Anda di halaman 1dari 40

MAKALAH PENYEHATAN TANAH

“ Penyakit Yang Di Tularkan Melalui Tanah”

Disusun Oleh:
KELOMPOK 8
Annisa Farras Nabilla

Carissa Gianika

Febrian Aditya

Kamaliyah Nurul Habibah

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
Jl. Hang Jebat III Blok F3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12120

1
DAFTAR ISI

BAB I............................................................................................................................................................3
1.1 Pengaruh Tanah Terhadap Kesehatan...........................................................................................3
BAB II...........................................................................................................................................................9
JENIS PENYAKIT YANG DITULARKAN MELALUI TANAH..........................................................................9
1. Penyakit Menular.............................................................................................................................9
2. Penyakit Tidak Menular.............................................................................................................20
BAB III........................................................................................................................................................29
MEKANISME PENULARAN PENYAKIT....................................................................................................29
1. Kontak Jasmani Langsung..............................................................................................................29
2. Melalui Makanan Minuman...........................................................................................................29
3. Melalui udara.................................................................................................................................29
4. Melalui vektor................................................................................................................................29
BAB IV.......................................................................................................................................................35
PENANGULANGAN PENYAKIT YANG DITULARKAN MELALUI TANAH..................................................35
BAB V........................................................................................................................................................39
PENUTUP...............................................................................................................................................39
KESIMPULAN.....................................................................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................................40

2
BAB I
PEMBAHASAN

1.1 Pengaruh Tanah Terhadap Kesehatan

Tanah merupakan tempat tinggal bagi keragaman hayati dimana 25% dari spesies bumi
tinggal di tanah. Tanah dapat berfungsi menyediakan ekosistem melalui berbagai interaksi yang
kompleks antara organisme dalam tanah dan tanah itu sendiri seperti pembentukan tanah,
penyaringan air, maupun penyediaan senyawa yang bermanfaat. Namun, tanah dapat menjadi
reservoir penyakit pada manusia. Hal ini karena tanah adalah penerima limbah padat sehingga
menyebabkan kontaminasi tanah yang dapat mengandung bahan organik dan anorganik
berbahaya serta mikroorganisme patogen. Penyebaran agen penyebab penyakit melalui tanah
dapat terjadi akibat banjir, tiupan angin kencang atau pengangkutan tanah dari daerah endemik
ke daerah lainnya. Patogen yang mempunyai peran menyebabkan penyakit yang ditularkan
melalui tanah di bagi menjadi dua kelompok yaitu Euedaphic Pathogenic Organisms (EPOs) dan
Soil Transmitted Pathogens (STP). Perlu upaya penanggulangan untuk menghindari penyebaran
penyakit dari tanah ke manusia seperti dengan melakukan remidiasi terhadap tanah yang
tercemar bahan kimia berbahaya serta dengan upaya pemberian desinfektan, maupun sanitasi
lingkungan untuk mencegah kontaminasi mikroorganisme patogen di tanah

Pengaruh tanah terhadap kesehatan digolongkan kepada penyakit-penyakit yang


menyebar lewat tanah. Zat-zat yang terkandung dapat berasal dari dari tanah itu sendirimaupun
berasal dari luar tanah, sebagai akibat dari pencemaran tanah. Penyakit-penyakit tersebut disebut
sebagai penyakit bawaan tanah (soil-borne diseases).

Proses terjadinya penyakit pada manusia dapat terjadi karena tigahal pentingyaitu agent
atau penyebab penyakit, host atau populasi berisiko tinggi dan environmentatau Linglingkungan
(John Gordon). Pengaruh lingkungan dalam menimbulkan penyakit pada manusia telah lama
disadari dimana faktor lingkungan berperan sangat besar dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Memang tidak selalu lingkungan sebagai penyebab, melainkan juga sebagai
penunjang, media transmisi maupun pemberat penyakit yang telah ada. (Catur Puspawati dan
Haryono, 2019)

3
Tanah secara langsung dapat mempengaruhi kesehatan dalam bentuk penyakit bawaan
tanah (soil-borne). Sebagian besar organisme hidup adalah mikroba yang banyak ditemukan di
tanah. Beberapa mikroba di dalam tanah bersifat patogen bagi manusia, termasuk protozoa,
jamur, bakteri, dan juga virus, beberapa mikroorganisme tersebut beberapa memerlukan inang/
host untuk kelangsungan hidupnya (Sellinus, 2005).

Soil-borne disease telah memberikan dampak buruk pada manusia mulai dari
penderitaan, kecacatan, kebutaan, hingga kematian di seluruh dunia. Misal, berdasarkan
Vaccine-Preventable Disease Monitoring System 2012, tahun 2011 pada kawasan SEARO,
Indonesia menempati urutan kedua terbesar dengan 114 kasus Tetanus Neonatorum yang
menyerang bayi baru lahir yang disebabkan spora Clostridium tetani. Selain itu penyakit diare
yang diakibatkan oleh mikroba yang masuk ke dalam tanah melalui limbah tinja masih menjadi
perhatian serius di negara-negara berkembang terutama Indonesia. Laporan Riskesdas tahun
2007 menunjukkan bahwa penyakit Diare merupakan penyebab kematian nomor satu pada bayi
(31,4%) dan pada balita (25,2%), sedangkan pada golongan semua umur merupakan penyebab
kematian yang ke empat (13,2%) (Kemenkes, 2012). Soil-borne disease juga dipengaruhi oleh
zat-zat yang terkandung dalam tanah baik yang berasal dari tanah itu sendiri maupun berasal dari
luar tanah sebagai akibat pengotoran ataupun pencemaran. Tanah dapat menjadi vektor dan
sumber dari agen penyakit pada manusia yang penting. Hal ini diketahui karena tanah adalah
penerima limbah padat yang dapat mengandung patogen dalam konsentrasi tinggi (Slamet, 1996
& Santamaria, dkk, 2003).

Kondisi tanah yang ada dapat memperngaruhi kesehatan, misalnya adanya zat-zat yang
tidak dapat diuraikan dalam tanah yang menyebabkan terjadinya perubahan fungsi tanah
sehingga tanah tidak dapat melakukan fungsi sesuai dengan seharusnya. Hal ini akan
berpengaruh terhadap kesehatan. Menurut Soemirat, Juli, 2014 pengaruh tanah terhadap
kesehatan dapat terjadi secara langsung maupun secara tidak langsung.

1.1.1 Pengaruh Secara Langsung


Pengaruh tanah terhadap kesehatan secara langsung digolonglan kepada
penyakit-penyakit yang menyebar lewat tanah. Zat-zat yang terkandung dapat
berasal dari tanah itu sendiri maupun berasal dari luar tanah, sebagai akibat dari
pencemaran tanah. Aktivitas manusia yang membutuhkan lahan atau tanah untuk

4
melakukan kegiatannya jika tidak dikelola dengan baik akan berdampak bagi
kesehatan. Adanya pembuangan sampah pada lahan terbuka menyebabkan tanah
permukaan dipenuhi oleh sampah-sampah yang ada di atasnya. Masih terdapat
tempat pembuangan sampah sementara (TPS) yang melakukan peletakan sampah
pada suatu bidang tanah. Sampah yang dihasilkan oleh aktivitas manusia dapat berupa
sampah organik, anorganik bahkansampah B3 (bahan beracun dan berbahaya). Sampah-
sampah organik yang di diamkan begitu saja akan membusuk dan mengeluarkan air
sampah (lindi).
Air sampah jika tidak diolah atau didiamkan begitu saja akan masuk ke dalam
tanah. Air sampah banyak mengandung bakteri-bakteri patogen dari bahan organik
yang terdegradasi tidak sempurna, bakteri tersebut yang akan menyebabkan
kesehatan manusia menjadi terganggu jika masuk ke dalam tubuh manusia.Kegiatan
pertanian yang ada juga dapat mempengaruhi kesehatan manusia,jika aturan yang ada
tidak dilakukan, misalnya penggunaan pestisida yang berlebihan atau tidak sesuai
dengan dosis penggunaanya dapat membuat resisten. Penggunaan pestisida yang
berlebihan dapat mencemari tanaman dan tanah disekitar tanaman tersebut, dalam
konsentrasi tertentu bahan-bahan pestisida akan mengganu kesehatan manusia yang
kontak langsung atau memakan tanaman yang tumbuh diatas tanah tersebut.
Pembuangan limbah industri yang tidak mengikuti aturan akan menyebabkan
terjadinya pencemaran pada tanah, dimana industri-industri mempunyai buangan
atau limbah baik padat maupun cair. Limbah dari industri pastilah memiliki kandungan
kimia maupun organik yang dapat mencemari tanah, hal ini dapat terjadi jika
limbah dibuang begitu saja ke permukaan tanah atau limbah di alirkan oleh
aliran pembuangan, tetapi jika aliran pembuangan terjadi kebocoran maka akan
menyebabkan limbah tersebut jatuk ke dalam tanah dan mencemari tanah.Apabila
kondisi cemaran tanah didiamkan begitu saja akan mempengaruhi kesehatan
manusia secara langsung. Masuknya zat-zat pencemar ke dalam tubuh manusia
akan menyebabkan ketidak seimbagan metabolisme pada tubuh manusia yang akan
menyebabkan penyakit pada manusia. Penyakit-penyakit yang dapat ditularkan
melalui tanah dikenal dengan penyakit bawaan tanah atao soil-borne diseases.

5
Penyakit bawaan tanah ini dapat berupa penyakit menular dan tidak menular. Penyakit
menular dapat disebabkan oleh bakteri, jamur dan cacing.

Tabel 1
Contoh penyakit yang di sebabkan oleh tanah

NO. JENIS PENYAKIT PENYEBAB


1. PENYAKIT MENULAR
 Penyakit Tetanus  Clostridium tetani
 Penyakit Antrax  Bacillus antrachis
 Histoplasmosis  Histoplasma capsulatum
 Aspergillosis  Aspergillus fumigatus
 Oxyuriasis  Enterobius vermikularis
 Ancylostomiasis  Ancylostoma duodenale

2. PENYAKIT TIDAK MENULAR


 Penyakit itai-itai  Keracunan Cd
 Fluorosis  Keracunan Flour

Sumber: Beneson, A dan Waldbott G ditulis oleh Juli Soemirat, 2017

1.1.2 Pengaruh Secara Tidak Langsung

Bagaimana orang memanfaatkan tanah sangat berpengaruh terhadap kesehatan. Pengaruh


tanah secara tidak langsung terjadi karna adanya aktivitas manusia dalam menggunakan tanah.
Manusia menggunakan tanah untuk keperluannya sesuai dengan kebutuhan , misalnya untuk
bermukim, pertanian, peternakan, Industri dan tempat pembuangan limbah baik padat maupun

6
Tabel 3.2
Pengaruh Tidak Langsung Terhadap Kesehatan

Tata Guna Lahan/Tanah Pengaruh Terhadap Kesehatan Lingkungan

Kehutanan Reservoir, Agent


Taman Kesehatan Lingkungan Rekreasi
Bercocok tanam Keselamatan makanan, air
Tanah berair, danau, rawa, teluk Perkembang biaklan vector

Tempat tinggal Kesehatan lingkungan permukiman


PerkotaanIndustri Kesehatan lingkungan bangunan, persampahan
Transportasi Kesehatan & Keselamatan Lingkungan KerjaKesehatan
Lingkungan transportasi, pariwisata

Eksplorasi Mineral Kesehatan & Keselamatan Lingkungan Kerja

Sumber: Miller Jr, seperti ditulis Juli Soemirat, 2017

Pengaruh tidak langsung pada kesehatan terjadi karena aktivitas manusia pada saat
melakukan kegiatnnya. Pembukaan lahan hutan untuk keperluan manusia agan menggu habitat
ekosistem dalam hutan, yang akan menyebabkan perubahan lingkungan dan merubah habitat di
dalamnya, hal ini akan menyebabkan loncatat inang (host) terjadi karena perubahan lingkungan.
Bermunculanya industri-industri sebagai dampak dari majunya ilmu pengetahuan dan teknologi
dapat merubah lingkungan disekitarnya, tanah-tanah yang awalnya digunakan untuk perkebunan
dapat berubah fungsi menjadi lahan industri baik ringan maupun berat.
Kebutuhan manusia akan berpindah dari satu tempat yang satu ke tempat yang lainnya
memaksa lahan kosong atau hutan menjadi sarana lalu lintas sebagai sarana transportasi bagi
manusia. Adanya jalan-jalan yang diaspal menyebabkan berubahnya fungsi tanah. Eksplorasi

7
minyak yang terus menerus menyebabkan banyaknya kandungan kimia yang ada dalam
lingkungan sekitarnya. Jika semuanya tidak dikelola dengan baik maka akan dapat mengganggu
kesehatan manusia dan lingkungan yang akan menurunkan derajat kesehatan masyarakat.

8
BAB II
JENIS PENYAKIT YANG DITULARKAN MELALUI TANAH

Dampak pencemaran terhadap tanah dapat digolongkan menjadi tiga bagian penting,
yaitu dampak terhadap kesehatan, dampak terhadap ekosistem dan dampak terhadap pertanian.
Pada umumnya dampak yang langsung dirasakan pada pencemaran tanah adalah dampak
kesehatan. Dimana dampak yang menyebabkan kesehatan manusia menjadi
tergangu terhadap pencemaran tanah adalah dampak yang langsung dirasakan oleh tubuh
manusia. Berbicara mengenai dampak kesehatan sangat berhubungan dengan penyakit yang
menyebabkan daya tubuh manusia mengalami gangguan.

Reaksi tubuh yang berubah karena pengaruh penyakit yang diderita manusia sangat
terlihat langsung dan dirasakan oleh manusia. Tanah dapat menularkan bibit penyakit melalui
berbagai macam cara, diantaranya bisa dengan kontak langsung terhadap tubuh manusia, bisa
melalui air tanah atau bisa juga dengan cara memakan tanaman dari tanah yang tercemar. Mari
kita pelajari lebih dalam satu persatu penyakit tersebut.

1. Penyakit Menular

Jenis penyakit menular yang dapat terjadi karna media tanah disebabkan adanya bakteri,
jamur dan cacing di dalam tanah, ketiga komponen tersebut yang ada dalam tanah yang dapat
menularkan penyakit ke dalam tubuh manusia. Mari kita ulas satu persatu jenis penyakit tersebut.

a. Penyakit Tetanus

9
Gambar 1 : seseorang penderita tetanus. theasianparent.com diunduh 2
november 2019 pukul 14:17 wib
Tetanus atau lockjaw adalah salah satu penyakit serius yang disebabkan oleh
bakteri berbahaya. Bakteri tersebut bernama Clostridium tetani. Infeksi bakteri ini dapat
menyebabkan kerusakan pada sistem saraf.
Seseorang dapat terinfeksi bakteri C. tetani melalui luka terbuka, dan gejala
biasanya akan muncul sekitar 3-21 hari setelah terinfeksi. Penyakit ini umumnya tidak
dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain.
Penderita penyakit ini akan menunjukkan tanda-tanda seperti kejang otot hingga
kesulitan bernapas. Hal ini menyebabkan penyakit ini sangat mematikan dan dapat
mengancam nyawa apabila tidak segera ditangani lebih lanjut.

Hingga saat ini, belum ditemukan obat atau penanganan medis yang dapat
menyembuhkan tetanus. Pengobatan yang ada berfokus pada pencegahan
komplikasi.Penyakit tetanus adalah penyakit infeksi yang diakibatkan racun (toksin)
bakteri Clostridium tetani, dengan gejala kejang otot secara proksimal, diikuti kekakuan
otot seluruh badan (termasuk rahang), menyakitkan dan dapat menyebabkan kegagalan
pernafasan bahkan kematian (Zulkoni, Akhsin, 2011). Bakteri penyebab tetanus adalah
Clostridium tetani, yang secara alami ditemukan di tanah, debu dan kotoran hewan.
Merupakan sejenis bakteri yang hanya dapat tumbuh dan berkembang pada situasi
lingkungan yang kurang oksigen. Ketika bakteri ini memasuki luka yang dalam (miskin
oksigen), spora bakteri dapat menghasilkan toksin yang kuat, yang disebut
tetanospasmin. Secara aktif toksin ini akan mengganggu neuron motorik, yaitu saraf yang
mengendalikan pergerakan otot manusia. Efek racun pada neuron motorik yaitu
menyebabkan kekakuan otot dan kejang yang menjadi tanda-tanda utama dan gejala
tetanus.

Gejala penyakit tetanus dapat muncul kapan saja mulai dari beberapa hari sampai
beberapa minggu setelah bakteri penyebab tetanus masuk ke dalam tubuh manusia
melalui luka. Dengan rata-rata masa inkubasi tujuh sampai delapan hari gejala tetanus
baru muncul. tanda-tanda dan gejala tetanus secara berurutan adalah sebagai berikut:

10
Spasme dan kaku pada otot rahang dikuti kekakuan pada otot leher Kesulitan menelan
Otot perut menjadi kaku Kejang tubuh yang menyakitkan sampai tulang punggung
melengkung (epistotonus), berlangsung selama beberapa menit. Kejang ini biasanya
dipicu oleh kejadian kecil, seperti suara keras, sentuhan fisik atau cahaya Kematian dapat
terjadi karena kesulitan bernafas, lantaran otot-otot pernafasan tidak berfungsi normal.
Tanda dan gejala tetanus lainnya yang mungkin menyertai antara lain: Demam,
berkeringat, tekanan darah tinggi, denyut nadi atau jantung cepat.

b. Penyakit Antraks

Gambar 2 : siklus terjadinya penyakit anthrax. sepibagus.com diunduh 2 november 2019


pukul 14:22 wib

Penyakit antraks adalah penyakit menular akut dan sangat mematikan yang disebabkan
bakteri Bacillus anthracis. Antraks paling sering menyerang herbivora liar dan yang telah
dijinakkan. Penyakit ini bersifat zoonosis yang berarti dapat ditularkan dari hewan ke
manusia, namun tidak dapat ditularkan ke sesama manusia. Antraks berarti “batubara”
(bahasa Yunani), dan istilah ini digunakan karena kulit para penderita akan berubah hitam

