Anda di halaman 1dari 93

KONSEP DASAR INFEKSI

Agustina Dwi Prastanti, S.ST, M.Si


Definisi Infeksi
• Infeksi adalah proses invasif oleh
mikroorganisme & berpoliferasi di dalam
tubuh yg menyebabkan sakit (Potter &
Perry, 2005).
• Infeksi adalah invasi tubuh oleh
mikroorganisme & berproliferasi dalam
jaringan tubuh (Kozier, et al, 1995).
INFEKSI
• Berkembang biaknya penyakit pada
hospes disertai timbulnya respon
imunologik dengan gejala klinik atau tanpa
gejala klinik
• Manusia sbg host/ penjamu
• Penyakit sbg agent
• Transmisi kuman adalah : proses
masuknya kuman ke dalam penjamu
sehingga timbul radang/penyakit
Faktor-faktor Penyebab Infeksi
• 1) Bakteri
• 2) Virus
• 3) Parasit
• 4) Fungi
Cara Penularan Infeksi
1. Kontak
Langsung, tidak langsung
2. Udara
Debu, kulit lepas
3. Alat
Darah, makanan, cairan intravena
4. Vektor
Nyamuk, lalat
Siklus infeksi mpy 6 komponen:
1. Agen infeksi
2. Reservoir/tempat
3. Pintu keluar/portal of exit
4. Alat transmisi/penyebaran
5. Pintu masuk/portal of entry
6. Host (tuan rumah) yg rentan
AGEN INFEKSI RESERVOIR
TUAN RUMAH /
HOST UTK TUMBUH
YG RENTAN & BEREPRODUKSI
PENYEBAB INFEKSI

RANTAI PROSES INFEKSI

KELUAR DARI
TEMPAT MASUK RESERVOIR
RUTE/CARA
KUMAN
PENULARAN
Agen infeksi
• Penyebab infeksi: bakteri, virus, jamur
• Bentuk bakteri: speris/bulat (cocci), batang
(bacilli), spiral (spirochetes)
• Berdasar reaksi terhdp pengecatan Gram:
1. Gram positif: mpy dinding sel tebal & tahan
thdp pewarnaan, tetap berwarna violet
2. Gram negatif: mpy dinding sel yg komplek scr
kimiawi dan dpt diwarnai dg alkohol.
Hal ini utk menentukan jenis antibiotik.
Penyebab Infeksi…….lanjutan
• Bakteri aerob: memerlukan O2 utk hidup &
berkembang
• Bakteri anaerob: dpt hidup tanpa O2
• Virus: mikroorganisme yg paling kecil
&hanya dpt dilihat dg mikroskop elektron.
• Jamur: organisme berbentuk tanaman
(jamur dan ragi) dpt menyebabkan infeksi,
terdapat di udara, tanah, dan air. Beberapa
tahan terhadap pengobatan.
Kemampuan organisme
menimbulkan penyakit tergantung
bermacam-macam faktor.
• Jumlah organisme
• Virulensi atau kemampuan utk
menyebabkan penyakit.
• Sistem immune seseorang yg
kompeten/baik
• Lamanya dan kedekatan kontak antara
manusia dg mikroorganisme
• Pd kondisi normal mikroorganisme tidak
menimbulkan penyakit
• Mikroorganisme yg umumnya berada pd
bagian tubuh manusia & mrpkan bagian dr
sistem pertahanan tubuh alami disebut flora
normal.
• Flora normal yg membahayakan manusia
disebut opportunists, contoh: Bacteri
Escherichia coli, normalnya di sal cerna, dpt
menyebabkan infeksi ketika pindah ke sal
kencing.
Reservoir
• Adalah tempat tumbuh dan bereproduksinya
agen infeksi
• Reservoir yg mendukung kuman patogen pd
manusia adalah:
1. Manusia lain: kuman tuberculosis, virus HIV
2. Binatang: virus rabies
3. Makanan
4. Air
5. Susu, dan
6. Benda mati
Portal of exit/Pintu keluar
• Kuman tidak dapat menyebar jika tidak
keluar dr sumber/badan manusia
• Pada manusia jalan keluar kuman
adalah:
1. Saluran pernafasan
2. Saluran pencernaan
3. Saluran genitourinari
4. Kulit yg terluka
5. Darah dan jaringan
Alat transmisi, rute/jalur:

