Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI

UNDANG - UNDANG TENTANG WABAH

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
Amanda Nadia Putri P21345118008
Fenny Theresia P21345118028
Hefin Febriantari P21345118032
Irsyad Prasetyo Nugroho P21345118036

DOSEN PEBIMBING :
Moh. Ichsan Sudiarno, M. Epid

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II


Jl. Hang Jebat III Blok F3, No.8, RT04 RW08, Gunung, Kebayoran Baru
Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12120
Telepon : (021) 7397641
KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang
senantiasa mencurahkan segala nikmat dan karunianya, karena berkat karunianya saya dapat
menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam senantiasa kita sampaikan kepada junjungan
kita Rasulullah Muhammad SAW.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan tugas makalah ini khususnya rekan-rekan yang senantiasa mendukung dan
memotivasi serta memberi masukan positif sehingga makalah ini dapat disusun.

Makalah ini berjudul Undang - Undang tentang Wabah, dimana makalah ini bertujuan
untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Penyelidikan Epidemiologi yang diampu oleh Bapak
Moh. Ichsan Sudiarno, M. Epid

Dalam hal ini kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk
itu kami memohon maaf bila di dalam tulisan kami ini ada kekurangan dalam penulisan atau
sebagainya. Kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan penulisan
kedepannya.

Jakarta, 13 Februari 2020

Kelompok 6

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... 2

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 4

1.1...............................................................................................................................

Latar Belakang..................................................................................................... 4

1.2...............................................................................................................................

Rumusan Masalah ............................................................................................... 5

1.3...............................................................................................................................

Maksud dan Tujuan ............................................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 6

2.1. Undang-Undang No. Tahun Tentang .................................................................... 6

2.2. Undang-Undang No. 04 Tahun 1984 Tentang Wabah Penyakit Menular.............. 10

BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 14

3.1. Kesimpulan ........................................................................................................ 14

3.2. Saran ................................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 15

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Wabah adalah suatu keadaan ketika dimana kasus penyakit atau peristiwa  yang lebih
banyak daripada yang diperkirakan dalam suatu periode waktu tertentu di area tertentu atau
diantara kelompok tertentu.
Definisi wabah menurut beberapa pendapat :
a. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989)
Wabah berarti penyakit menular yang berjangkit dengan cepat, menyerang sejumlah besar
orang di daerah yang luas.
b. Berdasarkan Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit
Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman (1981)
Disebuah fasilitas pelayanan kesehatan dugaan terhadap suatu wabah mungkin muncul
ketika aktivitas surveilans rutin mendeteksi adanya suatu isolate microbial atau kluster
kasus yang tidak biasa atau terjadinya peningkatan jumlah kasus yang signifikan dari
jumlah biasanya
c. Benenson, 1985
Wabah adalah terdapatnya penderita suatu penyakit tertentu pada  penduduk suatu daerah,
yang nyata-nyata melebihi jumlah yang biasa.
d. Last 1981
Wabah adgalah timbulnya kejadian dalam suatu masyarakat, dapat berupa penderita
penyakit, perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, atau kejadian lain yang
berhubungan dengan kesehatan, yang jumlahnya lebih banyak dari keadaan biasa.
Ketika dokter mendiagnosa suatu penyakit yang tidak biasa, ketika dokter, perawat ,
atau petugas laboraturium yang menyadari terjadinya serangkaian kluster kasus. Kluster
kasus adalah kelompok kasus penyakit atau peristiwa kesehatan lain yang terjadi dalm
rentang waktu dan tempat yang berdekatan.  Didalam sautu kluster banyaknya kasus yang

4
dapat atau tidak dapat melebihi jumlah yang diperkirakan, umumnya jumlah yang
diperkirakan tidak diketahui.Karena rate endemic penyakit nosokomial, cedera, dan kejadian
yang merugikan lainnya berbeda untuk masing-masing fasilitas pelayanan kesehatan, hanya
ada sedikit criteria pasti untuk menentukan kepada yang diperlukan upaya evaluasi pada
suatu masalah yang potensial atau memulai investigasi
Suatu wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu
serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau bahkan lingkup global (pandemi).

1.2. Rumusan Masalah


Undang - undang berapa sajakah yang mengatur pengaturan terkait wabah penyakit
menular?

1.3. Maksud dan Tujuan


Untuk mengetahui dan memahami dengan jelas perihal Peraturan perundang-
undangan terkait wabah penyakit menular.

5
BAB II

PEMBAHASAN

UNDANG - UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR TAHUN

TENTANG

BAB I

MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 1

Maksud dan tudjuan Undang-undang ini ialah untuk mencegah, mengawasi dan mengatasi
meluasnya serta memberantas wabah.

BAB II

KETENTUAN UMUM

Pasal 2

Dengan wabah dalam Undang-undang ini dimaksud: penjalaran sesuatu penyakit dengan
cepat di suatu daerah tertentu, sehingga dalam waktu singkat jumlah penderita menjadi
banyak, yang harus dibatasi dengan isolasi si penderita dari orang-orang lain di sekitarnya.

Pasal 3

Wabah dalam Undang-undang ini meliputi:


(1) Penyakit-penyakit karantina berdasarkan Undang-undang No. 1 tahun 1962 tentang
Karantina Laut dan Undang-undang No. 2 tahun 1962 tentang Karantina Udara.

6
(2) a. Tifus perut (Typhus abdominalis),
b. Para-tifus A, B dan C,
c. Disentri (mejan) basili (Dycenteria bacillaris),
d. Radang hati menular (Hepatitis infectiosa),
e. Para-cholera Eltor,
f. Diphtheria,
g. Kejang tengkuk (Meningitis cerebrospinalis epidemica),
h. Lumpuh kanak-kanak (Poliomyelitis anterior acuta).

(3) Penyakit lain yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.

BAB III

PENETAPAN DAN PENCABUTAN PENETAPAN DAERAH WABAH

Pasal 4

(1) Menteri Kesehatan menetapkan dan mencabut penetapan suatu daerah sebagai daerah
wabah setelah ada pemeriksaan yang teliti.

(2) Penetapan dan pencabutan penetapan yang dimaksud dalam ayat (1) dapat didelegasikan
kepada penguasa yang dimaksud dalam pasal 8, kecuali mengenai wabah penyakit Karantina.

(3) Cara penetapan dan pencabutan penetapan yang dimaksud dalam ayat (1) dan (2) diatur
dengan suatu Peraturan Pemerintah dengan memperhatikan pasal 5 dari Undang-undang No.
1 tahun 1962 tentang Karantina Laut dan Undang-undang No. 2 tahun 1962 tentang
Karantina Udara.

BAB IV

USAHA-USAHA

Pasal 5

(1) Untuk mencegah menjalarnya sesuatu wabah, maka

a. kepala keluarga, kepala sekolah, kepala asrama, kepala perusahaan, nachoda kapala,
nachoda pesawat udara dan sebagainya atau wakilnya, yang mengetahui atau menyangka ada

7
peristiwa wabah disuatu tempat dalam lingkungan yang menjadi tanggung-jawabnya, wajib
melaporkan hal itu dalam waktu 24 jam kepada kepala Pemerintah setempat;

b. tenaga kesehatan tertentu yang mengetahui, patut mengetahui atau menyangka adanya
peristiwa penyakit wabah wajib melaporkan hal itu dalam waktu 24 jam kepada kepala
Pemerintah setempat.

(2) Kepala Pemerintah setempat, setelah mendapat laporan dengan segera mengadakan
pemeriksaan dan tindakan seperlunya.

Pasal 6

(1) Usaha-usaha untuk mencapai maksud yang tersebut dalam pasal 1 ialah :

a. Pemeriksaan termasuk pemeriksaan laboratorium dan konsultasi, pengobatan, perawatan


dan isolasi penderita;

b. pengebalan (immunisasi);

c. menghapus hamakan, menghapus seranggakan benda-benda dimana perlu;

d. menghapus tikuskan bangunan, ruangan, alat-alat pengangkutan dan lain-lain dimana


perlu;

e. pemusnahan benda-benda dan bangunan-bangunan dimana perlu;

f. penetapan peraturan pengangkutan penderita dan jenazah;

g. penetapan peraturan mengenai uruan perawatan dan pemakaman jenazah;

h. penerangan dan pendidikan kepada masyarakat tentang masalah wabah.

(2) Biaya untuk usaha-usaha yang dimaksud dalam ayat (1) termasuk pengganti kerugian
ditanggung oleh Pemerintah

Pasal 7

Pelaksanaan ketentuan-ketentuan dalam pasal 5 dan pasal 6 diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Pemerintah atau Peraturan Menteri Kesehatan.

8
BAB V

TINDAKAN-TINDAKAN PEMBERANTASAN WABAH

Pasal 8

(1) Jika disuatu daerah berjangkit atau tersangka berjangkit wabah yang dimaksud dalam
pasal 3, penguasa yang tertinggi didaerah tingkat I mengambil segala tindakan yang
diperlukan untuk mengatasi wabah tersebut termasuk penutupan daerah wabah.

(2) Dalam keadaan darurat, penguasa tertinggi daerah tingkat II atau bawahan dapat
mengambil tindakan-tindakan sementara dengan ketentuan, sesudah mendengar para tenaga
kesehatan setempat.

(3) Tindakan-tindakan yang mengenai bidang kesehatan didasarkan pada ketentuan-ketentuan


dalam Peraturan-peraturan yang dimaksud dalam pasal 7.

Pasal 9

Tindakan-tindakan tersebut dalam pasal 8 dilakukan dengan mengikutsertakan masyarakat.

9
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 4 TAHUN 1984

TENTANG

WABAH PENYAKIT MENULAR

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

a. Wabah penyakit menular yang selanjutnya disebut wabah adalah kejadian berjangkitnya
suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata
melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat
menimbulkan malapetaka.

b. Sumber penyakit adalah manusia, hewan, tumbuhan, dan benda-benda yang mengandung
dan/atau tercemar bibit penyakit, serta yang dapat menimbulkan wabah.

c. Kepala Unit Kesehatan adalah Kepala Perangkat Pelayanan Kesehatan Pemerintah.

d. Menteri adalah Menteri yang bertanggung jawab di bidang kesehatan.

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2

10
Maksud dan tujuan Undang-Undang ini adalah untuk melindungi penduduk dari malapetaka
yang ditimbulkan wabah sedini mungkin, dalam rangka meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk hidup sehat.

BAB III

JENIS PENYAKIT YANG DAPAT MENIMBULKAN WABAH

Pasal 3

Menteri menetapkan jenis-jenis penyakit tertentu yang dapat menimbulkan wabah.

BAB IV

DAERAH WABAH

Pasal 4

(1) Menteri menetapkan daerah tertentu dalam wilayah Indonesia yang terjangkit wabah
sebagai daerah wabah.

(2) Menteri mencabut penetapan daerah wabah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).

(3) Tata cara pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur
dengan Peraturan Pemerintah.

BAB V

UPAYA PENANGGULANGAN

Pasal 5

(1) Upaya penanggulangan wabah meliputi:

a. penyelidikan epidemiologis;

b. pemeriksaan, pengobatan, perawatan, dan isolasi penderita, termasuk tindakan karantina;

c. pencegahan dan pengebalan;

d. pemusnahan penyebab penyakit;

e. penanganan jenazah akibat wabah;

11
f. penyuluhan kepada masyarakat;

g. upaya penanggulangan lainnya.

(2) Upaya penanggulangan wabah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan
dengan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup.

(3) Pelaksanaan ketentuan ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 6

(1) Upaya penanggulangan wabah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) dilakukan
dengan mengikutsertakan masyarakat secara aktif.