11
(Zulkoni, Akhsin, 2011). Anthrax adalah penyakit serius dan langka yang disebabkan oleh
bakteri Bacillus anthracis. Biasanya bakteri ini menjangkiti hewan ternak dan hewan-hewan
yang dipakai dalam permainan, seperti rodeo, karapan sapi, atau adu domba. Bakteri B.
anthracis memproduksi spora yang dapat menyebarkan infeksi. Penularan kepada manusia
dapat terjadi dengan menghirup spora anthrax atau mengonsumsi daging hewan berpenyakit
anthrax. Orang yang sehat memiliki kemungkinan tertular jika dia memiliki luka di kulit
yang bersentuhan secara langsung dengan luka yang ada pada kulit penderita anthraks.
Menurut daerah penularannya, antraks dibagi dalam dua bentuk :
1) Antraks daerah pertanian, antrax yang penularannya dan kejadiannya berkisar
didaerah-daerah pertanian saja. Antraks yang terjadi di indonesia umumnya di daerah
pertanian
2) Antraks daerah Perindustrian, antrax yang penularannya dan kejadiannya berkisar di
daerah kawasan industri yang bahan baku berasal dari hewan, seperti bahanbahan
yang terbuat dari kulit (Tas, ikat pinggang, topi, alat musik), Tulang (Perhiasan,
industri makan ternak), daging (dengdeng, abon), tanduk (perhiasan, kerajinan).

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terinfeksi anthraks adalah:
1) Bersentuhan dengan kulit atau bulu hewan di kawasan berisiko anthraks.
2) Melakukan studi yang berkaitan dengan anthraks di laboratorium.
3) Mengurusi hewan-hewan permainan (rodeo, karapan sapi, adu domba).
4) Menggunakan narkoba suntik, seperti heroin.
5) Memiliki pekerjaan sebagai dokter hewan, khususnya yang menangani hewan ternak.
6) Beraktivitas di kawasan yang berisiko tinggi terpapar anthrax.

Jika tidak segera diobati, anthraks dapat menyebabkan komplikasi serius seperti
peradangan membran dan cairan otak serta tulang belakang (meningitis), yang kemudian
menimbulkan perdarahan hebat, lalu berujung pada kematian.

Pada kebanyakan kasus anthraks, gejala penyakit akan terlihat kurang lebih 7 hari setelah
penderita terpapar bakteri. Namun apabila penularan melalui udara, maka gejala biasanya baru
akan terlihat beberapa minggu setelah spora bakteri terhirup.

12
Gejala anthrax dibedakan berdasarkan cara penularannya, yaitu:
1) Anthraks kulit. Pada anthraks jenis ini, bakteri menginfeksi tubuh penderita melalui
luka sayatan atau luka lainnya di kulit. Anthraks kulit merupakan jenis yang paling
sering terjadi, dan paling ringan. Dengan pengobatan yang benar, jarang sekali
menyebabkan kematian. Gejalanya berupa benjolan gatal seperti gigitan serangga
pada daerah yang terinfeksi. Benjolan ini kemudian menjadi borok yang tidak nyeri,
dengan bagian tengah berwarna hitam. Selain itu, dapat terjadi pembengkakan pada
kelenjar getah bening di dekat lokasi luka.

2) Anthraks gastrointestinal. Bakteri anthraks masuk ke dalam tubuh penderita melalui


konsumsi hewan yang terinfeksi anthraks, yang tidak dimasak sampai matang. Gejala
anthraks gastrointestinal adalah mual dan muntah, nyeri perut, sakit kepala, nafsu
makan menurun, demam, diare parah dengan kotoran bercampur darah, radang
tenggorokan dan kesulitan menelan, serta pembengkakan leher.

3) Anthraks inhalasi. Anthraks jenis ini berkembang saat penderita menghirup spora
anthraks. Anthraks inhalasi merupakan jenis paling mematikan. Gejala awal anthrax
jenis ini menyerupai gejala penyakit flu, seperti demam, nyeri tenggorokan, nyeri
otot, dan lelah. Lalu muncul rasa tidak nyaman pada dada,
napas menjadi pendek, mual, batuk darah, nyeri saat menelan, demam tinggi,
kesulitan bernapas, syok, serta terjadi meningitis.

4) Anthraks injeksi. Biasanya bakteri masuk ke tubuh melalui injeksi obat-obatan


terlarang. Jenis ini merupakan cara penularan paling baru yang ditemukan. Gejalanya
berupa kemerahan pada lokasi suntikan, pembengkakan hebat, syok, kegagalan multi
organ, dan meningitis.

13
Penyebab Anthraks
Spora anthraks dihasilkan oleh bakteri Bacillus anthracis yang terdapat di tanah. Spora ini
dapat hidup tidak aktif tanpa inang selama beberapa tahun. Pada salah satu fase hidupnya, bakteri
ini dapat terpendam puluhan tahun di tanah seperti fosil batu bara.

Hewan ternak seperti kambing, biri-biri, sapi, atau kuda umumnya menjadi inang spora
anthraks. Dan kebanyakan manusia tertular anthrax dari kulit atau daging hewan yang terinfeksi
anthraks. Anthraks tidak ditularkan antara satu orang ke orang lainnya. Maka dari itu, seseorang
yang melakukan kontak dengan penderita anthrax tidak perlu diimunisasi ataupun diobati.
Namun, seseorang perlu waspada apabila berada di wilayah penyebaran anthrax yang sama
dengan penderita, atau terpapar oleh sumber infeksi (hewan ternak, hewan permainan) yang
sama.

Dalam mendiagnosa anthraks, pemeriksaan awal adalah untuk menyingkirkan


kemungkinan penyakit-penyakit lainnya yang memiliki gejala serupa, misalnya flu atau
pneumonia dengan gejala yang mirip anthrax inhalasi. Setelah itu, dapat dilakukan pemeriksaan-
pemeriksaan lanjutan, seperti:
1) Pemeriksaan patologi. Cairan dari luka yang dicurigai atau sampel jaringan kulit
pada daerah yang terinfeksi akan diambil untuk diperiksa.
2) Pemeriksaan darah. Memeriksa ada-tidaknya bakteri anthraks dalam darah pasien.
Pemeriksaan kotoran. Kotoran pasien diperiksa untuk memastikan diagnosa anthraks
gastrointestinal.
3) Pemindaian. Foto rontgen atau CT-scan dada, dilakukan pada pasien yang dicurigai
menderita antraks inhalasi.
4) Pungsi lumbal (spinal tap). Pengambilan sampel cairan otak dari area tulang
belakang pasien untuk diperiksa lebih lanjut, guna mengonfirmasi diagnosis
meningitis yang disebabkan oleh antraks.

14
Pengobatan antraks akan efektif jika dilakukan sesegera mungkin, dan seringkali dengan
menggunakan kombinasi sejumlah antibiotik. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tingkat
keberhasilan pengobatan, adalah:
1. Usia penderita.
2. Kondisi kesehatan penderita secara umum.
3. Luas bagian tubuh yang terinfeksi.

Penderita anthraks inhalasi seringkali tidak merespon pengobatan dengan baik, karena
bakteri sudah terlanjur memproduksi banyak racun yang tidak dapat dihilangkan seluruhnya oleh
obat-obatan. Sedangkan pada anthrax injeksi, beberapa kasus dapat disembuhkan dengan
mengangkat jaringan tubuh yang terinfeksi melalui pembedahan.

c. Penyakit histoplasmosis

Gambar 3 : bakteri penyebab penyakit histoplasmosis. lesehanmikrobiologi.com


diunduh 2 november pukul 14.36 wib

Penyakit histoplasmosis merupakan infeksi oportunistik (IO) yang umum pada penderita
HIV-positif. Infeksi ini disebabkan oleh jamur Histoplasmosis capsulatum. Jamur ini
berkembang dalam tanah yang tercemar dengan kotoran burung, kelelawar dan unggas, sehingga
ditemukan dalam kandang burung/unggas dan gua. Infeksi menyebar melalui spora (debu

15
kering) jamur yang dihirup saat bernapas, dan tidak dapat menular dari orang yang terinfeksi.
Jamur ini dapat tumbuh dalam aliran darah orang dengan sistem kekebalan tubuh yang rusak,
biasanya dengan jumlah CD4 di bawah 150, walau gejala ringan dapat timbul dengan jumlah
CD4 lebih tinggi. Setelah berkembang, infeksi dapat menyebar pada paru, kulit, dan kadang kala
pada bagian tubuh yang lain.