• Kontak langsung: infeksi luka, abses


• Kontak tak langsung: Hepatitis B
• Vehicle/alat transportasi: AIDS
• Vektor: pes
• Rute udara: scr droplet ketika batuk: TBC
Portal of entry
• Mikroorganisme harus mencari jln masuk
ke tubuh tuan rumah/host
• Jalan masuk umumnya sama dg jalan
keluar: sal pernafasan, saluran cerna, sal
genitourinari, dan kulit yg luka.
Host yg rentan
• Kerentanan adalah tingkat resistensi
tuan rumah terhadap kondisi patogen
TINGKATAN INFEKSI/ fase-fase
perkembangan infeksi:
• Masa inkubasi: interval antara masuknya kuman
patogen dg munculnya tanda dan gejala infeksi.
• Masa prodromal: munculnya tanda & gejala
penyakit tp tidak spesifik, berkisar dr kelelahan,
tidak enak badan sampai demam ringan.
Berakhir dr beberapa jam s.d beberapa hari
• Fase sakit penuh: munculnya tanda dan gejala
yg spesifik dr penyakit, bisa gejala lokal dan
gejala sistemik.
• Masa konvalesen: sembuh dari sakit. Tanda dan
gejala menghilang dan individu kembali sehat
Pertahanan tubuh melawan infeksi:
• Respon inflamasi: mekanisme pertahanan
utk melawan masuknya kuman patogen
dan terjadinya perbaikan jaringan/tisu.
• Respon immune: Materi asing disebut
antigen, dan tubuh akan merespon dg
membentuk antibodi.
FAKTOR-FAKTOR YG MEMPENGARUHI
RESIKO INFEKSI:
• Keutuhan kulit dan membran mukosa
melindungi tubuh melawan masuknya
kuman
• Level pH yg normal pd sekresi gaster dan
sal genitourinari
• Sel darah putih
• Umur, jenis kelamin, ras, dan faktor
keturunan
• Immunisasi
FAKTOR-FAKTOR YG MEMPENGARUHI
RESIKO INFEKSI: … lanjutan
• Kelelahan, iklim, status nutrisi dan
kesehatan, pengobatan dahulu dan
sekarang
• Stress
• Penggunaan alat medis invasif/yg
dimasukkan scr menetap
• Gaya hidup: kurang OR, praktek seks
tidak aman, pemakaian jarum suntik
secara bergantian.
Resiko tinggi infeksi pd orang tua:
• Disebabkan oleh gangguan fisiologis,
penurunan respon inflamasi, dan penurunan
fungsi immune.
• Infeksi pulmonari: penurunan reflek batuk,
penurunan elastisitas paru, penurunan aktivitas
silia, refleks menelan abnormal
• Infeksi sal kencing: pengosongan vesika yg tidak
sempurna, penurunan kontrol spinkter, obstruksi
blader krn pembesaran prostat
• Infeksi kulit: hilangnya elastisitas, peningkatan
pengeringan, menipisnya epidermis, lambatnya
penggantian sel kulit, penurunan suplai darah.
DATA LAB YG MRPKN INDIKASI
INFEKSI
• Peningkatan jml leukosit, normal: 5000-
10000/mm³
• Peningkatan jenis sel darah putih khusus:
1. Neutropil, N: 60 – 70%
2. Limfosit, N: 20 – 40%
3. Monosit, N: 2 – 8%
4. Eosinofil, N: 1 – 4%
5. Basofil, N: ½ - 1%
• Peningkatan erythrocyte sedimentation rate
• Adanya bakteri pd urin, darah, sputum
IMPLEMENTASI

• Bentuk praktek dari tindakan asepsis


meliputi setiap aktivitas untuk mencegah
infeksi atau memutus rantai infeksi.
• Asepsis dibagi 2 jenis: asepsis medis dan
asepsis bedah.
• Asepsis medik (disebut teknik bersih) 
bertujuan mengurangi jumlah & penyebaran
kuman patogen.
• Asepsis bedah (disebut teknik steril) 
untuk mempertahankan & menjadikan alat²
& area terbebas dari mikroorganisme.
IMPLEMENTING
• Contoh asepsis medik
- Mencuci tangan secara teratur, sebelum
dan setelah melakukan tindakan.
- Mencegah alat-alat dan benda yang kotor
menyentuh baju/seragam.
- Hindarkan pasien batuk, bersin, atau
bernafas langsung dihadapan orang lain.
- Cegah mengkibas-kibaskan debu.
- Jika mencuci alat yg kotor, bersihkan area
yg sedikit kotornya, baru bersihkan area yg
paling kotor.
- Pertahankan kuku jari pendek
Mencegah Infeksi Nosokomial

• Infeksi nosokomial adalah infeksi yang


diperoleh di rumah sakit  infeksi
terjadi ketika pasien dirawat di rumah
sakit.
• Sumber infeksi nosokomial dibedakan:
eksogenus & endogenus.
• Eksogenus  kuman penyebab
berasal dari orang lain.
Mencegah Infeksi Nosokomial…lanjutan

• Endogenus  kuman berasal dari


mikroorganisme yang terdapat dari dalam
tubuh.
• Iatrogenik  infeksi yg terjadi akibat dari
suatu tindakan, atau prosedur diagnostik,
misal; akibat dipasang kateter urin,
endiskopi, dsb.
Mencuci Tangan
• Adalah cara yg paling efektif untuk
mencegah penyebaran mikroorganisme &
merupakan tindakan yg penting untuk
mencegah infeksi.
• Direkomendasikan menggunakan sabun
cair. Sabun cair antimikroba digunakan di
ICU, UGD, kamar bedah
• Cuci tangan yg efektif  memerlukan waktu
sedikitnya 10 – 15 detik menggunakan
sabun/sabun cair desinfektan, dan air
mengalir.
Sterilisasi & Disinfeksi

• Untuk memutuskan rantai infeksi


• Disinfeksi adalah tindakan untuk
membunuh kuman pathogen dan
apatogen, tetapi tidak sampai sporanya.
• Sterilisasi adalah proses membunuh
kuman pathogen dan apatogen, termasuk
sporanya.
Sistem pertahanan terhadap
infeksi
• Kulit : sebum yg mengandung asam lemak yang
mampu membunuh beberapa jenis bakteri
• Mulut : saliva membuang partikel yg mengandung
mikroorganisme
• Saluran pernafasan : silia di jln napas bagian atas
menjebak mikroorganisme yg diinhalasi
• Saluran urinarius : pembilasan dari aliran urin dpt
membuang mikroorganisme yg ada pada saluran
urinarius
• Sal pencernaan : keasaman lambung secara kimia
merusak mikroorganisme yg tidak tahan asam
INFLAMASI/ PERADANGAN
• Respon inang terhadap infeksi adalah
peradangan/ inflamasi dimana
mikroorganisme patogen sudah
berkembang biak dan mulai menimbulkan
manifestasi klinik.
Manifestasi Klinik Inflamasi/
Peradangan
1) Kalor atau panas/ hangat
Disebabkan krn hypervaskularisasi lokal pada tempat terinfeksi
& adanya sisa metabolisme kalor daripada antibodi
2) Dolor atau nyeri
Adanya persepsi nyeri yg disebabkan krn adanya kerusakan
jaringan karena mikroorganisme patogen tersebut akibat
pengaruh zat pada ujung saraf perasa yang dilepaskan oleh sel
cedera, zat ini mungkin histamin
3) Rubor atau kemerahan
Adanya kemerahan pada daerah yang terinfeksi. Hal ini
disebabkan krn adanya vasodilatasi vaskuler lokal yang
mengakibatkan terjadinya aliran darah setempat berlebihan.
4) Tumor atau penumpukan cairan
Adanya kenaikan permeabilitas kapiler
disertai dg kebocoran banyak sekali cairan
terutama larutan garam2 & larutan koloid
(albumin, globulin & fibrinogen) kedalam
ruang interstitial shg terjadi edema/
pembekuan cairan dalam ruang interstitial
oleh fibrinogen & protein lainnya yg bocor
dari kapiler dalam jumlah berlebihan
sehingga terjadi pembengkakan.
5) Functiolaesa
Adanya penurunan fungsi atau daya gerak
pd jaringan yg terkena infeksi karena
terjadi pembengkakan & kerusakan
jaringan sel terinfeksi
PRINSIP PENCEGAHAN
INFEKSI
Tindakan Pencegahan
1) Mencuci tangan
2) Memakai sarung tangan
3) Memakai perlengkapan perlindung diri
4) Menggunakan teknik aseptik
5) Memproses alat bekas pakai dengan baik
6) Menangani peralatan tajam dg aman
7) Menjaga kebersihan dan kerapihan
lingkungan serta pembuangan sampah
secara benar
Aspek yang paling penting dalam
cuci tangan :
2 kategori organisme :
1) Organisme residen (flora normal)
tidak hilang secara permanen
2) Organisme transient
Mudah dihilangkan dg cuci tangan efektif
Mengapa kita perlu mencuci tangan :
• Penanganan pasien dg kontak tangan
• Kontaminasi flora normal pasien; kontak
perubahan tempat flora normal patogen
Apa yg harus digunakan untuk mencuci
tangan :
• Dekontaminasi tangan rutin dg sabun & air
mengalir
• Desinfeksi kulit (hibiscrub, handyclean)
Kapan kita harus mencuci tangan :
• Sebelum & sesudah melakukan tindakan
• Setelah kontak dg cairan tubuh
• Setelah memegang alat yg terkontaminasi
(jarum, cucian)
• Sebelum & sesudah kontak dg pasien di
ruang isolasi
• Setelah menggunakan kamar mandi
• Sebelum melayani makan & minum
• Pada saat akan tugas & akhir tugas
Gambar Di bawah ini adalah cara mencuci
tangan yang baik dan benar (WHO, 2008)
HANDSCOEN