(2) Tata cara dan syarat-syarat peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 7

Pengelolaan bahan-bahan yang mengandung penyebab penyakit dan dapat menimbulkan


wabah diatur dengan Peraturan Pemerintah.

BAB VI

HAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 8

(1) Kepada mereka yang mengalami kerugian harta benda yang diakibatkan oleh upaya
penanggulangan wabah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) dapat diberikan ganti
rugi.

(2) Pelaksanaan pemberian ganti rugi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan
Peraturan Pemerintah.

Pasal 9

(1) Kepada para petugas tertentu yang melaksanakan upaya penanggulangan wabah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) dapat diberikan penghargaan atas risiko yang
ditanggung dalam melaksanakan tugasnya.

12
(2) Pelaksanaan pemberian penghargaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan
Peraturan Pemerintah.

Pasal 10

Pemerintah bertanggung jawab untuk melaksanakan upaya penanggulangan wabah


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1).

Pasal 11

(1) Barang siapa yang mempunyai tanggung jawab dalam lingkungan tertentu yang
mengetahui adanya penderita atau tersangka penderita penyakit sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3, wajib melaporkan kepada Kepala Desa atau Lurah dan/atau Kepala Unit
Kesehatan terdekat dalam waktu secepatnya.

(2) Kepala Unit Kesehatan dan/atau Kepala Desa atau Lurah setempat sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) masing-masing segera melaporkan kepada atasan langsung dan instansi lain
yang bersangkutan.

(3) Tata cara penyampaian laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) serta
tata cara penyampaian laporan adanya penyakit yang dapat menimbulkan wabah bagi
nakhoda kendaraan air dan udara, diatur dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 12

(1) Kepala Wilayah/Daerah setempat yang mengetahui adanya tersangka wabah di


wilayahnya atau adanya tersangka penderita penyakit menular yang dapat menimbulkan
wabah, wajib segera melakukan tindakan-tindakan penanggulangan seperlunya.
(2) Tata cara penanggulangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 13

Barang siapa mengelola bahan-bahan yang mengandung penyebab penyakit dan dapat
menimbulkan wabah, wajib mematuhi ketentuan-ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal

13
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Wabah adalah kejadian penyebaran penyakit yang sangat cepat penyebarannya baik
dilihat dari jumlah penderita ataupun dari luas wilayah yang terkena dampak. Wabah
merupakan kejadian yang harus cepat untuk ditangani, karena jika tidak maka akan semakin
banyak korban yang sakit atau meninggal. Wabah sendiri ini tertuang dalam Peraturan
Perundang-undangan No. 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular, yang didalamnya
terdiri dalam beberapa bab diantaranya:

a. Bab I Ketentuan Umum


b. Bab II Maksud dan Tujuan
c. Bab III Jenis Penyakit yang dapat Menimbulkan Wabah
d. Bab IV Daerah Wabah
e. Bab V Upaya Penanggulangan
f. Bab VI Hak dan Kewajiban

Bentuk dari wabah ada dua, yaitu : Wabah dengan penyebaran melalui media umum
(common vehicle epidemic) dan Wabah dengan penjalaran oleh transfer serial dari pejamu ke
pejamu (epidemics propagated by serial transfer from host to host).

3.2. Saran

Setelah mengetahui peraturan perundang-undangan terkait wabah penularan penyakit


hendaknya kita selalu sigap untuk mengetahi lebih dalam tentang bentuk dan cara
penanggulangan wabah, lalu segera melakukan investigasi dan juga penyelidikan, agar
peyebaran wabah dapat ditanggulangi dengan baik dan cepat. Jika dapat ditanggulangi
dengan baik dan cepat maka jumlah korban akan dapat diminimalisir atau bahkan dapat
dihilangkan.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://hukum.unsrat.ac.id//uu/uu_4_1984.htm
https://www.bphn.go.id/data/documents/62uu006.pdf
https://aepnurulhidayat.wordpress.com/2014/06/20/wabah/

15

Anda mungkin juga menyukai