Anda di halaman 1dari 34

MENGANALISIS PROSEDUR

PENCEGAHAN PENULARAN
KELOMPOK 6 :
• I D A S H O L I H AT U N N I S A’ ( 1 3 1 9 111 3 3 0 1 4 )
• SAFIRA IHLASUL AMALIA ( 1 3 1 9 111 3 3 0 1 8 )
• FA R D A H D E W I R ( 1 3 1 9 111 3 3 0 1 9 )
• I S WA T U N H A S A N A H ( 1 3 1 9 111 3 3 0 9 3 )
• S A L S H A L ATA N A D H I R A ( 1 3 1 9 111 3 3 11 4 )
• T I T I S N U R M A L I TA D I A N T I ( 1 3 1 9 111 3 3 11 5 )
• ARTHAMEVIA A N N I S AT U N N ( 1 3 1 9 111 3 3 11 6 )
• K A R T I K A L A R A S AT I ( 1 3 1 9 111 3 3 11 8 )
• WA H Y U L A K S M I A L D I L A ( 1 3 1 9 111 3 3 11 9 )
PENGERTIAN PENYAKIT MENULAR

• Penyakit yang disebabkan oleh bibit penyakit tertentu atau oleh


produk toxin yang didapatkan melalui penularan bibit penyakit atau
toxin yang diproduksi oleh bibit penyakit tersebut dari orang yang
terinfeksi, dari binatang atau dari reservoir kepada orang yang
rentan; baik secara langsung maupun tidak langsung melalui
tumbuh-tumbuhan atau binatang pejamu, melalui vector atau
melalui lingkungan.
 
JENIS – JENIS
PENYAKIT MENULAR
BERDASARKAN CARA
PENULARANNYA
A. MEDIA LANGSUNG DARI ORANG KE ORANG
(PERMUKAAN KULIT)

• Penyakit kelamin
• Rabies
• Trakoma
• Skabies
• Erisipelas
• Antraks
• Gas-gangren
• Infeksi luka aerobik
• Penyakit pada kaki dan mulut pada penyakit kelamin seperti GO, sifilis, dan
HIV, agen penyakit ditularkan langsung dan seorang yang infeksius ke orang
lain melalui hubungan intim.
B. AIRBORNE DISEASE .
• TBC Paru
• Varicella • Meningitis
• Difteri • Demam skarlet
• Influenza • Mumps
• Variola • Rubella
• Morbili • Pertussis
C. WATER BORNE DISEASE ATAU
WATER RELATED DISEASE
• Virus : hepatitis virus, poliomielitis
• Bakteri : kolera, disentri, tifoid, diare
• Protozoa : amubiasis, giardiasis
• Helmintik : askariasis, penyakit cacing cambuk, penyakit hidatid
• Leptospira : penyakit Weil Pejamu akuatik :
• Bermultiplikasi di air :  skistosomiasis (vektor keong)
• Tidak bermultiplikasi :  Guinea’s worm dan fish tape worm (vektor
cyclop)
Menurut Cara Penularan, Water Borne Dibagi
Dalam 4 Kelompok :
• Waterborne mechanism
Kuman patogen yang berada dalam air dapat menyebabkan penyakit pada manusia,
ditularkan melalui mulut atau sistem pencernaan.
• Water washed mechanism
Jenis penyakit water washed mechanism yang berkaitan dengan kebersihan individu dan
umum berupa Infeksi melalui alat pencernaan, Infeksi melalui kulit dan mata, Penyakit
melalui gigitan binatang pengerat.
• Water based mechanism
Jenis penyakit dengan agen penyakit yang menjalani sebagian siklus hidupnya di dalam
tubuh vektor atau sebagai pejamu intermediate yang hidup di dalam air.
• Water related insect vector mechanism
Jenis penyakit yang ditularkan melalui gigitan serangga yang berkembang biak di dalam
PENYAKIT IMUNOSUPPRESED
• Imunodefisiensi Primer
Imunodefisiensi primer merupakan kelainan langka yang penyebabnya bersifat
genetik dan terutama ditemukan pada bayi serta anak-anak kecil.
• Imunodefisiensi Sekunder
Imunodefisiensi sekunder lebih sering menjumpai dibandingkan defisiensi primer
dan kerapkali terjadi sebagai akibat dari proses penyakit yang mendasarnya atau
akibat dari terapi terhadap penyakit ini.
CARA
PENULARAN
P E N YA K I T I N F E K S I D A PAT M E N U L A R D A R I
S AT U O R A N G K E O R A N G L A I N S E C A R A
LANGSUNG MAUPUN TIDAK LANGSUNG.
A. PENULARAN SECARA LANGSUNG
• Dari penderita penyakit infeksi ke orang lain
Berbagai jenis kuman dan virus penyebab infeksi dapat berpindah dari satu orang
ke orang lainnya melalui kontak fisik dengan orang yang terinfeksi, misalnya
melalui sentuhan, percikan air liur saat bersin atau batuk, dan berciuman.
• Dari ibu ke bayi
Seorang ibu yang menderita penyakit infeksi saat hamil berisiko tinggi untuk
menularkan penyakit yang dideritanya ke janin di dalam kandungan.
• Hewan ke manusia
Penularan infeksi dari hewan ke manusia bisa terjadi saat seseorang tercakar atau
tergigit hewan, mengonsumsi daging hewan yang dimasak kurang matang, serta
bersentuhan dengan kotoran atau urine hewan yang telah terinfeksi.
B. PENULARAN SECARA TIDAK LANGSUNG
• Benda yang terkontaminasi
Penularan bisa terjadi ketika Anda menyentuh benda yang telah terkontaminasi
kuman atau benda milik penderita penyakit infeksi.
• Makanan dan minuman yang terkontaminasi
Sembarangan mengonsumsi makanan dan minuman juga dapat menyebabkan
Anda tertular penyakit infeksi.
• Gigitan serangga
Banyak penyakit infeksi yang menular melalui gigitan serangga, misalnya gigitan
nyamuk yang membawa virus atau parasit penyebab infeksi.
TANDA PASIEN
TERJADI PENULARAN
INFEKSI
GEJALA INFEKSI
Gejala yang diderita oleh penderita infeksi dapat bervariasi, tergantung penyakit
infeksi yang terjadi. Gejala yang dapat muncul antara lain:
• Demam
• Ruam di kulit
• Sesak napas
• Denyut nadi yang cepat
• Tubuh terasa lemas
• Sakit kepala
• Mual atau muntah
Selain gejala umum yang disebutkan telah disebutkan, gejala juga
bisa timbul sesuai jenis infeksi yang terjadi, seperti:
• Infeksi aliran darah, dengan gejala berupa demam, menggigil,
tekanan darah menurun, atau kemerahan dan nyeri pada tempat
pemasangan infus bila infeksi terjadi melalui pemasangan infus
• Pneumonia, dengan gejala berupa demam, sesak napas, dan batuk
berdahak
• Infeksi luka operasi, dengan gejala berupa demam, kemerahan,
nyeri, dan keluarnya nanah pada luka
• Infeksi saluran kemih, dengan gejala berupa demam, sakit saat
buang air kecil, sulit buang air kecil, sakit perut bagian bawah atau
punggung, dan terdapat darah pada urine.
PENCEGAHAN
PENULARAN INFEKSI
Pencegahan Bisa Dilakukan Dalam
Beberapa Cara :
• Melakukan prosedur kebersihan tangan dengan menggunakan sabun dan air atau cairan antiseptic
berbasis alkohol
• Memastikan semua petugas kesehatan memakai APD yang lengkap saat memasuki ruangan penyakit
menular.
