Anda di halaman 1dari 21

Program

Penyehatan
Makanan
KELOMPOK 6 (3D4)

Adinda Riska S (P21335119003)


Devi Sayna A (P21335119014)
Hanifah Luthfianie I (P21335119023)
Hari Dwi P. (P21335119024)
Putri Fania J. A. (P21335119036)
Susana Anastasia Febriani (P21335119043)
Zahra Fadhilah H. (P21335119051)
Fungsi Program
Penyehatan
Makanan
Fungsi Program Penyehatan
Makanan
Menyiapkan bahan perumusan dan pelaksanaan kegiatan teknis di bidang

1 sanitasi makanan dan bahan pangan.

Menyiapkan bahan penyusunan standar norma, pedoman, kriteria,

2 dan prosedur di bidang sanitasi makanan dan bahan pangan.

Menyediakan bahan bimbingan teknis di bidang sanitasi


3 makanan dan bahan pangan

Menyediakan bahan evaluasi dan penyusunan

4 laporan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang


sanitasi makanan dan bahan pangan.
Melakukan pembinaan, Secara terus menerus

Tujuan program
monitoring & evaluasi melakukan peningkatan
kegiatan SMBP di seluruh sumber daya manusia baik

penyehatan
provinsi
di pusat maupun daerah

makanan
Dilakukan secara sinergi
Mengikut sertakan peran
dan simultan dengan
individu, keluarga,
program kesehatan atau
asosiasi, dan masyarakat
non kesehatan Iainnya.
Sasaran
kegiatan
Rumah Makan
Setiap tempat usaha komersial yang ruang lingkup kegiatannya menyediakan makanan dan minuman
untuk tempat umum di tempat usahanya.

Restoran
Salah satu jenis usaha jasa pangan yang sebagianatau seluruh bangunannya permanen dan dilengkapi
dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan, penyajian, dan penjualan
makanan dan minuman bagi masyarakat umum di tempat usahanya.

Jasa Boga
Perusahaan atau perorangan yang melakukan kegiatan pengelolaan makanan yang disajikan diluar tempat
usaha atas dasar pemesanan.

Makanan Jajanan
Makanan atau minuman yang diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan disajikan sebagai
makanan siap santap yang dijual ke masyarakat umum selain yang disajikan jasaboga, rumah
makan/restoran, dan hotel.
Perundang-
undangan
penyehatan
makanasaran
kegiatan
Dalam UU No. 23/1992 tentang Pada Pasal 22 tentang
Kesehatan Pasal 21 Kesehatan Lingkungan
Pengamanan makanan dan Setiap tempat atau sarana pelayanan
minuman. Diselenggarakan untuk
melindungi masyarakat dari umum wajib memelihara dan
makanan dan minuman yang tidak meningkatkan lingkungan yang sehat
memenuhi ketentuan mengenai sesuai dengan standar dan persyaratan.
standar dan atau persyaratan
kesehatan.
Dalam UU No 7 Tahun 1996
Sanitasi Pangan

Pasal 4 : Pemerintah menetapkan persyaratan sanitasi dalam kegiatan atau proses produksi,
penyimpanan, pengangkutan dan atau peredaran pangan.

Pasal 5 : Sarana dan atau prasarana yang digunakan dalam penyelenggaraan kegiatan atau proses
produksi, penyimpanan, pengangkutan dan atau peredaran pangan wajib memenuhi persyaratan
sanitasi.

Pasal 6 : Setiap orang yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan kegiatan atau proses
produksi, penyimpanan, pengangkutan dan atau peredaran pangan wajib :
(1) Memenuhi persyaratan sanitasi, keamanan dan atau keselamatan manusia.
(2) Menyelenggarakan program pemantauan sanitasi secara berkala
(3) Menyelenggarakan pengawasan dan pemantauan persyaratan santasi.
Dalam UU No 7 Tahun 1996
Sanitasi Pangan

Pasal 8 : Setiap orang dilarang menyelenggarakan kegiatan atau proses produksi, penyimpanan,
pengangkutan dan atau peredaran pangan dalam keadaan yang tidak memenuhi persyaratan
kesehatan.

Bahan Tambahan Pangan


Pasal 10 :
(1) Setiap orang yang memproduksi pangan untuk diedarkan dilarang menggunakan bahan apapun sebagai
bahan tambahan pangan yang dinyatakan dilarang atau melampaui ambang batas maksimal yang
ditetapkan.
(2) Pemerintah menetapkan lebih lanjut bahan yang dilarang dan atau dapat digunakan sebagai bahan
tambahan pangan dalam kegiatan atau proses produksi pangan serta ambang batas maksimal
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 2004 tentang
Keamanan Mutu dan Gizi Pangan Bab II tentang Keamanan
Pangan Bagian Pertama Sanitasi

Pasal 2 :
(1) Setiap orang yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan kegiatan pada rantai pangan yang
meliputi proses produksi, penyimpanan, pengangkutan, dan peredaran pangan wajib memenuhi
persyaratan sanitasi.
(2) Persyaratan sanitasi diatur lebih lanjut oleh Menteri yang bertanggung jawab di bidang kesehatan yang
meliputi anatara lain:
a) sarana dan/atau prasarana
b) penyelenggaraan kegiatan; dan
c) orang perorangan.
Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 2004 tentang
Keamanan Mutu dan Gizi Pangan Bab II tentang Keamanan
Pangan Bagian Pertama Sanitasi

Pasal 3 :
Pemenuhan standar sanitasi di seluruh kegiatan rantai pangan dilakukan dengan cara menerapkan
pedoman cara yang baik meliputi:
a) Cara Budidaya yang baik
b) Cara Produksi Pangan Segar yang baik.
c) Cara Produksi Pangan Olahan yang baik.
d) Cara Distribusi Pangan yang baik.
e) Cara Ritel Pangan yang baik; dan.
f) Cara Produksi Pangan siap saji.
Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 2004 tentang
Keamanan Mutu dan Gizi Pangan Bab II tentang Keamanan
Pangan Bagian Pertama Sanitasi

Pasal 3 :
Pemenuhan standar sanitasi di seluruh kegiatan rantai pangan dilakukan dengan cara menerapkan
pedoman cara yang baik meliputi:
a) Cara Budidaya yang baik
b) Cara Produksi Pangan Segar yang baik.
c) Cara Produksi Pangan Olahan yang baik.
d) Cara Distribusi Pangan yang baik.
e) Cara Ritel Pangan yang baik; dan.
f) Cara Produksi Pangan siap saji.
Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 2004 tentang
Keamanan Mutu dan Gizi Pangan Bab II tentang Keamanan
Pangan Bagian Pertama Sanitasi
Pasal 9:
(1) Pedoman Cara Produksi Pangan Siap Saji yang baik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf f
adalah cara produksi yang memperhatikan aspek keamanan pangan, antara lain :
a) mencegah tercemarnya pangan siap saji oleh cemaran biologis, kimia dan benda lain yang menggangu,
merugikan dan membahayakan kesehatan.
b) mematikan atau mencegah hidupnya jasad renik patogen, serta mengurangi jumlah jasad renik lainnya;
dan
c) mengendalikan proses antara lain pemilihan bahan baku, penggunaan bahan tambahan pangan,
pengolahan, pengemasan, penyimpanan dan pengangkutan serta cara penyajian.
(1) Pedoman Cara Produksi Pangan Siap Saji yang baik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
oleh Menteri yang bertanggung jawab dibidang kesehatan.
Kegiatan Pokok
Penyehatan
Makanan
Kegiatan Pokok Penyehatan Makanan
1. Mengembangkan dan melengkapi produk-produk hukum, pedoman umum,
petunjuk teknis, petunjuk pelaksanaan dan sosialisasinya serta advokasi di
daerah.

2. Memantapkan jejaring kerja lintas program, sektor dan antar propinsi,


kabupaten/kota serta kemitraan dengan para stakeholder.

3. Meningkatkan kemampuan SDM baik di pusat maupun daerah.

4. Mendorong daerah untuk melegalisasi kegiatan SMBP melalui Perda.

5. Memberikan Bintek dan fasilitasi ke daerah yang membutuhkan.

6. Monitoring dan evaluasi kegiatan SMBP di daerah.

7. Pelaporan hasil kegiatan.


Tiga pilar
tanggung jawab
dalam
keamanaan
makanan
Pemerintah yang bertugas dalam

a) Menyusun standar dan persyaratan, termasuk persyaratan hygiene sanitasi secara nasional.
b) Melakukan penilaian akan terpenuhinya standar dan persyaratan yang telah ditetapkan.
c) Memberi penghargaan bagi yang telah mentaati ketentuan dan menghukum bagi yang
melanggar ketentuan.
d) Menyediakan informasi dan memberikan penyuluhan dan konsultasi atau perbaikan.
e) Menyediakan sarana pelayanan kesehatan baik medis, non medis, maupun penunjang.

Pengusaha Makanan dan Penanggung Jawab Produksi, berkewajiban

Menyusun standar dan prosedur kerja, cara produksi yang baik dan aman.
b) Mengawasi proses kerja yang menjamin keamanan produk makanan.
c) Menerapkan teknologi pengolahan yang tepat dan efisien.
d) Meningkatkan keterampilan karyawan dan keluarganya dalam cara pengolahan makanan yang hygienis.
e) Mendorong setiap karyawan untuk maju dan berkembang.
f) Membentuk Assosiasi atau Organisasi Profesi Pengusaha Makanan.
. Masyarakat dan Konsumen khususnya, berkewajiban dalam :

1. Mengolah dan menyediakan makanan di rumah tangga yang aman

2. Memilih dan menggunakan sarana tempat pengolahan makanan yang telah memenuhi syarat hygiene
sanitasi makanan (laik hygiene sanitasi).

3. Memilih dan menggunakan makanan yang bebas dari bahan berbahaya bagi kesehatan seperti pewarna
tekstil, borax, formalin, makanan yang sudah rusak atau kadaluwarsa.

4. Menyuluh anggota keluarga untuk mengkonsumsi makanan yang aman.

5. Melaporkan bila mengetahui terjadi kasus keamanan makanan seperti makanan yang tidak laik, keracunan
makanan atau gangguan kesehatan lainnya akibat makanan.

6. Membentuk organisasi konsumen untuk membantu pemerintah dalam menilai makanan yang beredar.
Refrensi
Wulandari, Kusrini. Dkk. 2012. Buku Ajar Kesehatan
Lingkungan Penyehatan Makanan & Minuman B. Jakarta :
Politeknik Kementrian Kesehatan Jakarta II
Thank You!
-- KELOMPOK 6 --

Anda mungkin juga menyukai