sama
dengan 10 cm2 (sepuluh sentimeter persegi), tulisan
berupa huruf dan/atau angka wajib dicantumkan
dengan ukuran paling kecil 0,75 mm (nol koma tujuh
puluh lima milimeter) (Arial 5 point).
Contoh ketentuan pencantuman keterangan pada
label dapat dilihat pada Tabel 1.

9
Pedoman
Pedoman Label
Label PanganOlahan
Pangan Olahan- 2020
- 2020

Tabel 1. Contoh ketentuan pencantuman keterangan pada label


No. Ketentuan Contoh
1. Harus ditulis dan dicetak
dalam bahasa Indonesia.

2. Dalam hal keterangan Contoh 1:


pada label tidak memiliki
padanan kata atau atau Truffle Isi Krim Vanila
tidak dapat diciptakan BPOM RI ML
padanan kata dalam 123456789012
bahasa Indonesia,
keterangan dapat Contoh 2:
dicantumkan dalam
istilah asing.

3. Gambar, warna,
dan/atau desain lainnya
dapat digunakan
sebagai latar belakang
Contoh minuman rasa ketan hitam
sepanjang tidak
dengan komposisi ketan hitam
mengaburkan tulisan.
sebanyak 1%.
4. Keterangan pada label
yang berbentuk tulisan
wajib dicantumkan
secara teratur, jelas,
mudah dibaca, dan

10
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

No. Ketentuan Contoh


proporsional dengan
luas permukaan label.


X
Penulisan kata ‘ketan hitam’ dengan
ukuran huruf terlalu besar sehingga
menonjolkan kalimat ‘ketan hitam’,
membuat produk seakan-akan
merupakan produk ketan hitam,
bukan minuman rasa ketan hitam.

11
Pedoman
Pedoman Label
Label PanganOlahan
Pangan Olahan- 2020
- 2020

No. Ketentuan Contoh

X
Produk merupakan minuman rasa
susu cokelat yang mengandung susu
segar. Penulisan susu segar terlalu
besar sehingga seolah-olah produk
merupakan susu segar dan bukan
minuman rasa susu cokelat.
5. Tulisan harus o Arial 6 point = 1 mm
dicantumkan dengan
ukuran huruf paling kecil
sama dengan atau lebih
besar dari huruf kecil “o”
pada jenis huruf Arial
dengan ukuran 1 mm
(satu millimeter) (Arial 6
point).
Tulisan berukuran minimal 1 mm
atau Arial 6 point.

6. Dalam hal luas o Arial 5 point = 0,75 mm


permukaan label kurang
dari atau sama dengan
10 cm2 (sepuluh
sentimeter persegi),
tulisan berupa huruf

12
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

No. Ketentuan Contoh


dan/atau angka wajib
dicantumkan dengan
ukuran paling kecil 0,75
mm (nol koma tujuh
puluh lima milimeter)
(Arial 5 point).

Tulisan berukuran minimal 0,75 mm


atau Arial 5 point.
7. Keterangan mengenai
nama produk dan
peringatan pada label
harus dicantumkan
dengan ukuran huruf
paling kecil sama dengan
atau lebih besar dari
huruf kecil “o” pada
jenis huruf Arial dengan
ukuran 2 mm (dua
milimeter) (Arial 12
point). Keterangan Tulisan pada keterangan peringatan
berupa peringatan minimal berukuran 2 mm atau Arial
tersebut meliputi: 12 point.
a. peringatan terkait
penggunaan
pemanis buatan;
b. keterangan tentang
pangan olahan yang
proses
pembuatannya
bersinggungan
dan/atau
menggunakan
fasilitas bersama

13
Pedoman
Pedoman Label
Label PanganOlahan
Pangan Olahan- 2020
- 2020

No. Ketentuan Contoh


dengan bahan
bersumber babi;
c. keterangan tentang
alergen;
d. peringatan pada
label minuman
beralkohol;
dan/atau
e. peringatan pada
label produk susu.

3.1.3 Keterangan yang Sekurang-kurangnya Ada pada Label


Label pangan olahan memuat keterangan paling sedikit
mengenai:
1. nama produk, meliputi nama jenis dan nama dagang
(bila ada);
2. daftar bahan yang digunakan;
3. berat bersih atau isi bersih;
4. nama dan alamat pihak yang memproduksi atau
mengimpor;
5. halal bagi yang dipersyaratkan;
6. tanggal dan kode produksi;
7. keterangan kedaluwarsa;
8. nomor izin edar;
9. asal usul bahan pangan tertentu.

Selain keterangan tersebut diatas, pada label pangan olahan


juga wajib mencantumkan keterangan lain yaitu:
1. Informasi Nilai Gizi;
2. 2D Barcode;
3. Keterangan lain yang diwajibkan sesuai peraturan
perundang-undangan.

14
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Contoh pencantuman keterangan yang sekurang-kurangnya


ada pada label pangan olahan dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Contoh label pangan olahan (2)

Pelabelan produk pangan olahan yang dijual kepada pelaku


usaha untuk diolah kembali menjadi pangan olahan lainnya
memuat keterangan paling sedikit mengenai:
a. nama produk;
b. berat bersih atau isi bersih;
c. nama dan alamat pihak yang memproduksi atau
mengimpor;
d. tanggal dan kode produksi; dan
e. keterangan kedaluwarsa.
Dapat ditambahkan keterangan “Tidak untuk
Diperdagangkan secara Eceran” atau “Not for Retail Sale”.
Keterangan butir a sampai butir e dapat dicantumkan pada
bagian yang paling mudah dilihat dan dibaca.

15
Pedoman
Pedoman Label
Label PanganOlahan
Pangan Olahan- 2020
- 2020

Pangan olahan yang dijual kepada pelaku usaha untuk diolah


kembali menjadi pangan olahan lainnya merupakan pangan
yang ditujukan untuk keperluan business-to-business (B to B).
Apabila produk tersebut didaftarkan di Badan POM untuk
memperoleh nomor izin edar, maka pencantuman label harus
mengikuti ketentuan pelabelan secara umum sebagaimana
diatur dalam Peraturan Badan POM nomor 31 Tahun 2018
tentang Label Pangan Olahan.

Contoh pelabelan produk pangan olahan yang dijual kepada


pelaku usaha untuk diolah kembali menjadi pangan olahan
lainnya dapat dilihat pada Gambar 4.

Produk B to B dengan izin edar Produk B to B tanpa izin edar


Gambar 4. Produk B to B

3.1.4 Bagian Label Pangan


Dalam Peraturan Label Pangan Olahan terdapat istilah yang
terkait bagian label pangan, yaitu bagian yang paling mudah
dilihat dan dibaca. Yang dimaksud dengan bagian label yang
paling mudah dilihat dan dibaca adalah bagian satu sisi
pandang yang terlihat ketika produk dipajang (di-display) dan

16
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

memuat keterangan yang sangat penting diketahui oleh


konsumen sesuai ketentuan peraturan yang berlaku.

Pernyataan atau keterangan yang harus ada atau tercetak


pada bagian yang paling mudah dilihat dan dibaca adalah:
1. nama jenis;
2. nama dagang (bila ada);
3. berat/isi bersih;
4. nama/alamat pihak yang memproduksi;
5. keterangan halal bagi yang dipersyaratkan*;
6. nomor izin edar;
7. keterangan kedaluwarsa.
*keterangan halal bagi produk pangan olahan berlaku
wajib sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 31
Tahun 2019 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk
Halal.

Keterangan tersebut dicantumkan sebagai satu kesatuan


bagian dalam satu sisi pandang. Contoh keterangan yang
harus ada atau tercetak pada bagian yang paling mudah
dilihat dan dibaca seperti pada Gambar 5.

17
Pedoman
Pedoman Label
Label PanganOlahan
Pangan Olahan- 2020
- 2020

Gambar 5. Bagian label

Informasi yang dapat dicantumkan pada bagian lain label:


1. daftar bahan/komposisi;
2. kode produksi;
3. informasi alergen;
4. 2D Barcode; dan
5. informasi lain yang diizinkan dicantumkan sebagaimana
diatur pada peraturan.
Contoh informasi yang dapat dicantumkan pada bagian lain
label dapat dilihat pada Gambar 6.

18
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Gambar 6. Informasi pada bagian lain label

Dalam hal luas permukaan label kurang dari atau sama


dengan 10 cm2, informasi yang dapat dicantumkan paling
sedikit memuat:
1. nama produk, meliputi nama jenis dan nama dagang (bila
ada);
2. tanggal kedaluwarsa; dan
3. nomor izin edar.
Label dengan luas permukaan kurang dari atau sama dengan
10 cm2 dan tidak dijual eceran, keterangan tanggal
kedaluwarsa dapat dicantumkan pada kemasan sekunder.
Contoh pencantuman informasi pada label dengan luas
permukaan kurang dari atau sama dengan 10 cm2 dapat dilihat
pada Gambar 7.

19
Pedoman
Pedoman Label
Label PanganOlahan
Pangan Olahan- 2020
- 2020

Gambar 7. Produk dengan luas permukaan label kurang dari atau


sama dengan 10 cm2

3.2 NAMA PRODUK


3.2.1 Pencantuman
Pencantuman nama produk yang terdiri dari nama dagang
dan nama jenis dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Contoh pencantuman nama produk


No. Ketentuan Contoh
1. Nama produk terdiri atas
nama jenis pangan olahan
dan nama dagang.

Nama jenis wajib


dicantumkan pada label
pangan olahan,
sedangkan nama dagang
dapat dicantumkan pada
label pangan olahan.

2. Nama produk
dicantumkan di bagian
label yang paling mudah
dilihat dan dibaca.

20
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

3.2.2 Nama Jenis


Nama jenis pangan olahan merupakan pernyataan atau
keterangan identitas mengenai pangan olahan dan harus
menunjukkan karakteristik spesifik dari pangan olahan sesuai
dengan ketentuan Kategori Pangan. Contoh penulisan nama
jenis pangan olahan dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Contoh penulisan nama jenis pangan olahan

1. Karakteristik spesifik dari pangan olahan meliputi


pengertian dan karakteristik dasar yang menunjukkan
sifat dan/atau keadaan yang sebenarnya.
2. Dalam hal pangan olahan telah diatur dalam SNI yang
diberlakukan wajib, penggunaan nama jenis pangan
olahan harus sesuai dengan ketentuan SNI. Contoh
penulisan nama jenis pangan olahan sesuai dengan
ketentuan SNI dapat dilihat pada Gambar 9.

21
Pedoman
Pedoman Label
Label PanganOlahan
Pangan Olahan- 2020
- 2020

Air Minum Dalam Kemasan


Diproduksi oleh: PT Makmur Sejahtera Isi Bersih 225 ml
Jl. Raya Raya, Jakarta 12345 – Indonesia
BPOM RI MD 123456789012

TEPUNG TERIGU
Diproduksi oleh: PT Sejahtera Jaya Berat Bersih 500 gram
Jl. Raya Jayakarta, Jakarta 12345 – Indonesia
BPOM RI MD 123456789012

Garam Konsumsi Beriodium


Diproduksi oleh: PT Sejahtera Abadi Berat Bersih 300 gram
Jl. Raya Windu, Jakarta 12345 – Indonesia
BPOM RI MD 123456789012
Gambar 9. Contoh penulisan nama jenis pangan olahan sesuai
ketentuan SNI

3. Untuk minuman beralkohol yang nama jenisnya tidak


tercantum dalam kategori pangan, pada label
dicantumkan:
”MINUMAN BERALKOHOL GOLONGAN ....”.
Contoh penulisan minuman beralkohol yang nama
jenisnya tidak tercantum dalam kategori pangan dapat
dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Contoh penulisan minuman beralkohol yang nama


jenisnya tidak tercantum dalam kategori pangan

22
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

4. Dalam hal nama jenis pangan olahan belum ditetapkan


dalam kategori pangan, penggunaan nama jenis pangan
olahan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Kepala Badan POM.

3.2.3 Nama Dagang


1. Nama dagang dapat berupa gambar, kata, huruf, angka,
susunan warna, dan/atau bentuk lain tersebut yang
memiliki daya pembeda.
2. Nama dagang tidak dapat digunakan apabila nama
dagang memuat unsur sebagai berikut:
a. bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, moralitas agama, budaya,
kesusilaan, dan/atau ketertiban umum;
b. tidak memiliki daya pembeda;
c. telah menjadi milik umum;
d. menggunakan nama jenis atau nama umum/generik
terkait pangan olahan yang bersangkutan;
e. menggunakan kata sifat yang secara langsung atau
tidak langsung dapat memengaruhi penafsiran
terhadap pangan olahan;
f. menggunakan kata yang terkait aspek keamanan
pangan, gizi, dan/atau kesehatan; dan/atau
g. menggunakan nama dagang yang telah mempunyai
sertifikat merek untuk pangan olahan sejenis atas
nama orang dan/atau badan usaha lain.
3. Nama dagang yang telah memiliki sertifikat merek dapat
digunakan sepanjang tidak bertentangan dengan aspek
keamanan pangan, gizi, dan kesehatan.

23
Pedoman
Pedoman Label
Label PanganOlahan
Pangan Olahan- 2020
- 2020

3.3 DAFTAR BAHAN YANG DIGUNAKAN


3.3.1 Pencantuman
1. Bahan yang digunakan dalam proses produksi pangan
meliputi bahan baku, BTP, dan bahan penolong.
2. Pencantuman daftar bahan yang digunakan harus
didahului dengan tulisan “daftar bahan”, “bahan yang
digunakan”, “bahan-bahan”, atau “komposisi”. Tidak
boleh menggunakan istilah lain selain yang tercantum
dalam peraturan. Contoh penulisan daftar bahan yang
digunakan dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11. Contoh penulisan daftar bahan yang digunakan

3. Bahan penolong yang digunakan dalam proses produksi


pangan olahan tidak perlu dicantumkan dalam daftar
bahan.
4. Penulisan keterangan “dari … (diikuti nama bahan)” yang:

24
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

a. Diletakkan di bagian yang paling mudah dilihat,


dan/atau
b. Diletakkan di narasi dan ditekankan dengan
penggunaan ukuran, warna, dan/atau jenis huruf
yang berbeda;
maka persentase bahan tersebut wajib ditulis di daftar
bahan dan kandungan bahan tersebut sekurang-
kurangnya 50%.
Contoh penulisan keterangan “dari … (diikuti nama
bahan)” dapat dilihat pada Gambar 12.

BIMBA merupakan bakso


yang terbuat DARI
DAGING SAPI yang
diracik dengan bumbu
pilihan, menghasilkan
bakso dengan tekstur
yang halus dan kenyal.
BIMBA cocok untuk
dipadupadankan dalam
berbagai masakan untuk
keluarga tercinta.
Gambar 12. Contoh penulisan keterangan “dari … (diikuti nama bahan)”

5. Pencantuman ‘dengan … (diikuti jenis dan/atau golongan


BTP)’ pada pangan olahan tidak diperbolehkan. Contoh:
dengan steviol glikosida, dengan pewarna alami, dengan
perisa alami.

25
Pedoman
Pedoman Label
Label PanganOlahan
Pangan Olahan- 2020
- 2020

6. Pencantuman gambar bahan pangan pada label BTP


hanya boleh dicantumkan jika BTP mengandung bahan

X
pangan tersebut.

Gambar 13. Contoh yang salah untuk pencantuman bahan


pangan pada BTP (1)

Gambar 13 adalah contoh yang salah untuk pencantuman


bahan pangan pada BTP karena contoh produk pemanis
alami glikosida steviol pada komposisinya tidak
mengandung daun stevia sehingga tidak boleh

X
mencantumkan gambar daun stevia.

Gambar 14. Contoh yang salah untuk pencantuman bahan


pangan pada BTP (2)

Gambar 14 adalah contoh yang salah untuk pencantuman


bahan pangan pada BTP karena produk pemanis alami
sorbitol tidak boleh mencantumkan gambar jagung
dengan alasan tidak mengandung jagung dalam
komposisinya.

7. Pangan yang mengandung zat gizi (yang diatur di


Peraturan BPOM tentang Klaim, hasil kajian atau SNI
vitamin dan mineral) tidak boleh mencantumkan
keterangan “dengan … (diikuti nama zat gizi)” atau “dari
… (diikuti nama zat gizi)”, kecuali pangan tersebut
memenuhi persyaratan klaim untuk zat gizi tersebut.

26
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

8. Air yang ditambahkan juga harus dicantumkan dalam


daftar bahan yang digunakan, kecuali air tersebut
merupakan bagian dari kandungan bahan yang
digunakan. Air yang ditambahkan yang seluruhnya
mengalami penguapan selama proses pengolahan dapat
tidak dicantumkan dalam daftar bahan yang digunakan.
Air yang ditambahkan dianggap menguap seluruhnya jika
produk akhirnya berbentuk padat dan kering.

Pencantuman air pada komposisi produk minuman teh


Daftar bahan: Air, Gula, Sirup Jagung Tinggi
Fruktosa, Teh Hitam, Pengatur Keasaman (Asam
Sitrat, Natrium Sitrat), Konsentrat Buah Apel,
Perisa Sintetik (Apel, Blackcurrant) dan
Antioksidan (Asam Askorbat).

Produk biskuit, pencantuman air mengalami penguapan


seluruhnya.
Daftar bahan: Tepung Gandum, Gula, Minyak Kedelai,
Maltodekstrin, Susu Bubuk, Minyak Kelapa Sawit, Air,
Cokelat Bubuk, Pengemulsi Lesitin Kedelai, Garam,
Pengembang (Amonium hidrogen karbonat, Natrium
hidrogen karbonat)

Produk biskuit, yang tidak mencantumkan air pada


komposisi

Daftar bahan: Tepung terigu, gula, lemak reroti


(mengandung antioksidan tokoferol), kakao bubuk, whey
bubuk, pewarna alami karamel IV, susu bubuk, garam,
pengembang (ammonium bikarbonat dan natrium
bikarbonat), pengemulsi (lesitin kedelai), perisa sintetik.
Gambar 15. Pencantuman air pada bahan pangan

27
Pedoman
Pedoman Label
Label PanganOlahan
Pangan Olahan- 2020
- 2020

3.3.2 Bahan yang beririsan fungsi dengan zat gizi


1. Jenis bahan yang beririsan fungsi dengan zat gizi misalnya
psyllium, beta glukan, pektin. Zat gizi tersebut telah diatur
dalam Peraturan BPOM terkait Pengawasan Klaim dalam
Label dan Iklan Pangan, hasil kajian, maupun SNI vitamin
dan mineral. Contoh pencantuman bahan yang beririsan
fungsi dengan zat gizi dapat dilihat pada Gambar 16.

Gambar 16. Contoh pencantuman bahan yang beririsan


fungsi dengan zat gizi

2. Pangan yang mengandung zat gizi tidak boleh


mencantumkan “dengan (diikuti nama zat gizi)” atau
“dari (diikuti nama zat gizi)” kecuali telah didaftarkan dan
memenuhi pesyaratan sebagai pangan berklaim untuk zat
gizi tersebut.

3.3.3 Pencantuman Kadar Alkohol


1. Pangan olahan yang ditambahkan alkohol wajib
mencantumkan persentase kadar alkohol pada bagian
yang mudah dilihat dan/atau dibaca. Kadar alkohol pada
produk dicantumkan berdasar hasil analisis. Contoh
pangan olahan yang ditambahkan alkohol yaitu produk
arak masak mirin yang dalam komposisinya ditambahkan
alkohol (etanol) dapat dilihat pada Gambar 17.

28
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Arak Masak Mirin


(dengan Alkohol)

Mengandung Alkohol ± 2,4%


Isi Bersih: 200 ml
BPOM RI ML 123456789012

Daftar Bahan: Fruktosa, Beras


Ketan, Cuka Fermentasi, Beras,
Alkohol ± 2,4%, Garam.
Gambar 17. Pangan olahan yang ditambahkan alkohol

2. Dalam hal pangan olahan mengandung alkohol ikutan


(carry over), pencantuman kadar alkohol ditulis pada
daftar bahan yang digunakan setelah pencantuman bahan
yang mengandung alkohol tersebut. Pangan olahan
mengandung alkohol ikutan (carry over) misalnya produk
cokelat yang dalam komposisinya ditambahkan whisky.
Whisky tersebut mengandung alkohol ± 41%. Ilustrasi
dapat dilihat pada Gambar 18.

Praline Isi Krim Rasa Whisky

Daftar bahan: gula pasir (mengandung pengawet sulfit), lemak


kakao, susu bubuk, lemak nabati, sirup glukosa, kakao massa,
whisky (mengandung alkohol ± 41%), sirup gula
terkaramelisasi, susu bubuk tanpa lemak, whey bubuk, perisa
sintetik, pemanis alami sorbitol, pengemulsi lesitin kedelai.

Gambar 18. Pangan olahan mengandung alkohol ikutan (1)

29
Pedoman
Pedoman Label
Label PanganOlahan
Pangan Olahan- 2020
- 2020

Pencantuman kadar alkohol juga dapat dituliskan pada


bagian akhir daftar bahan yang menunjukkan kadar
alkohol di produk akhir dengan menuliskan:
“mengandung alkohol ± ….%” seperti yang terlihat pada
Gambar 19.

Praline Isi Krim Rasa Whisky

Daftar bahan: gula pasir (mengandung pengawet sulfit), lemak


kakao, susu bubuk, lemak nabati, sirup glukosa, kakao massa,
whisky, sirup gula terkaramelisasi, susu bubuk tanpa lemak,
whey bubuk, perisa sintetik, pemanis alami sorbitol, pengemulsi
lesitin kedelai. Mengandung alkohol ± 1,14%.

Gambar 19. Pangan olahan mengandung alkohol ikutan (2)

3. Pencantuman kadar alkohol tidak diwajibkan untuk


pangan olahan yang ditambahkan alkohol atau
mengandung alkohol ikutan (carry over) namun tidak
terdeteksi pada produk akhir yang dibuktikan dengan hasil
analisis dari laboratorium terakreditasi atau telah memiliki
sertifikat halal.

3.3.4 Bahan Tambahan Pangan (BTP)


1. BTP yang dicantumkan pada daftar bahan meliputi:
a. BTP yang bersumber dari penambahan langsung;
b. BTP Ikutan (carry over).
2. Keterangan mengenai BTP yang ditambahkan langsung
pada pangan olahan, harus dicantumkan dalam daftar
bahan yang digunakan. Keterangan tersebut meliputi:
a. nama golongan BTP;
b. untuk BTP golongan antioksidan, pemanis (pemanis
alami atau pemanis buatan), pengawet, pewarna
(pewarna alami atau pewarna sintetik), dan/atau

30
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

penguat rasa di samping mencantumkan nama


golongan BTP juga mencantumkan nama jenis BTP;
c. Untuk BTP golongan pewarna yang memiliki nomor
indeks (Color Index atau CI) pewarna, di samping
mencantumkan nama golongan BTP dan nama jenis
BTP juga mencantumkan nomor indeks pewarna; dan
d. Untuk BTP golongan perisa dicantumkan nama
kelompok perisa meliputi perisa alami dan/atau perisa
sintetik.
Contoh pencantuman daftar bahan untuk BTP yang
ditambahkan langsung dapat dilihat pada Gambar 20.

Contoh 1 Contoh 2
Daftar bahan: tepung Daftar bahan: Sukrosa,
terigu, gula, lemak reroti, maltodekstin, bubuk teh hijau
kakao bubuk, kakao (4%), bubuk teh hitam (1%),
massa, whey bubuk, serbuk leci (1%), garam, perisa
pengembang, pengemulsi sintetik, pengatur keasaman,
nabati. penstabil nabati, pemanis buatan
aspartam dan asesulfam-K.
Contoh 3 Contoh 4
Daftar bahan: Susu sapi segar, Daftar bahan: air, gula, cokelat
air, gula, susu skim bubuk, pelapis, susu skim bubuk, lemak
ekstrak pisang (5%), lemak nabati, cokelat bubuk,
susu, penstabil nabati, perisa maltodekstrin, pengemulsi nabati,
sintetik, pewarna alami perisa sintetik, pewarna sintetik
kurkumin CI 75300, premiks (Tartrazin CI 19140, Ponceau 4R
vitamin. CI 16255).

Contoh 5
Daftar bahan: air, gula, cokelat pelapis, susu skim bubuk, lemak
nabati, cokelat bubuk, maltodekstrin, pengemulsi nabati, perisa
sintetik stroberi, perisa sintetik vanila, pewarna sintetik
(Tartrazin CI 19140, Ponceau 4R CI 16255).
Gambar 20. Pencantuman daftar bahan untuk BTP yang
ditambahkan langsung

31
Pedoman
Pedoman Label
Label PanganOlahan
Pangan Olahan- 2020
- 2020

3. Keterangan mengenai BTP ikutan harus dicantumkan


setelah bahan yang mengandung BTP dan hanya berlaku
untuk BTP golongan antioksidan, pemanis (pemanis
alami atau pemanis buatan), pengawet, pewarna
(pewarna alami atau pewarna sintetik), dan penguat
rasa.
4. Keterangan tentang asal usul bahan BTP yang
bersumber dari hewan maupun tanaman untuk BTP
pengemulsi, pengental, dan penstabil harus
dicantumkan pada daftar bahan berupa nama BTP diikuti
dengan asal bahan, contoh: “pengemulsi lesitin
kedelai”, “pengental nabati”, “penstabil nabati”,
“penstabil gelatin sapi”.
5. Keterangan tentang asal usul bahan BTP yang berasal
dari babi harus dicantumkan pada daftar bahan berupa
nama BTP diikuti dengan asal bahan (babi), contoh:
“penstabil gelatin babi”
6. BTP ikutan dicantumkan setelah bahan yang
mengandung BTP ikutan tersebut. Contoh pencantuman
BTP ikutan dapat dilihat pada Gambar 21.

Daftar bahan: air, minyak nabati, daging ayam (10%),


Texturized Vegetable Protein (TVP), gula, kecap (mengandung
kedelai), garam, saus tomat (mengandung pengawet natrium
benzoat, natrium metabisulfit, antioksidan alfa tokoferol), ayam
bubuk (5%), lada hitam bubuk, bawang merah, penguat rasa
dinatrium-5’-inosinat, ekstrak ragi, bawang putih, tiram bubuk
(mengandung udang dan ikan), vitamin (A, B1, B6, B12, Niasin,
Asam Folat, dan Pantotenat) dan pengental nabati.

Gambar 21. Pencantuman BTP ikutan

32
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

7. BTP ikutan yang tidak terdeteksi pada bahan baku atau


produk akhir tidak dicantumkan pada daftar bahan
dibuktikan dengan melampirkan Certificate of Analysis
(CoA) bahan baku atau produk.

8. BTP ikutan harus dicantumkan setelah bahan yang


mengandung BTP.
Jika terdapat lebih dari 1 (satu) bahan yang mengandung
BTP ikutan yang sama, boleh dicantumkan di bagian
akhir dengan memilih salah satu diantara berikut:
1) BTP ikutan dicantumkan pada setiap bahan yang
mengandung BTP ikutan tersebut. Contoh dapat
dilihat pada Gambar 22.

Daftar Bahan: Air, Gula (mengandung pengawet belerang


dioksida), sirup glukosa (mengandung pengawet belerang
dioksida)

Gambar 22. BTP ikutan dituliskan di setiap bahan yang


mengandung BTP ikutan tersebut

Keterangan pada contoh: pengawet belerang


dioksida terdapat dalam dua bahan baku yaitu gula
dan sirup glukosa

2) BTP ikutan dicantumkan setelah bahan yang


mengandung BTP dengan cara mendekatkan bahan
yang mengandung BTP ikutan yang sama. Contoh
dapat dilihat pada Gambar 23.

33
Pedoman
Pedoman Label
Label PanganOlahan
Pangan Olahan- 2020
- 2020

Daftar Bahan: Air, Gula dan Sirup glukosa


(mengandung pengawet belerang dioksida)

Gambar 23. BTP ikutan dicantumkan berdekatan dengan bahan


yang mengandung BTP ikutan yang sama

3) Apabila terdapat 2 bahan yang mengandung BTP


ikutan yang sama, namun berdasarkan kaidah urutan
persentase jumlah bahan pada daftar bahan yang
digunakan letaknya terpisah maka dapat dituliskan
seperti contoh pada Gambar 24.

Daftar Bahan: air, gula (mengandung pengawet


belerang dioksida), kakao bubuk, krimer nabati, susu
bubuk, sirup glukosa (mengandung pengawet
belerang dioksida).

Atau

Daftar Bahan: air, gula, kakao bubuk, krimer nabati,


susu bubuk, sirup glukosa. Gula dan sirup glukosa
mengandung pengawet belerang dioksida

Gambar 24. BTP ikutan yang sama dituliskan terpisah sesuai kaidah
urutan persentase jumlah bahan

4) Apabila produk mengandung BTP yang ditambahkan


langsung namun BTP tersebut juga sebagai BTP ikutan
dari bahan lain, maka BTP tersebut dapat dituliskan 1 kali
saja sebagai penambahan langsung. Hal ini dapat dilihat
seperti contoh pada Gambar 25.

34
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Daftar Bahan: susu sapi segar, air, gula, susu skim


bubuk, ekstrak pisang, lemak susu, penstabil nabati,
perisa sintetik, antioksidan dl –L tokoferol, vitamin A
(mengandung antioksidan dl –L tokoferol), B1, B2.

Atau

Daftar Bahan: susu sapi segar, air, gula, susu


skim bubuk, ekstrak pisang, lemak susu,
penstabil nabati, perisa sintetik, antioksidan dl –
L tokoferol, vitamin A, B1, B2.

Gambar 25. BTP penambahan langsung namun juga sebagai BTP


ikutan dari bahan lain

9. Pangan olahan yang mengandung pemanis buatan.


Untuk pangan olahan yang menggunakan pemanis
buatan, wajib dicantumkan peringatan berikut:
a. Pangan olahan yang menggunakan pemanis
buatan:
“Mengandung pemanis buatan, disarankan tidak
dikonsumsi oleh anak di bawah 5 (lima) tahun, ibu
hamil, dan ibu menyusui”
Contoh pencantuman peringatan pangan olahan
dengan pemanis buatan dapat dilihat pada Gambar
26.

35
Pedoman
Pedoman Label
Label PanganOlahan
Pangan Olahan- 2020
- 2020

Daftar bahan:
Gula, Krimer Nabati, Kopi Bubuk Instan, Susu Skim Bubuk, Perisa
Sintetik, Garam, Pemanis Buatan (Asesulfam-K, Sukralosa)

Mengandung pemanis buatan, disarankan tidak dikonsumsi oleh


anak di bawah 5 (lima) tahun, ibu hamil, dan ibu menyusui.

Gambar 26. Pencantuman peringatan pangan olahan yang


menggunakan pemanis buatan

b. Pangan olahan untuk penderita diabetes dan/atau


makanan berkalori rendah:
“Untuk penderita diabetes dan/atau orang yang
membutuhkan makanan berkalori rendah.”
Ketentuan ini dimaksudkan untuk pangan olahan
yang memenuhi ketentuan pangan olahan untuk
keperluan diet khusus.
Contoh pencantuman peringatan pangan olahan
untuk penderita diabetes dan/atau makanan
berkalori rendah dapat dilihat pada Gambar 27.

Daftar Bahan:
Bubuk Base, Kaseinat, Maltodekstrin, Bubuk Kopi Instan, Pewarna Alami
Karamel III Amonia Proses, Pemanis Buatan Sukralosa, Perisa Sintetik,
Premiks Vitamin dan Mineral, Kalsium Karbonat (Mengandung
Antioksidan (Askorbil Palmitat dan di-α-Tokoferol)), Pemanis Alami
Sorbitol.

Untuk penderita diabetes dan/atau orang yang membutuhkan makanan


berkalori rendah.

Mengandung pemanis buatan, disarankan tidak dikonsumsi oleh anak di


bawah 5 (lima) tahun, ibu hamil, dan ibu menyusui.

Konsumsi berlebihan mempunyai efek laksatif.

Gambar 27. Peringatan pangan olahan untuk penderita diabetes


dan/atau makanan berkalori rendah

36
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

c. Pangan olahan yang menggunakan pemanis


buatan aspartam: “Mengandung fenilalanin, tidak
cocok untuk penderita fenilketonurik”
Contoh pencantuman peringatan pangan olahan
yang menggunakan pemanis buatan Asesulfam K
dan Aspartam dapat dilihat pada Gambar 28.

Daftar Bahan:
Pati Tapioka, Kacang Tanah, Minyak Nabati (Mengandung
Antioksidan TBHQ), Gula, Bumbu Sambal Balado (Mengandung
Ekstrak Minyak Cabai 5%), Penguat Rasa (Dinatrium Inosinat dan
Guanilat), Pemanis Buatan (Asesulfam-K dan Aspartam), Pewarna
Alami Karmin Cl 75470), Bawang Putih, Garam, Penguat Rasa
Mononatrium Glutamat.

Mengandung pemanis buatan, disarankan tidak dikonsumsi oleh


anak di bawah 5 (lima) tahun, ibu hamil dan ibu menyusui.
Mengandung fenilalanin, tidak cocok untuk penderita feniketonurik.

Gambar 28. Peringatan pangan olahan yang menggunakan pemanis


buatan aspartam

d. Pangan olahan yang mengandung poliol:


“Konsumsi berlebihan mempunyai efek laksatif”
Jenis BTP yang harus mencantumkan peringatan
mengandung poliol dalam peraturan ini adalah dari
golongan pemanis yang mengandung poliol
misalnya Maltitol dan Silitol.
Contoh pencantuman peringatan pangan olahan
yang mengandung poliol berupa kembang gula
mint rasa jeruk, menggunakan pemanis alami
manitol, dapat dilihat pada Gambar 29.

37
Pedoman
Pedoman Label
Label PanganOlahan
Pangan Olahan- 2020
- 2020

Daftar Bahan:
Sirup Glukosa, Gula, Pemanis Alami Manitol,
Ekstrak Mint, Konsentrat Sari Buah Jeruk 2%,
Antikempal Magnesium Stearat.

Konsumsi berlebihan mempunyai efek laksatif.


Gambar 29. Peringatan pangan olahan yang mengandung poliol

10. BTP yang Diperdagangkan Secara Eceran


a. BTP yang diperdagangkan secara eceran wajib
dicantumkan keterangan: tulisan “Bahan
Tambahan Pangan”; nama golongan BTP; dan
nama jenis BTP. Contoh pelabelan BTP yang
diperdagangkan secara eceran dapat dilihat pada
Gambar 30.

Gambar 30. BTP yang diperdagangkan secara eceran

38
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

b. Untuk BTP pemanis alami atau buatan wajib juga


dicantumkan keterangan:
 kesetaraan kemanisan jenis pemanis terhadap
gula sukrosa yang dapat dilihat pada Tabel 3.
 tulisan ”Mengandung pemanis buatan,
disarankan tidak dikonsumsi oleh anak di
bawah 5 (lima) tahun, ibu hamil, dan ibu
menyusui”, dan
 untuk sediaan BTP pemanis buatan wajib
mencantumkan peringatan sesuai dengan
ketentuan.
 untuk BTP pemanis buatan dalam bentuk
table top mencantumkan: tulisan "Untuk
penderita diabetes” dan/atau “orang yang
membutuhkan makanan berkalori rendah”.
Contoh label BTP pemanis buatan dapat
dilihat pada Gambar 31.

39
Pedoman
Pedoman Label
Label PanganOlahan
Pangan Olahan- 2020
- 2020

Tabel 3. Daftar pemanis buatan dan kesetaraan kemanisan terhadap


gula sukrosa
Kesetaraan
No. Jenis BTP (INS) Kemanisan terhadap
Gula Sukrosa (kali)
1. Sorbitol (Sorbitol) 420(i); 0,5 – 0,7
Sorbitol Sirup (Sorbitol syrup) 420(ii)
2. Manitol (Mannitol) (421) 0,5 – 0,7
3. Isomalt/Isomaltitol (Isomalt/ Isomaltitol) 0,45 – 0,65
(953)
4. Thaumatin (Thaumatin) (957) 2000-3000
5. Glikosida steviol (Steviol glycosides) (960) 200-300
6. Maltitol (Maltitol) (965(i)); 0,9
Maltitol sirup (Maltitol syrup) (965(ii))
7. Laktitol (Lactitol) (966) 0,3 – 0,4
8. Silitol (Xylitol) (967) 1 (sama)
9. Eritritol (Erythritol) (968) 0,6-0,8
10. Asesulfam-K (Acesulfame Potassium) (950) 200
11. Aspartam (Aspartame) (951) 60 - 220
12. Asam siklamat (Cyclamic acid) 952(i); 30
Kalsium siklamat (Calcium cyclamate) 952(ii);
Natrium siklamat (Sodium cyclamate)
952(iv)
13. Sakarin (Saccharin) 954(i); 300 – 500
Kalsium sakarin (Calcium saccharin) 954(ii);
Kalium sakarin (Potassium saccharin)
954(iii);
Natrium sakarin (Sodium saccharin) 954(iv)
14. Sukralosa(Sucralose/ 600
Trichlorogalactosucrose) (955)
15. Neotam (Neotame) (961) 7.000 – 13.000

40
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Gambar 31. BTP pemanis buatan

c. Untuk BTP pemanis buatan aspartam wajib


dicantumkan peringatan:
“Mengandung fenilalanin, tidak cocok untuk
penderita fenilketonurik” dan “Tidak cocok
digunakan untuk bahan yang akan dipanaskan”.
Contoh pencantuman peringatan BTP pemanis
buatan aspartam dapat dilihat pada Gambar 32.

41
Pedoman
Pedoman Label
Label PanganOlahan
Pangan Olahan- 2020
- 2020

Daftar bahan per sachet: Laktosa, Pemanis Buatan: Aspartam,


Antikempal: Silikon Dioksida.

Mengandung fenilalanin, tidak cocok untuk penderita feniketonurik


dan
Tidak cocok digunakan untuk bahan yang akan dipanaskan.
Gambar 32. BTP pemanis buatan aspartam

d. Untuk table-top sweetener yang kemasannya


terlalu kecil sehingga seluruh keterangan tidak
mungkin dicantumkan, tetap wajib mencantumkan
nama jenis BTP, nama dan alamat pihak yang
memproduksi, dan kesetaraan kemanisan terhadap
gula sukrosa. Contoh pelabelan table-top
sweetener dapat dilihat pada Gambar 33.

Gambar 33. Table-top sweetener

11. Untuk BTP pewarna, wajib dicantumkan:


a. Nomor indeks (Colour Index, CI), jika jenis BTP
tersebut memiliki nomor indeks;
b. Tulisan “Pewarna Pangan” dengan huruf kapital
berwarna hijau di dalam kotak persegi panjang
berwarna hijau; dan

42
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

c. Logo huruf M di dalam suatu lingkaran berwarna


hitam.

Contoh pelabelan BTP pewarna dapat dilihat pada


Gambar 34.

Gambar 34. BTP Pewarna

12. Pada Label BTP Campuran wajib dicantumkan:


a. tulisan “Bahan Tambahan Pangan Campuran”;
b. nama golongan BTP yang mempunyai fungsi
utama; misalnya suatu produk BTP campuran
pewarna, penstabil, dan antikempal; jika fungsi
utamanya sebagai pewarna maka pencantuman di
label adalah ‘pewarna’;

43
Pedoman
Pedoman Label
Label PanganOlahan
Pangan Olahan- 2020
- 2020

c. jenis pangan olahan yang diizinkan menggunakan


BTP Campuran;
d. takaran penggunaan dalam jenis pangan olahan.
Contoh pelabelan BTP Campuran dapat dilihat pada
Gambar 35 dan Gambar 36.

Gambar 35. BTP campuran pewarma

44
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Gambar 36. BTP campuran pewarma dan perisa

13. Keterangan Tanpa BTP


a. Pada label dapat dicantumkan keterangan tanpa
BTP, meliputi BTP pemanis buatan, pengawet,
pewarna sintetik, antioksidan, dan/atau penguat
rasa. Keterangan tanpa BTP tidak dapat
dicantumkan untuk jenis BTP yang beririsan fungsi
dengan zat nilai gizi.
b. Keterangan tanpa BTP dapat dicantumkan jika
pada produk akhir pangan olahan tidak
mengandung jenis BTP tersebut.
c. Keterangan tanpa BTP pada label meliputi:
 tanpa pemanis buatan;
 tanpa pengawet;
 tanpa pewarna sintetik;
 tanpa antioksidan; dan/atau
 tanpa penguat rasa.

45
Pedoman
Pedoman Label
Label PanganOlahan
Pangan Olahan- 2020
- 2020

Contoh Pencantuman keterangan tanpa pengawet


dapat dilihat pada Gambar 37.

DAFTAR BAHAN:
AIR, GULA, TEH (1%), PERISA SINTETIK, PENGATUR
KEASAMAN (TRINATRIUM SITRAT, ASAM SITRAT,
ASAM FOSFAT), ANTIOKSIDAN (ASAM ASKORBAT),
PEMANIS ALAMI GLIKOSIDA STEVIOL (STEVIA),
BUBUK SIRSAK (0,5%). TANPA PENGAWET

Gambar 37. Pencantuman tanpa pengawet

d. Keterangan tanpa BTP dicantumkan setelah daftar


bahan yang digunakan. Keterangan tanpa BTP
tidak boleh di-highlight/ditonjolkan. Contoh
pencantuman keterangan tanpa BTP dapat dilihat
pada Gambar 38 dan Gambar 39.

DAFTAR BAHAN:
AIR, GULA, TEH (1%), PERISA SINTETIK,
PENGATUR KEASAMAN (TRINATRIUM SITRAT,
ASAM SITRAT, ASAM FOSFAT), ANTIOKSIDAN
(ASAM ASKORBAT), PEMANIS ALAMI GLIKOSIDA
STEVIOL (STEVIA), BUBUK SIRSAK (0,5%).
TANPA PENGAWET
Gambar 38. pencantuman tanpa BTP yang salah

46
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

DAFTAR BAHAN:
AIR, GULA, TEH (1%), PERISA SINTETIK,
PENGATUR KEASAMAN (TRINATRIUM SITRAT,
ASAM SITRAT, ASAM FOSFAT), ANTIOKSIDAN
(ASAM ASKORBAT), PEMANIS ALAMI
GLIKOSIDA STEVIOL (STEVIA), BUBUK SIRSAK
(0,5%). TANPA PENGAWET

Gambar 39. pencantuman tanpa BTP yang benar

3.3.5 Bahan Penolong


Bahan penolong yang digunakan dalam produksi pangan
tidak dicantumkan dalam daftar bahan. Pada label untuk
bahan penolong yang diperdagangkan wajib dicantumkan
keterangan seperti terlihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Keterangan wajib pada label bahan penolong


Bahan Penolong Golongan
Bahan Penolong
Umum Enzim yang Menggunakan
Golongan Enzim
Penjerap Enzim
a. tulisan “Bahan a. tulisan “Bahan a. tulisan “Bahan
Penolong”; Penolong”; Penolong”;
b. golongan b. golongan bahan b. golongan bahan
bahan penolong; penolong;
penolong; c. jenis bahan c. jenis bahan penolong;
c. jenis bahan penolong; d. tulisan “TARA
penolong; d. tulisan “TARA PANGAN”;
d. tulisan “TARA PANGAN”; e. nomor enzyme
PANGAN”. e. nomor enzyme commission (EC);
commission (EC); f. sumber jenis bahan
f. sumber jenis penolong;
bahan penolong. g. nama jenis penjerap
enzim.

47
Pedoman
Pedoman Label
Label PanganOlahan
Pangan Olahan- 2020
- 2020

3.4 BERAT BERSIH/ISI BERSIH DAN BOBOT TUNTAS


1. Berat bersih atau isi bersih merupakan informasi
mengenai jumlah pangan olahan yang terdapat di dalam
kemasan atau wadah dicantumkan dalam satuan metrik.
2. Berat berat/Isi bersih dan bobot tuntas dicantumkan
pada bagian yang paling mudah dilihat dan/atau dibaca
oleh konsumen.

3.4.1 Berat Bersih/Isi Bersih


Contoh penulisan berat bersih dan isi bersih dapat dilihat
pada Tabel 5.

Tabel 5. Berat bersih/isi bersih


No. Ketentuan Contoh
1. Penulisan satuan berat
bersih atau isi bersih
meliputi:
 padat :
miligram (mg), gram
(g), kilogram (kg)

 cair : mililiter
(ml atau mL), liter (l
atau L)

 semi padat :
miligram (mg), gram
(g), kilogram (kg),
mililiter (ml atau
mL), liter (l atau L).

48
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

No. Ketentuan Contoh

2. Dalam hal produk berupa


butiran atau bijian, selain
berat bersih dapat
dicantumkan jumlah butir
atau biji dan berat per
butir atau per biji.
Contoh:
”Berat bersih: 50 gram (Isi
5 butir @ 10 g)”
”Berat bersih: 1 g (5 butir
@ 200 mg)”
Atau

3.4.2 Bobot Tuntas


1. Pada pangan padat yang menggunakan medium cair, pada
label selain dicantumkan berat bersih, harus dicantumkan
pula bobot tuntas atau berat tuntas. Bobot tuntas atau
berat tuntas dihitung dengan cara pengurangan berat
bersih dengan berat medium cair, dan dibuktikan dengan
hasil analisa. Contoh bobot tuntas pangan padat dalam
medium cair misalnya produk ikan tuna dalam saus cabai

49
Pedoman
Pedoman Label
Label PanganOlahan
Pangan Olahan- 2020
- 2020

dengan berat bersih 155 g, bobot tuntas sebesar 95 g


dapat dilihat pada Gambar 40.

Ikan Tuna dalam Saus Cabai


BPOM RI MD 123456789012
Berat bersih/Net Weight 155 g
Bobot tuntas/Drained weight 95 g
Gambar 40. Bobot tuntas pangan padat dalam medium cair

2. Pangan yang disalut atau dilapis dengan medium padat,


pada label selain dicantumkan berat bersih, juga dapat
dicantumkan pula bobot tuntas atau berat tuntas. Bobot
tuntas atau berat tuntas dihitung dengan cara
pengurangan berat bersih dengan berat bahan
penyalutnya dengan dilampirkan perhitungannya. Contoh
bobot tuntas pangan yang dilapis dengan medium padat
misalnya produk udang lapis tepung (breaded shrimp)
dengan berat bersih 120 g, berat tuntas sebesar 95 g dapat
dilihat pada Gambar 41.

Gambar 41. Bobot tuntas pangan yang dilapis dengan medium


padat

50
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

3.5 NAMA DAN ALAMAT PIHAK YANG MEMPRODUKSI ATAU


MENGIMPOR
3.5.1 Pencantuman
1. Pihak yang memproduksi, pihak yang mengimpor, pihak
pemberi kontrak, pihak penerima kontrak dan/atau
pihak pemberi lisensi pangan olahan wajib
mencantumkan nama dan alamat.
2. Nama dan alamat pihak yang memproduksi atau
mengimpor dicantumkan pada bagian yang paling
mudah dilihat dan/atau dibaca oleh konsumen.

3.5.2 Produk Dalam Negeri


1. Alamat yang dicantumkan paling sedikit meliputi nama
kota, kode pos, dan Indonesia seperti yang terlihat pada
Gambar 42.

Diproduksi oleh/Produced by:


CV. Suka Suka Tbk
Indramayu 12345 – Indonesia
Gambar 42. Produksi dalam negeri

2. Dalam hal alamat tidak terdaftar pada direktori kota atau


buku telepon, pihak yang memproduksi harus
mencantumkan alamat secara jelas dan lengkap seperti
yang terlihat pada Gambar 43.

Diproduksi oleh/Produced by:


CV. Suka Suka
Jln. Cahaya Nusantara No. 35, RT 03 RW 02, Desa
Bukit Harja, Kecamatan Sukamulya,
Kabupaten Indramayu, Jawa Barat – Indonesia
Gambar 43. Produksi dalam negeri dengan alamat tidak terdaftar
pada direktori kota atau buku telepon

51
Pedoman
Pedoman Label
Label PanganOlahan
Pangan Olahan- 2020
- 2020

3. Dalam hal produk dalam negeri yang sama diekspor ke


negara lain, maka pada label dapat dicantumkan tulisan
“Diimpor oleh/imported by: ...” dibagian lain label
seperti yang terlihat pada Gambar 44.

Pada bagian yang paling mudah dilihat dan dibaca:

Diproduksi oleh PT Maju Terus, Tangerang 12345 – Indonesia.

Pada bagian lain pada label:


Diimport oleh/Imported by: Malaysia - Terus Terang, Sdn
Bhd (012345-A) Jaya, Selangor Malaysia.
Singapore -Terang Sejahtera, Marina Gardens,
Singapore.
Brunei – Terang Maju, Junjungan Industrial Park, Brunei
Darussalam.

Gambar 44. Produk dalam negeri yang diedarkan didalam negeri


sekaligus diekspor ke negara lain

3.5.3 Produk Impor


1. Pencantuman alamat untuk produsen pangan olahan
impor paling sedikit meliputi nama kota dan negara.
2. Pihak yang mengimpor dan/atau distributor yang
mendapatkan penunjukan dari negara asal wajib juga
mencantumkan nama dan alamat yang didahului dengan
keterangan berupa “Diimpor/didistribusikan oleh ... “.
Contoh pencantuman nama dan alamat pihak yang
mengimpor atau mendistribusikan dapat dilihat pada
Gambar 45.

52
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Bagian paling mudah dilihat dan dibaca: Bagian lain label:

Sari Buah Anggur Diproduksi oleh:


Berat Bersih: 250 g Baek Hyun Food
Agricultural Co. Ltd
BPOM RI ML 123456789012 G35-49, Gwangjang-ro,
Cheongan-myeon,
Diimpor oleh: PT. Jaya Indonesia
Goesan-gun,
Bogor 12345, Indonesia
Chungcheongbuk,
Didistribusikan oleh: PT Sentosa
Korea
Nusantara, Tangerang 54321,
Indonesia

Atau
Bagian paling mudah dilihat dan dibaca: Bagian lain label:

Sari Buah Anggur Diproduksi oleh:


Berat Bersih: 250 g Baek Hyun Food
Agricultural Co. Ltd
BPOM RI ML 123456789012 G35-49, Gwangjang-ro,
Cheongan-myeon,
Diimpor oleh: PT. Jaya Indonesia
Goesan-gun,
Bogor 12345, Indonesia
Chungcheongbuk, Korea

Didistribusikan oleh: PT
Sentosa
Nusantara, Tangerang
54321, Indonesia

Gambar 45. Produksi luar negeri.

4. Alamat pihak yang mengimpor dan/atau distributor


paling sedikit mencantumkan nama kota, kode pos, dan
Indonesia seperti terlihat pada Gambar 46.

53
Pedoman
Pedoman Label
Label PanganOlahan
Pangan Olahan- 2020
- 2020

Diproduksi oleh :
LOUNA MANON ROS-1 Rue Brillat Savarin 12345
Saint-Tropez, France

Diimpor oleh :
PT. Merdeka Food – Yogyakarta 54321, Indonesia

Gambar 46. Alamat produk impor

5. Dalam hal alamat tidak terdaftar pada direktori kota atau


buku telepon, pihak yang mengimpor dan/atau
distributor harus mencantumkan alamat secara jelas dan
lengkap seperti yang terlihat pada Gambar 47.

Diproduksi oleh :
LOUNA MANON ROS-1 Rue Brillat Savarin 12345
Saint-Tropez, France

Diimpor oleh :
CV. Mawar Sari – Jalan Pahlawan No. 77 RT 05 RW
08, Desa Bringjo, Kecamatan Rawasari, Kabupaten
Jaya Jaya, Probolinggo, Indonesia

Gambar 47. Alamat pihak mengimpor tidak terdaftar pada direktori


kota atau buku telepon

3.5.4 Produk Diproduksi Secara Kontrak


Pangan olahan yang diproduksi secara kontrak, pihak
pemberi kontrak dan pihak penerima kontrak wajib
mencantumkan nama dan alamat yang dilengkapi dengan
tulisan:
“Diproduksi oleh ... untuk ...” , ”Dikemas oleh ...untuk ... ”
Contoh penulisan alamat pada produk pangan yang
diproduksi secara kontrak dapat dilihat pada Gambar 48.

54
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Diproduksi oleh/Produced by: PT. Teramas Agung, Padang


12345, Indonesia
Untuk/For: PT. Indah Permai Jaya, Bogor 54321, Indonesia
Gambar 48. Produk pangan olahan diproduksi secara kontrak

3.5.5 Produk Diproduksi Berdasarkan Lisensi


Keterangan pemberi lisensi dapat dicantumkan selama
dilengkapi dengan data dukung berupa surat kerja sama.
Keterangan nama dan alamat pihak pemberi lisensi wajib
dicantumkan dengan tulisan:
“Diproduksi oleh ... di bawah lisensi ...“

Contoh penulisan alamat pada produk pangan yang


diproduksi berdasarkan lisensi dapat dilihat pada Gambar 49.

DIPRODUKSI OLEH: PT. BLUREN FLORIS INDONESIA,


TANGERANG 12345, INDONESIA
DIBAWAH LISENSI: BLUREN FLORIS ROS, FRANCE

Atau

Bagian yang Paling Mudah Dibaca Bagian Lain Label


DIPRODUKSI OLEH: DIBAWAH LISENSI: BLUREN
PT. BLUREN FLORIS INDONESIA, FLORIS ROS, FRANCE
TANGERANG 12345, INDONESIA.

Gambar 49. Produk pangan olahan berdasarkan lisensi

3.5.6 Nama dan Alamat Distributor


1. Jika produsen bekerja sama dengan distributor untuk
mendistribusikan produknya, maka harus dicantumkan
informasi nama dan alamat distributor selain nama dan
alamat produsen, seperti: “Diproduksi oleh .... ,
Didistribusikan oleh…”.

55
Pedoman
Pedoman Label
Label PanganOlahan
Pangan Olahan- 2020
- 2020

2. Alamat distributor paling sedikit mencantumkan nama


kota, kode pos, dan nama negara Indonesia.
3. Penulisan distributor pada label diizinkan selama
dilengkapi dengan data dukung surat kerjasama
distribusi dan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
kerjasama distribusi dan Surat Izin Usaha Perdagangan
(SIUP) distributor.
Contoh penulisan nama dan alamat distributor dapat dilihat
pada Gambar 50.

Diproduksi oleh: PT. Jaya Abadi Indonesia Tbk


Bekasi 17117 – Indonesia
Didistribusikan oleh: PT. Tigamas Sentral Indonesia
Jakarta 12130 – Indonesia

Gambar 50. Nama dan alamat distributor

3.6 KETERANGAN HALAL BAGI YANG DIPERSYARATKAN


Pelaku usaha yang memproduksi atau mengimpor pangan
olahan yang dikemas eceran untuk diperdagangkan di
wilayah Indonesia wajib mencantumkan keterangan halal
setelah mendapatkan sertifikat halal.
Keterangan halal dicantumkan pada bagian yang paling
mudah dilihat dan/atau dibaca oleh konsumen.
Ketentuan lebih lanjut tentang pencantuman keterangan
halal dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

3.7 TANGGAL DAN KODE PRODUKSI


1. Tanggal dan kode produksi wajib dicantumkan pada label
dan diletakkan pada bagian yang mudah dilihat dan
dibaca.
2. Pencantuman tanggal dan kode produksi pada label
didahului tulisan “Kode Produksi” diikuti nomor bets
(batch) dan/atau waktu produksi.

56
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

3. Penulisan tanggal dan kode produksi dapat disesuaikan


dengan penulisan yang semakna.
Contoh penulisan tanggal dan kode produksi dapat dilihat
pada Gambar 51.

Arti kode produksi : Mesin Arti kode produksi : Tanggal 15


Nomor 01, Shift 02, Hari Juni 2020, Pukul 14.00
Pertama Bulan Pertama
Biskuit Rasa Lemon
Biskuit Rasa Lemon
Diproduksi oleh: PT.
Diproduksi oleh: PT. Teramas
Teramas Indah Pertiwi,
Indah Pertiwi, Medan 30144,
Medan 30144, Indonesia
Indonesia
Kode produksi: M1020101
Kode produksi: 15 06 20 14.00

Arti kode produksi: Mesin Arti kode produksi: Mesin Nomor


Nomor 01, Shift 02, Tanggal 15 03, Bulan September 2019
Juni 2020, Pukul 14.00
Biskuit Rasa Lemon Biskuit Rasa Lemon
Diproduksi oleh: PT. Diproduksi oleh: PT. Teramas
Teramas Indah Pertiwi, Indah Pertiwi, Medan 30144,
Medan 30144, Indonesia Indonesia.

Kode produksi: M102 15 06 Kode Produksi:


20 14.00 DPK03 September 2019

Arti kode produksi: Mesin Nomor 03, Bulan September 2019


Biskuit Rasa Lemon
Diproduksi oleh: PT. Teramas Indah Pertiwi,
Medan 30144, Indonesia

Kode Produksi:
DPK03
September 2019
Gambar 51. Penulisan tanggal dan kode produksi

57
Pedoman
Pedoman Label
Label PanganOlahan
Pangan Olahan- 2020
- 2020

4. Tanggal dan kode produksi dapat dicantumkan terpisah dari


keterangan pada label dan harus disertai dengan petunjuk
tempat pencantuman kode produksi. Contoh penulisan
tanggal dan kode produksi yang dicantumkan terpisah dari
keterangannya dapat dilihat pada Gambar 52.

“Kode Produksi, lihat bagian bawah kaleng”; atau


“Kode produksi, lihat pada tutup botol”.

Kode Produksi, lihat


bagian bawah kaleng

Baik digunakan sebelum/Kode Produksi:


(Lihat pada bagian belakang kemasan)
Gambar 52. Penulisan tanggal dan kode produksi yang
dicantumkan terpisah dari keterangannya
3.8 KETERANGAN KEDALUWARSA
1. Keterangan kedaluwarsa ditempatkan pada bagian yang
paling mudah dilihat dan dibaca.
2. Keterangan kedaluwarsa didahului tulisan: “Baik
digunakan sebelum” dan dinyatakan dalam tanggal,
bulan, dan tahun. Contoh penulisan keterangan
kedaluwarsa dapat dilihat pada Gambar 53.

Biskuit Rasa Pisang


Diproduksi oleh: PT. Teramas Indah Pertiwi, Medan
30144, Indonesia
Baik digunakan sebelum: 25 Oktober 2023
Gambar 53. penulisan keterangan kedaluwarsa

3. Dalam hal pangan olahan dengan masa simpan ≤ 3 (tiga)


bulan, keterangan kedaluwarsa yang dicantumkan
meliputi tanggal, bulan dan tahun, sedangkan untuk
pangan olahan dengan masa simpan > 3 (tiga) bulan,

58
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

keterangan kedaluwarsa yang dicantumkan meliputi


tanggal, bulan dan tahun; atau bulan dan tahun. Contoh
penulisan keterangan kedaluwarsa dengan masa simpan ≤
3 (tiga) bulan dan > 3 (tiga) bulan dapat dilihat pada
Gambar 54.

Pangan Olahan dengan masa simpan ≤ 3 (tiga) bulan

Biskuit Rasa Lemon


Diproduksi oleh: PT. Teramas Indah Pertiwi, Medan
30144, Indonesia
Kode Produksi: DPK03 September 2019
Baik digunakan sebelum: 10 Juni 2021

Biskuit Rasa Lemon


Diproduksi oleh: PT. Teramas Indah Pertiwi, Medan
30144, Indonesia
Kode Produksi: DPK03 September 2019
Baik digunakan sebelum: Juni 2021

Pangan olahan dengan masa simpan > 3 (tiga) bulan

Gambar 54. Penulisan keterangan kedaluwarsa dengan masa simpan


≤ 3 (tiga) bulan dan > 3 (tiga) bulan

4. Keterangan kedaluwarsa didahului tulisan: “Baik


digunakan sebelum”.
5. Keterangan kedaluwarsa dapat dicantumkan terpisah dari
tulisan “Baik digunakan sebelum”, dan disertai dengan

59
Pedoman
Pedoman Label
Label PanganOlahan
Pangan Olahan- 2020
- 2020

petunjuk tempat pencantuman tanggal kedaluwarsa.


Contoh penulisan keterangan kedaluwarsa dengan
petunjuk tempat pencantuman tanggal kedaluwarsa
dapat dilihat pada Gambar 55.

Baik digunakan sebelum:


(Lihat pada bagian atas
14 Juli 2022
kemasan)

Gambar 55. Penulisan keterangan kedaluwarsa dengan petunjuk


tempat pencantuman tanggal kedaluwarsa

6. Pangan olahan yang tidak perlu mencantumkan


keterangan tanggal kedaluwarsa, yaitu:
a. Minuman yang mengandung alkohol paling sedikit
7% (tujuh persen), antara lain Anggur (Grape Wine),
Still Grape Wine, Anggur Sparkling dan Semi
Sparkling, Anggur Fortifikasi, Anggur Liqueur dan
Anggur Manis, Anggur Buah, Anggur Beras, Anggur
Beras Ketan, Anggur Brem Bali, Anggur Sayur
(Vegetable Wine), Tuak, Anggur Tonikum Kinina,
Sake, Mead, Anggur Madu, dan Minuman Spirit yang
Mengandung Etanol Lebih Dari 15% (sesuai dengan
Kategori Pangan);
b. Cuka;
c. Roti dan kue yang mempunyai masa simpan kurang
dari atau sama dengan 24 (dua puluh empat) jam.
Namun, pangan olahan di atas harus mencantumkan
tanggal produksi dan/atau tanggal pengemasan seperti
terlihat pada Gambar 56.

60
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Minuman Beralkohol Cuka Apel Roti isi Daging Cincang


Anggur Merah Tanggal Tanggal Produksi: 25 Juni 2019
Mengandung Alkohol:
± 12%
Pengemasan: Pengemasan: 25 Juni 2019
Tanggal Produksi: 25 25 Juni 2015
Juni 2019

Gambar 56. Pencantuman tanggal produksi dan/atau tanggal pengemasan


pada pangan olahan yang tidak perlu mencantumkan keterangan tanggal
kedaluwarsa

Jika tanggal kedaluwarsa sangat dipengaruhi oleh cara


penyimpanan, maka cara penyimpanan harus dicantumkan
pada label, dan berdekatan dengan keterangan kedaluwarsa
seperti yang terlihat pada Gambar 57.

Gambar 57. Pencantuman tanggal kedaluwarsa yang dipengaruhi


oleh cara penyimpanan

61
Pedoman
Pedoman Label
Label PanganOlahan
Pangan Olahan- 2020
- 2020

Jika penulisan cara penyimpanan tidak memungkinkan


berdekatan dengan keterangan kedaluwarsa, maka cara
penyimpanan dapat dituliskan terpisah dari keterangan
kedaluwarsa namun harus disertai dengan petunjuk
tempat penulisan cara penyimpanan seperti yang terlihat
pada Gambar 58.

Contoh 1: Contoh 2:
Pada bagian yang paling Pada bagian yang paling
mudah dilihat dan dibaca: mudah dilihat dan dibaca:
Baik digunakan sebelum: Baik digunakan sebelum:
Lihat pada bagian atas 17 Mei 2020
kemasan Petunjuk penyimpanan
Simpan pada suhu 4 oC lihat pada bagian atas
kemasan

Pada bagian atas Pada bagian atas


kemasan: kemasan:
17 Mei 2020 Simpan pada suhu 4 oC.

Contoh 3:
Pada bagian yang paling mudah dilihat dan dibaca:
Baik digunakan sebelum: Lihat pada bagian
atas kemasan
Petunjuk penyimpanan lihat pada bagian bawah
kemasan

Pada bagian atas kemasan:


17 Mei 2020
Pada bagian bawah kemasan:
Simpan pada suhu 4 oC.
Gambar 58. Contoh penulisan cara penyimpanan

62
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

7. Untuk produk impor, jika tercantum petunjuk


penyimpanan khusus dalam bahasa aslinya, maka harus
dicantumkan juga petunjuk penyimpanan tersebut dalam
bahasa Indonesia seperti penulisan “setelah dibuka,
simpan dalam lemari es” dan “simpan di tempat yang
sejuk dan kering” pada Gambar 59.

Gambar 59. Petunjuk penyimpanan khusus dalam bahasa asing dan


Bahasa Indonesia

3.9 NOMOR IZIN EDAR


1. Pencantuman nomor izin edar pangan olahan produk
dalam negeri harus diawali dengan tulisan “BPOM RI MD”
yang diikuti dengan digit angka seperti yang terlihat pada
Gambar 60.

Ikan Tuna dalam Saus Cabai


BPOM RI MD 123456789012
Berat bersih/Net Weight 155 g
Bobot tuntas/Drained weight 95 g

Gambar 60. Nomor izin edar produk dalam negeri

2. Pencantuman nomor izin edar pangan olahan produk


impor harus diawali dengan tulisan “BPOM RI ML” yang
diikuti dengan digit angka seperti yang terlihat pada
Gambar 61.

63
Pedoman
Pedoman Label
Label PanganOlahan
Pangan Olahan- 2020
- 2020

BPOM RI ML 123456789012
Berat Bersih: 100 g
Gambar 61. Nomor izin edar produk impor

3. Nomor izin edar yang dicantumkan pada label harus sesuai


dengan nomor pendaftaran pangan yang tercantum pada
izin edar.
4. Dalam hal pangan olahan merupakan pangan olahan
industri rumah tangga, pada label harus dicantumkan
tulisan “P-IRT” diikuti nomor Sertifikat Produksi Pangan
Industri Rumah Tangga (SPP-IRT) seperti yang terlihat
pada Gambar 62.

PIE SUSU
Oleh - Oleh Khas Bali
P-IRT No. 1234567890123-45
Gambar 62. Nomor izin edar produk P-IRT

3.10 ASAL USUL BAHAN PANGAN TERTENTU


3.10.1 Asal Bahan Pangan Tertentu yang Bersumber dari Hewan atau
Tanaman
1. Asal usul bahan pangan tertentu merupakan bahan yang
bersumber atau mengandung atau berasal dari hewan
atau tanaman, baik dalam bentuk tunggal atau campuran
atau produk olahan atau produk turunannya yang terkait
dengan status kehalalan produk.
2. Keterangan tentang asal usul bahan pangan tertentu
harus dicantumkan pada daftar bahan berupa nama bahan
diikuti dengan asal bahan. Contoh: “pengemulsi lesitin
kedelai”, “penstabil nabati”, “minyak babi”, “minyak

64
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

nabati”. Contoh penulisan keterangan asal usul bahan


pangan tertentu dapat dilihat pada Gambar 63.

Daftar Bahan: Tepung Gandum, Gula, Minyak


Kedelai, Maltodekstrin, Susu Bubuk, Minyak Kelapa
Sawit, Air, Cokelat Bubuk, Pengemulsi Lesitin
Kedelai, Garam, Pengembang (Amonium hidrogen
karbonat, Natrium hidrogen karbonat)

Daftar Bahan: Sirup Glukosa (mengandung Pengawet Sulfit),


Gula, Air, Pembentuk Gel Gelatin Sapi (mengandung
Pengawet Sulfit), Pengatur Keasaman (Natrium Sitrat),
Penstabil Dipati Adipat Terasetilasi, Pengatur Keasaman
(Asam Malat, Asam Sitrat), Pembentuk Gel Pektin, Penstabil
Tetranatrium Difosfat, Perisa Sintetik Mangga, Pewarna
sintetik (Tartrazine CI No 19140, Kuning FCF CI No 15985).

Gambar 63. Penulisan keterangan asal usul bahan tertentu

3.10.2 Pangan yang Diproduksi Melalui Proses Khusus


1. Pangan yang diproduksi melalui proses khusus meliputi
pangan Produk Rekayasa Genetik (PRG) atau pangan
iradiasi. Contoh penulisan produk rekayasa genetik
dapat dilihat pada Gambar 64.

Gambar 64. Produk rekayasa genetik

a. Setiap orang yang memproduksi dan


menggunakan bahan baku, BTP dan/atau bahan
lain yang berasal dari produk rekayasa genetik
untuk diedarkan wajib mencantumkan keterangan
pada label berupa tulisan: “PRODUK REKAYASA

65
Pedoman
Pedoman Label
Label PanganOlahan
Pangan Olahan- 2020
- 2020

GENETIK”. Untuk pangan PRG yang mengandung


bahan baku tunggal dicantumkan pada nama jenis
pangan pada bagian yang paling mudah dilihat.

Tepung Kedelai
Produk Rekayasa Genetik
Gambar 65. Produk rekayasan genetik mengandung bahan
baku tunggal

b. Untuk pangan PRG yang merupakan bahan baku


yang digunakan dalam pangan olahan, keterangan
dicantumkan setelah nama bahan baku pangan PRG
pada daftar bahan yang digunakan. Contoh
penulisan bahan baku pangan PRG pada produk
tahu dengan bahan baku Kedelai Produk Rekayasa
Genetik dapat dilihat pada Gambar 66.

Daftar Bahan: Kedelai Produk Rekayasa


Genetik (99,3 %), Daun Pandan.

Gambar 66. Bahan baku pangan produk rekayasa genetik

c. Pencantuman keterangan berupa tulisan “PRODUK


REKAYASA GENETIK” tidak berlaku untuk minyak,
lemak, gula, pati, atau pangan PRG lain yang telah
mengalami proses pemurnian lebih lanjut dan tidak
teridentifikasi mengandung protein PRG.

2. Pelabelan pangan olahan yang mengalami perlakuan


iradiasi (sesuai Peraturan Badan POM tentang Cara
Iradiasi Pangan yang Baik)
a. Informasi yang harus dicantumkan pada label:

66
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

1) tulisan “IRADIASI” yang dicantumkan setelah


nama jenis pangan;
2) tulisan “TIDAK BOLEH DIIRADIASI ULANG”
apabila pangan olahan tersebut tidak boleh
diiradiasi ulang;
3) tanggal, bulan, dan tahun iradiasi;
4) nama negara tempat iradiasi dilakukan;
logo pangan iradiasi harus sesuai dengan
Peraturan Badan POM No. 18 tahun 2019
tentang Cara Iradiasi Pangan yang Baik seperti
yang terlihat pada Gambar 67. Contoh
pelabelan pangan olahan iradiasi dapat dilihat
pada Gambar 68.

Gambar 67. Logo pangan iradiasi

TIDAK BOLEH DIRADIASI ULANG


Diiradiasi tanggal: 20 Mar 2020
Negara : Indonesia
Indonesia

Gambar 68. Pangan olahan iradiasi

b. Wajib memiliki sertifikat iradiasi dari Badan


Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN). Pangan

67
Pedoman
Pedoman Label
Label PanganOlahan
Pangan Olahan- 2020
- 2020

olahan iradiasi luar negeri (impor) tidak perlu


diiradiasi ulang oleh BAPETEN, namun cukup
menyertakan bukti iradiasi dari pemerintah yang
berwenang sesuai dengan Peraturan Badan POM
No. 3 tahun 2018 tentang Pangan Iradiasi pada
Pasal 13.

c. Dalam hal pangan iradiasi merupakan bahan yang


digunakan dalam suatu produk pangan, tulisan
“Iradiasi” wajib dicantumkan dalam daftar bahan
yang digunakan setelah nama bahan yang diiradiasi
seperti yang terlihat pada Gambar 69.

Daftar Bahan: Tepung Terigu, Lada (Pangan


Iradiasi), Garam.
Gambar 69. Pangan iradiasi sebagai suatu bahan dari produk pangan

3.10.3 Pangan Olahan Mengandung Bahan Berasal dari Babi


1. Pangan olahan mengandung bahan berasal dari babi
wajib mencantumkan tanda khusus berupa tulisan
“MENGANDUNG BABI” dan gambar babi seperti yang
terlihat pada Gambar 70.

Gambar 70. Pelabelan pangan olahan mengandung babi

2. Tanda khusus dicantumkan pada bagian yang paling


mudah dilihat dan/atau dibaca.

68
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

3. Penulisan bahan pangan yang berasal dari babi harus


diikuti dengan kata “babi”. Contoh: “daging babi”,
“gelatin babi”, “lemak babi” seperti yang terlihat pada
Gambar 71.

Daftar bahan: Daging babi (86%), minyak


nabati, bumbu, garam

Gambar 71. Penulisan bahan pangan berasal dari babi

3.10.4 Pangan Olahan yang Melalui Proses Pembuatan yang


Bersinggungan dengan Bahan Bersumber Babi
1. Pangan Olahan yang melalui proses pembuatan yang
bersinggungan dan/atau mengunakan fasilitas bersama
dengan bahan bersumber babi, pada label harus
dicantumkan keterangan berupa tulisan “Pada proses
pembuatannya bersinggungan dan/atau menggunakan
fasilitas bersama dengan bahan bersumber babi” dan
gambar babi seperti yang terlihat pada Gambar 72.

Gambar 72. Keterangan pangan olahan yang melalui proses


pembuatan yang bersinggungan dengan bahan bersumber babi

2. Tanda khusus tersebut dicantumkan pada bagian yang


paling mudah dilihat dan/atau dibaca seperti yang
terlihat pada Gambar 73.

69
Pedoman
Pedoman Label
Label PanganOlahan
Pangan Olahan- 2020
- 2020

MI INSTAN
MIE GORENG RASA JAJANGMYUN KOREA

BPOM RI ML 123456789012
Diproduksi oleh: PT. EXO, Seoul Korea Selatan
Diimpor oleh: PT. OXX, Jakarta 12345 Indonesia
Baik digunakan sebelum: 23 Juni 2021

Gambar 73. Pencantuman keterangan pangan olahan yang melalui


proses pembuatan yang bersinggungan dengan bahan bersumber
babi

70
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

BAB IV
KETERANGAN LAIN

4.1 KETERANGAN INFORMASI PESAN KESEHATAN


Label yang mengandung gula, garam, dan/atau lemak dan
dikonsumsi dalam jumlah yang dapat menimbulkan risiko penyakit
tidak menular wajib dicantumkan informasi pesan kesehatan.
Jenis pangan olahan yang wajib mencantumkan pesan kesehatan
dan jumlah kandungan gula, natrium, dan lemak akan diatur sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.

4.2 KETERANGAN TENTANG PERUNTUKAN


Label pangan olahan tertentu wajib dicantumkan keterangan
tentang peruntukan yang memuat informasi tentang target
konsumen dari suatu produk, meliputi bayi, ibu hamil, ibu
menyusui, dan orang dengan penyakit tertentu. Contoh
pencantuman keterangan tentang peruntukkan dapat dilihat pada
Gambar 74.

Bubur Bayi
Makanan Pendamping ASI Pokok Bubuk Instan Rasa Ayam
untuk Bayi Usia 8-12 Bulan

Pangan Olahan Keperluan Medis Khusus untuk


Penyandang Diabetes
Rasa Kapucino

Indikasi Peruntukan:
Diindikasikan bagi penyandang Diabetes yang tidak bisa
makan makanan biasa. Produk bukan untuk penggunaan
secara parenteral.

Gambar 74. Keterangan tentang peruntukan

71
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

4.3 KETERANGAN TENTANG CARA PENGGUNAAN


Keterangan tentang cara penggunaan mencakup informasi
tentang cara penyiapan dan saran penyajian.
1) Pangan olahan yang memerlukan penyiapan sebelum
disajikan atau digunakan harus mencantumkan cara
penyiapan seperti dilarutkan dengan air, direbus atau
digoreng seperti contoh yang dapat dilihat pada Gambar 75.

Cara Penyiapan:
Larutkan 3 sendok makan (±45 g) dalam 180 ml air matang
hangat (±40 °C), aduk sampai larut, dan siap untuk diminum.

Cara Penyiapan:
1. Rebus mi dalam 400 cc (2 gelas) air mendidih selama
3 menit sambil diaduk.
2. Sementara mi direbus, campurkan bubuk, minyak
bubuk, dan cabai bubuk ke dalam mangkuk.
3. Tuangkan mi dan kuahnya ke dalam mangkuk, aduk
dengan bumbu hingga merata.
4. Mi siap disajikan.

Cara Penyiapan:
1. Tuangkan sedikit minyak pada wajan penggorengan datar
dan panaskan.
2. Masukkan produk beku dan goreng hingga berwarna
kuning keemasan selama 3 menit pada api kecil.
3. Angkat dan siap disajikan.

Gambar 75. Keterangan Cara Penyiapan

72
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

2) Dalam hal pangan olahan mencantumkan saran penyajian,


wajib mencantumkan tulisan “saran penyajian” yang
berdekatan dengan gambar tersebut, dan dapat disertakan
gambar bahan pangan lainnya seperti contoh yang dapat
dilihat pada Gambar 76.

Gambar 76. Pencantuman tulisan saran penyajian

4.4 KETERANGAN TENTANG CARA PENYIMPANAN


 Keterangan tentang cara penyimpanan wajib dicantumkan
pada label pangan olahan dengan masa simpan yang
dipengaruhi oleh kondisi penyimpanan, dan harus disimpan
pada kondisi penyimpanan khusus.
 Cara penyimpanan ini harus dicantumkan berdekatan dengan
keterangan kedaluwarsa seperti contoh yang dapat dilihat
pada Gambar 77.

Baik digunakan sebelum: 23 Mei 2021 jika disimpan pada


suhu 5 oC – 7 oC

Gambar 77. Cara penyimpanan

 Makna berdekatan pada kalimat ‘berdekatan dengan


keterangan kedaluwarsa’ adalah bahwa cara penyimpanan

73
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

tersebut mudah ditelusur oleh konsumen dan diletakkan


pada bagian yang mudah dilihat dan dibaca (tidak harus
selalu di bagian utama). Jika proses pencetakan tanggal
kedaluwarsa sulit diletakkan di bagian utama label maka pada
bagian utama boleh dituliskan seperti contoh yang dapat
dilihat pada Gambar 78.

Baik digunakan sebelum:


23 Mei 2021
lihat pada bagian belakang Simpan Beku -18 oC
kemasan
Bagian yang mudah dilihat dan dibaca Bagian belakang label
Gambar 78. Lokasi pencantuman cara penyimpanan

 Pangan olahan yang tidak lazim dikonsumsi untuk satu kali


makan atau dimaksudkan untuk lebih dari 1 (satu) saji, wajib
mencantumkan keterangan tentang cara penyimpanan
setelah kemasan dibuka seperti contoh yang dapat dilihat
pada Gambar 79.

Minuman Khusus Ibu Hamil

Perhatian
Produk sebaiknya dikonsumsi maksimal 1 bulan setelah
kemasan dibuka. Setelah dibuka, lipat kemasan dengan
rapat dan jangan disimpan dalam lemari pendingin.

Susu Pasteurisasi

o
Petunjuk Penyimpanan: Selalu simpan pada suhu 0-4 C.
Setelah dibuka, sebaiknya dikonsumsi dalam waktu 4 hari.

Gambar 79. Cara penyimpanan setelah kemasan dibuka

74
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

4.5 KETERANGAN TENTANG PERINGATAN


1) Pangan olahan yang mengandung pemanis buatan
Untuk pangan olahan yang menggunakan pemanis buatan,
keterangan tentang peringatan dapat dilihat pada Bab 3
bagian 3.3.4.

2) Alergen
Keterangan peringatan terkait alergen mengacu pada
Pedoman Implementasi Pelabelan Pangan Olahan:
Pencantuman Jumlah Bahan Baku dan Informasi Alergen
(Direktorat Stadardisasi Pangan Olahan tahun 2019, dapat
diunduh di subsite standarpangan.pom.go.id)

3) Minuman beralkohol
Contoh pencantuman peringatan produk minuman
beralkohol dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Peringatan pada produk minuman beralkohol


No. Ketentuan Contoh
a. Pada label minuman
beralkohol wajib MINUMAN BERALKOHOL
dicantumkan tulisan: Anggur Merah
 “MINUMAN Isi bersih: 750 ml
BERALKOHOL” Mengandung Alkohol ± 15%
 “Mengandung Alkohol ± v/v
…% v/v” BPOM RI ML 123456789012
 “DIBAWAH UMUR 21
TAHUN ATAU WANITA DIBAWAH UMUR 21 TAHUN
HAMIL DILARANG ATAU WANITA HAMIL
MINUM”. DILARANG MINUM

b. Pangan olahan yang


ditambahkan alkohol wajib
mencantumkan persentase
kadar alkohol pada bagian

75
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

No. Ketentuan Contoh


yang mudah dilihat, dan/atau
dibaca.
 Produk cair, pada label
dicantumkan MINUMAN BERALKOHOL
“mengandung alkohol Anggur Putih
±...% (v/v)” Mengandung Alkohol: ± 13.5%
v/v
Isi Bersih: 800 ml
BPOM RI ML 12345678912

 Produk yang berbentuk


padat atau semi-padat,
pada label dicantumkan
“mengandung alkohol ±
…%”.

Kadar alkohol pada


produk dicantumkan
berdasar hasil analisis.
c. Dalam hal pangan olahan
mengandung alkohol ikutan Contoh: “Komposisi: ..., whisky
(carry over), pencantuman (mengandung alkohol) ….”
kadar alkohol ditulis pada
daftar bahan yang digunakan,
setelah pencantuman bahan
yang mengandung alkohol
tersebut.

4) Produk susu
a. Produk susu mencakup susu bubuk, susu UHT, susu
pasteurisasi, dan susu steril; harus dicantumkan
peringatan berupa tulisan berwarna merah di dalam
kotak persegi panjang berwarna merah di atas dasar
putih. Contoh penulisan keterangan peringatan pada
produk susu dapat dilihat pada Gambar 80.

76
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Susu UHT Rasa Vanila

KOCOK DAHULU SEBELUM DIBUKA.

Gambar 80. Peringatan pada produk susu

b. Susu kental dan analognya pada label produk susu harus


dicantumkan peringatan berupa tulisan berwarna
merah di dalam kotak persegi panjang berwarna merah
di atas dasar putih. Contoh penulisan keterangan
peringatan pada produk susu kental dan analognya
dapat dilihat pada Gambar 81.

Susu Kental Manis

Simpan di tempat sejuk dan kering, jika tidak habis simpanlah


dalam kondisi tertutup.

Gambar 81. Peringatan pada produk susu kental dan analognya

4.6 KETERANGAN TENTANG PANGAN OLAHAN ORGANIK


 Wajib mencantumkan keterangan berupa tulisan
“ORGANIK”, dengan syarat telah memenuhi ketentuan harus
mengandung pangan organik paling sedikit 95% (sembilan

77
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

puluh lima persen) dari total berat atau volume, tidak


termasuk air dan garam.
 Memiliki sertifikat organik yang diterbitkan oleh Lembaga
Sertifikasi Organik (LSO) Indonesia untuk pangan olahan
produk dalam negeri dan produk impor. Logo organik luar
negeri dapat dicantumkan berdampingan dengan logo
organik Indonesia.
 Tulisan “ORGANIK” dicantumkan setelah nama jenis pangan.
 Wajib mencantumkan logo organik Indonesia.
 Ketentuan lebih lanjut sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan.
Contoh penulisan keterangan tentang pangan olahan organik
dapat dilihat pada Gambar 82.

KOPI BUBUK ARABIKA ORGANIK


Berat bersih: 250 g
BPOM RI MD 123456789012

Gambar 82. Keterangan tentang pangan olahan organik

4.7 KETERANGAN SPONSOR


 Keterangan terkait sponsor suatu kegiatan dapat
dicantumkan pada label setelah mendapat persetujuan dari
Kepala Badan dengan rekomendasi dari penanggung jawab
kegiatan.
 Pencantuman tulisan dan gambar terkait sponsor berlaku
sesuai batas waktu yang telah ditetapkan dalam persetujuan
pendaftaran atau persetujuan perubahan data.
Contoh penulisan keterangan sponsor dapat dilihat pada Gambar
83.

78
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Gambar 83. Keterangan sponsor

4.8 KETERANGAN LAYANAN PENGADUAN KONSUMEN


Pada label dapat dicantumkan keterangan tentang layanan
pengaduan konsumen, dapat berupa nomor telepon, alamat
surat elektronik/pos elektronik, nama unit, atau bagian yang
dapat dihubungi oleh konsumen. Contoh penulisan keterangan
layanan pengaduan konsumen dapat dilihat pada Gambar 84.

www.exocare.id

Layanan Konsumen:
Email: exocare@food.id
Gambar 84. Keterangan layanan pengaduan konsumen

4.9 KETERANGAN 2 (DUA) DIMENSI (2D BARCODE)


 Pada label wajib dicantumkan kode 2 Dimensi (2D Barcode)
 Dicetak pada kemasan dengan tinta warna hitam dan dasar
warna putih atau warna lain serta harus mudah dipindai dan
mampu dibaca oleh Aplikasi Track and Trace Badan POM.
 Wajib dicantumkan pada kemasan eceran sesuai dengan
pangan olahan yang didaftarkan. Jika kemasan eceran adalah

79
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

kemasan sekunder maka QR Code dicantumkan pada


kemasan sekunder dan kemasan primer tidak wajib
dicantumkan.
 Kewajiban dikecualikan untuk pangan olahan yang memiliki
luas permukaan label kurang dari atau sama dengan 10 cm 2.
 Dicantumkan secara proporsional terhadap luas permukaan
kemasan dengan ukuran paling sedikit 0,6 x 0,6 cm.
 Jika terdapat QR Code selain dari BPOM maka wajib
mencantumkan tulisan “BPOM RI” pada QR Code dari BPOM.
Pencantuman “BPOM RI” bisa di bagian bawah atau atas QR
Code.
 Metode otentifikasi akan diberlakukan berdasarkan kajian
risiko dan diterapkan pada pangan diet khusus.
Contoh penulisan keterangan 2D Barcode dapat dilihat pada
Gambar 85.

Jika terdapat QR Code lain maka:


BPOM RI

BPOM RI
atau

Gambar 85. Keterangan 2D Barcode

80
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

4.10 KETERANGAN SERTIFIKASI KEAMANAN DAN MUTU OLEH


LEMBAGA SERTIFIKASI
 Keterangan mengenai sertifikasi keamanan dan mutu pangan
olahan dapat dicantumkan pada label.
 Keterangan mengenai sertifikasi keamanan dan mutu pangan
olahan dapat berupa:
1) tanda SNI.
2) logo Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP).
3) logo sertifikat prima.
4) logo piagam bintang keamanan Pangan.
5) Program Manajemen Risiko.
6) Sistem Manajemen Keamanan Pangan, misalnya
“Perusahaan A telah tersertifikasi ISO 22000”,
“Perusahaan B telah tersertifikasi HACCP”.
 Keterangan mengenai sertifikasi keamanan dan mutu pangan
olahan dibuktikan dengan sertifikat yang masih berlaku dan
diterbitkan oleh lembaga sertifikasi yang terakreditasi
dan/atau lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah.
Contoh penulisan keterangan mengenai sertifikasi keamanan dan
mutu pangan olahan dapat dilihat pada Gambar 86.

Gambar 86. Keterangan sertifikasi keamanan dan mutu pangan olahan

81
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

4.11 TULISAN, LOGO DAN/ATAU GAMBAR YANG TERKAIT DENGAN


KELESTARIAN LINGKUNGAN
 Tulisan, logo dan/atau gambar yang terkait dengan
kelestarian lingkungan dapat dicantumkan pada label.
 Tulisan, logo dan/atau gambar yang terkait dengan
kelestarian lingkungan dapat berupa ekolabel, bahan
kemasan yang terbarukan atau istilah lain yang semakna.
 Pencantuman tulisan, logo dan/atau gambar yang terkait
dengan kelestarian lingkungan harus disertai dengan data
dukung yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Beberapa contoh penulisan keterangan mengenai kelestarian
lingkungan dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 87. Logo ekolabel Gambar 88. Logo klaim aspek


Indonesia lingkungan

4.12 TULISAN, LOGO DAN/ATAU GAMBAR YANG TERKAIT DENGAN


KEMASAN PANGAN
 Tulisan, logo dan/atau gambar yang terkait dengan
kemasan pangan dapat dicantumkan pada label.
 Tulisan, logo dan/atau gambar yang terkait dengan
kemasan pangan antara lain logo tara pangan, kode daur
ulang, ramah lingkungan, 100% daur ulang, atau istilah lain
yang semakna.
 Pencantuman tulisan, logo dan/atau gambar yang terkait
dengan kemasan pangan harus disertai dengan data

82
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

dukung yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan


ketentuan peraturan perundang-undangan.
Beberapa contoh penulisan keterangan mengenai kelestarian
lingkungan dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 90. Logo


tara pangan

Gambar 89. Kode daur ulang plastik

4.13 KETERANGAN UNTUK MEMBEDAKAN MUTU SUATU PANGAN


OLAHAN
1. Keterangan untuk membedakan mutu suatu pangan olahan
dapat digunakan dalam hal pangan olahan tersebut memiliki
perbedaan terkait karakteristik mutu dan/atau kandungan zat
gizi dengan pangan olahan sejenis.
2. Pangan olahan sejenis merupakan pangan olahan yang
diproduksi oleh perusahaan yang sama dan telah beredar.

83
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

3. Keterangan mengenai mutu suatu pangan olahan dapat


berupa tulisan dan/atau gambar.
4. Perbedaan kandungan gizi harus sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
5. Keterangan yang digunakan untuk menunjukkan perbedaan
mutu dan/atau kandungan gizi suatu pangan olahan dapat
berupa “spesial”, “premium”, “gold”, “platinum”, “ekstra”,
“plus (+)”, “advanced”, “asterik (*)”, atau kata lain yang
semakna. Contoh pencantuman keterangan mengenai mutu
suatu pangan olahan dapat dilihat pada Gambar 91.

Gambar 91. Pangan olahan yang mencantumkan kata ‘ekstra’

6. Keterangan berupa alami, murni, 100%, dengan ... (diikuti nama


bahan), dari (diikuti nama bahan), segar, dan asli dapat
dicantumkan pada label.
a. Pernyataan “alami” hanya dapat digunakan untuk pangan
olahan yang tidak dicampur dan tidak diproses; atau pangan
olahan yang diproses secara fisika tetapi tidak mengubah
sifat dan kandungannya.

84
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

b. Pernyataan “murni” atau “100%” hanya dapat digunakan


untuk pangan olahan yang tidak ditambahkan/dicampur
dengan bahan lain. Contoh penulisan 100% dapat dilihat pada
Gambar 92.

Susu UHT
100% dari susu sapi segar
Gambar 92. Pangan olahan yang mencantumkan kata ‘100%’

c. Pernyataan “Dengan (diikuti nama bahan)” atau kata yang


semakna dapat digunakan jika bahan tersebut merupakan
salah satu bahan baku yang digunakan dalam pangan olahan
yang bersangkutan. Penggunaan kata “dengan” atau kata
yang semakna harus mencantumkan jumlah bahan yang
digunakan. Contoh penulisan kata ‘dengan’ dapat dilihat
pada Gambar 93.

Dengan Daging Sapi

Daftar bahan: daging sapi (54%), penstabil nabati,


bawang putih, garam, pengemulsi pati asetat, pewarna
alami karamel I, pengawet kalium sorbat

Gambar 93. Pangan olahan yang mencantumkan kata ‘dengan’

d. Pernyataan “Dari (diikuti nama bahan)” dapat digunakan


jika bahan tersebut merupakan salah satu bahan baku
utama yang digunakan dalam pangan olahan yang
bersangkutan (kandungan bahan tersebut minimal 50%).
Contoh penulisan kata ‘dari’ dapat dilihat pada Gambar 94.

85
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Dari Daging Ayam

Daftar bahan:
Daging ayam (60%), air, minyak nabati, tepung roti,
tepung batter, tepung terigu, gula, bawang merah,
bawang putih, lada, garam, dan merica.

Gambar 94. Pangan olahan yang mencantumkan kata ‘dari’

e. Pernyataan “segar” tidak boleh digunakan pada label


pangan yang terbuat dari pangan olahan antara atau pangan
olahan lainnya.

f. Pernyataan “asli” tidak dapat digunakan untuk pangan


olahan yang dicampur dengan bahan yang dapat
mengaburkan keasliannya, seperti penggunaan perisa.
Contoh penulisan pada produk minuman serbuk kopi rasa
cokelat hazelnut yang menggunakan kopi tanpa perisa kopi,
dapat mencantumkan tulisan “Dengan kopi asli” dapat
dilihat pada Gambar 95.

86
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Gambar 95. Pangan olahan yang mencantumkan kata ‘asli’

87
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

BAB V
KETENTUAN LAIN-LAIN

5.1 PANGAN DENGAN LUAS PERMUKAAN LABEL KURANG DARI


ATAU SAMA DENGAN 10 CM2 (SEPULUH SENTIMETER PERSEGI)
 Keterangan yang wajib dicantumkan paling sedikit yaitu
nama produk, tanggal kedaluwarsa, dan nomor izin edar.
 Untuk produk dengan luas permukaan label kurang dari atau
sama dengan 10 cm2 (sepuluh sentimeter persegi) dan tidak
dijual eceran, keterangan tanggal kedaluwarsa dapat
dicantumkan pada kemasan sekunder.
Contoh penulisan keterangan pada pangan olahan dengan luas
permukaan label kurang dari atau sama dengan 10 cm 2 dapat
dilihat pada Gambar 96.

Gambar 96. Pangan dengan luas permukaan label kurang dari atau
sama dengan 10 cm2

5.2 PANGAN OLAHAN YANG DIJUAL DAN DIKEMAS SECARA


LANGSUNG DI HADAPAN KONSUMEN
 Keterangan tentang pangan olahan tersebut dicantumkan
pada media informasi lain yang diletakkan di tempat
penjualan atau berdekatan dengan tempat penjualan
sedemikian rupa sehingga dapat dilihat dan dibaca. Media
informasi lain misalnya brosur, leaflet, atau banner.
 Keterangan yang dicantumkan pada media informasi paling
sedikit memuat informasi mengenai nama produk, daftar
bahan yang digunakan, halal bagi yang dipersyaratkan, dan
keterangan kedaluwarsa.

88
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Contoh penulisan keterangan pada pangan olahan yang dijual dan


dikemas secara langsung di hadapan konsumen dapat dilihat
pada Gambar 97.

Gambar 97. Pangan olahan yang dijual dan dikemas secara langsung di
hadapan konsumen

89
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

BAB VI
PENJELASAN TENTANG LARANGAN

1. Pernyataan bahwa pangan olahan mengandung suatu zat gizi lebih


unggul daripada pangan olahan lain yang tidak sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Contoh: produk mengandung ginkgo biloba secara perundang-
undangan belum diizinkan digunakan sebagai pangan.