Bila kontak dengan darah,


cairan dalam tubuh, secret,
ekskresi, dan barang yang
tercemar.
Bila kontak dengan membran
mukosa/ selaput lendir dan
kulit yang tidak utuh.
TINDAKAN ASEPTIK

Istilah umum yang digunakan untuk


menggambarkan upaya kombinasi untuk
mencegah masuknya mikroorganisme ke
dalam area tubuh manapun yang sering
menyebabkan infeksi
Tujuan asepsis adalah : membasmi
jumlah mikroorganisme pada permukaan
hidup (kulit dan jaringan) dan obyek mati
(alat-alat bedah dan barang-barang yang
lain)
ANTISEPSIS

 Proses menurunkan jumlah


mikroorganisme pada kulit, selaput lendir
atau jaringan tubuh lainnya dengan
menggunakan bahan antimikrobial
(antiseptik)
Sterilisasi
Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan
semua mikroorganisme (bakteri, jamur,
parasit dan virus) termasuk endospora
bakteri pada benda mati atau instrumen
dengan cara uap air panas tekanan tinggi
(otoklaf), panas kering (oven), zat kimia atau
radiasi

DESINFEKSI TINGKAT TINGGI (DTT) :


Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan
semua mikroorganisme kecuali endospora
bakteri pada benda mati dengan cara
merebus, mengukus atau penggunaan
desinfektan kimiawi
DESINFEKTAN :
Adalah bahan kimia yang membunuh atau
menginaktivasi mikroorganisme
Contoh larutan desinfektan :
Klorin pemutih 0,5%
untuk dekontaminasi permukaan yang lebar
Klorin 0,1%
Untuk DTT kimia
Glutaraldehida 2%
mahal harganya biasa digunakan untuk DTT kimia
atau sterilisasi kimia
Fenol, klorin
tidak digunakan untuk peralatan/bahan yang akan
dipakaikan pada bayi baru lahir
DEKONTAMINASI :
 Proses yang membuat objek mati lebih
aman ditangani staf sebelum dibersihkan
(menginaktifasi serta menurunkan HBV,
HIV tetapi tidak membasmi)
 Peralatan medis dan permukaan harus di
dekontaminasi segera setelah terpapar
darah atau cairan tubuh

PEMBERSIHAN (Mencuci dan membilas) :


 Tindakan yang dilakukan untuk
menghilangkan semua darah, cairan, tubuh,
benda asing dari kulit atau instrumen.
DEKONTAMINASI
Rendam dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit

CUCI DAN BILAS


Gunakan deterjen dan sikat
Pakai sarung tangan tebal untuk menjaga agar tidak terluka oleh benda tajam

Metode yang dipilih Metode alternatif


Sterilisasi DESINFEKSI TINGKAT TINGGI

OTOKLAF PANAS KERING REBUS / KUKUS KIMIAWI


106 kPa 170 ˚C Panci tertutup Rendam
121 ˚C 60 menit 20 menit 20 menit
30 menit jika
Terbungkus
20 menit jika Tidak terbungkus

DINGINKAN DAN KEMUDIAN SIAP DIGUNAKAN


Peralatan yang sudah diproses bisa disimpan dalam wadah tertutup yang didisinfeksi tingkat tinggi
Sampai satu minggu jika wadahnya tidak dibuka
Definisi :
• Sterilisasi :
adalah proses membunuh kuman pathogen dan
apatogen, termasuk sporanya.
• Desinfeksi :
Tindakan untuk membunuh kuman pathogen dan
apatogen, tetapi tidak sampai sporanya
persenyawaan kimia  desinfektan
desinfektan + sterilisasi  benda mati
• Antiseptik :
desinfektan non toksik, dipakai untuk kulit, mukosa atau
jaringan hidup lain
Sterilisasi & Desinfeksi

• Untuk memutuskan rantai infeksi


Desinfeksi (termasuk asepsis medik)

• Yang termasuk tindakan disinfeksi adalah:


- Merendam alat dengan larutan
desinfektan
- Mencuci alat dengan sabun
- Menjemur dibawah sinar matahari
- Merebus alat
Prosedur membersihkan / mencuci alat
(sebelum sterilisasi & disinfeksi)
• Gunakan sarung tangan kerja (tebal) yg
kedap air.
• Bilas benda menggunakan air mengalir
yang dingin. Air panas dapat
membekukan/mengentalkan/koagulasi
materi organik yg menempel alat.
• Cuci benda dalam air sabun/detergen
hangat.
Prosedur membersihkan / mencuci alat
(sebelum sterilisasi & disinfeksi)…lanj

• Gunakan sikat (jika diperlukan) untuk


membersihkan benda.
• Bilas dibawah air mengalir, dan keringkan.
• Siapkan benda yg sudah bersih untuk
disterilisasi atau disinfeksi.
• Bersihkan sikat & sarung tangan yang
telah digunakan karena sudah
terkontaminasi.
Metode Sterilisasi dan Disinfeksi
METODA PEMBAHASAN PERHATIAN
METODE FISIK
Steam (autoclave; Suhu yg tinggi yg dihasilkan oleh Alat dari plastik &
uap panas tekanan tekanan dalam autoklaf akan merusak karet dapat rusak dgn
tinggi): sterilisasi mikroorganisme cara ini
Direbus dalam air Hanya dipakai di rumah, sederhana Spora & beberapa
mendidih: disinfeksi dan murah, rebus sedikitnya 15 menit. virus tidak mati dg
direbus
Panas kering Digunakan untuk benda dari logam Tidak dipakai di RS
(prinsip kerja
seperti oven):
sterilisasi
Radiasi (dengan Digunakan untuk obat-obatan, Benda harus terpapar
sinar ultra violet): makanan, dan benda-benda/alat yang secara langsung dg
sterilisasi tidak tahan terhadap panas. radiasi ultraviolet pd
semua permukaan.
Berbahaya utk
manusia
Metode Sterilisasi & disinfeksi … lanjutan

METODA PEMBAHASAN PERHATIAN


METODE
KIMIA
Gas Ethylene Membunuh mikroorganisme Gas berbahaya
oksida: dan spora dg mengganggu bagi manusia
sterilisasi proses metabolisme dalam sel.
Cairan kimia: Umumnya untuk mendisinfeksi Tidak
disinfeksi alat dan benda. - Chlorine membunuh
digunakan untuk merendam spora &
alat setelah dipakai, untuk menyebabkan
disinfeksi air kolam renang. korosi
Betadine & alcohol jg dipakai permukaan
utk bahan disinfektan. benda dari
logam
Langkah sterilisasi dg uap panas
tekanan tinggi (autoclave)
• Dekontaminasi alat, bersihkan, keringkan
• Alat berengsel (gunting, klem) harus
terbuka/tidak terkunci, & alat yg terdiri lebih
dr 2 bagian harus dilepaskan per bagian.
• Alat tidak diikat ketat yg dpt mencegah
kontak seluruh permukaan dg uap panas
• Susun paket utk memudahkan sirkulasi &
masuknya uap panas keseluruh
permukaan.
Langkah sterilisasi dg uap panas
tekanan tinggi (autoclave) …
lanjutan
• Sebaiknya alat dibungkus dengan
kain/kertas, alat yg tidak dibungkus harus
segera digunakan.
• Lakukan sterilisasi pada suhu 121ºC
selama 30 menit utk alat terbungkus, 20
menit utk alat tidak terbungkus.
• Tunggu 20 – 30 menit sampai pengukur
tekanan udara terbaca nol sebelum
membuka pintu autoclave
Langkah sterilisasi dg uap panas
tekanan tinggi (autoclave) …
lanjutan
• Setelah sterilisasi selesai, instrumen yg
dibungkus kain atau kertas dianggap steril
jika paket tersebut tetap kering, bersih/tidak
ada noda air, & utuh.
• Instrumen yg tidak dibungkus harus segera
digunakan atau disimpan dalam wadah
steril yg tertutup (bak instrumen).
Langkah sterilisasi dg panas
kering:

• Dekontaminasi alat, bersihkan, keringkan


• Bungkus alat dg alumunium foil atau
masukkan dalam kontainer logam yg
tertutup rapat (tromol).
• Tempat alat dalam tromol atau di atas baki,
dioven dan panaskan hingga suhu yg
diinginkan
Langkah sterilisasi dg panas
kering: … lanjutan

• Setelah tercapai temperatur yg


dikehendaki, mulailah penghitungan waktu.
- 170ºC 60 menit
- 160ºC 120 menit
- 150ºC 150 menit
- 140ºC 180 menit
• Setelah dingin, angkat wadah logam dan
simpan.
Langkah sterilisasi kimia:
• Alat yg disterilkan dg cara ini adl
laparoskop
• Dekontaminasi alat, bersihkan, keringkan
• Rendam seluruh instrumen dalam wadah
bersih berisi larutan kimia (glutaraldehid,
formaldehid=formalin), dan tutup.
• Lama perendaman 10 jam dalam larutan
glutaraldehid, sekurang-kurangnya 24 jam
dalam formalin 8%.
Langkah sterilisasi kimia:
… lanjutan

• Angkat instrumen dg korentang steril, bilas


3 kali dalam air steril dan keringkan.
• Simpan alat yg sudah steril dalam wadah
steril dg penutup.
Sterilisasi Gas: Etilen oksida
• Digunakan utk sterilisasi instrumen bedah
yg sensitif terhadap panas dan
kelembaban, seperti plastik.
• Butuh waktu paparan 2 jam dan waktu utk
aerasi/diangin-anginkan (waktu tunggu
sampai gas hilang) 24 jam
• Lebih mahal
• Berbahaya bagi manusia, beracun,
mengiritasi mata dan selaput lendir
• Kurang praktis bagi banyak negara.
Menggunakan asepsis
bedah/teknik steril
• Teknik asepsis bedah digunakan di ruang
operasi, ruang persalinan dan ruang untuk
tes diagnostik tertentu dan untuk beberapa
tindakan keperawatan.
• Contoh: Pemasangan dower kateter,
mengganti balutan luka steril, & untuk
injeksi, dll.
Prinsip dasar teknik asepsis bedah:

• Hanya benda steril yang dapat


menyentuh benda steril
• Membuka paket/set alat steril dg cara
buka lipatan pembungkus menjauhi
tubuh utk mencegah permukaan steril
menyentuh pakaian.
• Cegah percikan cairan pada
kain/kertas steril yg akan dipakai untuk
meletakkan benda/alat steril.
Prinsip dasar teknik asepsis bedah:

• Memegang alat steril diatas batas


pinggang.
• Cegah bicara, batuk, bersin diatas alat
steril, & cegah mengambil benda melewati
sebelah atas benda/alat steril.
Prinsip dasar teknik asepsis bedah: …
lanjutan

• Semua alat yg menyentuh kulit yg terluka,


atau dipakai dg cara dimasukkan ke
dalam kulit atau dimasukkan ke dalam
rongga tubuh harus steril.
• Gunakan pinset atau korentang steril dan
kering jika perlu.
• 1 inchi (2,5 cm) bagian tepi dari area steril
dianggap terkontaminasi.
Prinsip dasar teknik asepsis bedah: …
lanjutan

• Jika ragu terhadap kesterilan suatu alat


(walau sebenarnya masih steril) anggap
benda tersebut telah terkontaminasi,
jangan digunakan.
Penanganan Alat Kesehatan
Steril
• Alat kesehatan (UU 23 th 1992) :
Instrumen, apparatus, mesin, implan yg
mengandung obat, digunakan untuk mencegah,
diagnosa, menyembuhkan & meringankan
penyakit, merawat orang sakit serta memulihkan
kesehatan manusia & / membangun struktur dan
memperbaiki fungsi tubuh
• Alat Kesehatan :
1. Non steril co : plester, cruck
2. Steril, ada 2 :
• Disposable use : cateter, jarum, syringe
• Reusable  dipakai berulang-ulang – cycle
Macamnya :
1. Surgical instrument : logam
2. Surgical garment & dressing : linen
3. Surgical handgloves : karet

• Siklus
Tujuan Masing-masing Langkah
1. Transportsi ke CSSD
Sesudah operasi/ruang lain, material
kotor dikumpulkan masuk wadah dengan
troley ke CSSD

2. Cleaning
– Proses dekontaminasi  mengurangi semua
kotoran
– Step yang penting menentukan keberhasilan
– Sebagian besar mikroorganisme termasuk
penyebab infeksi hilang pd proses ini
– Dengan desinfektan
– Ruang : kotor
Tujuan Masing-masing Langkah…

3. Pemeriksaan & pengesetan alat


– Peralatan yang tidak lengkap atau tidak memenuhi
syarat operasi akan mengganggu
4. Packaging
– Sebelum digunakan, alat steril disimpan dulu.
– Untuk mencegah rekontaminan selama
penyimpanan, dibungkus packaging :
• bisa ditembus pd saat sterilisasi shg bgn dalam steril
• melindungi isinya dari rekont. bakteri shg bgn dalam
tetap steril
– Pembungkus yg jelek/rusak  menyebebabkan
proses clean, packaging dan steril kurang
bermanfaat
Tujuan Masing-masing Langkah…

5. Sterilisasi
– Panas kering (oven)
– Panas basah (> banyak digunakan) autoclave
– Ethylen oksid, formaldehide
– Irradiation
– Hasil sterilisasi harus steril
Tujuan Masing-masing Langkah…

6. Penyimpanan
Pada ruang steril – menjamin sterilitas
Perlu diketahui ed peralatan steril.
Stock management

Syarat ruangan ;
– Ruangan harus kering
– Dirancang u/ tdk menahan debu
– Ruang transisi
– System FIFO (First In First Out)
– Pembersih ruang dg penghisap debu

Syarat almari :
– Harus kering
– 1 x seminggu dibersihkan
Tujuan Masing-masing Langkah…

7. Transportasi ke User
– menggunakan wadah steril
tertutup/troley

8. Penggunaan Produk Steril


– Perhatikan saat membuka peralatan
– Mencegah kontaminan
Sterilisasi
• Sebelumnya harus bersih dari debu dan
kotoran yg bercampur dengan kuman
patogen

