Oleh :
LOISA PEKPEKAY
201601022
1
KATA PENGANTAR
Loisa Pekpekay
i
DAFTAR ISI
Halaman Judul
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Neclected Tropical Disease ............................................... 4
B. Penyakit yang Termasuk Kategori Neglected Tropical Disease ..... 4
C. Epidemiologi Penyakit Kusta Berdasarkan Orang, Tempat, dan
Waktu .............................................................................................. 5
D. Riwayat Alamiah Penyakit Kusta..................................................... 6
E. Rantai Penularan Penyakit Kusta..................................................... 7
F. Upaya Pencegahan dan Pengawasan Penderita Kusta Berdasarkan
Five Level Prevention ...................................................................... 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
maupun berkembang. Misalnya, dari kemiskinan timbul masalah seperti
kurangnya perumahan yang layak, sehingga membuka individu terhadap
vektor penyakit ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi Neglected Tropical Disease?
2. Apa saja penyakit yang termasuk kategori Neglected Tropical Disease?
3. Bagaimana epidemiologi penyakit kusta berdasarkan orang, tempat, dan
waktu?
4. Bagaimana riwayat alamiah penyakit kusta?
5. Bagaimana rantai penularan kusta?
6. Upaya pencegahan dan pengawasan penderita kusta berdasarkan five level
prevention?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi Neglected Tropical Disease?.
2
2. Untuk mengetahui penyakit yang termasuk kategori Neglected Tropical
Disease.
3. Untuk mengetahui epidemiologi penyakit kusta berdasarkan orang,
tempat, dan waktu.
4. Untuk mengetahui riwayat alamiah penyakit kusta.
5. Untuk mengetahui rantai penularan kusta.
6. Untuk mengetahui upaya pencegahan dan pengawasan penderita kusta
berdasarkan five level prevention.
D. Manfaat
1. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan serta wawasan tentang pemyakit menular
Neglected Tropical Disease.
2. Bagi Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Memberi informasi bagi mahasiswa-mahasiswi Fakultas Kesehatan
Masyarakat STIKES tentang penyakit menular Kusta.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
13. Trachoma
14. Ulkus Buruli (Buruli ulcer)
15. Chagas
16. Trypanosomiasis
17. Leishmaniasis
18. Taeniasis
19. Echinococcosis
20. Onchocerciasis
1. Menurut Orang
a. Tentang Umur
Penyakit kusta jarang ditemukan pada bayi. Insiden Rate penyakit ini
meningkat sesuai umur dengan puncak pada umur 10 – 20 tahun dan
kemudian menurun. Prevalensinya juga meningkat sesuai dengan umur
dengan puncak umur 30 – 50 tahun dan kemudian secara perlahan-
lahan menurun.
b. Tentang Jenis Kelamin
Penyakit kusta dapat menyerang manusia baik pada jenis kelamin laki-
laki maupun perempuan, tetapi jenis kelamin laki-laki lebih banyak
menderita dibandingkan perempuan. Jumlah penderita laki-laki
dewasa biasanya 2-3 kali lebih besar daripada wanita, hal ini
dihubungkan dengan aktifitas pria diluar rumah sehingga resiko
tertular lebih besar. Kecuali di Afrika dimana wanita lebih banyak dari
pada laki-laki. Faktor fisiologik seperti pubertas, menopause,
kehamilan, serta faktor infeksi dan malnutrisi dapat meningkatkan
perubahan klinis penyakit kusta.
2. Menurut Waktu
Pemeriksaan skin smear penderita sebagai pemeriksaan rutin sebelum
dimulai MDT untuk menentukan kategori pengobatan, disamping
5
gambaran klinis. Seleksi penderita untuk mendapat MDT yaitu : 1) semua
penderita baru (PB dan MB), 2) semua penderita yang telah mendapat
DDS dalam waktu lama, tetapi enyakit tetap aktif, 3) Semua penderita
yang berobat kurang dari 2 tahun. Pelaksanaan MDT yaitu 1) Tipe PB
(Pauci Baciler) dengan pengobatan selama 6 bulan dapat diselesaikan
dalam waktu 9 bulan. Setelah selesai pengobatan penderita dinyatakan
RFT (Release From Treatment) atau berhenti minum obat kusta, meskipun
secara klinis lesinya lasih aktif. 2) Tipe MB (Multi Baciler) dengan
pengobatan selama 2 tahun dapat diselesaikan dalam waktu 36 bulan,
sesudah selesai pengobatan penderita dinyatakan RFT (berhenti minum
obat kusta).
