Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENYEHATAN MAKANAN DAN MINUMAN-B

PROGRAM PENYEHATAN MAKANAN

Dosen Pembimbing :
Siti Kusumawati, SKM., DIPL. IT., M.IS.

Di susun oleh kelompok 2 :


Khairma Wibia Lutfy
Ridho Ergiyan Ananda
Salsabilah Arfilah
Satria Ditiro
Tania Lifia Rahma

Tingkat 2 Program Studi DIII-B

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN JAKARTA II


Jl. Hang Jebat F-3 KebayoranBaru, Jakarta Selatan 12120
Telp.(021)7397641, 7397643.Fax (021) 7397769
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat, nikmat serta karunia nya
yang tak ternilai dan tidak dapat dihitung sehingga kami bisa menyusun dan menyelesaikan
makalah ini. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah peyehatan makanan dan minuman b

Adapun, penyusunan makalah ini kiranya masih jauh dari kata sempurna. untuk itu, kami
menghaturkan permohonan maaf apabila terdapat kesalahan dalam makalah ini. kami pun
berharap pembaca makalah ini dapat memberikan kritik dan sarannya kepada kami agar
dikemudian hari kami bisa membuat makalah yang lebih sempurna lagi.

Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada segala pihak yang tidak bisa disebutkan
satu-persatu atas bantuannya dalam penyusunan makalah ini.

Jakarta, 08 Februari 2020


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyehatan makanan merupakan suatu usaha untuk menjaga keamanan makanan agar
tidak menimbulkan bahaya, Ilmu Kesehatan Masyarakat dititik beratkan kepada 1) mencegah
timbulnya penyakit, 2) Memperpanjang masa hidup, 3) Mempertinggi nilai kesehatan
(winslow). Dan didalam hal mencegah timbulnya penyakit, salah subtansi yang diawasi
bersumber dari makanan.

Makanan adalah Kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan memerlukan
pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh atau sumber energi satu-satunya
bagi manusia, batasan makanan tidak termasuk air, obat-obatan, dan subtansi subtansi yang
diperlukan untuk tujuan pengobatan (WHO).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu program penyehatan makanan ?


2. Apa fungsi program penyehatan makanan?
3. Apa tujuan program penyehatan makanan ?
4. Apa saja sasaran kegiatan program penyehatan mkanan ?
5. Apa saja perundang –undangan penyehatan makanan ?
6. Apa kegiatan pokok penyehatan makanan ?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas penyehatan
mkanan dan minuman b. secara tidak langsung juga untuk menambah pengetahuan sehingga
menjadi sebuah buku bacaan untuk kegiatan belajar mengajar sehingga bermanfaat untuk
semua.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Program Penyehatan Makanan
Makanan dan minuman merupakan kebutuhan pokok untuk berlangsungnyakehidupan
manusia dan makhluk hidup lainnya. Makanan yang baik dan yang di butuhkan manusia
adalah makanan yang mempunyai gizi yang seimbang, aman dari racun dan bahan kimia serta
bersih. Penyakit yang di derita manusia bisa berasal dari penyakit bawaan makanan misalnya
kontaminasi dari mikroorganisme.

Program penyehatan makanan sangat berguna untuk mencegah terjadinya kasus -


kasus penyakit yang di sebabkan oleh makanan. Program program yang di keluarkan
Direktorat jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan melalui Subdit
Sanitasi Makanan dan Bahan Pangan (SMBP) untuk menunjang tercapainya Masyarakat
Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan dan makanan yang dikonsumsi masyarakat aman,
hygiene, bersih dan sehat.

Tugas dari Sub Direktorat SMBP adalah Melaksanakan penyiapan bahan perumusan
kebijakan teknis, penyusunan standard, norma, pedoman. kriteria, prosedur, bimbingan
teknis. evaluasi dan penyusunan Iaporan di bidang sanitasi makanan dan bahan pangan.

2.2 Fungsi Program Penyehatan Makanan

a. Menyiapkan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang sanitasi


makanan dan bahan pangan.
b. Menyiapkan bahan penyusunan standar, norma. pedoman. kriteria, dan prosedur di
bidang sanitasi makanan dan bahan pangan.
c. Menyediakan bahan bimbingan teknis di bidang sanitasi makanan dan bahan pangan.
d. Menyiapkan bahan evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kebijakan teknis di
bidang sanitasi makanan dan bahan pangan.

2.3 Tujuan Program Penyehatan Makanan

a. Melakukan pembinaan, monitoring & evaluasi kegiatan SMBP dl seluruh provinsi


b. Secara terus menerus melakukan peningkatan sumber daya manusia baik di pusat
maupun daerah.
c. Dilakukan secara sinergi dan simultan dengan program kesehatan atau non kesehatan
Iainnya.
d. Mengikut sertakan peran individu, keluarga, asosiasi, dan masyarakat dalam peran
''pengawasan"

2.4 Sasaran Kegiatan Program Penyehatan Makanan


a. Rumah makan dan restoran
b. Rumah makan : Setiap tempat usaha komersial yang ruang lingkup kegiatannya
menyediakan makanan dan minuman umuk tempat umum di tempat usahanya.
c. Restoran : salah satu jenis usaha jasa pangan yang sebagian atau seluruh bangunan
permanen dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan,
penyimpanan, penyajian. dan penjualan makanan dan minuman bagi umum di tempat
usahanya.
d. Jasa Boga : Perusahaan atau perorangan yang melakukan kegiatan pengelolaan
makanan yang disajikan diluar tempat usaha atas dasar pesanan.
e. Makanan Jajanan : Makanan atau minuman yg diolah oleh pengrajin makanan di
tempat penjualan dan atau disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi
umum selain yang dasajikan jasaboga, rumah makan/restoran, dan hotel.
f. Usaha Depot Air Minum
g. Kantin : Sekolah, Kantor dan institusi.
h. Pengelolaan makanan rumah tangga.
i. Industri Pangan Rumah Tangga

2.5 Perundang –Undangan Penyehatan Makanan


Pangan yang aman, bermutu, bergizi, beragam dan tersedia secara cukup merupakan
prasyarat utama yang harus dipenuhi dalam upaya terselenggaranya suatu system pangan
yang memebrikan perlindungan bagi kepentingan kesehatan serta makin berperan dalam
meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.

Standar dan persyaratan kesehatan untuk makanan didasarkan atas peraturan


perundang-undangan yang dikeluarkan oleh Pemerintah. Berdasrkan TAP MPR No.
III/2000, selain itu juga diterbitkan berbagai undang-undang yang berhubungan dengan
penyahatan makanan minuman antara lain:
 UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan UU No. 18 Tahun 2012 Tentang
Pangan
 PP No. 28 Tahun 2004 tentang Keamanan Mutu dan Gizi Pangan
 Kepmenkes N0. 1098 Tahun 2003 Tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah
Makan dan Restoran
 Kepmenkes No. 942 Tahun 2003 Tentang Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi
Makanan dan Jajanan.
 Kepmenkes No. 715 Tahun 2003 tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Jasaboga

Dalam UU No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan pasal 109 setiap orang atau
badan hukum yang memproduksi, mengolah, serta mendistribusikan makanan dan
minuman yang diperlakukan sebagai makanan dan minuman hasil teknologi rekayasa
genetic yang diedarkan harus menjamin agar aman bagi manusia, hewan yang
dimakan manusia, dan lingkungan. Makanan dan minuman yang tidak memenuhi
ketentuan standard atau persyaratan kesehatan dan atau membahayakan kesehatan,
dilarang untuk diedarkan, ditarik dan peredaran dan disita untuk dimusnahkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Undang – Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 2012 Tentang Pangan


Keamanan Pangan (BAB VII)
Pasal 67
1) Keamanan Pangan diselenggarakan untuk menjaga Pangan tetap aman,
higienis, bermutu, bergizi, dan tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan
budaya masyarakat.
2) Keamanan Pangan dimaksudkan untuk mencegah kemungkinan cemaran
biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan
membahayakan kesehatan manusia.
Pasal 68
1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin terwujudnya penyelenggaraan
Keamanan Pangan di setiap rantai Pangan secara terpadu.
2) Pemerintah menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria Keamanan
Pangan.
3) Petani, Nelayan, Pembudi Daya Ikan, dan Pelaku Usaha Pangan wajib
menerapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria Keamanan Pangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2).
4) Penerapan norma, standar, prosedur, dan kriteria Keamanan Pangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan secara bertahap berdasarkan jenis
Pangan dan skala usaha Pangan.
5) Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah wajib membina dan mengawasi
pelaksanaan penerapan norma, standar, prosedur, dan kriteria Keamanan Pangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4).
Pasal 69
Penyelenggaraan Keamanan Pangan dilakukan melalui:
a. Sanitasi Pangan;
b. Pengaturan terhadap bahan tambahan Pangan;
c. Pengaturan terhadap Pangan Produk Rekayasa Genetik;
d. Pengaturan terhadap Iradiasi Pangan;
e. Penetapan standar Kemasan Pangan;
f. Pemberian jaminan Keamanan Pangan dan Mutu Pangan; dan
g. Jaminan produk halal bagi yang dipersyaratkan

Sanitasi Makanan
Pasal 70
1) Sanitasi Pangan dilakukan agar Pangan aman untuk dikonsumsi.
2) Sanitasi Pangan dilakukan dalam kegiatan atau proses produksi, penyimpanan,
pengangkutan, dan/atau peredaran Pangan.
3) Sanitasi Pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus memenuhi
persyaratan standar Keamanan Pangan.

Pasal 71
1) Setiap Orang yang terlibat dalam rantai Pangan wajib mengendalikan risiko
bahaya pada Pangan, baik yang berasal dari bahan, peralatan, sarana produksi,
maupun dari perseorangan sehingga Keamanan Pangan terjamin.
2) Setiap Orang yang menyelenggarakan kegiatan atau proses produksi,
penyimpanan, pengangkutan, dan/atau peredaran Pangan wajib:
a. Memenuhi Persyaratan Sanitasi; dan
b. Menjamin Keamanan Pangan dan/atau keselamatan manusia.

3) Ketentuan mengenai Persyaratan Sanitasi dan jaminan Keamanan Pangan


dan/atau keselamatan manusia sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam
Peraturan Pemerintah.
Pasal 72
1) Setiap Orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
71 ayat (1) dan ayat (2) dikenai sanksi administratif.
2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:
a. Denda;
b. Penghentian sementara dari kegiatan, produksi, dan/atau peredaran;
c. Penarikan Pangan dari peredaran oleh produsen;
d. Ganti rugi; dan/atau
e. Pencabutan izin.

3) Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis, besaran denda, tata cara, dan
mekanisme pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) diatur dalam Peraturan Pemerintah

Bahan Tambahan Pangan


Pasal 73
Bahan tambahan Pangan merupakan bahan yang ditambahkan ke dalam Pangan untuk
mempengaruhi sifat dan/atau bentuk Pangan.
Pasal yang memuat mengenai bahan tambahan pangan pasal 73 sampai pasal 76
Sanksi Hukum (BAB XV KETENTUAN PIDANA)
Pasal yang memuat mengenai sanksi hukum merupakan pasal 133 sampai pasal 148
Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan Mutu dan Gizi
Pangan

2.6 Kegiatan Pokok Penyehatan Makanan


a) Mengembangkan dan melengkapi produk-produk hukum. pedoman umum,
petunjuk teknis, petunjuk pelaksanaan dan sosialisasinya serta advokasi di daerah.
b) Memantapkan jejaring kerja lintas program, sektor dan antar propinsi,
kabupaten/kota serta kemitraan dengan para stakeholder.
c) Meningkatkan kemampuan SDM baik di pusat maupun daerah.

d) Mendorong daerah untuk melegalisasi kegiatan SMBP melalui Perda.


e) Memberikan Bintek dan fasilitasi ke daerah yang membutuhkan.
f) Monitoring dan evaluasi kegiatan SMBP di daerah.
g) Pelaporan hasil kegiatan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Program penyehatan makanan sangat berguna untuk mencegah adanya kasus –
kasus penyakit yang terjadi akibat makanan. Tapi, program penyehatan makanan ini
belum berkembang dengan baik di Negara Indonesia. Berdasarkan UU No. 18 tahun
2012 tentang pangan, sudah disebutkan beberapa sanksi hukum yang berlaku.
Seharusnya jika di sosialisasikan dan diwujudkan secara nyata, kasus – kasus penyakit
akibat makanan sudah jarang terjadi.
DAFTAR PUSTAKA

Wulandari, Kusrini. Dkk. 2012. Buku Ajar Kesehatan LIngkungan, Penyehatan


Makanan Dan Minuman B. Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Jakarta 2.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 Tentang Pangan

Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan Mutu dan Gizi
Pangan

Anda mungkin juga menyukai