PURWOKERTO
2020
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan atas izin dan ridha Allah SWT yang telah
memberikan kami selaku penulis makalah untuk menyelesaikan makalah dengan baik dan tepat
waktu tanpa ada kendala, hambatan, dan kurang satupun. Shalawat serta salam selalu tercurah
kepada baginda Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, dan pengikutnya hingga akhir
zaman.
Makalah dengan judul Makalah Dasar Epidemiologi : Kejadian Luar Biasa dibuat untuk
melengkapi tugas mata kuliah Dasar Epidemiologi. pada isi makalah ini disampaikan tentang
pengertian KLB, kriteria KLB, klasifikasi KLB, macam- macam penyakit yang dapat
menimbuklan KLB, penanggulangan KLB, penyelidikan epidemiologi.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Devi Octaviana, S.Si., M.Kes, Siwi Pramatama
Mars Wijayanti, S.Si., M.Kes., Ph.D, Sri Nurlaela, SKM., M.Epid, dan Dwi Sarwani Sri Rejeki,
SKM., M.Epid., Ph.D selaku dosen mata kuliah Dasar Epidemiologi. Tugas yang telah diberikan
ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang diagnosis dan macam klasifikasi
penyakit. Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah mendukung serta
membantu penyelesaian makalah Dasar Epidemiologi : Kejadian Luar Biasa. Besar harapan
penulis agar isi makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Baik pembaca dari kalangan
mahasiswa kesehatan, mahasiswa fakultas selain kesehatan, dan masyarakat secara umum.
Dengan kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila terdapat salah penulisan atau
materi yang disampaikan. Mohon jika ada kritik. Saran. Atau penilaian bisa diberitahukan
kepada penulis. Terima kasih atas semua pihak yang membantu penyusunan dan membaca
makalah ini.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan.....................................................................................................................2
D. Manfaat...................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Definis Kejadian Luar Biasa..................................................................................9
B. Kriteria Kejadian Luar Biasa...............................................................................10
C. Klasifikasi Kejadian Luar Biasa..........................................................................13
D. Macam- macam penyakit yang dapat menimbulkan Kejadian Luar Biasa..........14
E. Penanggulangan Kejadian Luar Biasa.................................................................16
F. Penyelidikan Epidemiologi..................................................................................18
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................................23
B. Saran....................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................25
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ancaman KLB penyakit tidak akan hilang tanpa tindakan dari tingkat
nasional maupun internasional. Suatu Negara harus meningkatkan dan
memiliki kemampuan dalam mendeteksi, menganalisis dan melaporkan
KLB. Indonesia yang telah meratifikasi IHR harus mengikuti dan
menjalankan aturan tersebut, sehingga Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia bekerja sama dengan WHO dan United States Center for
Disease Control and Prevention (US CDC) membangun suatu system
dalam deteksi dini danrespon terhadap penyakit potensial KLB. Sistem
ini dikenal dengan Early Warning Alert and Respone System (EWARS).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Menetahui defininisi KLB dari berbagai sumber
2. Mengetahui macam-macam kriteria KLB
3. Mengetahu klasifikasi dari KLB.
4. Mengetahui macam-macam penyakit yang dapat menimbulkan
KLB
5. Mngetahui bagaimana cara penanggulangan KLB
6. Mengetahui bagaimana cara penyelidikan epidemiologi
D. Manfaat
1. Bagi Penulis
Sebagai bahan bacaan dan pembelajaran dan pengetahuan bagi
penulis selaku mahasiswa Jurusan Kesehatan Masyarakat, Universitas
Jenderal Soedirman agar dapat memahami tentang Kejadian Luar Biasa.
2. Bagi Pembaca
Sebagai bahan bacaan dan pembelajaran bagi mahasiswa Jurusan
Kesehatan Masyarakat, Universitas Jenderal Soedirman agar dapat
memahami tentang Kejadian Luar Biasa.
BAB II
PEMBAHASAN
D. Macam- macam penyakit yang dapat menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB)
1. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyakit Demam Berdarah Dengue merupakan salah satu
penyakit menular yang sampai saat ini masih menjadi masalah
kesehatan masyarakat dan sering muncul sebagai Kejadian Luar Biasa
(KLB).Penyakit DBD sering menimbulkan kepanikan di masyarakat,
karena penyebarannya yang cepat dan berpotensi menimbulkan
kematian. Penyakit ini disebabkan oleh virus Dengue yang
penularannya melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes
albopictus yang hidup digenangan air bersih di sekitar rumah.
Umumnya kasus ini mulai meningkat saat musim hujan.
Berdasarkan catatan Kementerian Kesehatan, pada tahun 1999
terjadi 21.134 kasus, tahun 2000 terjadi 33.443 kasus, tahun 2001
terjadi 45.904 kasus, tahun 2002 terjadi 40.377 kasus dan tahun 2003
terjadi 50.131 kasus dengan jumlah kematian 743 orang. Penyakit
DBD memiliki kecenderungan meningkat setiap tahunnya, terlebih
terkait musim yang sulit diprediksi.
Dalam penanganan kasus DBD perlu melibatkan dan dukungan
semua sektor, baik pemerintah, masyarakat maupun pihak swasta,
dengan gerakan pemberantasan sarang nyamuk yaitu 3 M (menguras –
mengubur - menutup tempat penampungan air). Upaya lain yaitu
melakukan pemantauan rumah/bangunan bebas jentik serta melakukan
pengenalan dini gejala DBD dan penanganannya di rumah.
2. Diare
Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis
lingkungan, dimana sarana air bersih dan jamban yang tidak sehat
serta perilaku manusia yang tidak sehat merupakan faktor dominan
penyebab penyakit tersebut. Kasus diare dapat menyebabkan kematian
terutama pada saat Kejadian Luar Biasa (KLB).
Pada tahun 2011 di Kabupaten Sambas terdapat 11.532 kasus
dan mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2010.
Persentase diare ditemukan dan ditangani tahun 2011 adalah sebesar
22,75%.
Dengan demikian program penyehatan lingkungan dan
kebersihan individu menjadi sangat penting untu mereduksi penyakit
diare ini.penyakit diare dapat dikorelasikan dengan perbaikan hygiene
sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam kehidupan
sehari–hari serta melibatkan kader dalam tatalaksana diare karena
dengan penanganan yang tepat dan cepat ditingkat rumah tangga,
maka diharapkan dapat mencegah terjadinya kasus dehidrasi berat
yang dapat mengakibatkan kematian.
4. Gizi Buruk
Di awal tahun 2018, kabar gizi buruk dan campak datang dari
Asmat, Papua. Tercatat, 76 anak meninggal dunia akibat gizi buruk
dan juga campak. Pemerintah bahkan langsung mengkategorikan
kasus ini dalam KLB dan membentuk tim khusus yang turun langsung
ke Asmat.
5. Kolera
Kolera merupakan penyakit yang menular melalui makanan
atau minuman yang terkontaminasi bakteri. Kondisi ini biasanya
mewabah di daerah yang padat penduduk dan memiliki lingkungan
yang kotor.
Kolera ditandai dengan diare dengan tinja yang cair dan
berwarna pucat seperti air cucian beras. Diare yang dialami bisa
ringan, parah, ataupun malah tidak merasakan gejala sama sekali. Bila
penderita mengalami diare yang parah akibat kolera perlu segera
ditangani, karena menyebabkan dehidrasi yang berakibat fatal.
Kolera disebabkan oleh infeksi bakteri Vibrio cholerae. Bakteri
kolera hidup di alam bebas, terutama di lingkungan perairan seperti
sungai, danau, atau sumur. Sumber penyebaran utama bakteri kolera
adalah air dan makanan yang terkontaminasi bakteri kolera.
6. Penyakit Menular yg dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I)
Beberapa penyakit dapat menular dengan cepat sehingga berpotensi
menimbulkan kejadian luar biasa, namun diantara penyakit-penyakit tersebut
ada yang dapat dicegah dengan imunisasi atau biasa disingkat dengan PD3I
(Penyakit-penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi) antara lain
yaitu :
a. Diftery
d. Hepatitis B
Hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
Hepatitis B yang dapat merusak hati. Penyebaran penyakit
tersebut bisa melalui suntikan yang tidak aman, dari ibu ke
bayi selama proses persalinan dan melalui hubungan seksual.
Infeksi pada anak-anak biasanya tidak menimbulkan gejala dan
kalaupun ada biasanya adalah gangguan pada perut, lemah
dan urine menjadi kuning. Penyakit ini bisa menjadi kronis dan
menimbulkan cirrhosis hepatis(kanker hati) dan dapat
menimbulkan kematian
e. Pertusis
Pertusis adalah penyakit yang disebabkan oleh
bakteri Bardetella pertusis yang ditandai dengan gejala batuk
beruntun dan disertai tarikan nafas hup yang khas serta disertai
muntah. Lama batuk bisa sampai 1-3 bulan, sehingga sering
disebut batuk 100 hari. Serangan batuk lebih sering pada
malam hari.
E. Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB)
Penanggulangan KLB adalah serangkaian upaya yang meliputi
penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan
pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi serta
rekonstruksi.Dalam melakukan penanggulangan bencana dibutuhkan strategi
atau tata cara guna menghidari kesalahan teknis dilapangan,maka dari itu
dibutuhkan program yang mencakup keseluruhan.Program penanggulangan
KLB adalah suatu proses menajemen yang bertujuan agar KLB tidak lagi
menjdi masalah kesehatan msyarakat.Pokok program penanggulangan KLB
adalah identifikasi ancman KLB secara nasional,provinsi dan
kabupaten/kota,upaya pencegahan terjadinya KLB dengan melakukan upaya
perbaikan kondisi rentan KLB,penyelenggaraan SKD-KLB dengan
melakukan upaya,kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan adanya KLB dan
tindakan penyelidikan dan penanggulangan KLB yang cepat dan
tepat.Penanggulangan wabah dilakukan secara terpadu oleh
pemerintah,pemerintah daerah dan masyarakat. Upaya penanggulangan secara
dini dilakukan kurang dari 24 (dua puluh empat) jam terhitung sejak
daerahnya memenuhi salah satu kriteria KLB.
Penanggulangan KLB/Wabah menurut Permenkes no
1501/MENKES/PER/X/2010 pasal 13 ayat (2) meliputi:
1. Penyelidikan epidemiologis. Pelaksanaan penyelidikan epidemiologi
KLB bekerjasama dengan unit kesehatan terkait setempat, dapat
melakukan wawancara, pemeriksaan medis dan laboratorium terhadap
penderita, pemeriksaan orang-orang yang mendapat serangan
penyakit, pemeriksaan sumber-sumber penyebaran penyakit,
pemeriksaan data perawatan penderita di unitunit pelayanan kesehatan,
pemeriksaan data perorangan, sekolah, asrama, dan tempat-tempat
lainnya yang berhubungan dengan penyebaran penyakit dengan
memperhatikan etika pemeriksaan medis dan etika kemasyarakatan
setempat.
2. Penatalaksanaan penderita yang mencakup kegiatan pemeriksaan,
pengobatan, perawatan dan isolasi penderita, termasuk tindakan
karantina. Upaya pengobatan yang tepat terhadap semua penderita
yang ada di unit-unit pelayanan kesehatan dan di lapangan, upaya-
upaya pencegahan dengan menghilangkan atau memperkecil peran
sumber penyebaran penyakit atau memutuskan rantai penularan pada
KLB penyakit menular.
3. Pencegahan dan pengebalan. Upaya pencegahan tersebut dilakukan
jauh lebih awal yaitu mencegah agar KLB tidak terjadi, melalui Sistem
Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (SKD-KLB).
Penyelenggaraan SKDKLB secara jelas telah diatur dalam
PERMENKES No. 949/Menkes/SK/VIII/2004 Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Sistim Kewaspadaan Dini KLB
4. Pemusnahan penyebab penyakit.Upaya pemusnahan penyebab
penyakit harus dilakukan guna mengurasi angka insidensi
penyakit.Misalnya pada KLB demam berdarah pada suatu
daerah,maka upaya pemusnahan penyebab penyakitnya adalah dengan
melakukan fogging yang dapat membunuh jentik-jentik
5. Penanganan jenazah akibat wabah.Seperti yang diketahui bahwa
jenazah yang meninggal akibat suatu wabah atau KLB biasanya masih
membawa patogen-patogen yang dapat menularkan kepada orang
sehat yang berkontak langsung,maka dari itu untuk mengurangi angka
KLB penanganan jenazah akibat wabah juga harus dilakukn secara
baik dan sesuai dengan prosedur kesehatan yang berlaku.
6. Penyuluhan kepada masyarakat.Kejadian luar biasa sering kali
disebabkan oleh perilaku manusia atau host yang kurang
memperhatikan kesehatan lingkungan dan kesehatan dirinya,maka dari
itu pemerintah mengadakan banyak penyuluhan-penyuluhan yang
diharapkan dapat mengurangi angka insidensi kejadian penyakit yang
membesar dimasa yang akan datang sebagai slh satu wujud kegiatan
preventif dan promotif.
F. Penyelidikan Epidemiologi
Penyelidikan epidemiologi adalah penyelidikan yang dilakukan untuk
mengenal sifat-sifat penyebab, sumber dan cara penularan serta faktor yang
dapat mempengaruhi timbulnya wabah. Dalam melakukan penyelidikan dan
penanggulangan KLB penyakit menular dan keracunan pangan dapat
dilaksanakan dengan beberapa tahapan. Tahapan tersebut dapat dilakukan
secara bersamaan, yang terpenting dalam tahapan kegiatan dipastikan memuat
seluruh unsur-unsur dalam pelaksanaannya. Tahapan tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Menegakkan dan memastikn diagnosis
Diagnosis yang didasarkan atas pemeriksaan klinis saja mudah salah,
sering tanda atau gejala dari banyak penyakit adalah tidak begitu khas
untuk dapat menegakkan suatu diagnosis. Beberapa faktor penyulit lain
seperti banyak penderita tidak memperlihatkan sindroma yang khas bagi
penyakit mereka, serta dimungkinkan banyak serotipe darispesies
penyebab penyakit menular terdapat secara bersamaan di masyarakat.
Selanjutnya dapat ditetapkan orang-orang yang memenuhi kriteria/gejala
berdasarkan diagnosis lapangan dapat dikategorikan sebagai kasus,
sebaliknya orangorang yang tidak memenuhi kriteria/gejala dapat
dikeluarkan dari kasus.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA