Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR

PENYAKIT MENULAR CAMPAK

Dosen Pengampu: Abikusno Djamaluddin, S.KM., M.Kes

Disusun Oleh:

Nama : BINTANG JULIAGNES . S

Npm : 185130027

UNIVERSITAS MITRA INDONESIA

FAKULTAS KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada sayai, sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah tentang “EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR PADA
CAMPAK”.Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa yamg saya
gunakan. Oleh karena itu, dengan senang hati saya menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.

Wassalamualaikum wr.wb

Bandar Lampung, 25 Maret 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1

1.1 Latar Belakang....................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah...............................................................................2
1.3 Tujuan.................................................................................................2
1.4 Manfaat...............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3

2.1 Pengertian Campak..............................................................................3


2.2 Epidemiologi.......................................................................................4
2.3 Etiologi................................................................................................5
2.4 Gejala dan Tanda.................................................................................5
2.5 Patogenesis..........................................................................................6
2.6 Patofisiologi.........................................................................................7
2.7 Cara Penularan Campak......................................................................8
2.8 Cara Pemberantasan Campak..............................................................9
2.9 Pengobatan Campak............................................................................10

BAB III PENUTUP.............................................................................................11

3.1 Kesimpulan..........................................................................................11

3.2 Saran....................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Campak merupakan penyakit yang mudah menular yang menjadi
masalah kesehatan bayi dan anak. Virus campak menular melalui udara ketika
penderita batuk atau bersin. Sebelum ditemukannya vaksin untuk campak,
lebih dari 90% anak-anak dibawah usia 15 tahun terinfeksi campak dan
sebagian besar terjadi pada balita. (WHO, 2015).
Campak dalam sejarah anak telah dikenal sebagai pembunuh terbesar,
meskipun adanya vaksin telah dikembangkan lebih dari 30 tahun yang lalu,
virus campak ini menyerang 50 juta orang setiap tahun dan menyebabkan
lebih dari 1 juta kematian. Insiden terbanyak berhubungan dengan morbiditas
dan mortaliltas penyakit campak yaitu pada negara berkembang, meskipun
masih mengenai beberapa negara maju seperti Amerika Serikat.
Campak adalah salah stu penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan
imunisasi dan masih maslah kesehatan di Indonesia. Penyakit ini umumnya
menyerang anak dibawah lima tahun (balita) akan tetapi campak bisa
menyerang semua umur. Campak telah banyak diteliti, namun masih banyak
terdapat perdebatan dalam penanganannya. Imunisasi yang tepat pada
waktunya dan penanganan sedini mungkin akan mengurangi komplikasi
penyakit.
Faktor yang menyebabkan terjadinya campak pada balita berdasarkan
segitiga epidemiologi diantaranya faktor penjamu (host) yakni semua faktor
yang terdapat pada diri manusia yang dapat memperbaiki terjadinya serta
perjalanan suatu penyakit. Faktor penjamu ada 2 faktor yaitu biologis dan
perilaku. Dan faktor biologis yang dapat mempengaruhi terjadinya campak
meliputi usia, jenis kelamin, status gizi, pemberian ASI Eksklusif, pemberian
vitamin A, dan status imunisasi. Sedangkan faktor perilaku yaitu pengetahuan
ibu dan riwayat kontak. (Nugrahaeni, 2012).

1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari penyakit campak?
2. Bagaimana epidemiologi penyakit campak?
3. Bagaimana etiologi penyakit campak?
4. Bagaimana gejala klinis penyakit campak?
5. Bagaimana patogenesis penyakit campak?
6. Bagaimana patofisiologi penyakit campak?
7. Bagimana cara penularan penyakit campak?
8. Bagaimana cara pemberantasan penyakit campak?
9. Bagaimana cara pengobatan penyakit campak?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahuipengertian dari penyakit campak
2. Untuk mengetahui epidemiologi penyakit campak
3. Untuk mengetahui etiologi penyakit campak
4. Untuk mengetahui gejala klinis penyakit campak
5. Untuk mengetahui patogenesis penyakit campak
6. Untuk mengetahuipatofisiologi penyakit campak
7. Untuk mengetahui cara penularan penyakit campak
8. Untuk mengetahui cara pemberantasan penyakit campak
9. Untuk mengetahuicara pengobatan penyakit campak

1.4 MANFAAT
1. Dapat menjadi referensi dan literatul bagi semua kalangan yang
membutuhkan
2. Dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan
3. Dapat membantu masyarakat agar lebih paham dengan penyebab, serta
cara menangani Penyakit Campak

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN CAMPAK

Campak adalah suatu penyakit akut yang sangat menular yang


disebabkan oleh virus. Campak dalam bahasa ilmiah disebut juga rubeola,
dalam bahasa latin diesebut morbilli, atau dalam bahasa inggris disebut
jugameasles. Penyakit ini ditandai dengan gejala awal demam, batuk, pilek,
dan konjungtivitis yang kemudian diikuti dengan bercak kemerahan pada
kulit (rash). Campak biasanya menyerang anak-anak dengan derajat ringan
sampai sedang. Penyakit ini dapat meninggalkan segala sisa kerusakan
neurologis (gangguan otak dan sistem saraf ) akibat peradangan otak
(ensefalitis).

Ada beberapa pengertian tentang campak menurut beberapa para ahli,


yaitu:

a. Campak atau morbili adalah penyakit virus akut, menular yang ditandai
dengan 3 stadium yaitu stadium prodromal (kataral), stadium erupsi dan
stadium konvalisensi, yang dimanifestasikan dengan demam,
konjungtivitis dan bercak koplik (ilmu kesehatan anak edisi 2, th 1991.
FKUI
b. Morbili adalah penyakit anak menular yang lazim biasanya ditandai
dengan gejala-gejala utama ringan, seperi ruam serupa dengan campak
ringan atau demam, scarlet, pembesaran serta nyeri limpa nadi (ilmu
kesehatan anak vol 2, Nelson, EGC, 2000)
c. Campak adalah penyakit menular yang ditularkan melalui rute udara dari
seseorang yang teinfeksi ke orang lain yang rentan (brunner dan suddart,
vol 3, 2001).

3
2.2 EPIDEMIOLOGI

Campak merupakan penyakit endemik di banyak negara terutama di


negara berkembang. Angka kesakitan diseluruh dunia mencapai 5-10 kasus
per 10.000 dengan jumlah kematian 1-3 kasus per 1.000 orang. Campak
masih ditemukan di negara maju. Sebelum ditemukan vaksin pada tahun 1963
di Amerika Serikat, terdapat lebih dari 1,5 juta kasus campak setiap tahun.
Mulai dari 1963 kasus campak menurun drastis dan hanya ditemukan kurang
dari 100 kasus pada tahun 1998.

Di Indonesia, campak masih menempati urutan ke-5 dari 10 penyakit


utama pada bayi dan anak balita (1-4 tahun) berdasarkan laporan SKRT tahun
1985/1986, KLB masih terus dilaporkan. Dilaporkan terjadi KLB di pulau
Bangka pada tahun 1971 dengan angka kematian sekitar 12%, KLB di
Provinsi Jawa Barat pada tahun 1981 (CFR=15%), dan KLB di Palembang,
Lampung, dan Bengkulu pada tahun 1998. Pada tahun 2003, di Semarang
masih tercatat terdapat 104 kasus campak dengan CFR 0%.

Angka kesakitan campak di Indonesia tercatat 30.000 kasus per tahun


yang dilaporkan, meskipun pada kenyataannya hampir semua anak setelah
usia balita pernah terserang campak. Pada zaman dahulu ada anggapan bahwa
setiap anak harus terkena campak sehingga tidak perlu diobati. Masyarakat
berpendapat bahwa penyakit ini akan sembuh sendiri bila ruam pada kulit
sudah timbul, yang berakibat ada usaha-usaha mempercepat timbulnya ruam.
Mereka beranggapan bahwa kalau ruam tidak keluar ke kulit, penyakit ini
akan menyerang ‘ke dalam’ tubuh dan menimbulkan akibat yang lebih fatal
daripada penyakitnya sendiri.

Campak biasanya menyerang anak berusia 5-10 tahun sebelum


penggunaan vaksin campak. Setelah masa imunisasi (mulai tahun 1977),
penyakit ini sering menyerang anak usia remaja dan orang dewasa muda yang
tidak mendapat vaksinasi sewaktu kecil, atau mereka yang diimunisasi pada
saat usianya lebih dari 15 bulan, penelitian di rumah sakit selama tahun 1984-
1988 melaporkan bahwa campak paling banyak terjadi pada usia balita,

4
dengan kelompok tertinggi pada usia 2 tahun (20,3%), diikuti bayi (17,6%),
anak usia 1 tahun (15,2%), usia 3 tahun (12,3%), dan usia 4 tahun (8,2%).