2. Pernyataan bahwa pangan olahan dapat menyehatkan.


Salah satu contoh penulisan label yang salah yaitu pada label
produk sereal siap santap yang mencantumkan pernyataan “untuk
kesehatan prima” dapat dilihat pada Gambar 98.

X
Gambar 98. Pangan olahan untuk kesehatan prima

3. Pernyataan atau keterangan dalam bentuk apapun bahwa pangan


yang bersangkutan dapat berfungsi sebagai obat.
Salah satu contoh penulisan label yang salah yaitu pada label
produk acar bawang terdapat pernyataan “dapat menyembuhkan
penyakit jantung koroner” dapat dilihat pada Gambar 99.

90
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

X
Gambar 99. Pangan olahan berfungsi sebagai obat

4. Pernyataan bahwa pangan olahan dapat meningkatkan


kecerdasan.
Salah satu contoh penulisan label yang salah yaitu pada label susu
bubuk terdapat pernyataan “membuat anak lebih pintar” dapat
dilihat pada Gambar 100.

X
Gambar 100. Pangan olahan dapat meningkatkan kecerdasan

5. Pernyataan keunggulan pada pangan olahan jika keunggulan


tersebut tidak seluruhnya berasal dari pangan olahan tersebut
tetapi sebagian diberikan dari pangan olahan lain yang dapat
dikonsumsi bersama-sama.

91
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Salah satu contoh penulisan label yang salah yaitu pada produk
susu bubuk full cream terdapat pernyataan “memenuhi kebutuhan
gizi setiap hari”. Pada dasarnya pemenuhan kebutuhan gizi tidak
hanya didapat dari mengonsumsi produk ini saja, namun juga
bersama dengan bahan sumber gizi lain sesuai konsep gizi
seimbang dapat dilihat pada Gambar 101.

X
Gambar 101. Pangan olahan memenuhi kebutuhan gizi setiap hari

6. Pernyataan yang memuat ketiadaan suatu komponen yang secara


alami tidak ada dalam pangan olahan, kecuali ada data
pendukung/standar umum pangan olahan yang mengandung
komponen tersebut.
Salah satu contoh penulisan label yang salah yaitu pada label
produk minyak goreng sawit mencantumkan keterangan “non-
kolesterol”. Hal ini akan menyesatkan karena pada dasarnya
minyak yang berasal dari tumbuhan memang tidak mengandung
kolesterol dapat dilihat pada Gambar 102.

92
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

X
Gambar 102. Keterangan tanpa kolesterol pada produk minyak nabati

7. Pernyataan bebas bahan tertentu tetapi mengandung bahan


tertentu tersebut baik tidak disengaja maupun sebagai
bahan/senyawa ikutan (Carry Over).
Salah satu contoh penulisan label yang salah yaitu pada label
produk biskuit cokelat mencantumkan pernyataan “tanpa
pengawet”, padahal dalam komposisinya menggunakan gula yang
mengandung BTP ikutan pengawet dapat dilihat pada Gambar 103.

X
Biskuit Cokelat

Daftar Bahan:
Tepung terigu, gula (mengandung
pengawet sulfit), minyak nabati, susu
bubuk, laktosa, cokelat bubuk (5%).
Tanpa pengawet.

Gambar 103. Keterangan tanpa pengawet pada produk berpengawet

8. Tulisan atau gambar seolah-olah bahan pangan sintetik berasal dari


alam.
Salah satu contoh penulisan label yang salah yaitu pada label
produk sediaan pemanis buatan (table top sweetener),

93
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

mencantumkan gambar tebu, sehingga seolah-olah produk


terbuat dari bahan alami dapat dilihat pada Gambar 104.

Gambar 104. Penggunaan gambar bahan pada produk yang tidak


mengandung bahan tersebut
X
9. Nama, logo, atau identitas lembaga yang melakukan pembinaan,
memberikan rekomendasi dan/atau melakukan analisis tentang
pangan.
Salah satu contoh penulisan label yang salah yaitu pada label
produk keripik pisang yang mencantumkan logo
universitas/institusi pembina dapat dilihat pada Gambar 105.

X
Gambar 105. Logo universitas/institusi pembina

10. Gambar atau keterangan terkait tenaga kesehatan, tokoh agama


atau pejabat publik, atau berperan sebagai tenaga kesehatan,
tokoh agama, atau pejabat publik.

94
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Salah satu contoh penulisan label yang salah yaitu produk label
produk serbuk minuman sereal tercantum gambar tenaga
kesehatan, sehingga seolah-olah produk ini direkomendasikan
oleh tenaga kesehatan dapat dilihat pada Gambar 106.

X X
Gambar 106. Tokoh tenaga kesehatan

11. Nama dan gambar tokoh yang telah menjadi milik umum, kecuali
mendapat izin dari yang bersangkutan.
Salah satu contoh penulisan label yang salah yaitu pada label
produk susu mencantumkan gambar atlet Indonesia Susi Susanti,
namun belum terdapat izin dari yang bersangkutan dapat dilihat
pada Gambar 107

X
Gambar 107. Tokoh publik namun tidak mendapatkan izin terlebih
dahulu

95
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

12. Pernyataan atau keterangan yang secara langsung atau tidak


langsung merendahkan barang dan/atau jasa pihak lain.
Salah satu contoh penulisan label yang salah yaitu pada label
produk minuman serbuk kopi terdapat pernyataan “kopi paling
josss, yang lain jeblosss” dapat dilihat pada Gambar 108. Hal ini
secara tidak langsung merendahkan produk lain, tidak
sebaik/senikmat produk ini.

X
Gambar 108. Pangan olahan yang merendahkan produk lain

13. Keterangan, tulisan, atau gambar yang menyinggung suku, agama,


ras, dan/atau golongan tertentu.
Salah satu contoh penulisan label yang salah yaitu pada label
produk minuman serbuk kopi terdapat gambar dan tulisan suku
suatu daerah dapat dilihat pada Gambar 109. Gambar atau simbol
tersebut berkaitan dengan menonjolkan suku budaya tertentu
sehingga dilarang dicantumkan.

96
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

X
Gambar 109. Pencantuman simbol suku daerah tertentu yang
bermaksud merendahkan suku lain

14. Keterangan mengenai undian, sayembara, hadiah, dan tulisan atau


gambar apapun yang tidak sesuai dengan label yang disetujui yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari izin edar.
15. Keterangan, tulisan, atau gambar lainnya yang bertentangan dan
dilarang oleh ketentuan perundang-undangan.
16. Keterangan yang menimbulkan gambaran/persepsi yang
bertentangan dengan norma kesusilaan, etika, atau ketertiban
umum.
Salah satu contoh penulisan label yang salah yaitu pada produk
makaroni dengan saus pedas mencantumkan gambar bibir merah
yang memberikan persepsi bertentangan dengan norma
kesusilaan dapat dilihat pada Gambar 110.

97
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

X
Gambar 110. Ilustrasi yang bertentangan dengan norma kesusilaan

17. Pernyataan bahwa konsumsi pangan olahan tersebut dapat


memenuhi kebutuhan semua zat gizi.
Salah satu contoh penulisan label yang salah yaitu pada label susu
bubuk full cream mencantumkan pernyataan “memenuhi
kebutuhan gizi setiap hari” sedangkan hanya mengonsumsi
produk ini saja tidak dapat memenuhi kebutuhan gizi seseorang
dalam sehari dapat dilihat pada Gambar 111.

X
Gambar 111. Pangan olahan yang memenuhi kebutuhan gizi setiap hari

18. Keterangan yang menyatakan pangan olahan bersifat tonik, hanya


karena pangan olahan tersebut mengandung alkohol, gula atau
karbohidrat lain, protein, kafein, atau zat yang berasal dari
hidrolisis protein atau turunan purin. Pencantuman kata “tonik”

98
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

hanya dapat digunakan jika merupakan nama jenis pangan olahan


sesuai dengan kategori pangan.
19. Logo atau keterangan lain yang tidak terkait pangan olahan atau
berlebihan.
Salah satu contoh penulisan label yang salah yaitu pada label
produk cokelat susu mencantumkan deskripsi tentang peternakan
sapi perah di Eropa dapat dilihat pada Gambar 112. Deskripsi
tersebut sebetulnya tidak diperlukan karena dipandang berlebihan
untuk produk cokelat susu.

X
Gambar 112. Keterangan yang tidak berkaitan dengan produk pangan

20. Keterangan teknologi terbaru/modern/terkini atau kalimat


semakna yang kondisinya dipengaruhi oleh waktu.
Salah satu contoh penulisan label yang salah yaitu pada produk sari
buah apel mencantumkan kalimat “dengan teknologi terbaru pulse
electric field (PEF)” sedangkan jenis ini bukan merupakan teknologi
yang terdapat pada kategori pangan dan kondisinya dipengaruhi
oleh waktu dapat dilihat pada Gambar 113.

99
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

X
Gambar 113. Pencantuman jenis teknologi yang kondisinya dipengaruhi
waktu

21. Klaim gizi, klaim kesehatan, dan klaim lainnya pada label pangan
olahan yang diperuntukkan bagi bayi.
Salah satu contoh penulisan label yang salah yaitu pada produk
formula bayi mencantumkan kalimat ‘meningkatkan imunitas dan
kecerdasan bayi anda’ sedangkan pada pangan tidak boleh
mencantumkan klaim kecerdasan dapat dilihat pada Gambar 114.

X
Gambar 114. Klaim kecerdasan pada pangan olahan yang diperuntukkan
bagi bayi

100
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

22. Pernyataan/visualisasi yang menggambarkan bahwa susu kental


dan analognya disajikan sebagai hidangan tunggal berupa
minuman susu dan sebagai satu-satunya sumber gizi.
Salah satu contoh penulisan label yang salah yaitu pada label
produk Susu Kental Manis mencantumkan gambar berupa segelas
susu sebagai hidangan tunggal (tanpa pangan lain sebagai
pendamping) dapat dilihat pada Gambar 115.

X √
Gambar 115. Produk susu kental manis

23. Pernyataan/visualisasi yang semata-mata menampilkan anak di


bawah usia 5 (lima) tahun pada susu kental dan analognya.
Salah satu contoh penulisan label yang salah yaitu pada label
produk Susu Kental Manis menampilkan anak seorang diri tanpa
anggota keluarga yang lain dan terdapat gambar segelas susu yang
dapat dilihat pada Gambar 116. Hal ini dikhawatirkan memberikan
persepsi kepada masyarakat bahwa produk ini dapat dikonsumsi
sebagai pemenuhan gizi anak.

101
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

X
Gambar 116. Menampilkan anak dibawah usia 5 tahun pada produk susu
kental dan analognya

24. Pernyataan/visualisasi yang menggambarkan peruntukan bagi


kelompok tertentu pada pangan olahan umum. Pangan olahan
yang tidak diperuntukkan untuk kelompok tertentu tidak boleh
mencantumkan pernyataan/visualisasi seolah-olah produk
tersebut untuk kelompok tertentu.
Salah satu contoh penulisan label yang salah yaitu pada label
minuman sari buah mencantumkan gambar anak dibawah lima
tahun dapat dilihat pada Gambar 117. Hal ini seolah-olah
menggambarkan bahwa produk ini memiliki peruntukan bagi anak
dibawah lima tahun.

X
Gambar 117. Pencantumam ilustrasi anak-anak pada produk umum

102
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

25. Keterangan tanpa BTP selain sebagaimana tercantum dalam Pasal


24 ayat (4) Peraturan Badan POM Nomor 31 tahun 2018 tentang
Label Pangan Olahan, meliputi penggunaan dan/atau
pencantuman nama jenis BTP, keterangan atau pernyataan “bebas
BTP”, “tidak menggunakan BTP”, “tidak menambahkan BTP”,
“tidak terdapat BTP”, “tidak mengandung BTP”, atau yang
semakna.
Contoh pencantuman keterangan tanpa BTP pada produk keripik
rasa bawang dapat dilihat pada Gambar 118.

Daftar bahan: Daftar bahan:


Tepung terigu, telur, mentega, Tepung terigu, telur, mentega,

X
susu bubuk, daun bawang, susu bubuk, daun bawang,


garam, bubuk bawang putih, garam, bubuk bawang putih,
lada. lada.

Tanpa Penguat Rasa. Non-MSG.


Contoh pencantuman yang Contoh pencantuman yang
benar salah
Gambar 118. Keterangan tanpa BTP

26. Pernyataan pada label harus disertai dengan data dukung yang
dapat dipertanggungjawabkan.
Salah satu contoh penulisan label yang salah yaitu pada label
produk selai kacang tercantum pernyataan “selai terlezat pilihan
Indonesia” dapat dilihat pada Gambar 119. Kalimat ‘terlezat’
bersifat selera yang berbeda-beda untuk setiap orang sehingga
tidak tepat dicantumkan.

103
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

X
Gambar 119. Pernyataan ‘terlezat’ bersifat selera sehingga sulit untuk
dipertanggungjawabkan

27. Informasi yang terdapat dalam label tidak boleh bertentangan


dengan aspek keamanan pangan, gizi, dan kesehatan.
28. Pelaku usaha dilarang memproduksi pangan olahan menggunakan
nama dagang dan desain yang sama dengan pangan olahan untuk
keperluan medis khusus.
29. Setiap orang dilarang menghapus, mencabut, menutup,
mengganti label, melabel kembali, dan/atau menukar tanggal,
bulan, dan tahun kedaluwarsa pangan olahan yang diedarkan.
30. Setiap orang dilarang memberikan keterangan atau pernyataan
yang tidak benar dan/atau menyesatkan pada label.

104
Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

105

Anda mungkin juga menyukai