Kurang lebih separuh penderita mengalami masalah paru. Hasil rontgen dada dapat
menunjukkan tanda yang khas pada paru. Penyakit paru akibat histoplasmosis serupa dengan TB
dan dapat semakin berat selama bertahun-tahun. Histoplasmosis juga dapat berpengaruh pada
susunan saraf pusat (SSP), dengan sampai 20% pasien mengalami gejala kejiwaan. Untuk
ODHA dengan jumlah CD4 di atas 300, gejala histoplasmosis umumnya dibatasi pada saluran
napas, yaitu batuk, sesak napas dan demam.

Ada tes antigen untuk infeksi dengan jamur H. capsulatum. Contoh air seni maupun
darah. Histoplasmosis juga dapat didiagnosis dengan membiakkan jamur dari contoh sumsum
tulang, tetapi proses ini membutuhkan waktu beberapa minggu. Cara terbaik untuk mencegah
histoplasmosis adalah dengan memakai terapi antiretroviral (ART). Itrakonazol dapat dipakai
untuk mencegah munculnya penyakit akibat infeksi jamur termasuk histoplasmosis, namun
penggunaannya umumnya tidak diusulkan. Profilaksis terhadap histoplasmosis dapat
dipertimbangkan untuk Odha dengan jumlah CD4 di bawah 150 dengan pekerjaan berisiko tinggi
(misal bertani, berkebun, buruh bangunan).

Histoplasmosis diobati dengan dua tahap yaitu induksi (terapi awal untuk infeksi akut),
dan profilaksis sekunder (terapi secara terus-menerus untuk mencegah kambuh). Bila infeksinya
ringan atau sedang, terapi induksi dilakukan dengan itrakonazol, versi sirup paling baik. Bila
penyakit berat, amfoterisin B dapat dipakai pada awal terapi. Amfoterisin B adalah obat yang
sangat manjur. Obat ini diinfus secara perlahan, dan dapat mengakibatkan efek samping yang
berat. Ada versi amfoterisin B yang baru, dengan obat dilapisi selaput lemak menjadigelembung
kecil yang disebut liposom. Versi ini mungkin menyebabkan lebih sedikit efek samping. Terapi
amfoterisin B biasanya dilakukan selama dua minggu atau lebih, dan pasien umumnya dirawat di
rumah sakit selama ini. Histoplasmosis biasanya harus diobati pada awal dengan obat yang

16
cukup manjur, amfoterisin B, yang juga menimbulkan efek samping yang berat. Untuk
mencegah infeksi kambuh kembali, sebaiknya ODHA mulai ART bersamaan dengan pengobatan
untuk histoplasmosis.

Tanda dan gejala Histoplasmosis yang mungkin timbul:


1) Batuk berdarah (hemoptisis)
2) Batuk kering
3) Demam, Anoreksia
4) Keringat yang berlebihan
5) Leher kaku
6) Nyeri otot (mialgia)
7) Panas dingin atau menggigil
8) Penurunan berat badan yang tidak diinginkan
9) Rasa sakit di dada
10) Rasa sakit pada persendian
11) Ruam kulit
12) Sesak nafas

Gejala awal muncul serupa dengan penyakit flu yang ringan, dan berkembang dengan
berbagai gejala, demam, kelelahan, kehilangan berat badan, hepatosplenomegali
(pembengkakan pada hati atau limpa) dan limfadenopati (pembengkakan pada kelenjar getah
bening). Kurang lebih 50% pasien mengalami batuk kering, sakit dada dan sesak napas,
sementara sejumlah yang lebih kecil mengalami masalah perut,usus dan kulit. Kurang lebih 10%
mengalami renjatan dan kegagalan beberapa organ tubuh Histoplasmosis juga dapat berpengaruh
pada sumsum tulang, dengan akibat anemia, leukopenia dan trombositopenia.

d. Penyakit aspergillosis
Penyakit aspergillosis adalah infeksi yang disebabkan oleh suatu jenis jamur. Penyakit ini
disebabkan oleh infeksi aspergillosis yang biasanya mempengaruhi sistem pernapasan, namun

17
tanda-tanda dan keparahannya sangat bervariasi. Penyakit yang disebabkan oleh aspergillus
umumnya memengaruhi sistem pernapasan, namun juga dapat menyebar ke bagian tubuh
lainnya, seperti kulit, mata, atau sinus. Jamur yang memicu penyakit aspergillus terdapat di
mana-mana baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan. Kebanyakan strain jamur ini tidak
berbahaya, tetapi beberapa dapat menyebabkan penyakit serius pada orangorang dengan sistem
imun lemah, penderita penyakit paru atau asma yang dipicu karena menghirup spora.

Pada beberapa orang, spora dapat memicu reaksi alergi dan menyebabkan infeksi ringan
hingga serius. Bentuk yang paling serius dari aspergillosis atau disebut juga aspergillosis invasif
terjadi ketika infeksi menyebar ke pembuluh darah. Tergantung pada jenis aspergillosis,
pengobatan mungkin melibatkan observasi, obat anti-jamur dan bahkan operasi jika kasus sudah
sangat parah.

e. Penyakit 0xyuriasis (Penyakit cacing kremi)


Cacing merupakan salah satu masalah utama pada kesehatan anak-anak di Indonesia.
Sanitasi yang buruk dan masih kurangnya kesadaran terhadap pola hidup yang bersih merupakan
penyebab utama tingginya jumlah penderita penyakit ini. Seseorang dikatakan menderita cacing
jika didalam tubuhnya (perutnya) terdapat cacing. Penyakit cacing yang dapat ditularkan melalui
tanah ada dua yaitu penyakit yang disebabkan cacing kremi dan penyakit yang disebabkan
cacing tambang. Penyakit cacing kremi (oxyuruasis atau enterobiasis) merupakan salah satu
penyakit penyakit yang ditularkan melalui tanah. Infeksi cacing kremi adalah suatu infeksi
parasit yang terutama menyerang anak-anak, dimana Enterobius vermicularis tumbuh dan
berkembang biak di dalam usus (Zulkono, Akhsin, 2011).
Penularan cacing ini langsung dapat terjadi bila telur cacing dari tepi anal masuk ke
dalam mulut tanpa pernah berkembang sebelumnya di tanah. Penyebab penyakit cacing kremi
adalah Oxyuris vermicularis atau Enterobius vermicularid atau cacing kremi atau pinworm.
Penyakit ini sudah tersebar di seluruh dunia. Di Indonesia saja sudah memiliki frekuensi yang
tinggi terutama pada Anak-anak.

f. Penyakit ancylostomiasis (Penyakit cacing tambang)

18
Infeksi cacing tambang adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit cacing tambang di
dalam usus kecil. Ada dua jenis cacing tambang yang sering menyerang manusia, yaitu
Ancylostoma duodenale dan Necator americanus. Kasus infeksi cacing tambang banyak
ditemukan di negara-negara berkembang yang beriklim lembab dan memiliki sistem sanitasi
yang buruk. Beberapa negara itu kebanyakan berada di wilayah di Afrika dan Asia Tenggara,
termasuk Indonesia.

Infeksi cacing tambang ditandai dengan kemunculan beberapa gejala berikut ini:
1. Alergi berupa rasa gatal dan ruam.
2. Sakit perut, mual, dan kram usus.
3. Demam dan kehilangan nafsu makan.
4. Diare dan terdapat darah bercampur dengan feses.
5. Batuk-batuk dan pernapasan terganggu.
6. Berat badan menurun.

Jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, infeksi cacing tambang bisa memicu masalah
kesehatan lainnya, seperti:
1) Anemia.
2) Malanutrisi.
3) Kelahiran prematur.
4) Bayi kekurangan berat badan.
5) Pertumbuhan anak terhambat.

Penyebab Infeksi Cacing Tambang Telur cacing tambang hidup di tanah yang
terkontaminasi feses. Dalam 1-2 hari, telur itu akan menetas dan melepaskan larva. Larva akan
tumbuh menjadi filariform dalam waktu 5-10 hari, dan bisa menempel di kulit manusia.
Seseorang bisa terinfeksi cacing tambang jika kulit mereka bersentuhan langsung dengan tanah

19
yang menjadi tempat hidup larva cacing tambang. Misalnya saat seseorang berjalan tanpa alas
kaki atau ketika anak-anak bermain tanah.

Larva cacing tambang juga bisa masuk ke dalam perut jika seseorang mengonsumsi
makanan mentah atau sayur-sayuran yang terkontaminasi telur-telur cacing tambang. Apalagi
jika makanan dan sayur itu tidak dicuci bersih sebelum dikonsumsi. Setelah masuk ke dalam
tubuh, larva cacing tambang akan terbawa aliran darah ke dalam tenggorokan, jantung, paru-
paru, lalu tumbuh dan berkembang di dalam usus kecil. Mereka menempel di dinding usus dan
mulai mengganggu kesehatan manusia. Cacing tambang akan bertelur dan berkembang biak di
dalam usus kecil sebelum keluar dari tubuh manusia melalui feses. Telur-telur itu akan kembali
menetas di tanah yang terkontaminasi dan siklus hidup cacing tambang terus berputar.