• Pastikan dilakukan pembersihan lingkungan yang potensial tercemar dengan baik, lakukan
dekontaminasi pada permukaan alat yang dipakai, penanganan linen kotor serta sampah/limbah yang
ada. Dalam proses ini, pastikan petugas yang melakukan kegiatan tersebut juga terlindungi dan
menggunakan APD yang sesuai dan melakukan hand hygiene secara teratur.
• Mengelola limbah-limbah medis secara benar. Alat-alat yang dapat melukai misalnya jarum, pisau
yang dapat menularkan penyakit-penyakit seperti hepatitis B, hepatitis C, AIDS juga digolongkan
sebagai limbah terkontaminasi.
• Pakai jarum yang steril, sekali pakai, pada tiap suntikan untuk mencegah kontaminasi pada peralatan
injeksi dan terapi. Jarum atau spuit yang dipakai ulang untuk mengambil obat dalam vial multidose
dapat menimbulkan kontaminasi mikroba yang dapat menyebar saat obat dipakai untuk pasien lain.
TERAPI JIKA TERJADI
PENULARAN INFEKSI
P E N YA K I T I N F E K S I B I S A B E R P I N D A H D A R I
S E S E O R A N G K E O R A N G L A I N ATA U D I S E B U T J U G A
M E N U L A R . U N T U K M E N G ATA S I M A S A L A H
P E N U L A R A N I N F E K S I , K I TA D A PAT M E L A K U K A N
P E N G O B ATA N D E N G A N T E R A P I A N T I B I O T I C .
A. ANTIBIOTIKA TERAPI EMPIRIS
• Penggunaan antibiotika untuk terapi empiris adalah penggunaan antibiotika pada kasus
infeksi yang belum diketahui jenis bakteri penyebabnya.
• Tujuan pemberian antibiotika untuk terapi empiris adalah eradikasi atau penghambatan
pertumbuhan bakteri yang diduga menjadi penyebab infeksi, sebelum diperoleh hasil
pemeriksaan mikrobiologi.
• Indikasi ditemukan sindroma klinis yang mengarah pada keterlibatan bakteri tertentu
yang paling sering menjadi penyebab infeksi.
• Rute pemberian antibiotika oral seharusnya menjadi pilihan pertama untuk terapi
infeksi. Pada infeksi sedang sampai berat dapat dipertimbangkan menggunakan
antibiotika parenteral
• Lama pemberian antibiotika empiris diberikan untuk jangka waktu 48-72 jam.
Selanjutnya harus dilakukan evaluasi berdasarkan data mikrobiologis dan kondisi
klinis pasien serta data penunjang
B. ANTIBIOTIKA UNTUK TERAPI DEFINITIF
• Penggunaan antibiotika untuk terapi definitif adalah penggunaan antibiotika pada
kasus infeksi yang sudah diketahui jenis bakteri penyebab dan pola resistensinya
• Tujuan pemberian antibiotika untuk terapi definitif adalah eradikasi atau
penghambatan pertumbuhan bakteri yang menjadi penyebab infeksi, berdasarkan
pemeriksaan mikrobiologi.
• Indikasi sesuai dengan hasil mikrobiologi yang menjadi penyebab infeksi.
• Rute pemberian antibiotika oral seharusnya menjadi pilihan pertama untuk terapi
infeksi. Pada infeksi sedang sampai berat dapat dipertimbangkan menggunakan
antibiotika parenteral Jika kondisi pasien memungkinkan, pemberian antibiotika
parenteral harus segera diganti dengan antibiotika per oral.
• Lama pemberian antibiotika definitif berdasarkan pada efikasi klinis untuk eradikasi
bakteri sesuai diagnosis awal yang telah dikonfirmasi. Selanjutnya harus dilakukan
evaluasi berdasarkan data mikrobiologis dan kondisi klinis pasien serta data penunjang
lainnya
PROSEDUR PERAWATAN
DI RUANG ISOLASI.
BEBERAPA PROSEDUR PERAWATAN YANG
DILAKUKAN DI RUANG ISOLASI :
• Komunikasi dan Dokumentasi
Dokter/perawat yang bertugas harus memastikan bahwa pasien sepenuhnya diberitahu dan mengerti tentang
alasan untuk isolasi psikologis dan keadaan umum pasien harus dievaluasi setiap hari.
• Tanda (Signage)
Tanda ruang isolasi dan tanda informasi umum harus ditampilkan dengan jelas di pintu kamar dan perlu
dielngkapi dengan foto contoh persyaratan APD yang sesuai dengan mode transmisi penyakitnya.
• Prosedur yang harus diikuti sebelum memasuki ruangan
Setiap orang yang akan memasuki ruang isolasi harus mendapatkan penjelasan dan peralatan yang mungkin
diperlukan selama dirawat di ruang isolasi (misalnya paket ganti, tas sampah, tas linen dan lain-lain).
• Prosedur yang harus diikuti sebelum keluar ruangan
Buang setiap celemek dan sarung tangan ke dalam tempat sampah di dalam ruangan.
• Kebersihan tangan
Kebersihan tangan harus dilakukan sebelum memasuki ruang isolasi, setelah kontak fisik dengan pasien,
lingkungan dekat mereka atau barang-barang lainnya di ruang isolasi dan sebelum meninggalkan ruangan.
• Alat Pelindung Diri
APD harus siap tersedia di luar ruang isolasi untuk semua petugas kesehatan. Tingkat dan jenis
APD yang dibutuhkan ditentukan oleh kondisi yang dicurigai / dikonfirmasi suspected /
confirmed cara penularan penyakitnya
• Koleksi spesimen dan transportasi
Beri label pada pot spesimen sebelum memasuki ruangan (termasuk label biohazard bila perlu).
• Makanan
Makanan pasien di berikan sesuai diet, sebaiknya memakai alat sekali pakai sehingga tidak
menjadi sumber penularan kontak dari pasien dan untuk menjaga terjadi kontaminasi dengan alat
medis/ barang lainnya.
• Transfer / Pemindahan pasien di isolasi
Jika transportasi pasien terisolasi ke departemen / area lain diperlukan, luka terinfeksi harus
ditutupi dengan perban (dressing) dan pasien yang terinfeksi dengan infeksi saluran pernafasan
diminta untuk memakai masker
• Transportasi Pasien dengan Ambulan
Layanan ambulan harus mengikuti kewaspadaan standar dan kewaspadaan isolasi.
• Pengelolaan Linen dan Pakaian
Semua linen yang dihasilkan dari ruang isolasi harus ditangani sebagai linen yang terinfeksi
dengan kantong khusus yang diketahui oleh cleaning servis dan petugas laundry (lihat Pedoman
Manajemen Linen).
• Tumpahan darah/cairan tubuh.
Semua tumpahan darah/cairan tubuh harus ditangani dengan panduan pencegahan dan
pengendalian infeksi sebagai bahan yang terkontaminasi.
• Pengelolaan Benda tajam / Limbah
Semua limbah yang dihasilkan dari pasien terpajan/ menular colonised/infectious harus
diperlakukan sebagai limbah berbahaya dan ditempatkan ke kantong limbah berbahaya warna
KUNING.
• Pembersihan lingkungan
Sisi ruangan harus dibersihkan setiap hari dengan memberikan perhatian khusus pada permukaan
horisontal, fasilitas en-suite, lantai dan setiap item yang berpotensi sering dipegang oleh pasien
seperti gagang pintu, bedrails dan saklar.
• Perawatan / Peralatan Medis
Hanya perawatan/ peralatan medis yang diperlukan harus dibawa ke ruang isolasi.
• Eliminasi
Jika fasilitas en-suite tidak tersedia, kursi commode dan dukungan pispot (bedpan) bisa digunakan khusus
untuk pasien.
• Pengunjung
Pengunjung tidak diijinkan ke ruang isolasi kecuali berkenan memakai APD sesuai yang digunakan
petugas, melaksanakan panduan sesuai PPI.
• Discharge dari ruang isolasi
Ketika pasien dipulangkan, atau dipindahkan ke fasilitas pelayanan kesehatan / rumah perawatan lain,
tingkat kewaspadaan yang sama mungkin tidak diperlukan.
• Penghentian Isolasi keperawatan
Kewaspadaan isolasi akan dihentikan ketika jelas bahwa pasien tidak lagi menular kepada orang lain.
• Kebersihan terminal
Staf perawat bertanggung jawab untuk memastikan bahwa terminal yang bersih telah terjadi sebelum
penggunaan berikutnya dari ruangan itu.
• Sistem keamanan
Pada pasien yang termasuk kriteria yang ditetapkan oleh pemerintah sebagai penyakit yang harus diisolasi
maka wajib diikuti
ALAT
PELINDUNG DIRI
(APD)
APD LEVEL 1
• APD tingkat pertama untuk tenaga kesehatan
yang bekerja di tempat praktik umum dimana
kegiatannya tidak menimbulkan risiko tinggi,
tidak menimbulkan aerosol. Bagi tenaga
kesehatan di triage sebelum pemeriksaan dan
tenaga kesehatan di ruang poli umum juga
menggunakan APD pada level ini. APD yang
dipakai terdiri dari penutup kepala, masker
bedah, sarung tangan pemeriksaan, baju kerja
dan alas kaki.
APD LEVEL 2
• Tingkat kedua dimana tenaga kesehatan,
dokter, perawat, dan petugas laboratorium
yang bekerja di ruang perawatan pasien, di
ruang itu juga dilakukan pengambilan sampel
non pernapasan atau di laboratorium,dan juga
tenaga yang melakukan pembersihan
instrument medis yang telah digunakan oleh
pasien suspek atau pasien yang sudah
terkonfirmasi. APD yang dibutuhkan adalah
penutup kepala, google, masker N95,
gaun/apron, sarung tangan sekali pakai, dan
alas kaki.
APD LEVEL 3
• Tingkat ketiga bagi tenaga kesehatan yang
bekerja kontak langsung dengan pasien yang
dicurigai atau sudah konfirmasi Covid-19 dan
melakukan tindakan bedah yang menimbulkan
aerosol, tindakan operatif atau otopsi pada
pasien suspek atau yang sudah terkonfirmasi,
serta tenaga yang melakukan pengambilan
specimen saluran nafas untuk pemeriksaan
tersangka covid-19. Maka APD yang dipakai
harus lebih lengkap yaitu penutup kepala,
pengaman muka, pengaman mata atau google,
masker N95, cover all jumpsuiits, sarung tangan
bedah dan sepatu boots anti air.
ROLEPLAY
KASUS :
Ada pasien bernama X mengeluh sesak sehingga dibawa ibunya ke rumah sakit. Keluhan
lain yang dialami X adalah batuk berdahak lebih dari 30 hari diserti nyeri dada bahkan
sampai batuk darah, demam berulang tanpa sebab jelas kurang lebih 1 bulan, BB menurun 3
bulan berturut-turut tanpa sebab yang jelas, nafsu makan menurun, badan lemas dan mudah
Lelah, berkeringat di malam hari tanpa aktivitas fisik, pembesaran limfa di daerah leher,
lipat paha atau ketiak, kadang disertai diare selama 2 minggu. Di rumah sakit tersebut, X
dirawat diruang Isolasi TB, ruang isolasi TB ini merupakan ruangan khusus pasien TB,
didalam ruangan ini tidak boleh tercampur dengan pasien non TB. Ruangan khusus isolasi
TB ini ruangan yang langsung terpapar sinar matahari karena Micobacterium TBC bakteri
gram positif akan mati apabila ruangan terpapar langsung dengan sinar matahari.
DIALOG ROLEPLAY
DIALOG ROLEPLAY
DIALOG ROLEPLAY
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai