PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
Amanda Nadia Putri P21345118008
Fenny Theresia P21345118028
Hefin Febriantari P21345118032
Irsyad Prasetyo Nugroho P21345118036
DOSEN PEBIMBING :
Moh. Ichsan Sudiarno, M. Epid
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang
senantiasa mencurahkan segala nikmat dan karunianya, karena berkat karunianya saya dapat
menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam senantiasa kita sampaikan kepada junjungan
kita Rasulullah Muhammad SAW.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan tugas makalah ini khususnya rekan-rekan yang senantiasa mendukung dan
memotivasi serta memberi masukan positif sehingga makalah ini dapat disusun.
Makalah ini berjudul Undang - Undang tentang Wabah, dimana makalah ini bertujuan
untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Penyelidikan Epidemiologi yang diampu oleh Bapak
Moh. Ichsan Sudiarno, M. Epid
Dalam hal ini kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk
itu kami memohon maaf bila di dalam tulisan kami ini ada kekurangan dalam penulisan atau
sebagainya. Kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan penulisan
kedepannya.
Kelompok 6
2
DAFTAR ISI
1.1...............................................................................................................................
Latar Belakang..................................................................................................... 4
1.2...............................................................................................................................
1.3...............................................................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
Wabah adalah suatu keadaan ketika dimana kasus penyakit atau peristiwa yang lebih
banyak daripada yang diperkirakan dalam suatu periode waktu tertentu di area tertentu atau
diantara kelompok tertentu.
Definisi wabah menurut beberapa pendapat :
a. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989)
Wabah berarti penyakit menular yang berjangkit dengan cepat, menyerang sejumlah besar
orang di daerah yang luas.
b. Berdasarkan Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit
Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman (1981)
Disebuah fasilitas pelayanan kesehatan dugaan terhadap suatu wabah mungkin muncul
ketika aktivitas surveilans rutin mendeteksi adanya suatu isolate microbial atau kluster
kasus yang tidak biasa atau terjadinya peningkatan jumlah kasus yang signifikan dari
jumlah biasanya
c. Benenson, 1985
Wabah adalah terdapatnya penderita suatu penyakit tertentu pada penduduk suatu daerah,
yang nyata-nyata melebihi jumlah yang biasa.
d. Last 1981
Wabah adgalah timbulnya kejadian dalam suatu masyarakat, dapat berupa penderita
penyakit, perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, atau kejadian lain yang
berhubungan dengan kesehatan, yang jumlahnya lebih banyak dari keadaan biasa.
Ketika dokter mendiagnosa suatu penyakit yang tidak biasa, ketika dokter, perawat ,
atau petugas laboraturium yang menyadari terjadinya serangkaian kluster kasus. Kluster
kasus adalah kelompok kasus penyakit atau peristiwa kesehatan lain yang terjadi dalm
rentang waktu dan tempat yang berdekatan. Didalam sautu kluster banyaknya kasus yang
4
dapat atau tidak dapat melebihi jumlah yang diperkirakan, umumnya jumlah yang
diperkirakan tidak diketahui.Karena rate endemic penyakit nosokomial, cedera, dan kejadian
yang merugikan lainnya berbeda untuk masing-masing fasilitas pelayanan kesehatan, hanya
ada sedikit criteria pasti untuk menentukan kepada yang diperlukan upaya evaluasi pada
suatu masalah yang potensial atau memulai investigasi
Suatu wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu
serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau bahkan lingkup global (pandemi).
5
BAB II
PEMBAHASAN
NOMOR TAHUN
TENTANG
BAB I
Pasal 1
Maksud dan tudjuan Undang-undang ini ialah untuk mencegah, mengawasi dan mengatasi
meluasnya serta memberantas wabah.
BAB II
KETENTUAN UMUM
Pasal 2
Dengan wabah dalam Undang-undang ini dimaksud: penjalaran sesuatu penyakit dengan
cepat di suatu daerah tertentu, sehingga dalam waktu singkat jumlah penderita menjadi
banyak, yang harus dibatasi dengan isolasi si penderita dari orang-orang lain di sekitarnya.
Pasal 3
6
(2) a. Tifus perut (Typhus abdominalis),
b. Para-tifus A, B dan C,
c. Disentri (mejan) basili (Dycenteria bacillaris),
d. Radang hati menular (Hepatitis infectiosa),
e. Para-cholera Eltor,
f. Diphtheria,
g. Kejang tengkuk (Meningitis cerebrospinalis epidemica),
h. Lumpuh kanak-kanak (Poliomyelitis anterior acuta).
BAB III
Pasal 4
(1) Menteri Kesehatan menetapkan dan mencabut penetapan suatu daerah sebagai daerah
wabah setelah ada pemeriksaan yang teliti.
(2) Penetapan dan pencabutan penetapan yang dimaksud dalam ayat (1) dapat didelegasikan
kepada penguasa yang dimaksud dalam pasal 8, kecuali mengenai wabah penyakit Karantina.
(3) Cara penetapan dan pencabutan penetapan yang dimaksud dalam ayat (1) dan (2) diatur
dengan suatu Peraturan Pemerintah dengan memperhatikan pasal 5 dari Undang-undang No.
1 tahun 1962 tentang Karantina Laut dan Undang-undang No. 2 tahun 1962 tentang
Karantina Udara.