Untuk mendiagnosis infeksi cacing tambang, dokter akan mengambil sampel feses pasien
dan memeriksanya di laboratorium. Dari pemeriksaan itu, dokter akan mencari kemungkinan
adanya telur-telur cacing tambang. Tingkat keparahan infeksi bisa dilihat dari berapa banyak
jumlah telur-telur tersebut. Infeksi cacing tambang umumnya dapat diatasi dengan obat-obatan
anthelmintik (anti cacing), misalnya albendazole dan mebendazole. Dokter biasanya akan
meresepkan obat-obatan ini untuk dikonsumsi selama 13 hari. Kedua obat ini bekerja dengan
cara mencegah penyerapan glukosa oleh cacing, sehingga cacing kehabisan energi dan pada
akhirnya mati.

2. Penyakit Tidak Menular

Penyakit tidak menular merupakan salah satu atau masalah kesehatan dunia dan
Indonesia yang sampai saat ini masih menjadi perhatian dalam dunia kesehatan karena
merupakan salah satu penyebab dari kematian (Jansje & Samodra 2012). Penyakit tidak menular
(PTM), juga dikenal sebagai penyakit kronis, tidak ditularkan dari orang ke orang,mereka
memiliki durasi yang panjang dan pada umumnya berkembang secara lambat (Riskesdas, 2013).
penyakit tidak menular terjadi akibat interaksi antara agent (Non living agent) dengan host dalam
hal ini manusia (faktor predisposisi, infeksi dan lain-lain) dan lingkungan sekitar (source and
vehicle of agent).

20
Penyakit tidak menular biasa disebut juga dengan penyakit kronik, penyakit non-infeksi,
new communicable disease, dan penyakit degeneratif. Karakteristik penyakit tidak menular
adalah Penularan tidak melalui rantai penularan tertentu, masa inkubasi yang panjang dan latent,
perlangsungan penyakitnya yang berlarut-larut (kronik), Sulit untuk didiagnosa, biaya
pencegahan maupun pengobatannya cukup tinggi, mempunyai variasi yang cukup luas, faktor
penyebabnya bermacam-macam (Multifaktor). Mari kita bahas jenis-jenis penyakit tidak menular
yang diakibatkan oleh tanah yang mengandung zat-zat yang melebihi atau berlebihan.

a. Penyakit Itai-itai

Gambar 3 : penderita penyakit itai-itai. facebook.com diunduh 2 november 2019 pukul


14:39 wib

Penyakit itai-itai adalah kasus massal keracunan kadmium yang didokumentasikan di


Prefektur Toyama, Jepang. Keracunan kadmium ini menyebabkan pelunakan tulang dan gagal
ginjal. Nama penyakit ini berdasarkan kata dalam bahasa Jepang yaitu nyeri (itai) yang
disebabkan pada persendian dan tulang belakang. Istilah penyakit itai-itai ini diciptakan oleh
penduduk setempat. Kadmium ini dicemarkan ke sungai oleh pertambangan

21
perusahaanperusahaan di pegunungan. Perusahaan pertambangan tersebut telah dituntut atas
kerusakan dan kerugian yang terjadi. Penyakit itai-itai ini dikenal sebagai salah satu dari Empat
Besar Penyakit akibat Pencemaran Jepang.

Penyakit itai-itai disebabkan oleh keracunan kadmium akibat pertambangan di Prefektur


Toyama. Pertambangan emas di daerah ini merupakan catatan pertambangan awal pada 710.
Pertambangan reguler unuk perak dimulai pada tahun 1589, dan tidak lama kemudian,
pertambangan untuk timah, tembaga, dan seng pun juga dimulai. Meningkatnya permintaan
terhadap bahan baku selama Perang Rusia-Jepang dan Perang Dunia I, serta teknologi
pertambangan baru dari Eropa, meningkatkan output dari pertambangan, menempatkan Kamioka
Pertambangan di Toyama terkenal pada pertambangan kelas atas.

Produksi meningkat bahkan lebih sebelum Perang Dunia II. Dimulai pada tahun 1910 dan
terus berlanjut sampai 1945, kadmium dirilis dalam jumlah yang signifikan oleh operasi
pertambangan, dan penyakit itai-itai ini pertama kali muncul sekitar tahun 1912. Sebelum Perang
Dunia II, pertambangan yang dikendalikan oleh Mitsui Mining dan Smelting Co, Ltd, meningkat
untuk memenuhi permintaan masa perang. Hal ini kemudian meningkatkan pencemaran Sungai
Jinzu dan anak-anak sungainya. Sungai ini digunakan terutama untuk pengairan sawah, tetapi
juga untuk air minum, mencuci, memancing, dan kegunaan lain oleh
penduduk. Akibat keracunan kadmium, ikan di sungai mulai mati, dan beras irigasi dengan air
sungai tidak tumbuh dengan baik.

Kadmium dan logam berat lainnya terakumulasi di dasar sungai dan di air sungai. Air ini
kemudian digunakan untuk mengairi sawah. Beras menyerap logam berat, terutama kadmium.
Kadmium pun akhirnya terakumulasi dalam tubuh orangorang yang memakan nasi yang
terkontaminasi. Penduduk mengeluh kepada Mitsui Mining and Smelting tentang polusi yang
terjadi. Perusahaan membangun sebuah bak untuk menyimpan air limbah pertambangan sebelum
dilepas ke dalam sungai. Hal ini sudah terlambat karena sudah banyak orang yang sakit menjadi
korban. Penyebab keracunan tidak dapat dipahami dan, hingga 1946, penyakit ini hanya
dianggap sebagai penyakit lokal atau jenis infeksi bakteri. Tes medis dimulai pada tahun 1940-an
dan 1950-an, untuk mencari penyebab penyakit tersebut.

22
Awalnya, hal ini diduga sebagai akibat keracunan dari pertambangan di hulu.
Hanya pada tahun 1955 Dr Hagino dan rekan-rekannya mulai mencurigai kadmium sebagai
penyebab penyakit itai itai ini. Prefektur Toyama juga memulai penyelidikan pada tahun 1961,
untuk menentukan bahwa Mitsui Mining and Pertambangan Smelting's Kamioka yang
menyebabkan polusi yang terburuk hingga wilayah 30 km hilir dari tambang. Pada tahun 1968
Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan mengeluarkan pernyataan tentang gejala-gejala
penyakit itaiitai yang disebabkan oleh keracunan kadmium. Penurunan kadar kadmium dalam air
mengurangi jumlah korban penyakit ini, sehingga tidak ada lagi korban baru tercatat sejak 1946.
Korban dengan gejala yang terburuk berasal dari Prefektur Toyama, namun ternyata pemerintah
menemukan korban di lima prefektur lain. Sekarang tambang masih beroperasi dan tingkat
polusi kadmium pun tetap tinggi, meski perbaikan gizi dan perawatan medis telah mengurangi
epidemi penyakit itai-itai.

Salah satu efek utama yang ditimbulkan dari keracunan kadmium adalah lemah dan rapuh
tulang. Umumnya tulang belakang dan kaki sakit, dan gaya berjalan pincang karena cacat tulang
yang disebabkan oleh kadmium. Rasa sakit kemudian melemahkan, dengan patah tulang yang
lebih umum dibandingkan tulang yang melemah. Komplikasi lain yang tejadi adalah batuk,
kanker, anemia, dan gagal ginjal, yang kemudian menyebabkan kematian. Penderita penyakit ini
banyak terjadi pada wanita pascamenopause. Penyebabnya belum sepenuhnya dapat dipahami,
dan kemudian diselidiki. Hingga penelitian akhirnya menemukan bahwa hal ini berhubungn
dengan gizi umum, serta metabolisme kalsium yang miskin yang berkaitan dengan usia
perempuan. Penelitian terhadap hewan telah menunjukkan bahwa keracunan kadmium saja tidak
cukup untuk menimbulkan gejala penyakit itai-itai. Penelitian ini menunjukkan kerusakan
mitokondria sel ginjal oleh kadmium sebagai faktor kunci dari penyakit ini

b. Penyakit Fluorosis

23
Gambar 5 : gigi yang terkena fluorosis. kompasiana.com diunduh 2 november 2019
pukul 14.45 wib

Pada dasarnya, fluorosis bukanlah sebuah penyakit karena ini merupakan kondisi yang
berpengaruh pada tampilan gigi seseorang yang dipicu oleh paparan berlebihan terhadap fluoride
pada jangka panjang. Ketika gigi seseorang terkena paparan fluoride pada 8 tahun pertama di
mana saat itulah pembentukan gigi paling permanen, terjadilah fluorosis ini. Pada kasus-kasus
umum yang terjadi, fluorosis tidaklah berpengaruh buruk atau berbahaya bagi kesehatan gigi
dengan penampakan garis putih tipisnya yang bisa dilihat di bagian enamel gigi. Efek dari
kondisi fluorosis ini pun terbilang ringan, namun hanya para ahli saja yang mampu menyadari
keadaan fluorosis ini sewaktu dilakukan pemeriksaan pada pasien.

Fluorosis sendiri mulai muncul kira-kira di awal abad ke-20 dan pada waktu itu pun
keadaan ini cukup menarik perhatian banyak orang. Karena prevalensi yang dikenal dengan
sebutan Colorado Brown Stain pada gigi para penduduk asli yang lahir di Colorado Springs, para
periset pun banyak yang terkejut karena hal ini. Noda yang disebut dengan istilah Colorado
Brown Stain tersebut dipicu terutama oleh kadar fluoride yang tinggi pada pasokan air di wilayah
tersebut. Orang-orang yang terkena noda ini biasanya akan mengalami resistansi tinggi terhadap
bentuk penyakit gigi seperti gigi berlubang yang otomatis tidak akan gampang sakit gigi. Untuk
lebih mengetahui apa itu fluorosis, kenali apa saja penyebab, gejala hingga cara-cara tepat untuk
menanganinya. Fluorosis atau noda yang menjadikan tampilan gigi kurang menarik adalah
kondisi yang tak terjadi begitu saja.

24
Di dalam airlah fluoride dapat terjadi secara alami dan untuk tingkat fluorida alami yang
mampu meningkatkan risiko fluorosis tahap serius adalah yang di atas kisaran yang seharusnya
dianjurkan untuk air minum. Pada komunitas atau wilayah dengan tingkat fluoride alami lebih
dari yang dianjurkan, orang tua lebih baik memberikan minum air kepada anakanaknya dengan
mengambil dari sumber lain. Fluoride terlalu banyak pada masa pertumbuhan tulang dan gigi
permanen bisa sangat mengkhawatirkan dan karena didorong oleh kekhawatiran inilah, pada
Januari 2011 tingkat fluorida untuk air minum diturunkan. Peraturannya pun masih perlu dikaji
lagi tentang batas atas kadar fluorida yang ada di dalam air minum supaya lebih aman bagi
pengonsumsinya.

Setelah menilik apa yang menjadi kemungkinan penyebab fluorosis, penting juga untuk
mengetahui gejala-gejala fluorosis agar lebih mudah nantinya untuk mencari penanganannya.
Untuk gejala utama yang sering dialami pada kasus fluorosis ini, antara lain adalah:
1) Muncul bintik-bintik putih yang berukuran kecil atau bisa juga seperti coretan yang
tak begitu terlihat.
2) Muncul noda yang berwarna coklat tua dan akan sulit untuk dibersihkan.
3) Bandingkan dengan gigi yang sama sekali tidak terkena fluorosis karena gigi yang
sehat sangat halus ketika disentuh dan juga mengkilap. Warna gigi yang tak
mengalami fluorosis biasanya tampak berwarna putih pucat juga.

Pada kasus-kasus fluorosis yang ada, sebenarnya kondisi fluorosis sendiri tergolong
ringan dan oleh karena itu tak ada perawatan khusus yang dibutuhkan. Pada umumnya pun,
fluorosis hanya berpengaruh pada gigi yang ada di belakang saja sehingga tak akan nampak dan
mampu dilihat oleh orang lain. Ada beberapa kasus memang di mana tampilan gigi bisa cukup
membuat turun rasa percaya diri seseorang yang artinya kondisi fluorosis pada orang tersebut
telah cukup parah.

c. Penyakit kanker dan gangguan syaraf


Penyakit kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan
tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Dalam perkembangannya, sel-sel kanker ini dapat

25
menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga dapat menyebabkan kematian. Pada umumnya
kanker di rujuk berdasarkan jenis organ atau sel tempat terjadinya. Sebagai contoh kanker yang
bermula pada usus besar dirujuk sebagai kanker usus besar, sedangkan kanker yang terjadi pada
sel basal dan kudari kulit dirujuk sebagai karsinoma sel basal. Kalsifikasi kanker kemudian
dilakukan pada katagori yang lebih umum, misalnya:
1) kanker yang terjadi akibat tidak matangnya sel darah yang berkembang di dalam
susmsumyang memiliki kecenderungan untuk berakumulasi di dalam sirkulasi darah.
2) Limfoma, merupakan kanker yang timbul dari nodus limfa dan jaringan dalam sistem
kekebalan tubuh. Tabel 3.3 Efek Racun dari Beberapa Senyawa Kimia Pada Tanah
3) Karsinoma, merupakaan kanker yang terjadipada jariringan epitel, seperti kulit atau
jaringan organ tubuh, misalnya pada organ sistem perncernaan atau kelenjar. Contoh
meliputi kanker kulit, karsinova serviks, karsinoma anal, kanker esofagel, dan lain-
lain
4) Sarkoma, merupakan kanker yang terjadi pada tulang

Tabel 3.3
Efek Racun dari Beberapa Senyawa Kimia Pada Tanah
Senyawa Kimia Efek Akut Efek Kronis
Aliphatic hydrocarbon
• Alkene Kerusakan sistem Belum diketahui
saraf pusat

Monocyclic aromatic
hydrocarbon
• Toluene • Depresi dan  Kerusakan pusat
• Xylene koma syaraf

26
• Keracunan hati  Minimal
(liver),necrosis
sel hati)

Pestisida
• Tremor, koma
• Aldrin & Dieldrin  Karsinogenesis
• Pusing, nausea,
• DDT  Minimal
muntah dan
• Hydrogen cyanide  Minimal
tremor
• Pentachlorophenol  Keracunanhati,
• Pemblokiran
termasuk jaringan
system
lemak dann
pernafasan sel
gangguan kerja
• Menggangu
enzim tubuh
metabolisme sel

Bahan Industri
• Phenol  Gangguan • Hanya karsinogen
jantung, drmal pada tikus
necrosis dan • Anamia dan leukemia
peningkatan
enzim hati
• Chlorinated benzene  Pusing dan
dizziness
Polychorinated biphenyl
 •PCB • Minimal  Peningkatan enzim
hati, gangguan
opada reproduksi,
chloracne dan
karsinogenik
Dioxin dan Furan
 PCDD/PCDF • Chloracne, • Gangguan pada
pusing dan
enzim microsomal,
27
kerusakan pada gangguan pada
sistem saraf
metabolisme hati dan
penyebab kanker
(sebagai promotor)
Sumber : Watts (1977) seperti ditulis oleh Notodarmojo, Suprihanto (2005)

Tabel di atas disampaikan beberapa sifat toksin dari senyawa organik yang banyak
terdapat dalam limbah yang dibuang ke tanah dan mencemari tanah Notodarmojo, Suprihanto
(2015). Beberapa senyawa kimia memberikan efek karsinogenetik (menyebabkan kanker).
Terjadinya kanker biasanya memerlukan waktu paparan yang lama, sehingga mempersulit
identifikasi sebab akibat dari senyawa kimia. Hampir semua kanker yang disebabkan oleh
senyawa kimia terjadi karena perubahan genetis yang disebut mutasi. Sehingga senyawa kimia
yang dapat menyebabkan kanker disebut senyawa karsinogen.Walaupun sifat racun dan
mekanismenya berbeda untuk setiap senyawa organik, namun dalam beberapa hal ada sifat
umum yang sama.

Makanan yang sering kita konsumsi lebih banyak berasal dari tanaman. Tanaman
biasanya tumbuh pada tanah. Tanah yang telah tercemar atau terpolusi akan mengakibat tanaman
yang kita konsumsipun dapat beracun, meskipun tidak pada saat itu. Tanaman banyak diberikan
pupuk dan peptisida agar subur. Dimana pupuk dan peptisida mengandung benzena,kromium,
dan yang lainnya yang memiliki sifat karsinogen. Zat-zat karsinogen ini bekerja dengan
mengubah DNA dalam sel-sel tubuh yang dapat menyebabkan kanker. Tanah yang telah
tercemar oleh pestisida, polutan dan zat kimia berbahaya lainnya jika hasil bumi tersebut
dikonsumsi oleh manusia akibatnya adalah lama kelaman di dalam tubuh manusia terkandung zat
karsinogen yang beresiko memicu timbulnya kanker. Salah satu kanker yang bisa ditimbulkan
oleh pestisida dan juga timbal di dalam tanah yang tercemar itu adalah leukemia. Hal itu
dikarenakan kandungan timbal dan zat berbahaya di dalam pestisida bisa meningkatkan sel darah
putih di dalam tubuh sehingga mengakibatkan leukemia.

28
BAB III
MEKANISME PENULARAN PENYAKIT

Mekanisme penularan penyakit adalah berbagai mekanisme dimana unsur penyebab


penyakit dapat mencapai manusia sebagai penjamu yang potensial. Mekanisme penularan
penyakit dapat terjadi melalui 4 mekanisme penularan :

1. Kontak Jasmani Langsung


2. Melalui Makanan Minuman
3. Melalui udara
4. Melalui vektor

Mekanisme penularan penyakit yang ditularkan melalui tanah, tidak semua terjadi secara
langsung melalui tanah, tetapi dapat terbawa karna adanya air di dalam tanah dimana air akan di
konsumsi langsung untuk kebutuhan manusia (minum, mandi dan mencuci) sehingga air yang
mengandung bakteri penyait yang awalnya ada di tanah akan masuk ke dalam tubuh manusia
melalui makanan dan minuman. Pencamaran di atas permukaan tanah dapat menguap ke udara
sehingga akan masuk ke dalam pernafasan manusia. Mari kita jabarkan satu persatu mekanisme
penularan penyakit yang disebabkan oleh tanah, pelajari dan pahami agar Saudara dapat
mengerti.