Angka kematian terus menurun dari waktu ke waktu. Menurut laporan


Balitbangkes di Sukabumi pada tahun 1982, CFR campak sebesar 0,64% dan
di banyak provinsi ditemukan CFR antara 0,76-1,4%.

2.3 ETIOLOGI CAMPAK

Penyakit ini disebabkan oleh virus campak, dari famili


Paramyxovirus, genus Morbillivirus. Virus ini adalah virus RNA yang
dikenal hanya mempunyai satu antigen, struktur virus ini mirip dengan virus
penyebab parotitis epidemis dan parainfluenza. Setelah timbulnya ruam kulit,
virus aktif dapat ditemukan pada sekret nasofaring, darah, dan air kencing
dalam waktu sekitar 34 jam pada suhu kamar.

Virus berbentuk bulat dengan tepi kasar dan bergaris tengah 140nm
dan dibungkus oleh selubung luar yang terdiri dari lemak dan protein.
Didalamnya terdapat nukleokapasid yang bulat, lonjong terdiri dari bagian
protein yang mengelilingi asam Nukleat (RNA) merupakan struktur heliks
nucleoprotein dari myxovirus. Selubung luar sering menunjukkan tonjolan
pendek, satu protein yang berada diselubung luar muncul sebagai
hemaglutinin.

Virus campak dapat bertahan selama beberapa hari pada temperatur


0oC dan selama 15 minggu pada sediaan beku. Diluar tubuh manusia virus ini
mudah mati. Pada suhu kamar sekalipun, virus ini akan kehilangan
infektivitasnya sekitar 60% selama 3-5 hari. Virus ini mudah hancur oleh
sinar ultraviolet.

2.4 GEJALA DAN TANDA

Sekitar 10 hari setelah infeksi akan muncul demam yang biasanya


tinggi, diikuti dengan koriza, batuk, dan peradangan pada mata. Gejala
penyakit campak dikategorikan dalam tiga stadium.

1. Stadium masa inkubasi, berlangsung 10-12 hari

5
2. Stadium masa prodromal, yaitu munculnya demam ringan sampai
sedang, batuk yang makin berat, koriza, peradangan mata, dan munculnya
enantema atau bercak koplik yang khas pada campak yaitu bercak putih
pada mukosa pipi.
3. Stadium akhir, ditandai demam tinggi dan timbulnya ruam-ruam kulit
kemerahan yang dimulai dari belakang telinga dan kemudian menyebar ke
leher, muka, tubuh, dan anggota gerak.

Dua hari kemudian biasanya suhu akan menurun dan gejala penyakit
mereda. Ruam kulit akan mengalami hiperpigmentasi (berubah warna
menjadi lebih gelap) dan mungkin mengelupas. Penderita akan tampak sehat
bila tidak disertai komplikasi. Komplikasi yang sering terjadi adalah
konjungtivitis, bronkopneumonia, radang telinga tengah, dan peradangan
otak.

2.5 PATOGENESIS
Tahap ini meliputi 4 sub-tahap yaitu :
1. Tahap inkubasi
Masa inkubasi dari penyakit campak adalah 10-20 hari. Pada tahap ini
individu masih belum merasakan bahwa dirinya sakit.
2. Tahap dini
Mulai timbulnya gejala dalam waktu 7-14 hari setelah infeksi, yaitu
berupa:
a. Panas badan
b. Nyeri tenggorokan
c. Hidung meler (coryza)
d. Batuk (cough)
e. Bercak koplik
f. Nyeri otot
g. Mata merah (conjungtivitis)

3. Tahap lanjut

6
Munculnya ruam-ruam kulit yang berwarna merah bata dari mulai
kecil-kecil dan jarang kemudian menjadi banyak dan menyatu seperti
pulai-pulau. Ruam umumnya muncul pertama dari daerah wajah dan
tengkuk, dan segera menjalar menuju dada, punggung, perut serta terakhir
kaki-tangan. Pada saat ruam ini muncul, panas si anak mencapai
puncaknya (bisa mencapai 40Oc), ingus semakin banyak, hidung semakin
mampat, tenggorokan semakin sakit dan batuk-batuk kering dan juga
disertai mata merah.

4. Tahap akhir/pasca pathogenesis


Berakhirnya perjalanan penyakit campak, dapat berada dalam lima
keadaan pilihan, yaitu :
a. Sembuh sempurna, yakni bibit penyakit menghilang dan tubuh menjadi
pulih, sehat kembali.
b. Sembuh dengan cacat, yakni bibit penyakit menghilang, penyakit sudah
tidak ada, tetapi tubuh tidak pulih sepenuhnya, meninggalkan bekas
gangguan yang permanen berupa cacat.
c. Carrier, dimana tubuh penderita pulih, namun penyakit masih ada
dalam tubuh tanpa memperlihatkan gangguan penyakit.
d. Penyakit tetap berlangsung kronik.
e. Berakhir dengan kematian.

2.6 PATOFISIOLOGI
Penularan terjadi secara droplet dan kontak virus ini melalui saluran
pernapasan dan masuk ke sistem retikulo endothetail, berkembangbiak dan
selanjutnya menyebar keseluruh tubuh. Hal tersebut akan menimbulkan gejala
pada saluran pernafasan, saluran cerna, konjungtivita dan disusul dengan
gejala patoknomi berupa bercak koplik dan ruam kulit. Antibodi yang
terbentuk berperan dalam timbulnya ruam pada kulit dan netralisasi pada
virus dalam sirkulasi mekanisme imunologi seluler juga ikut berperan dalam
eliminasi virus.

7
2.7CARA PENULARAN CAMPAK

Virus campak mudah menularkan penyakit. Virulensinya sangat tinggi


terutama pada anak yang rentan dengan kontak keluarga, sehingga hampir
90% anak rentan akan tertular.

Cara penularan penyakit ini adalah melalui droplet dan kontak, yakni
karena menghirup percikan ludah (droplet) dari hidung, maupun mulut
tenggorokan penderita morbili atau campak. Artinya seseorang dapat tertular
campak bila menghirup virus morbili, bisa ditempat umum, dikendaraan atau
dimana saja. Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari
sebelum timbulnya ruan kulit dan selama ruam kulit ada. Masa inkubasi
adalah 10-12 hari sebelum gejala muncul.

Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas. Wabah campak


terjadi setiap 2-3 tahun, terutama pada anak pra-sekolah dan anak-anak SD.
Jika seseorang pernah menderita campak, maka seumur hidupnya dia akan
kebal terhadap penyakit ini. Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah
vaksinasi, infeksi akhir dan kekebalan pasif pada seorang bayi yang lahir dari
ibu yang kebal (berlangsung selama 1 tahun).

Ibu yang pernah menderita campak akan menurunkan kekebalannya


kepada janin yang dikandungnya melalui plasenta, dan kekebalan ini bisa
bertahan sampai bayinya berusia 4-6 bulan. Pada usia 9 bulan bayi
diharapkan membentuk antibody nya sendiri secara aktif setelah menerima
vaksinasi campak. Dalam waktu 12 hari setelah infeksi campak sampai
puncak titer sekitar 21 hari, IgM akan terbentuk dan akan cepat menghilang
untuk kemudian digantikan oleh IgG. Adanya carier campak sampai sekarang
tidak terbukti.

Cakupan imunisasi campak yang lebih dari 90% akan menyebabkan


kekebalan kelompok (herd immunity) yang akan menyebabkan penurunan
kasus campak di masyarakat.

Orang-orang yang rentan terhadap campak adalah :


a. Bayi berumur lebih dari 1 tahun
b. Bayi yang tidak mendapatkan imunisasi

8
c. Remaja dan dewasa muda yang belum pernah mendapatkan umunisasi
kedua.

2.8 CARA PEMBERANTASAN CAMPAK


Pada sidang CDC/PAHO/WHO, tahun 1996 menyimpulkan bahwa
penyakit campak dapat dieradikasi, karena satu-satunya pejamu/reservior
campk hanya pada manusia serta tersedia vaksin dengan potensi yang cukup
tinggi yaitu effikasi vaksin 85% dan diperkirakan eradikasi dapat dicapai 10-
15 tahun setelah eliminasi.

Word Health Organisation(WHO) mencanangkan beberapa tahapan


dalam upaya eradikasi (pemberantasan) penyakit campak dengan tekanan
strategi yang berbeda-beda pada setiap tahap yaitu :

1. Tahap Reduksi
Tahap ini dibagi dalam 2 tahap, yaitu:
a. Tahap Pengendalian Campak
Pada tahap ini ditandai dengan upaya peningkatan cakupan imunisasi
campak rutin dan upaya imunisasi tambahan di daerah dengan morbitas
campak yang tinggi. Daerah ini masih merupakan daerah endemis campak,
tetapi telah terjadi penurunan insiden dan kematian, dengan pola
epidemiologi kasus campak menunjukkan 2 puncak setiap tahun.
b. Tahap Pengendalian KLB
Cakupan imunisasi dapat dipertahankan tinggi > 80% dan merata,
terjadi penurunan tajam kasus dan kematian, insiden campak telah
bergeser kepada umur yang lebih tua, dengan interval KLB antara 4-8
tahun.

2. Tahap Eliminasi
Cakupan eliminasi sangat tinggi > 95% dan daerah-daerah dengan
cakupan imunisasi rendah sudah sangat kecil jumlahnya, kasus campak
sudah dangat jarang dan KLB hampir tidak pernah terjadi. Anak-anak
yang dicurigai rentan (tidak terlindung) harus diselidiki dan diberikan
imunisasi campak.

9
3. Tahap eradikasi
Cakupan imunisasi sangat tinggi dan merata, serta kasus campak
sudah tidak ditemukan. Straegi operasional yang dilakukan ditingkat
puskesmas untuk mencapai reduksi campak tersebut adalah:
a. Imunisasi rutin pada bayi 9-11 bulan
b. Imunisasi tambahan (suplemen)
2.9 PENGOBATAN PENYAKIT CAMPAK
Pengobatan campak berupa perawatan umum seperti pemberian cairan
dan kalori yang cukup. Obat simtomatik yang perlu diberikan antara lain:
1. Antidemam
2. Antibatuk
3. Vitamin A
4. Antibiotik diberikan bila ada indikasi, misalnya jika campak disertai
dengan komplikasi.
5. Serta memerlukan istirahat ditempat tidur

10
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Campak merupakan penyakit yang mudah menular yang menjadi


masalah kesehatan bayi dan anak. Virus campak menular melalui udara ketika
penderita batuk atau bersin. Sebelum ditemukannya vaksin untuk campak,
lebih dari 90% anak-anak dibawah usia 15 tahun terinfeksi campak dan
sebagian besar terjadi pada balita. (WHO, 2015).
Gejala dan tanda campak, yaitu sekitar 10 hari setelah infeksi akan
muncul demam yang biasanya tinggi, diikuti dengan koriza, batuk, dan
peradangan pada mata. Gejala penyakit campak dikategorikan dalam tiga
stadium.
4. Stadium masa inkubasi, berlangsung 10-12 hari
5. Stadium masa prodromal, yaitu munculnya demam ringan sampai
sedang, batuk yang makin berat, koriza, peradangan mata, dan munculnya
enantema atau bercak koplik yang khas pada campak yaitu bercak putih
pada mukosa pipi.
6. Stadium akhir, ditandai demam tinggi dan timbulnya ruam-ruam kulit
kemerahan yang dimulai dari belakang telinga dan kemudian menyebar ke
leher, muka, tubuh, dan anggota gerak.
Pencegahan campak dapat dilakukan dengan imunisasi. Imunisasi
campak yang diberikan pada bayi berusia 9 bulan merupakan pencegahan
yang paling efektif. Vaksin campak berasal dari virus hidup yang dilemahkan.
Pemberian vaksin dengan cara intrakutan atau intramuskular dengan dosis 0,5
cc.

11
3.2 SARAN

Di jaman sekarang ini Kita harus menerapkan pola hidup sehat atau
PHBS, utamanya untuk anak dan balita perlu mendapatkan asupan gizi yang
cukup sehingga status gizi anak pun menjadi lebih baik. Selalu menjaga
kebersihan dengan selalu mencuci tangan anak sebelum makan.
Untuk para orangtua jangan mengabaikan vaksinasi untuk anak karena
anak atau balita yang tidak mendapat imunisasi campak memiliki resiko 5
kali lebih besar untuk terkena penyakit campak dibanding dengan anak atau
balita yang mendapat imunisasi. Terus selalu antisipasi dalam segala penyakit
yang selalu menyerang pada anak, karena semua penyakit yang dapat
menyerang manusia tidak boleh kita anggap biasa-biasa saja.

12
DAFTAR PUSTAKA

Buku EPIDEMIOLOGI Prof. DR. Nur Nasari Noor, M.Ph. November tahun 2014

Widoyono.2005.Penyakit Tropis
Epidemiologi,Penularan,Pencegahandanpemberantasannya.Semarang.Penerbiterl
angga.

Abednego Siregar , 2003 ( Faktor resiko penyakit campak apada anak)

Pemberantasan penyakit menular Program campak tahun 2015

Hhtps://penyakit .campak.pada.anak.(diakses pada januari 2019)

http://eprints.ums.ac.id/47199/7/2.%20BAB%20I.pdf (diakses pada tanggal 10


April 2019)

13

Anda mungkin juga menyukai