Anda di halaman 1dari 11

PENGELOLAAN LIMBAH CAIR

MEKANISME PENYEBARAN PENYAKIT MELALUI KOTORAN MANUSIA

DISUSUN OLEH :
Kelompok 2 / 2 D III-A
Agung Tri Nugraha
Amanda Nadia Putri
Carissa Gianika
Christina Dominggas
Diah Ayu Nastiti
Faiz Syaibatul Hamdi
M Hibban Fatah

DOSEN PEMBIMBING:
Syarifuddin, SKM., M.Kes.

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
JAKARTA II
Jl. Hang Jebat III/F3, Gunung, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12120
KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang
senantiasa mencurahkan segala nikmat dan karunianya, karena berkat karunianya saya dapat
menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam senantiasa kita sampaikan kepada junjungan
kita Rasulullah Muhammad SAW.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan tugas makalah ini khususnya rekan-rekan yang senantiasa mendukung dan
memotivasi serta memberi masukan positif sehingga makalah ini dapat disusun.

Makalah ini berjudul Mekanisme Penyebaran Penyaakit Melalui Kotoran Manusia, dimana
makalah ini membahas untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Pengelolaan Limbah Cair.

Dalam hal ini kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
kami memohon maaf bila di dalam tulisan kami ini ada kekurangan dalam penulisan atau
sebagainya. Kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan penulisan
kedepannya.

Jakarta, Februari 2020

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

Cover ……………………………………………………………………………………i

Kata Pengantar…………………………………………………………………………ii

Daftar Isi..………………………………………………………………………………iii

Bab I Pendahuluan …………………………………………………………………….1

1.1 Latar Belakanng………………………………………………………………………….1

1.2 Tujuan………………………………………………………………………………...….2

Bab II Pembahasan……………………………………………………………………..3

2.1 Pengaruh Tinja Terhadap Kesehatan dan Lingkungan......................................................3

2.2 Rantai Penularan Penyakit.................................................................................................5

2.3 Pola Pencemaran Bakteri dan Kimia dalam Tanah...........................................................6

Bab III Penutup………………………………………………………………………...7

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………....7

Daftar Pustaka ………………………………………………………………………....8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembuangan tinja merupakan salah satu upaya kesehatan lingkungan yang harus memenuhi
sanitasi dasar bagi setiap keluarga. Pembuangan kotoran yang baik harus dibuang ke tempat
penampungan kotoran. Bangunan yang digunakan untuk membuang dan mengumpulkan kotoran
itu tersimpan dalam satu tempat tertentu dan tidak menjadi sarang penyakit.
Kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh yang harus
dikeluarkan dari dalam tubuh. Zat-zat yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh ini berbentuk
tinja (faeces), air seni (urine), dan CO2 sebagai hasil dari proses pernapasan.
Saat ini akses masyarakat terhadap sarana sanitasi khususnya jamban, masih jauh dari
harapan. Berbagai kampanye dan program telah banyak dilakukan, terakhir dengan
pemberlakuan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Dengan bertambahnya
penduduk yang tidak sebanding dengan area pemukiman, masalah pembuangan kotoran manusia
meningkat. Dilihat dari segi kesehatan masyarakat, masalah pembuangan kotoran manusia
merupakan masalah yang pokok untuk sedini mungkin diatasi. Kurangnya perhatian terhadap
pengelolaan tinja disertai dengan cepatnya pertambahan penduduk, jelas akan mempercepat
penyebaran penyakit-penyakit yang ditularkan melalui tinja. Oleh karena itu, kotoran manusia
(faeces) adalah sumber penyebaran penyakit yang multikompleks. Penyebaran penyakit yang
bersumber pada faeces dapat melalui berbagai macam jalan atau cara.
Tingginya angka kejadian penyakit berbasis lingkungan, khususnya diare, sangat erat
dengan masih rendahnya akses sanitasi masyarakat. Laporan kemajuan Millenium Development
Goals (MDGs) yang diterbitkan oleh Bappenas pada tahun 2010 mengindikasikan bahwa
peningkatan akses masyarakat terhadap jamban sehat, tergolong pada target yang membutuhkan
perhatian khusus, karena kecepatannya akses yang tidak sesuai dengan harapan. Dari target akses
sebesar 55,6% pada tahun 2015, akses masyarakat pada jamban keluarga yang layak pada tahun
2009 baru sebesar 34%. Terdapat selisih 21% peningkatan akses dari sisa waktu 6 tahun (2009 -
2015).
Pembuangan tinja yang dilakukan secara tidak layak atau tidak memenuhi persyaratan dapat
mengakibatkan berbagai macam ha diantaranya adalah terjadinya pencemaran tanah, sumber air

1
bersih dan tempat berkembang biaknya vector penyakit. Dari segi estetika pembuangan tinja
yang sembarangan dapat mengganggu pemandangan yang tidak sedap serta menimbulkan bau.
Untuk itu pembuangan tinja manusia harus dikelola dengan baik sehingga dampaknya terhadap
keehatan dapat di hilangakn atau diminimalisir

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengaruh Tinja Terhadap Kesehatan dan Lingkungan
2. Untuk mengetahui Rantai Penularan Penyakit
3. Untuk mengetahui Pola Pencemaran Bakteri dan Kimia dalam Tanah

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengaruh Tinja Terhadap Kesehatan dan Lingkungan

Tinja adalah bahan buangan yang dikelurkan oleh tubuh manusia melalui anus sebagai
sisa dari  proses pencernaan makanan disepanjang system saluran pencernaan
(tractusdigestifus). Tinja  juga dapat mengundang kedatangan lalat dan hewan-hewan
lainnya, lalat yang hinggap di atas tinja yang mengandung kuman, dapat menularkan kuman-
kuman itu lewat makanan yang dihinggapinya, dan kemudian manusia memakan makanan
tersebut sehingga berakibat sakit. Pembuangan tinja manusia yang tidak memenuhi syarat
kesehatan seringkali berhubungan dengan kurangnya penyedian air bersih dan fasilitas
kesehatan lainnya, hal yang demikian ini dapat menjadi sumber berbagai penyakit yang
ditularkan oleh tinja dan Lebih dari 50 jenis infeksi oleh virus, bakteri, protozoa, dan cacing
ataupun mikroorganisme dapat ditularkan dan diderita oleh masyarakat. Apabila pembuangan
tinja dan limbah cair tidak ditangani sebagaimana mestinya maka dapat mengakibatkan
terjadinya pencemaran permukaan tanah serta air tanah, yang berpotensi menjadi penyebab
timbulnya penularan berbagai macam penyakit saluran pencemaan. Tinja (excreta) manusia
dapat mengganggu estetika atau keindahan,kenyamanan dari manusia apabila tinja tersebut
tidak ditangani dengan baik. Oleh karena itu keberadaan jamban sangat dibutuhkan agar
dapat digunakan oleh masyarakat.
1. Dampak Pembuangan Tinja Terhadap Lingkungan Biotik Dan Abiotik
a. Dampak pembuangan tinja terhadap lingkungan biotik
 Dampak Air limbah tinja bagi kehidupan vektor. Air limbah tinja yang di buang
kelingkungan (tanah dan badan air) banyak menimbulkan masalah vector,
comberan yang terdapat di dekat rumah sangat cocok untuk bersarang
berkembang biaknya lalat, nyamuk dan tikus juga menyenangi tempat-tempat
tersebut untuk mencari makanannya. Air limabah yang tergenang di parit, dan
badan air yang lain juga merupakan sarang maupun berkembang biaknya
beberapa jenis nyamuk.Air limbah yang  berhubungan dengan kehidupan vector
di sebut water related vektor.

3
 Dampak limbah tinja terhadap kehidupan biota dan tumbuhan. Kandungan zat
pencemar pada limbah tinja akan menyebabkan menurunnya kadar oksigen
terlarut dalam air. Sehingga akan mengakibatkan kehidupan dalam air yang
membutuhkan oksigen terganggu serta mengurangi perkembangannya. Selain itu
kematian dapat pula disebabkan adanya zat beracun pada tinja yang juga
menyebabkan kerusakan pada tanaman dan tumbuhan air. mengakibatkan matinya
bakteri-bakteri, maka proses penjernihan air secara alamiah yang seharusnya
terjadi pada air limbah juga terhambat.  
b. Dampak pembuangan tinja terhadap lingkungan abiotik
 Dampak terhadap air dan Tanah
Ada beberapa penyakit yang masuk dalam katagori water-borne diseases, atau
penyakit- penyakit yang dibawa oleh air, yang masih banyak terdapat di daerah-
daerah. Penyakit- penyakit ini dapat menyebar bila mikroba penyebabnya dapat
masuk ke dalam sumber air yang dipakai masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Sedangkan jenis mikroba yang dapat menyebar lewat air antara lain,
bakteri, protozoa dan metazoa. Pencemaran air oleh tinja yang biasa diukur
dengan faecal coliform telah terjadi dalam skala yang luas, hal ini telah dibuktikan
oleh suatu survey sumur contohnya (sumur dangkal di Jakarta), Banyak penelitian
yang mengindikasikan terjadinya pencemaran tersebut.
 Dampak terhadap estetika lingkungan Dengan semakin banyaknya zat organic
yang dibuang ke lingkungan perairan, maka perairan tersebut akan semakin
tercemar yang biasanya ditandai dengan bau yang menyengat disamping
tumpukan yang dapat mengurangi estetika lingkungan.
c. Pengaruh Tinja bagi Kesehatan Manusia
Tinja manusia ialah buangan padat yang kotor dan bau juga media penularan
penyakit bagi masyarakat. Kotoran manusia mengandung organisme pathogen yang
dibawa air, makanan, lalat menjadi penyakit seperti: salmonella, vibriokolera, amuba,
virus, cacing, disentri,  poliomyelitis, ascariasis, dll. Kotoran dari manusia yang sakit
atau carier dari suatu penyakit adalah suatu sumber infeksi. Kotoran yang
mengandung agen penyakit dapat ditularkan pada host yang baru antara lain melalui
lalat. Penyakit yang ditimbulkan oleh kotoran manusia bisa digolongkan yaitu :