• Macam-macam sterilisasi :
1. Sterilisasi panas kering
2. Sterilisasi dengan panas uap
3. Sterilisasi dengan ultraviolet
4. Sterilisasi dengan sinar pengion
5. Sterilisasi dengan gas kimia
6. Sterilisasi dengan filtrasi
7. Sterilisasi dengan bahan kimia
Sterilisas Panas Kering
• Bahan termostabil, co : alat gelas,
sediaan farmasi (salep, serbuk dll)
• Instrumen logam --- tidak dianjurkan
• Waktu sterilisasi yg umum :
– 160 °C - (60-150) menit
– 170 °C - (20-30) menit
Sterilisasi dengan Panas Uap
• Sering digunakan di RS karena :
– Mudah pelaksanaannya
– Diterapkan hampir 80% kebutuhan (intr. bedah, linen,
gloves, gelas)
– Biaya operasional rendah
– Hasil sterilisasi kering
– Proses waktu yg relatif pendek
• Temperatur dan waktu autoklave :
– 130 ° c wktu 2 mnt
– 121 ° c waktu 12 mnt
– 116 ° c waktu 30 mnt
• Ada 2 :
1. Gravity
2. Prevacuum (high vacuum)
Sterilisasi dengan Ultraviolet :
• Terdapat keterbatasan daya tembus maka
penggunaannya :
1. Sterilisasi udara (air hygiene)
2. Inaktivasi mikrg pada permukaan bahan at
tersuspensi dlm cairan
3. Untuk produk dlm komposisi yg tak stabil yg
sulit disterilisasi dg tata cara konvensional
• Efek max radiasi λ 265 nm
• Masih dipakai di rs u/ tujuan :
1. Mengurangi kontaminasi
2. Manitenance keadaan standar
3. Sterilisasi/dekontaminasi supplay air
• Contoh : ruangan operasi
Sterilisasi Dengan Sinar Pengion
• Sinar beta Sterilisasi dingin
• Sinar gamma Temperatur kamar
• Paling ideal namun proteksi worker thd
radiasi lebih sulit dan lebih mahal
• Digunakan untuk :
1. Alat-alat medis (syringe, benang bedah,
bahan-bahan plastik dan karet)
2. Obat-obatan
Sterilisasi dengan Gas Kimia
• Contoh : gas etilen dioksid, formaldehide
• Keuntungan :
– Temp rendah (bhn termolabil)
– Kemampuan penetrasi dan absorpsi etilen dioksid
yg tinggi pd bbrp jenis pembungkus (kertas,
polietilen)
– Digunakan untuk cateter, peralatan suntik plastik,
sarung tangan
• Keuntungan gas formaldehide dibanding etilen
dioksid :
– Lebih murah
– Kurang berbahaya u/ intoksiskasi
– Tidak mudah meledak
– Kurang meninggalkan residu pd bahan yg
disterilkan
Sterilisasi dengan Filtrasi
• Untuk mensterilkan udara at bahan dalam
btk cairan
contoh : filter udara adalah penggunaan
HEPA (High Efficacy Particulate Air) pada
ruang operasi atau ruang isolasi tertentu
untuk menghindari kontaminasi atau cross
infection
• Filtrasi cairan pada produksi obat-obat
steril atau pada sistem irigasi dalam ruang
operasi
Sterilisasi dengan Bahan Kimia
• Glutaraldehyd 2% dalam suasana basa
• Selama 20-30 menit
• Potensi bertahan sampai 14 hari
Desinfektan dan Antiseptik
Digunakan untuk membersihkan :
1. Tangan staf
2. Kulit dan selaput lendir
3. Alat kesehatan
4. Permukaan yg keras (meja, almari,
lantai, dinding)
Desinfektan
• Beberapa peralatan yang tidak kontak
langsung dengan px --- cukup desinfektan,
co:
– kamar operasi, unit isolasi, stetoskop
– meja operasi
• Efektifitas desinfektan tergantung :
– pH
– type & jml mikroorganisme
– ada/tidak bahan organik pd benda ybs
Beberapa penyebab inaktivasi
desinfektan
 Pengenceran tidak tepat
 Air pengencer tercemar
 Tempat tidak sesuai (penutup gabus)
 pH tidak sesuai
 Digunakan untuk bahan yg tdk cocok
Penggolongan Desinfektan :
1. Gol. alkohol – alkohol 70%
2. Gol. phenol – lysol kreolon
3. Gol. chloro xylenol
4. Gol. chlorin aktif – hypochlorite dan
na-dichloro icocynaturat
5. Gol. senyawa amonium kwartener –
DET
6. Gol. formaldehide konsentrasi 1 mg/l
Desinfektan yang Digunakan pada
Fasilitas Kesehatan :
1. Alkohol
ethyl at isopropil alkohol (60-90%) u/ ampul, termometer dll
2. Gol. halogen
– chlirin – sod hypochlorit
– pd kons 125 ppm-10000 ppm
– iodophor
3. Glutaraldehyde 2%
4. Hydrogen peroxyde 3-6% u/ lantai
5. Formaldehyde
– u/desinfeksi ruangan pd kons 1 mg/l, at sterilisasi ruangan pd
wadah tertutup
6. Fenolic kons 0,3%-0,6%
– lysol – kreolon
– u/ desinfeksi linen, lantai ruangan
– tdk dianjurkan u/ alat karpet dan plastik krn absorpsi
7. Amonium quartenary
– u/ dinding permukaan logam – sifat sebagai detergent
Antiseptik
Belum ada antiseptik yang ideal, syaratnya :
1. Dapat menurunkan/mencegah penularan
penyakit
2. Hipoalergenik menurun
3. Nyaman dipakai
4. Tidak berbahaya untuk dipakai
5. Menghemat waktu
6. Persistem
7. Murah
Macam Antiseptik
– Alkohol – etanol 70%
– Diguanide (chlorhexidine)
habitane-hibiserub & savlon
– Yodium dan yodofor
betadine, lar yodium dlm air
– Hexachlorophane
phisohex, dermisan

Anda mungkin juga menyukai