Anda di halaman 1dari 27

KEBIJAKAN PENYEHATAN PANGAN

TAHUN 2015 – 2019


DIREKTORAT PEYEHATAN
LINGKUNGAN

Jakarta, 2015
I. Aspek Hukum
II. Kebijakan dan Strategi
III. Isu Strategis
IV. Indikator Program
V. Pola Penganggaran
VI. Goal Yang Tercapai
1. UU No. 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
2. UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
3. UU No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan
4. PP No. 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan
5. PP No. 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu, dan Gizi
Pangan
6. PP No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan
7. Perpres No. 2 Tahun 2015 tentang RPJMN tahun 2015 -
2019
8. Permenkes No.2 tahun 2015 tentang Renstra Kemenkes
tahun 2015 – 2019
9. Permenkes No.13 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas.
Yang sudah dioperasionalkan
1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
942/Menkes/SK/VII/2003 Tentang Pedoman Persyaratan
Higiene Sanitasi Makanan Jajanan.
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor:1098/Menkes/SK/VII/2003 Tentang Persyarata
Higiene Sanitasi Rumah Makan dan Restoran.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
1096/Menkes/Per/VI/2011 Tentang Higiene Sanitasi
Jasaboga.
4. Peraturan Menteri Kesehatan No.2 Tahun 2013 Tentang
KLB Keracunan Pangan.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
43 Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi Depot Air
Minum.
Undang-undang No. 36 tahun 2009
tentang Kesehatan

Pasal 111 (ayat 1)


Makanan dan minuman yang dipergunakan untuk masyarakat
harus didasarkan pada standar dan/atau persyaratan
kesehatan.
Undang-undang No. 36 tahun 2009
tentang Kesehatan

Pasal 163 (ayat 3)


Lingkungan sehat berarti bebas dari unsur-unsur yang
menimbulkan gangguan kesehatan, antara lain:
a. limbah cair;
b. limbah padat;
c. limbah gas;
d. sampah yang tidak diproses sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan pemerintah;
e. binatang pembawa penyakit;
f. zat kimia yang berbahaya;
g. kebisingan yang melebihi ambang batas;
h. radiasi sinar pengion dan non pengion;
i. air yang tercemar;
j. udara yang tercemar; dan
k. makanan yang terkontaminasi
Undang-undang No. 18 tahun 2012
tentang Pangan

Pasal 70;

(1) sanitasi pangan dilakukan agar pangan aman


untuk dikonsumsi;

(2) sanitasi pangan dilakukan dalam kegiatan atau proses


produksi, penyimpanan, pengangkutan, dan/atau
peredaran pangan
Pasal 71;

(1) Setiap orang yang terlibat dalam rantai pangan wajib


mengendalikan risiko bahaya pada pangan, baik yang berasal
dari bahan, peralatan, sarana produksi, maupun dari
perseorangan sehingga keamanan pangan terjamin.

(2) Setiap orang yang menyelenggarakan kegiatan atau proses


produksi, penyimpanan, pengangkutan, dan/atau peredaran
pangan wajib: a. Memenuhi persyaratan sanitasi; dan b.
Menjamin keamanan pangan dan/atau keselamatan manusia.
PERATURAN PEMERINTAH
NOMOR 28 TAHUN 2004

TENTANG

KEAMANAN, MUTU DAN


GIZI PANGAN.
BAB II : KEAMANAN PANGAN
Bagian Pertama
Sanitasi
Pasal 2
(1) Setiap orang yg bertanggung jwb dlm penyelenggaraan
kegiatan pd rantai pangan yg meliputi proses
produksi, penyimpanan, pengngkutan, dan peredaran
pangan wajib memenuhi persyaratan sanitasi .

