Anda di halaman 1dari 33

PENGAWASAN

KEAMANAN PANGAN

Balai POM di Sofifi


Tri Wandiro, S.Farm., Apt

RAPAT KOORDINASI KEAMANAN DAN MUTU PANGAN SEGAR


PROVINSI MALUKU UTARA
2022
OUTLINE
I. DASAR HUKUM
1) Undang-undang No 18/2012 tentang Pangan
2) Peraturan Pemerintah No 69/1999 tentang Label dan Iklan Pangan
3) Peraturan Pemerintah No 15/2015 tentang Ketahanan Pangan & Gizi
4) Peraturan Pemerintah No 86/ 2019 tentang Keamanan Pangan
5) Permenkes No 722/1988 Tentang BTP
6) Permenkes No 701/2009 Tentang Pangan Iradiasi
7) Permenperin No 24/2010 Tentang Pencantuman Logo Tara Pangan &
Kode Daur Ulang pada Kemasan Pangan dari Plastik
8) Permenperin No 2052/2011 Tentang Batas Maksimum Cemaran
Radioaktif Dalam Pangan
9) Permenkes No 34/2012 Tentang Batas Maksimum Melamin Dalam
Pangan
10) Permenkes No 2/2013 Tentang Kejadian Luar Biasa Keracunan
Pangan
11) Permenkes No 30/2013 Tentang Pencantuman Kandungan GGL serta
Pesan Kesehatan untuk Pangan Olahan & Pangan Siap Saji
12) PERKABPOM No 9/2022 Tentang Persyaratan Cemaran Logam
Berat dalam Pangan Olahan
13) PERKABPOM No 1/2022 Tentang Pengawasan Klaim pada Label &
Iklan Pangan Olahan
14) PERKABPOM No 29/2021 Tentang Persyaratan Bahan Tambahan
Pangan Campuran
15) PERKABPOM No 26/2021 Tentang Informasi Nilai Gizi pada Label
Pangan Olahan
16) PERKABPOM No 27/2021 Tentang Persyaratan Pangan Olahan
Berasam Rendah Dikemas Hermetis
17) PERKABPOM No 22/2021 Tentang Tata Cara Penerbitan Izin
Penerapan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik
18) PERKABPOM No 21/2021 Tentang Penerapan Sistem Jaminan
Keamanan & Mutu Pangan Olahan di Sarana Peredaran
19) PERKABPOM No 20/2021 Tentang Perubahan Atas Peraturan Badan
Pengawas Obat dan Makanan no 31/2018 Tentang Label Pangan
Olahan
20) PERKABPOM No. 7/2021 Tentang Perubahan Atas Badan Pengawas
Obat dan Makanan No 27/2017 Tentang Pendaftaran Pangan Olahan
II. PENDAHULUAN

PANGAN  dari sumber hayati produk pertanian,


perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan,
dan air  diolah maupun tidak diolah  sebagai
makanan atau minuman  konsumsi manusia, termasuk
bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan
lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan,
pengolahan, dan/ atau pembuatan makanan atau minuman
PANGAN SEGAR  Pangan yang belum mengalami
pengolahan yang dapat dikonsumsi langsung
dan/atau yang dapat menjadi bahan baku pengolahan
Pangan

PANGAN OLAHAN  makanan atau minuman hasil


proses dengan cara atau metode tertentu dengan
atau tanpa bahan tambahan
PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA  pangan olahan
hasil produksi IRTP yang diedarkan dalam kemasan eceran
dan berlabel.

PANGAN SIAP SAJI  makanan dan/atau minuman yang


sudah diolah dan siap untuk langsung disajikan di tempat
usaha atau di luar tempat usaha seperti Pangan yang
disajikan di jasa boga, hotel, rcstoran, rumah makan,
kafetaria, kantin, kaki lima, gerai makanan keliling (food
truck), dan penjaja makanan keliling atau usaha sejenis
III. KEMANAN PANGAN
Kondisi dan upaya yang diperlukan untuk
mencegah Pangan dari kemungkinan 3 cemaran 
yang dapat mengganggu, merugikan, dan
membahayakan kesehatan manusia serta tidak
bertentangan dengan agama, keyakinan, dan
budaya masyarakat  aman untuk dikonsumsi
UNDANG-UNDANG
Nomor 18 Tahun 2012
Tentang PANGAN