3. Menurut Tempat
Penyakit kusta tersebar diseluruh dunia dengan endemisitas yang berbeda-
beda. Pada tahun 1985 diperkirakan jumlah penderita kusta di dunia lebih
dari 11 juta. Sebagian besar dari 6 negara di Afrika, Asia, dan Amerika
Latin. Sedangkan di Eropa Barat dan Utara penderita ini tersebar
separodik. Dengan penyakit kusta di Indonesia merupakan salah satu
masalah kesehatan yang kemungkinan masih banyaknya penderita
tersembunyi atau belum diketemukan.
6
2. Tahap Inkubasi (Stage of Presymtomatic Disease)
Bibit penyakit sudah masuk ke dalam tubuh host, gejala penyakit belum
nampak. Tiap penyakit mempunyai masa inkubasi berbeda-beda beberapa
jam, hari, minggu, bulan sampai bertahun-tahun.
7
a. Penularan melalui kontak
Kontak intim yang lama merupakan penyebab utama terjadinya penularan.
Kuman kusta dapat masuk melalui kulit, terutama bila ada luka. Penderita
kusta yang berada pada stadium reaktif dapat menularkan penyakit
melalui kontak erat dalam waktu lama. Penularan di dalam lingkungan
keluarga, misalnya antara ibu penderita lepradengan anak atau
suaminya. Anak-anak lebih sering terinfeksi kuman lepra dibanding orang
dewasa.
b. Penularan melalui inhalasi
Transmisi lepra paling sering muncul jika anak kecil terpajan dengan hasil
yang banyak untuk waktu yang lama. Sekresi nasal adalah bahan paling
infeksius untuk kontak keluarga. Penularan dapat terjadi melalui udara
atau pernapasan. Oleh karena itu ventilasi rumah yang kurang, berjejalan
dan tempat-tampat umum merupakan faktor yang sangat penting dalam
epidemiologi penyakit.
c. Penularan melalui ingestiatau saluran pencernaan
Kuman M. leprae masuk ke dalam tubuh dapat melalui kulit yang tidak
utuh, saluran napas, atau saluran pencernaan. Air susu ibu yang menderita
kusta lepromatosa mengandung banyak bakteri yang hidup, namun
insiden kusta pada bayi yang minum susu dari ibu yang menderita kusta
hanya setengah dibanding dengan bayi yang minum susu botol.
d. Penularan melalui gigitan serangga
Adanya kemungkinan transmisi kusta melalui gigitan serangga, ada tiga
tanda yang perlu diperhatikan yaitu adanya jumlah bakteri hidup dengan
jumlah yang cukup banyak, adanya makanan yang cukup untuk bakteri
sampai ditularkan kepada host, dan bakteri harus dapat bermultiplikasi
pada serangga sebagai vektor.
8
F. Upaya Pencegahan dan Pengawasan Penderita Kusta Berdasarkan Five
Level Prevention
1. Health Promotion
Perbaikan dan pemeliharaan kesehatan perorangan Perbaikan higiene dan
sanitasi lingkungan seperti penyediaan air bersih, perbaikan dan
penyediaan tempat pembuangan sampah, perumahan sehat. Pendidikan
kesehatan kepada masyarakat. Olah raga secara teratur sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing individu. Kesempatan
memperoleh hiburan yang sehat untuk memungkinkan perkembangan
kesehatan mental dan sosial. Nasehat perkawinan dan pendidikan seks
yang bertanggung jawab.
5. Rehabilitation
a. Mengembangkan lembaga-lembaga rehabilitasi dengan
mengikutsertakan masyarakat.
b. Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali dengan
memberi dukungan moral setidaknya bagi yang bersangkutan untuk
bertahan.
c. Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga setiap
penderita yang telah cacat mampu mempertahankan diri.
d. Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan
seseorang setelah ia sembuh dari suatu penyakit.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit kusta merupakan penyakit menular. Tetapi cara penularannya
tidak mudah dan masa penularannya lama. Penyakit kusta menular dengan
adanya kontak langsung dengan penderita dalam jangka waktu yang lama.
Penyakit ini bisa menimbulkan kecacatan pada penderita karena bakteri
menyerang saraf penderita kusta. Penyakit kusta ini bisa disembuhkan apabila
ditemukan tanda-tanda kusta dan diobati sejak dini.
Kusta banyak terdapat pada negara berkembang atau negara miskin.
Dengan kondisi lingkungan yang tidak bersih, fasilitas kebersihan yang tidak
memadai dan asupan gizi yang buruk sehingga menyebabkan daya tahan
tubuh rendah. Rentan terhadap penyakit infeksi seperti kusta.
B. Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
Chin, James. “Manual Pemberantasan Penyakit Menular Edisi 17, terj. Dr. I
Nyoman Kandun, MPH. 2000.
Farida, Nur. “Kid and Global Disease, Penyakit-Penyakit Saat Kini.” Jakarta:
Grasindo, 2010.
12