(2) Persyaratan sanitasi diatur lebih lanjut oleh Menteri


yg bertanggung jawab di bidang kesehatan yang
meliputi antara lain :
a. sarana dan /atau prasarana
b. penyelenggaraan kegiatan; dan
c. orang perorangan
Pasal 3
Pemenuhan standar sanitasi di seluruh kegiatan
rantai pangan dilakukan dengan cara menerapkan
pedoman cara yang baik meliputi:
a. Cara Budidaya yang baik;
b. Cara Produksi Pangan Segar yang baik;
c. Cara Produksi Pangan Olahan yang baik;
d. Cara Distribusi Pangan yang baik;
e. Cara Ritel Pangan yang baik; dan
f. Cara Produksi Pangan Siap Saji
Suatu kejadian dimana terdapat 2 orang
atau lebih yang menderita sakit dengan
gejala yang sama atau hampir sama
setelah mengkonsumsi pangan dan
berdasarkan analisis epidemiologi pangan
tersebut terbukti sebagai sumber
keracunan
KEBIJAKAN TEKNIS PENYEHATAN
PANGAN
1. Peningkatan surveilans 1. Peningkatan surveilans
epidemiologi, faktor risiko air, epidemiologi faktor risiko pangan.
udara, tanah, pangan sarana dan 2. Peningkatan kualitas kesling dan
bangunan pengendalian faktor risiko
2. Peningkatan kualitas kesling dan
lingkungan melalui upaya
pengendalian faktor risiko penyehatan pangan
lingkungan melalui upaya 3. Pencegahan dan penanggulangan
pengamanan (limbah, radiasi), KLB Keracunan Pangan melalui
penyehatan (air, udara, tanah, pemutusan rantai penularan
pangan, sarana dan bangunan) dan penyakit
pengendalian (vektor dan binatang 4. Peningkatan pemanfaatan teknologi
pembawa penyakit) tepat guna penyehatan lingkungan
3. Pencegahan dan penanggulangan
dalam keamanan pangan.
KLB penyakit berbasis lingkungan 5. Pemberdayaan dan peningkatan
melalui pemutusan rantai penularan peran swasta dan masyarakat dalam
penyakit keamanan pangan.
4. Peningkatan pemanfaatan TTG,
6. Peningkatan keterpaduan program
pemberdayaan dan peningkatan preventif dan promotif dalam
peran swasta dan masyarakat penyehatan pangan.
bidang penyehatan lingkungan
5. Peningkatan keterpaduan program
preventif dan promotif penyehatan
lingkungan
• Terlaksananya Pengelolaan higiene
sanitasi pangan di seluruh Tempat
Pengelolaan Makanan sesuai
standar dan persyaratan teknis.

• Terlaksananya Pengendalian
Faktor Risiko Penyakit Bawaan
Pangan dan KLB Keracunan
Pangan di Seluruh Sasaran Tempat
Pengelolaan Makanan

• Terlaksananya Survailans
Epidemiologi faktor risiko
penyakit bawaan pangan di seluruh
Tempat Pengelolaan Pangan.
Kantin/Sentra
Makanan Pengelolaan
Jajanan Pangan
Rumah
Jasaboga Tangga/Sek
olah

TPM
makanan
restoran jajanan

Rumah
makan
DAM
KUALITAS PANGAN MEMENUHI PRINSIP
ORANG – PRINSIP HIGIENE
TEMPAT SANITASI
PERALATAN &
PROSES

TERSEDIANYA TPM YANG LAIK


HIGIENE SANITASI
MINIMALISASI KEJADIAN PENYAKIT
BAWAAN PANGAN DAN KLB
KERACUNAN PANGAN

16
1. Melaksanakan review dan memperkuat regulasi tentang baku mutu
keamanan pangan dan persyaratan kesehatan pengelolaan pangan
yang sesuai standar.
2. Mendorong penyusunan regulasi daerah untuk berperan aktif
dalam pelaksanaan kegiatan keamanan pangan.
3. Meningkatkan advokasi dan sosialisasi kepada seluruh stake
holder terkait dalam kepedulian terhadap keamanan pangan.
4. Melaksanakan intensifikasi, akselerasi dan inovasi dalam
peningkatan keamanan pangan.
5. Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia dalam
pembinaan dan pengawasan keamanan pangan Diseluruh proses
rantai pangan.
6. Memperkuat jejaring kerja dan kemitraan dalam keamanan pangan
7. Memperkuat Sumber Daya daerah dalam percepatan
capaian indikator Tempat Pengelolaan Pangan yang
aman dan Sehat.
8. Meningkatkan surveilans kewaspadaan dini KLB
keracunan Pangan.
9. Meningkatkan aplikasi teknologi percepatan informasi
melalui e Monev HSP.
10. Peningkatan monitoring, evaluasi dan pendampingan
teknis pengawasan eksternal dan internal di daerah.
9. Mengembangkan dan memperkuat sistem pembiayaan
program
10. Meningkatkan pengembangan teknologi tepat guna
dalam pengelolaan pangan yang aman dan sehat.
11. Peningkatan peran Puskesmas dalam meningkatkan
Layanan Kesling khususnya deteksi kejadian KLB
keracunan pangan.
1. Percepatan Capaian TPM Sehat  Sertifikat Laik Higiene
Sanitasi Pangan Tahun 2019 (32%) dari seluruh TPM yang
Ada  Diperlukan Intensifikasi Penyehatan Pangan.