Disahkan pada 16 Nov


2012
Diundangkan pada 17
Nov 2012
Terdiri dari 17 BAB dan
154 Pasal
UU NO. 18 TAHUN 2012 TENTANG PANGAN

• Sanitasi pangan
Lingkup pengaturan:
• bahan tambahan pangan
1.Perencanaan pangan • pangan produk rekayasa genetik
2.Ketersediaan pangan • iradiasi pangan
• kemasan pangan
3.Keterjangkauan pangan
• Jaminan keamanan dan mutu pangan
4.Konsumsi pangan dan gizi • Jaminan produk halal bagi yang dipersyaratkan
5.Keamanan pangan
• Ketentuan label pangan
6.Label dan iklan pangan
• Larangan menghapus, mencabut, menutup, mengganti label,
7.Pengawasan melabel kembali, dan/atau menukar tanggal, bulan, dan tahun
8.Sistem informasi pangan kedaluwarsa Pangan
• Ketentuan iklan pangan
9.Penelitian dan pengembangan
10.Kelembagaan pangan
• Pengawasan dilakukan terhadap:
11.Peran serta masyarakat, dan
 Kecukupan pangan pokok (Lembaga Pangan)
12.Penyidikan.
 Persyaratan keamanan, mutu, gizi, label dan iklan pangan
• Tenaga Pengawas
PERATURAN PEMERINTAH
NOMOR 86 TAHUN 2019
TENTANG KEAMANAN PANGAN

• Sebagai Peraturan Pelaksanaan dari UU Nomor 18


Tahun 2012 tentang Pangan
• Telah diinisiasi pembentukannya sejak 2016
• Disahkan dan diundangkan pada 26 Des 2019
• Terdiri atas 8 bab dan 84 pasal
Sistematika PP Nomor 86/2019
tentang Keamanan Pangan
BAB JUDUL PASAL
I Ketentuan Umum Pasal 1 – Pasal 2
II Penyelenggaraan Keamanan Pangan Pasal 3 – Pasal 46
III Pengawasan Pasal 47 – Pasal 58
IV Sanksi Administratif Pasal 59 – Pasal 71
V Kejadian Luar Biasa dan Kedaruratan Pasal 72 – Pasal 75
Keamanan Pangan
VI Peran Serta Masyarakat Pasal 76 – Pasal 81
VII Ketentuan Lain-Lain Pasal 82 – Pasal 83
VIII Ketentuan Penutup Pasal 84
Penjelasan
Lampiran BTP
Bab I Ketentuan Umum

Keamanan Produksi Penyimpanan Pengangkutan Peredaran


Pangan Rantai Pangan
Pangan Pangan Pangan Pangan Pangan

Bahan
Perdagangan Pangan Segar Pangan Olahan Pangan Olahan Sertifikasi Impor Pangan
Tambahan
Pangan Siap Saji
Pangan

Sanitasi Pangan Persyaratan Iradiasi Pangan Rekayasa Pangan PRG Cemaran Kemasan
Sanitasi Genetik Pangan Pangan Pangan

Zat Kontak Mutu Pangan Gizi Setiap Orang Kepala Badan


Pangan

Terdapat 26 istilah yang didefinisikan sesuai


UU No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan
Keamanan Pangan
diselenggarakan melalui:
a. Sanitasi Pangan; g. jaminan produk halal bagi
yang dipersyaratkan;
b. pengaturan terhadap Bahan
h. Pengawasan;
Tambahan Pangan
i. Penanganan KLB;
c. pengaturan terhadap Pangan j. penanganan cepat
Produk Rekayasa Genetik; terhadap kedaruratan
keamanan pangan; dan
d. pengaturan terhadap Iradiasi
k. Peran serta masyarakat.
Pangan;
e. penetapan standar Kemasan
Pangan;
f. pemberian jaminan
Keamanan Pangan dan Mutu
Pangan; dan
Pemberian Jaminan Keamanan Pangan
dan Mutu Pangan
Pendaftaran Izin Edar*
Sarana Produksi • Pangan Olahan : Izin Edar MD/ML (Badan POM)
• Pangan Industri Rumah Tangga: sertifikat
produksi pangan olahan IRT (Bupati/Walikota),
pedoman oleh Badan POM
• Pangan Olahan Siap Saji : sertifikat untuk
menjamin keamanan pangan dan mutu pangan
(Bupati/Walikota). Untuk di KKP : Kemkes
• Pangan segar*)
a. PSAH : nomor registrasi (Kemtan, gubernur,
bupati/walikota)
b. PSAT : nomor pendaftaran (Kemtan, gubernur,
bupati/walikota)
Berdasarkan hasil pengujian c. PSAI : sertifikat kelayakan pengolahan,
Laboratorium yang ditunjuk sertiifikat penerapan program manajeman
pemerintah atau terakreditasi mutu terpadu dan sertifikat kesehatan produk
(Kemtan, KKP, BPOM, pengolahan ikan (KKP dan pemda)
*) Pangan yang belum mengalami pengolahan yang
Penetapan persyaratan pengujian lab dilakukan dapat dikonsumsi langsung atau yang sudah mengalami
secara bertahap berdasarkan kajian risiko perlakuan minimal berupa pencucian, pengupasan,
keamanan pangan pengeringan, penggilingan, pemotongan, penggaraman,
pembekuan, pencampttran, pelilinan, dan/atau blansir
serta tanpa penambahan Bahan Tambahan Pangan.
Impor Pangan

Wajib mendapatkan persetujuan impor,


termasuk di wilayah kawasan
perdagangan bebas dan pelabuhan
bebas serta kawasan berikat
Pengawasan Keamanan
Pangan
Lembaga Pengawas
No Keterangan
Pangan Segar Pangan Olahan PIRT Pangan Siap Saji

1 Pemenuhan Menteri Kepala BPOM dan Kepala BPOM Menteri Kesehatan


persyaratan Pertanian/ Menteri dan/atau (KKP), Kepala BPOM
Keamanan Menteri KKP/ Perindustrian Bupati/Walikota dan/atau
Pangan, Mutu Guberbur/ Bupati/Walikota
Pangan, dan Bupati/
Gizi Pangan Walikota (baik sendiri atau
Bersama-sama)
2 Kemasan
Kepala BPOM/ Menteri Perindustrian/ Menteri Perdagangan
Pangan

 diselenggarakan secara berkala, intensif dalam waktu tertentu,


dan dalam hal adanya dugaan pelanggaran.
 dilakukan pemeriksaan terhadap kegiatan
melalui Perdagangan18
Pangan.
Produksi, atau
PENGAWASAN PANGAN (PP 86/2019 tentang Keamanan Pangan)
Pertanian/
Kementan, KKP (Pasal 4, budidaya
47), Pemda (Gubernur,
Bupati/Walikota) (Pasal Kemenkes, KKP,
47) Penanganan pasca panen Kemenperin, BPOM (Pasal
(minimally-processed) 4, 52)

PANGAN SEGAR Proses produksi PANGAN


Sebagai Dikonsumsi OLAHAN
bahan baku langsung
Kemenperin, Kemendag,
Kemasan pangan BPOM (Pasal 49)

KKP, Gubernur, Bupati/


walikota (Pasal 47)
PANGAN
SEGAR
BPOM, Kemenperin (Pasal 47) PANGAN
Kementan, KKP, Kemenkes, BPOM, Distribusi/
bupati/ walikota (Pasal 52) BPOM, Bupati/ walikota
OLAHAN
(Pasal 47) PIRT
Peredaran
Kemenkes(*), BPOM, Bupati/ PANGAN
walikota (Pasal 47) OLAHAN
SIAP SAJI
Kementan, KKP, Kemenkes, BPOM Konsumen
Peran serta masyarakat (*) khusus di pelabuhan,
(Pasal 76 – 81) bandara dan pos lintas batas

Koordinasi kegiatan untuk penguatan pengawasan keamanan BPOM (Pasal 50)


pangan, mutu pangan, dan gizi pangan
Penguatan Pengawasan
Pangan

Jejaring Keamanan Pangan Nasional


(JKPN)
Jejaring Keamanan Pangan Daerah
(JKPD)
Pengawasan Pangan Olahan di
Daerah
SURVEILAN DAN KAJIAN RISIKO KEAMANAN
PANGAN

Instansi
No Kewenangan Pangan Segar Pangan Olahan

1 Melaksanakan Surveilan Kementan/KKP BPOM/ Kemenkes


dan Menyusun NSPK
2 Melakukan Penyusunan Kementan/KKP BPOM/ Kemenkes
Profil Risiko Masalah
Keamanan Pangan dan
Kajian Risiko Keamanan
Pangan

22
Sanksi Administratif

23
TATA CARA PENGENAAN SANKSI
ADMINISTRATIF
• dikenakan secara bertahap, tidak bertahap
Pengenaan sanksi
dan/atau kumulatif
administratif • dimulai dari pelanggaran pertama, kedua dan/atau
(Pasal 60 – Pasal ketiga
67)

Pengenaan besar denda Pelaksanaannya menggunakan kriteria:


administrative (pasal •Pelanggaran (ringan, sedang, atau berat)
68) •Skala usaha (Besar, Menengah, Kecil, dan Mikro)

Ketentuan lebih lanjut


mengenai jangka waktu, ditetapkan lebih lanjut dengan peraturan Menteri
Pertanian, peraturan Menteri KKP, peraturan
kriteria, pedoman Kepala Badan POM, atau peraturan
pengenaan denda, dst. Bupati/Walikota

