“SANITASI MAKANAN”
Dosen Pembimbing :
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratnya yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-hidayahnya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
pihak sehingga dapat melancarkan pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan doa dan dukungan dalam
pengerjaan makalah ini.
2. Ibu A.T Diana Nerawati, SKM, M.Kes dan Ibu Fitri Rokhmalia, SST, M.KL
selaku dosen mata kuliah Sanitasi Rumah Sakit.
3. Teman – teman yang mendukung penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
4. Semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya,
sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan kami mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Manfaat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian integral
dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan
paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit
(preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi
tenaga kesehatan dan pusat penelitian medic.
Di Indonesia dikenal tiga jenis rumah sakit yaitu rumah sakit berdasarkan
kepemiliknnya, rumah sakit berdasarkan jenis pelayanannya dan rumah sakit
berdasarkan kelasnya. Berdasarkan kepemilikannya, dibedakan tiga macam rumah
sakit, yaitu :
b. Rumah Sakit Umum, Rumah Sakit Jiwa dan Rumah Sakit Khusus.
Standar baku mutu dan persyaratan kesehatan sarana dan bangunan sesuai
dengan ketentuan Peraturan Menteri Kesehatan yang mengatur mengenai
persyaratan teknis bangunan dan prasarana rumah sakit. Selain yang sudah diatur
dari ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, terkait dengan toilet
dan kamar mandi terdapat persyaratan fasilitas toilet dan kamar mandi yaitu:
b. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, tidak licin, berwarna
terang, mudah dibersihkan dan tidak boleh menyebabkan genangan
c. Pada setiap unit ruangan harus tersedia toilet (jamban, peturasan dan
tempat cuci tangan) tersendiri. Khususnya untuk unit rawat inap dan
kamar karyawan harus tersedia kamar mandi
d. Pembuangan air limbah dari toilet dan kamar mandi dilengapi dengan
penahan bau (water seal)
e. Letak toilet dan kamar mandi tidak berhubungan langsung dengan dapur,
kamar operasi, dan ruang khusus lainnya
g. Toilet dan kamar mandi harus terpisah antara pria dan wanita, unit rawat
inap dan karyawan, karyawan dan toilet pengunjung
h. Toilet pengunjung harus terletak di tempat yang mudah dijangkau dan ada
petunjuk arah, dan toilet untuk pengunjung dengan perbandingan 1 (satu)
toilet untuk 1 - 20 pengunjung wanita, 1 (satu) toilet untuk 1 - 30
pengunjung pria.
13) Atap rumah sakit harus kuat, tidak bocor, tahan lama dan
tidak menjadi tempat perindukan serangga tikus, dan
binatang penggangu lainnya.
Makanan dan minuman di rumah sakit adalah semua makanan dan minuman yang
di sajikan dari dapur rumah sakit untuk pasien dan karyawan, Makanan dan minuman
yang dijual di dalam ingkungan rumah sakit atau dibawa dari luar rumah sakit.
Daging, ikan, udang -5º C Sampai 0º C -10º C Sampai -5º C Kurang dari -10º C
dan olahannya
Telur, susu dan
5º C Sampai 7º C -5º C Sampai 0º C Kurang dari -5º C
olahannya
Sayur, buah dan
10º C 10º C 10º C
minuman
Tepung dan biji 25º C 25º C 25º C
2. Bahan makanan tambahan (bahan pewarna, pengawet, pemanis buatan) harus sesuai
dengan ketentuan.
3. Penyimpanan Bahan Makanan dan Makanan Jadi
Tempat penyimpanan bahan makanan harus selalu terpelihara dan dalam keadaan
bersih, terlindung dari bahan kimia berbahaya, serangga dan hewan lain.
a. Bahan Makanan Kering
1) Semua gudang bahan makanan hendaknya berada di bagian yang tinggi.
2) Bahan makanan tidak diletakkan dibawahsalursan/pipa air untuk menghindari
terkena bocoran
3) Tidak ada drainase di sekitar gudang makanan
4) Semua bahan makanan disimpan pada rak rak – rak dengan ketinggian rak
terbawah 15 – 25 cm
5) Suhu gudang bahan makanan kering dan kaleng dijaga kurang dari 22º C
6) Gudang harus dibuat anti tikus dan serangga
7) Penempatan bahan makanan harus rapi dan tertata tidak padat.
b. Bnnm
c. Makanan Jadi
1) Makanan jadi harus memenuhi persyaratan bakteriolgi berdasarkan ketentuan
yang berlaku. Jumlah kandungan logam berat dan residu tidak boleh melebihi
ambang batas.
2) Makanan jadi yang siap disajikan harus diwadahi atau dikemas dan tertutup,
serta segera disajikan.
H. Penyelenggaraan Penyehatan Pangan Siap Saji
Berdasarkan PermenkesNo 7 tahun 2019 Penyehatan pangan siap saji adalah
upaya pengawasan, pelindungan, dan peningkatan kualitas higiene dan sanitasi pangan
siap saji agar mewujudkan kualitas pengelolaan pangan yang sehat, aman dan selamat.
1. Tempat Pengolahan Pangan
a. Perlu disediakan tempat pengolahan pangan (dapur) sesuai dengan
persyaratan konstruksi, tata letak, bangunan dan ruangan dapur.
b. Sebelum dan sesudah kegiatan pengolahan pangan, tempat dan fasilitasnya
selalu dibersihkan dengan bahan pembersih yang aman. Untuk pembersihan
lantai ruangan dapur menggunakan kain pel, maka pada gagang kain pel
perlu diberikan kode warna hijau.
c. Asap dikeluarkan melalui cerobong yang dilengkapi dengan sungkupasap.
d. Pintu masuk bahan pangan mentah dan bahan panganterpisah
2. Peralatan Masak
a. Peralatan masak terbuat dari bahan dan desain alat yang mudah
dibersihkan dan tidak boleh melepaskan zat beracun ke dalam bahan
pangan (foodgrade).
b. Peralatan masak tidak boleh patah dan kotor serta tidak boleh
dicampur.
c. Lapisan permukaan tidak terlarut dalam asam/basa atau garam-garam
yang lazim dijumpai dalampangan.
d. Peralatan masak seperti talenan dan pisau dibedakan untuk pangan
mentah dan pangan siapsaji.
e. Peralatan agar dicuci segera sesudah digunakan, selanjutnya
didesinfeksi dandikeringkan.
f. Peralatan yang sudah bersih harus disimpan dalam keadaan kering
dan disimpan pada rak terlindung darivektor.
3. Penjamah Pangan
4. Pengangkutan Pangan
Pangan yang telah siap santap perlu diperhatikan dalam cara pengangkutannya
yaitu:
a. Pangan diangkut dengan menggunakan kereta dorong yang tertutup, dan
bersih dan dilengkapi dengan pengatur suhu agar suhu pangan dapat
dipertahankan.
b. Pengisian kereta dorong tidak sampai penuh, agar masih tersedia udara
untuk ruanggerak.
c. Perlu diperhatikan jalur khusus yang terpisah dengan jalur untuk
mengangkut bahan atau barang kotor.
5. Penyajian Pangan
a. Cara penyajian pangan harus terhindar dari pencemaran dan bersih.
b. Pangan jadi yang siap disajikan harus diwadahi dan tertutup
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2019. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 7 Tahun 2019 Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.