2. Penanggulan KLB Keracunan Pangan yang Cepat, Tepat dan


Sesuai Standar  Percepatan Laporan KLB Keracunan
Pangan.

3. Berbasis Data Dasar yang Up Date  E Monev HSP.

4. Peningkatan layanan kesling di puskesmas  Minimalisasi


Penyakit Bawaan Pangan dan Survailan Faktor Risiko TPM
Tepat  Hal ini dalam rangka amanah Undang Undang
Tenaga Kesehatan (Profesionalisme Tenaga Kesehatan
Lingkungan dan Permenkes RI tentang Puskesmas)
RPJMN Renstra
1. Persentase Kab/Kota yg 1. Persentase Kab/Kota yg
memenuhi kualitas kesehatan memenuhi syarat kualitas
lingkungan kesehatan lingkungan
2. Jumlah desa/kelurahan yang
2.Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan STBM,
melaksanakan STBM 3. Persentase Tempat Tempat Umum
yang memenuhi syarat kesehatan
3.Persentase Tempat Tempat 4. Persentase pengawasan kualitas
Umum yang memenuhi syarat air minum
kesehatan 5. Jumlah kabupaten/kota yang
menyelenggarakan tatanan
4.Persentase sarana air minum kawasan sehat
yang dilakukan pengawasan 6. Persentase Tempat Pengelolaan
Makanan yang memenuhi syarat
kesehatan
7. Persentase RS yang melakukan
pengelolaan limbah medis sesuai
aturan
Data
IKP 2015 2016 2017 2018 2019
Dasar
Persentase kab/kota yang
memenuhi kualitas kesehatan 15,3 20 25 30 35 40
lingkungan
Data
NO IKK 2015 2016 2017 2018 2019
Dasar

Jumlah Desa/kelurahan yang 25.00 35.00


1 20497 30.000 40.000 45.000
melaksanakan STBM 0 0

Pengawasan kualitas air minum


2 22,7 30 35 40 45 50
(%)
Tempat Tempat Umum yang
3 30 50 52 54 56 58
memenuhi syarat kesehatan (%)
Jumlah kabupaten/kota yang
4 menyelenggarakan Tatanan
326 346 356 366 376 386
kawasan sehat
RS yang melakukan pengelolaan
5 5 10 15 21 28 36
limbah medis sesuai aturan (%)
Tempat Pengelolaan Makanan
6 yang memenuhi syarat 21
2 8 14 20 26 32
Data
NO IKK Dasar 2015 2016 2017 2018 2019

Jumlah kabupaten/kota
yang melaksanakan
7 strategi adaptasi dampak 0 27 54 108 190 245
perubahan iklim bidang
kesehatan (APIK)
Jumlah kabupaten/kota
yang menyelenggarakan
8 0 10 20 40 60 80
kesehatan lingkungan
dalam keadaan tertentu
Jumlah rekomendasi
kajian analisis dampak
9 60 72 77 82 87 92
kesehatan lingkungan
(ADKL)
22
No Indikator Tahun 2014 15 16 17 18 19 Ket

75,21%
Meningkat (TPM yang MS 14 % 20% 26% 32% Target
8%
1. nya TPM dari Hasil IS 37% 43%i 49% 55% N
MS dibagi dgn yg
dibina

Persentase TPM Sehat/memenuhi kesehatan adalah jumlah TPM yang


memenuhi persyaratan higiene sanitasi dibuktikan dengan kepemilikan
sertifikat laik HS di suatu daerah dalam kurun waktu tertentu dibagi dengan
jumlah TPM seluruhnya di suatu daerah dalam kurun waktu tertentu dikalikan
100 %.

HASIL AKHIR INTERVENSI YG DI HARAPKAN (VISUALISASIKAN) STRATEGI


SASARAN : sampai dengan tahun 2019, 32 % dari TPM yang belum memenuhi
syarat kesehatan menjadi memenuhi syarat kesehatan (kenaikan 6 % adalah
hasil Telaah Capaian TPM Daerah Tahun 2012 – 2014 adalah 6 %)
LOKASI 2014 2015 2016 Keterangan

PUSAT 9.328.432.000,- 11.580.228.000 15.170.120.000,-

26.958..227.000,
DEKON 12.976.226.000 -
Thn 2015 dan 2016
Kab/Kota yang telah
mengusulkan TP (22
TP - 10.569.128.000 11.250.000.000,- kab/kota)

TOTAL
PUSAT DEKON TUBAN
 Penyusunan draf rumusan standar baku mutu dan
Intervensi Pengendalian
persyaratan kesehatan Penyehatan Pangan
Faktor Risiko Keamanan
Penyusunan \reviu\revisi pedoman dan kriteria 1. Evaluasi program dan
2. Pangan == SENTRA
dalam pengelolaan penyehatan pangan yang sinergitas rencana kerja
PANGAN JAJANAN SEHAT
terstandar penyelenggaraan
penyehatan pangan 1. Pemetaan faktor risiko
3. Penyusunan modul pelaksanaan peningkatan
2017 – 2019 keamanan pangan
kapasitas petugas yang kompeten dalam
dan peningkatan
pembinaan penyehatan pangan. 2. Pemetaan faktor risiko
survailans KLB
Penyusunan draf modul pembelajaran jarak jauh keamanan pangan dan
4. keracunan pangan.
bagi penanggung jawab\pengelola\penjamah peningkatan survailans
pangan. KLB keracunan pangan. 2. Peningkatan kapasitas
petugas yang
5. Evaluasi 2015 dan sinergitas rencana kerja dalam 3. Peningkatan kapasitas
kompeten dlm
penyelenggaraan pangan yang terstandar tahun petugas yang kompeten
pengawasan
2017 - 2019. dlm pengawasan
keamanan pangan
Pemetaan faktor risiko keamana pangan keamanan pangan (food
6. (food inspektur HSP
inspektur HSP dan
7. Peningkatan dan pemantapan jejaring kerja dan penanggung
penanggung jawab
keamanan pangan. jawab TPM).
TPM).
8. Peningkatan survailans faktor risiko penyakit 3. Pemenuhan Sarana
bawaan pangan dan KLB keracunan pangan masa 4. Fasilitasi intervensi
dan Prasana Kualitas
operasional haji dan event lainnya. pengendalian faktor
Sentra Pangan Jajanan
risiko keamanan
9. Fasilitasi Intervensi pengendalian faktor risiko Aman dan Sehat.
pangan..
keamanan pangan.
Penyediaan stimulan deteksi cepat cemaran kualitas
10.
1. Perpres.No.1
pangan.
25 Th 2012.
11. Peningkatan kapasitas petugas kompeten dalam
2. Permendagri
pengawasan keamanan pangan (food inspektur PEMENUHAN
Higiene Sanitasi Pangan) No.41 Tahun
2012 FASILITAS UMUM
Penggandaan, pencetakan NSPK dan media
12.
sosialisasi penyehatan pangan dan distribusi 3. Permenkes YANG LAYAK DAN
13. Penyusunan Perencanaan dan Pelaporan 942 Tahun SEHAT
2003
TUJUAN
GOAL KINERJA HSP

↙ KLB
Keracunan
∑ TPM
Pangan dan
( SERTIFIKAT TPM TPM
Tertanggulangi TERAWASI/TTERDAFTAR
secara standar LAIK SEHAT)
ERBINA

26

Anda mungkin juga menyukai