4
a. Penyakit Enteric atau saluran pencernaan dan kontaminasi zat racun  
b. Penyakit infeksi oleh virus seperti Hepatitis infektiosa
c. Infeksi cacing seperti schitosomiasis, ascariasis, ankilostosomiasis

2.2 Rantai Penularan Penyakit


Tinja manusia yang terinfeksi dapat menyebarkan penyakit ke manusia lain dengan melalui
banyak cara. Perpindahan penyakit bisa terjadi secara langsung dari tinja ke manusia, bisa
melalui perantara lain seperti melalui air, serangga, tanah dan tangan manusia. Rantai
penularan penyakit melalui tinja manusia dapat digambarkan seperti pada diagram berikut:

Pola Pencemaran Bakteri Dan Kimia Dalam Tanah Dari skema tersebut dapat dilihat bahwa,
penyakit yang berasal dari tinja manusia merupakan sumber infeksi dapat menular ke manusia
lain dengan melalui banyak media perantara. Mata rantai penularan tersebut dapat melalui air,
serangga, tanah, dan tangan manusia baik secara langsung maupun melalui makanan dan
minuman yang dibutuhkan oleh manusia. Untuk mencegah terjadinya penularan tersebut dapat
dilakukan dengan memutus mata rantai  penularan tersebut dengan membuat sarana pembuangan
tinja yang memenuhi syarat dan  perilaku hidup bersih dan sehat.

2.3 Pola Pencemaran Bakteri dan Kimia dalam Tanah


5
• Pola pencemaran bakteri dan bahan kimia dari tinja penting untuk disain fasilitas sarana
pembuangan tinja dan menentukan lokasi dan jarak terhadap sumber air minum,
disamping faktor porositas tanah

• Pada tanah yang kering, migrasi bakteri dan bahan kimia relatif kecil, dimana pergerakan
horizontal cuma + 1 meter dan penetrasi vertikal + 3 meter

Menurut Wagner & Lanoix

Pada tanah kering migrasi bakteri tinja dalam tanah relatif kecil. Pada tanah
kering pencemaran tidak lebih dari 3 meter secara verikal, secara horizontal 1 meter.
Pada tanah basah migrasi  bakteri tinja secara horizontal searah dengan aliran air tanah
dapat mencapai 11 meter. Tidak ada aturan yang pasti untuk menentukan jarak yang
aman antara jamban dan sumber air minum. Sebab hal ini dipengaruhi oleh banyak
faktor:

 Kemiringan dan ketinggian permukaan tanah

 Porositas dan permeabilitas tanah

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tinja adalah bahan buangan yang dikeluarkan oleh tubuh manusia melalui anus sebagai sisa
dari proses pencernaan makanan disepanjang sistem saluran pencernaan (tractusdigestifus)

Terdapat beberapa dampak pembungan tinja terhadap lingkungan biotik dan abiotik serta
dampak terhadap kehidupan biota dan tumbuhan

Pengaruh tinja bagi kesehatan menyebabkan seseorang terkena penyakit enteric, penyakit
infeksi oleh virus seperti Hepatitis infektiosa dan infeksi cacing seperti schistosomiasi, ascariasis
dan ankilostosomiasisRantai penularan penyakit terjadi secara langsung dari tinja ke manusia,
bisa melalui perantara lain seperti melalui air, serangga, tanah dan tangan manusia.

Pola pencemaran bakteri dan bahan kimia dari tinja penting untuk disain fasilitas sarana
pembuangan tinja dan menentukan lokasi dan jarak terhadap sumber air minum, disamping
faktor porositas tanah

7
DAFTAR PUSTAKA

Sujono, dkk. 2011. Buku Ajar Penyehatan Air dan Pengelolaan Limbah Cair – A.
Jakarta: Poltekkes Kemenkes Jakarta 2.

http://eprints.ums.ac.id/40408/10/BAB%201.pdf

https://ikma10fkmua.files.wordpress.com/2012/06/bab-02-human-excreta-disposal.ppt
http://docplayer.info/63441605-Pembuangan-kotoran-manusia-tinja.html

Anda mungkin juga menyukai