“Pedoman Tindak Lanjut Pengawasan Keamanan


Pangan” 24
perlu disesuaikan
KEJADIAN LUAR BIASA DAN KEDARURATAN

KEAMANAN PANGAN

Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan


Dalam hal terjadi dugaan keracunan Pangan yang terjadi pada lebih dari 1 (satu)
orang, Fasilitas Pelayanan Kesehatan atau Kantor Kesehatan
pelabuhan/bandara/pos pemeriksaan lintas batas wajib segera mengambil
contoh Pangan yang diduga atau patut diduga sebagai penyebab

Laporan kepada Menteri Kesehatan dengan tembusan kepada Kepala Badan


POM dan/atau Gubernur dan Bupati/Walikota dalam waktu 1 x 24 Jam

Kepala Badan POM melakukan penyelidikan dan/atau pengujian


laboratorium untuk mendukung penentuan Penyebab KLB
Keracunan Pangan

Penetapan Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan ditetapkan oleh


BUPATI/WALIKOTA 25
KEJADIAN LUAR BIASA DAN KEDARURATAN
KEAMANAN PANGAN

Kedaruratan Keamanan
Pangan
• Beredarnya Pangan yang sangat membahayakan kesehatan;
• Beredarnya informasi Keamanan Pangan yang menyesatkan; dan/atau
• Terjadinya masalah Keamanan Pangan akibat bencana.

Penanganannya melalui Kajian Risiko, Manajemen Risiko, dan Komunikasi


Risiko Kedaruratan Keamanan Pangan

Ketentuan lebih lanjut ditetapkan dengan peraturan Menteri Pertanian,


Menteri KKP, Menteri Kesehatan atau Kepala Badan POM sesuai
kewenangannya.

Koordinasi penanganan Kedaruratan Keamanan Pangan


dilakukan oleh Menteri Koordinasi Pembangunan Manusia dan
26
Kebudayaan
Peran Serta Masyarakat
• Masyarakat dapat berperan serta
dalam:
– mengampanyekan Keamanan Pangan.
– menyampaikan permasalahan,
masukan, dan/atau cara penyelesaian
masalah Keamanan Pangan.

• Masyarakat berhak memperoleh


pelayanan dan jawaban dari Kepala
Badan dan/atau Bupati/Wali Kota atas
masalah dan/atau masukan yang
disampaikan.

27
Tata Cara Penyampaian Masukan

• Menyampaikan permasalahan ke instansi terkait


(lisan/tulisan) dengan disertai:
data identitas pelapor, pimpinan organisasi masyarakat, atau
pimpinan lembaga swadaya masyarakat dcngan melampirkan
fotokopi kartu tanda penduduk atau identitas diri lain.

• K/L terkait membuat ketentuan mengenai tata cara


penyelesaian masalah dan/atau masukan dari masyarakat.
IV. WAS KEAMANAN PANGAN
HASIL HASIL
PENGAWASAN
WAS
BPOM SOFIFI
BPOM SOFIFI JAN
JAN ––SEP
JUN 2021
2022

NO JENIS PENGAWASAN JUMLAH


1 Sertifikasi 2
2 Pem Produksi 11
3 Pem Distribusi 29
4 Pem Intensifikasi 67
5 Sampling Rutin 17
6 Sampling Fortifikasi 40
7 Sampling Ramadhan 488
8 Iklan 60
9 Penandaan/Label 28
V. PENUTUP
▪ Pada setiap tahap suplai pangan dapat saja muncul bahaya
keamanan pangan yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan
dan kerugian ekonomi. Oleh karena itu, kaidah-kaidah keamanan
pangan yang baik harus selalu diterapkan di sepanjang suplai
pangan.
▪ Pada dasarnya masyarakat dapat berkontribusi menjadi sumber
pangan yang aman apabila praktek keamanan pangan yang baik
(best practices) telah menjadi bagian tak terpisahkan dari
kehidupan kita.
▪ Dengan demikian, kemandirian masyarakat di bidang keamanan
pangan dapat diwujudkan melalui pengawasan keamanan pangan
di tingkat individu.
▪ Jejaring Kemanan Pangan Daerah (JKPD) dapat lebih optimal
didalam melakukan pengawasan Keamanan Pangan daerah
sehingga dapat meningkatkan Kemanan Pangan Nasional
Jika punya masalah terkait Keamanan Pangan
Silahkan hubungi
Balai Pengawas Obat dan Makanan
Propinsi Maluku Utara di Sofifi
Jl. Pemuda, Sofifi – Maluku Utara

082220000538 bpomsofifi@yahoo.com

Bpom Sofifi @bpom_sofifi

Balai POM SOFIFI @BpomSofifi

Anda mungkin juga menyukai