1.Melalui Kontak Jasmani (Personal Contact)

29
Cara-cara penularana ini dibagi 2 (dua) yaitu: pertama kontak langsung (Direct contact)
yaitu cara penularan penyakit karena kontak antara badan dengan badan, antara penderita dengan
orang yang ditulari, misalnya: penyakit kelamin dan lain-lain. Kedua kontak tidak langsung
(indirect contact) yaitu cara penularan dengan perantara benda-benda kontaminasi karena telah
berhubungan dengan penderita. misalnya : pakaian dan lain-lain.

Cara penularan cacing tambang melalui larva cacing yang ada di tanah masuk ke kaki
manusia yang tidak menggunakan alas kaki dan menembus kulit kaki lalu masuk ke paru paru
melalui sirkulasi darah (Zulkoni, Akhsin, 2011). Larva kemudian bergerak ke saluran udara
menuju tengorokan dan tertelan lalu menuju ke usus kecil, melekap pada dinding usus dan
berkembang menjadi cacing dewasa. Cacing dewasa ini akan menghisap darah dari dinding usus
sehingga menyebabkan pendarahan di usus yang ditempati. Saat usia lima bulan cacing bertina
mulai bertelur, cacing ini akan dikeluarkan dari tubuh pendferita lewat tinja. Jika tinja jatuh ke
tanah dan cuaca hangat, telur cacing akan menetas menjadi larva dalam waktu sekitar dua hari.
Larva kemudian menjadi dewasa dalam seminggu dan dapat bertahan untuk waktu yang lama
jika kondisi mendukung. Gejala spesifik infeksi cacing tambang yaitu anemia dan keluhan terkait
peradangan usus seperti mual, sakit perut, kembung dan diare.

Cara penularan cacing kremi, penularanya melalui tangan yang memegang benda seperti
baju, ksur, bantal, uang, peralatan makan, peralatan mandiyang telah tercemar telur cacing kremi
(Anies, 2006). Kemudian telur cacing yang menempel di tanagn tersebut masuk ke dalam tubuh
ketika orang tadi memasukan tangannya ke mulut. Telur cacing lalu menetas dalam usus kecil,
bergerak turun ke usus besar dan melekat disana sampai menjadi dewasa. Cacing dewasa lalu
bergerak ke sekitar dubur dan bertelur, telur ini dapat bertahan hidup selama tiga minggu. Saat
itulah penderita akan mulai merasakan gatal-gatal disekitar anus yang biasanya intens di malam
hari sehingga menyebabkan gelisah dan sukar tidur.

30
Gambar 6 :Mekanisme penularan penyakit Cacing kremi Diambil dari Badan POM RI diunduh
pada 2 november 2019 pukul 14.56 wib

Dari gambar diatas dapat dilihat siklus hidup cacing kremi:

a. Telur cacing terletak pada lipatan perianal. Larva dalam telur berkembang dalam 4
sampai 6 jam.

b. Telur berembrio tertelan.

c. Larva menetas dalam usus halus.

d. Cacing dewasa hidup di lumen usus buntu.

e. Gravid betina bermigrasi ke area perianal pada malam hari untuk bertelur.

31
Gambar 7 :Mekanisme Penularan Penyakit Cacing Tambang Sumber Badan POM RI
diunduh pada 2 november 2019 pukul 14.32 wib

Pada gambar diatas dapat dilihat siklus hidup cacing tambang:


a. Telur cacing terdapat pada tinja.
b. Larva Rhabditiform menetas.
c. Larva berkembang menjadi larva Filariform.
d. Larva filaform menembus kulit.
e. Cacing dewasa hidup di usus halus.

2.Melalui Makanan dan Minuman

Mekanisme penularan melalui makanan dan minuman yaitu cara penularan suatu
penyakit melalui perantara makanan dan minuman yang telah terkontaminasi. Penyakit yang
menular dengan cara ini biasanya penyakit saluran pencernaan. Cara penularan ini juga disebut

32
sebagai "water borne diseases" dimana kebanyakan masyarakat menggunakan air yang tidak
memenuhi syarat kesehatan untuk keperluan rumah tangga. Tanah-tanah yang tercemar oleh
bahan pencemar, misalnya kotoran manusia atau sampah-sampah organik yang membusuk akan
masuk ke dalam tanah, jika sumber air untuk konsumsi manusia sangat dekat maka bahan
pencemar tanah tersebut akan larut dalam air tanah dan masuk ke dalam air yang akan
dikonsumsi oleh manusia. Kemudian air tersebut digunakan untuk keperluan minum bagi
manusia, dalam kondisi tertentu walaupun air tersebut telah di didihkan (dimasak), tapi masih
ada zat-zat terlaurt yang tidak dapat hilang atau mati dengan cara pemnasan tersebut, sehingga
masuk ke dalam tubuh manusia dan akan menganggu metabolisme tubuh manusia, jika
kekebalan tubuh manusia sedang menurun maka dengan cepatnya zat-zat tersebut menggangu
kesehatan tubuh dan menyebabkan suatu penyakit.

Penularan lain terjadi jika seseorang memakan makanan yang mengandung bakteri atau
kuman patogen. Mekanisme penularan penyakit yang ditularkan melalui tanah dapat terjadi
melalui makanan, hal ini terjadi jika tanah yang telah tercemar zat pencemar baik pencemar
organik, anorganik maupun logam berat masuk ke dalam tanah atau menempel pada tanaman
yang terletak di atas tanah. Salah Salah satunya jika penggunaan pestisida yang berlebihan maka
pestisida yang memilki konsentrasi tertentu menempel dalam tanaman atau pestisida tersebut
masuk ke dalam tanah. Jika akar tanaman menyerap unsur-unsur yang terdapat di dalam tanah,
maka akan menyebabkan tanaman tersebut terkontaminasi dengan zat pencemar tersebut. Atau
adalah penyakit antraks, mekanisme terjadinya adalah jika seseorang mengkonsumsi daging
hewan yang sudah tertular antraks. Walaupun daging telah dimasak, tetapi dalam daging tersebut
masih terdap antraks, sehingga apabila seseorang memakan daging tersebut, maka antrax akan
pindah ke tubuh melalui pencernaan makanan.

3.Melalui Vektor

Mekanisme penularan penyakit melalui vektor yaitu cara penularang penyakit dengan
perantara vektor penyakit. vektor tersebut bisa sebagai hospes ataupun transmitter saja. Misalnya
penyakit malaria yang disebabkan oleh parasit Palsmodium sp. yang ditularkan oleh nyamuk.

33
4.Melalui Udara

Mekanisme penularan penyakit melalui udara yaitu cara penularan penyakit melauli
udara terutama pada penyakit saluran pernafasan. Seperti melalui debu diudara yang sangat
banyak mengandung bibit penyakit, seperti pada penularan penyakit Tuberculosa. Dan melaui
tetes ludah halus (Droplet infections), penularan penyakit dengan percikan ludah seperti pada
pederita yang sakit batuk atau sedang berbicara misalnya pada penyakit Diphtheri.

Beberapa jenis penyakit mempunyai mekanisme penularannya lebih dari satu, misalnya
bisa kontak langsung, bisa melalui makanan ataupun bisa melalui udara dengan menghirup
bakteri penyebab penyakit. “Ada tiga penyebaran antraks, yakni melalui kulit karena infeksi
luka, melalui pernapasan, dan melalui pencernaan karena makan daging hewan yang terkena
antraks,” kata I Ketut Diarmita selaku Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan
kepada wartanasional.com di Jakarta.

Penyebaran antraks melalui media kulit bisa terjadi karena adanya infeksi luka pada
manusia. Dan untuk penyebaran antrack melalui pernapasan terjadi karena spora antracks
terbang di udara menyerang sistem pernapasan paru-paru karena terhirup oleh manusia. Infeksi
luka pada manusia bisa menjadi media penyebaran antraks ke kulit. Sementara itu, paru-paru
akan terserang jika spora antraks terhirup ke saluran pernapasan. Pada intensitas sinar matahari
yang berkurang karna musim hujan membuat spora antraks dengan bakteri “bacillus anthracis”
sebagai penyebab penyakit itu, naik ke permukaan dan dengan mudah menyebar melalui hewan
yang lebih sering adalah sapi. Jika sapi tersebut makan rumput dan tidak ada kekebalan, sapi
terkena antraks. Sapi yang terkena antraks jangankan dipotong, dibuka saja tidak boleh karena
sporanya akan terbang dan jika kita hirup terkena paru-paru.