BAB IV
USAHA-USAHA
Pasal 5
a. kepala keluarga, kepala sekolah, kepala asrama, kepala perusahaan, nachoda kapala,
nachoda pesawat udara dan sebagainya atau wakilnya, yang mengetahui atau menyangka ada
7
peristiwa wabah disuatu tempat dalam lingkungan yang menjadi tanggung-jawabnya, wajib
melaporkan hal itu dalam waktu 24 jam kepada kepala Pemerintah setempat;
b. tenaga kesehatan tertentu yang mengetahui, patut mengetahui atau menyangka adanya
peristiwa penyakit wabah wajib melaporkan hal itu dalam waktu 24 jam kepada kepala
Pemerintah setempat.
(2) Kepala Pemerintah setempat, setelah mendapat laporan dengan segera mengadakan
pemeriksaan dan tindakan seperlunya.
Pasal 6
(1) Usaha-usaha untuk mencapai maksud yang tersebut dalam pasal 1 ialah :
b. pengebalan (immunisasi);
(2) Biaya untuk usaha-usaha yang dimaksud dalam ayat (1) termasuk pengganti kerugian
ditanggung oleh Pemerintah
Pasal 7
Pelaksanaan ketentuan-ketentuan dalam pasal 5 dan pasal 6 diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Pemerintah atau Peraturan Menteri Kesehatan.
8
BAB V
Pasal 8
(1) Jika disuatu daerah berjangkit atau tersangka berjangkit wabah yang dimaksud dalam
pasal 3, penguasa yang tertinggi didaerah tingkat I mengambil segala tindakan yang
diperlukan untuk mengatasi wabah tersebut termasuk penutupan daerah wabah.
(2) Dalam keadaan darurat, penguasa tertinggi daerah tingkat II atau bawahan dapat
mengambil tindakan-tindakan sementara dengan ketentuan, sesudah mendengar para tenaga
kesehatan setempat.
Pasal 9
9
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
TENTANG
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
a. Wabah penyakit menular yang selanjutnya disebut wabah adalah kejadian berjangkitnya
suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata
melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat
menimbulkan malapetaka.
b. Sumber penyakit adalah manusia, hewan, tumbuhan, dan benda-benda yang mengandung
dan/atau tercemar bibit penyakit, serta yang dapat menimbulkan wabah.
BAB II
Pasal 2
10
Maksud dan tujuan Undang-Undang ini adalah untuk melindungi penduduk dari malapetaka
yang ditimbulkan wabah sedini mungkin, dalam rangka meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk hidup sehat.
BAB III
Pasal 3
BAB IV
DAERAH WABAH
Pasal 4
(1) Menteri menetapkan daerah tertentu dalam wilayah Indonesia yang terjangkit wabah
sebagai daerah wabah.
(2) Menteri mencabut penetapan daerah wabah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).
(3) Tata cara pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur
dengan Peraturan Pemerintah.
BAB V
UPAYA PENANGGULANGAN
Pasal 5
a. penyelidikan epidemiologis;
11
f. penyuluhan kepada masyarakat;
(2) Upaya penanggulangan wabah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan
dengan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup.
(3) Pelaksanaan ketentuan ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 6
(1) Upaya penanggulangan wabah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) dilakukan
dengan mengikutsertakan masyarakat secara aktif.
(2) Tata cara dan syarat-syarat peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 7
BAB VI
Pasal 8
(1) Kepada mereka yang mengalami kerugian harta benda yang diakibatkan oleh upaya
penanggulangan wabah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) dapat diberikan ganti
rugi.
(2) Pelaksanaan pemberian ganti rugi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
Pasal 9
(1) Kepada para petugas tertentu yang melaksanakan upaya penanggulangan wabah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) dapat diberikan penghargaan atas risiko yang
ditanggung dalam melaksanakan tugasnya.
12
(2) Pelaksanaan pemberian penghargaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
Pasal 10
Pasal 11
(1) Barang siapa yang mempunyai tanggung jawab dalam lingkungan tertentu yang
mengetahui adanya penderita atau tersangka penderita penyakit sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3, wajib melaporkan kepada Kepala Desa atau Lurah dan/atau Kepala Unit
Kesehatan terdekat dalam waktu secepatnya.
(2) Kepala Unit Kesehatan dan/atau Kepala Desa atau Lurah setempat sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) masing-masing segera melaporkan kepada atasan langsung dan instansi lain
yang bersangkutan.
(3) Tata cara penyampaian laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) serta
tata cara penyampaian laporan adanya penyakit yang dapat menimbulkan wabah bagi
nakhoda kendaraan air dan udara, diatur dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pasal 13
Barang siapa mengelola bahan-bahan yang mengandung penyebab penyakit dan dapat
menimbulkan wabah, wajib mematuhi ketentuan-ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal
13
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Wabah adalah kejadian penyebaran penyakit yang sangat cepat penyebarannya baik
dilihat dari jumlah penderita ataupun dari luas wilayah yang terkena dampak. Wabah
merupakan kejadian yang harus cepat untuk ditangani, karena jika tidak maka akan semakin
banyak korban yang sakit atau meninggal. Wabah sendiri ini tertuang dalam Peraturan
Perundang-undangan No. 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular, yang didalamnya
terdiri dalam beberapa bab diantaranya:
Bentuk dari wabah ada dua, yaitu : Wabah dengan penyebaran melalui media umum
(common vehicle epidemic) dan Wabah dengan penjalaran oleh transfer serial dari pejamu ke
pejamu (epidemics propagated by serial transfer from host to host).
3.2. Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
http://hukum.unsrat.ac.id//uu/uu_4_1984.htm
https://www.bphn.go.id/data/documents/62uu006.pdf
https://aepnurulhidayat.wordpress.com/2014/06/20/wabah/
15