34
BAB IV
PENANGULANGAN PENYAKIT YANG DITULARKAN MELALUI
TANAH

Melalui tanah, yaitu penyakit menular dan penyakit tidak menular. Begitu pula
mekanisme penularan penyakit tersebut, kini saatnya anda mengetahui cara penaggulangan dan
pencegahannya. Interaksi manusia dengan lingkungan telah menyebabkan kontak antara dengan
manusia. Sering terjadi kuman penyakit yang tinggal di tubuh inang (host) kemudian pindah ke
manusia karena manusia tidak bisa menjaga kebersihan lingkungannya. Hal ini terjadi misalnya
pada kasus penularan penyakit melalui binatang yang mengalami domestikasi seperti sapi, babi
dan anjing. Loncat inang juga terjadi karena perubahan lingkungan, misalnya perambahan hutan,
pengubahan pola tanam pertanian, pendakalan rawa dan sebaginya. Perubahan lingkungan juga
menyebabkan manusia lebih mudah terpapar, melalui kontak langsung maupun melalui kotoran,
dengan hewan-hewan yang menjadi inang alami (natural host) kuman.

Penanggulangan penyakit yang ditularkan melalui tanah adalah kegiatan pengobatan pada
manusia yang telah mengidap penyakit yang ditularkan melalui tanah. Untuk kepentingan
pemberantasan yang menggunakan strategi menghilangkan cara transmisi penyakit, maka
penyakit seringkali dikelompokkan atas dasar cara penyebarannya. Hal ini sangat penting untuk
mencegah menjalarnya penyakit dari satu daerah ke daerah lain. Di sinilah pentingnya peran
kesehatan lingkungan, yakni mencegah menyebarnya penyakit lewat lingkungan.

Jenis-jenis penyakit menular dan penyebabnya telah diketahui yaitu disebabkan oleh
bakteri, virus, amoeba dan jamur. Untuk penyakit selain yang disebabkan oleh virus maka dapat
disembuhkan, sedangkan penyakit yang disebabkan oleh virus hanya dapat dikendalikan dan
dilawan dengan meningkatkan imunitas tubuh. Saat ini anda telah mengetahui jenis-jenis
penyakit menular dan cara penularannya. Hal yang perlu diingat adalah penyakit menular
bukanlah sesuatu yang harus ditakuti tetapi harus diketahui agar bisa terhindar. Yang terpenting
dalam penanganan penyakit menular adalah kepedulian masyarakat secara penuh sehingga
pencegahan dapat dilakukan agar tidak sampai menjadi endemi.

35
Menurut noto atmodjo, soekidjo, 2003 untuk mencegah dan penanggulangan penyakit
menular ada 3 (tiga) pendekatan yang bisa dilakukan :
1. Eliminasi Sumber Penyakit (Resevoir)
Eliminasi reservoir manusia sebagai sumber penyebaran penyakit daapt dilakukan dengan
:
a. Mengisolasi penderita (pasien), yaitu menempatkan pasien di tempat yang khusus untuk
mengurangi kontak dengan orang lain.
b. Karantina, adalah membatasi ruang gerak penderita dan menempatkannya bersamasama
penderita lain yang sejenis pada tempat yang khusus di desain untuk itu. Biasanya dalam
waktu yang lama.

2. Memutus Mata Rantai Penularan


Meningkatkan sanitasi lingkungan dan hygiene perorangan adalah merupakan usaha yang
penting untuk memutuskan hubungan atau mata rantai penularan penyakit menular.

3. Melindungi Orang-Orang (Kelompok yang Rentan)


Bayi dan anak balita adaalh merupakan kelompok usia yang rentan terhadap penyakit
menular. Kelompok usia yang rentan ini perlu lindungan khusus dengan imunisasi,
meningkatkan gizi anak.

Penerapan PHBS (Perilaku Hidup Besih dan Sehat) merupakan salah satu upaya
pencegahan dan penaggulangan penyakit menular dari tanah. Dengan selalu menjaga kebersihan
perorangan maka seseorang akan terlindungi dari kuman penyakit yang dapat menghampiri
tubuh. Mencuci tangan denagn sabun salah satunya yang akan memutus rantai penularan
penyakit dari telur cacing yang mungkin menempel pada tangan. Buang Air Bersih
(BAB) pada tempatnya (Jamban) menyebabkan memutuskan rantai penyakit yang
memungkinkan tertular dari tinja manusia.

Manusia mempunyai daya tahan tubuh (imunitas), imunitas atau daya tahan tubuh
dibedakan menjadi imunitas alamiah dan acquaired immunity (Lucas, Alexander, 2016).
Imunitas alamiah dimana seseorang karena rasnya memiliki kekebalan alamiah terhadap

36
penyakit tertentu, imunitas didapat karna keturunan sejak bayi dari kromosom orang tuanya atau
imunitas yang diperoleh seorang bayi dari kandungan ibunya melalui peredaran plasenta yang
masih dipertahankan setelah lahir untuk waktu yang singkat. Sementara acquaired immunity
imunitas yang diperoleh kemudian setelah lahir bisa dengan dua cara yaitu active acquired
immunity dan passive acquired immunity.

Imunisasi berasal dari kata imun yang berati kebal, seseorang diberikan imunisasi, berarti
diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Program imunisasi bertujuan untuk
menurunkan angka kesakitan dan kematian dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi,
diantaranya disentri, tetanus, campak, polio, tubercoluse. Pencegahan untuk jenis penyakit tidak
menular dapat dilakukan dengan cara pengendalian penggunaan bahan yang berlebihan, atau
pencegahan penggunaan logam berat yang berlebihan. Misalnya karena menggunakan pupuk
secara berlebihan, pemberian pestisida atau insektisida, dan pembuangan limbah yang tidak
dapat dicernakan seperti plastik. Pencemaran dapat juga melalui air. Air yang mengandung
bahan pencemaran

(polutan) akan mengubah susunan kimia tanah sehingga mengganggu jasad yang hidup di
dalam atau di permukaan tanah. Pencemaran juga dapat melalui udara. Udara yang tercemar
akan menurunkan hujan yang mengandung bahan pencemar ini, akibatnya tanah akan tercemar
juga.

Tindakan pencegahan pencemaran tanah yang dapat berakibat pada kesehatan manusia
baik langsung maupun tidak langsung dapat dilakukan dengan membedakan jenis pencemar
yang ada di dalam tanah. Di bawah ini ada beberapa langkah yang dapat digunakan untuk
pencegahan terjadinya penyakit yang menggungu kesehatan manusia.

1. Melakukan pemilahan sampah anorganik dengan organik. Hal ini sangatlah penting untuk
dilaksanakan. Caranya dengan meletakan pada wadah yang terpisah antara sampah yang
termasuk jenis anorganik dan sampah yang jenisnya organik.

37
2. Melakukan minimasi sampah dengan pengolahan sampah organik menjadi kompos,
biogas sementara untuk sampah anorganik baiknya anda kumpulkan terlebih dahulu
setelah itu bisa bekerjasam dengan pihak lain agar sampah anorganik dapat dimanfaatkan
kembali atau dimusnahkan secara aman (3R).

3. Jenis limbah padat maupun cair bisa menggunakan cara pengolahan terlebih dahulu agar
kadar zat kimia yang terkandung didalamnya aman dan tidak mencemari tanah. Biasanya
hal ini sudah diatur dalam undang-undang negara tentang permasalahan pembuangan
limbah. Limbah cair yang berasal dari rumah tangga tidak boleh langsung dibuang ke
badan air. Limbah cair yang dihasilkan dari limbah industri harus dilakukaj pengolahan
terlebih dahulu sebelum dibuang ke badan air.

4. Pada industri-industri baik berat maupun ringan, limbah-limbah cair yang dihasilkan
harus dilakukan proses pengolahan yang sempurna dari mulai pengolahan primer,
pengolahan secunder sampai pengolahan tersier. Sehingga zat-zat bahaya yang ada dalam
limbah tidak bisa masuk ke dalam tanah.

5. Bagi para petani yang memakai zat kimia peptisida atau pupuk baiknya menggunakannya
sekedarnya saja tidak berlebihan melebihi batas normal. Hal ini penting untuk dilakukan
sebab dapat mengakibatkan terjadinya pencemaran tanah yang sangat berbahaya karena
tingginya kandungan zat kimia pada peptisida dan pupuk.

6. Mendidik anak sedini mungkin tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan


dengan cara tidak membuang sampah sembarangan, mengajarkan kepadanya tentang
bahaya yang ditimbulkan jika membuang sampah tidak pada tempatnya.
7. Menegakan aturan yang ada dengan cara menerapkan sanksi kepada orang atau badan
yang menyalahi aturan yang dapat membuat tanah tercemar dan menggangu kesehatan.

38
BAB V
PENUTUP

KESIMPULAN

Tanah sangat potensial sebagai reservoir penyakit ke manusia di mana tanah dapat
membawa dan sebagai tempat hidup berbagai macam mikroorganisme patogen serta tanah dapat
menyimpan berbagai sumber polutan berbahaya akibat kontaminasi tanah. Perlu upaya
penanggulangan untuk menghindari penyebaran penyakit ke manusia.

39
DAFTAR PUSTAKA

40

Anda mungkin juga menyukai