Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH TEKNIK RADIOGRAFI

TEMPORO MANDIBULAR JOINT

Disusun oleh :
KELOMPOK 1, REGULER 1B

ALFAHRI REZA MAHENDRA P1337430117048


DWIKI DAFFA SETIABUDI P1337430117049
MEIANA FAUZIYYAH M S P1337430117050
RIFQI ANISA P1337430117051
KHANSA INTAN LARASATI P1337430117052
ERLY INDRIANI P1337430117053
DESTARANI RAMADANTI P1337430117054
TIRTA DELLA VERIA P1337430117055
ENDY AHMARUZAMRY P1337430117056
HESTI FITRIATUL L P1337430117057
PUJI MITA RAHAYU P1337430117058
ASHVINI NURULHIDAYAH S P1337430117059

PRODI D-III TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI POLITEKNIK


KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
2018
KATA PENGANTAR

Assalammu ’alaikum Wr.Wb.

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberi
rahmat dan karunianya, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan
tugas makalah ini. Dimana tugas makalah ini penulis sajikan dalam bentuk baku
dan sederhana. Adapun judul tugas makalah ini adalah “Teknik Radiografi
Sinus Paranasalis”.

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah ilmu pengetahuan


kita tentang teknik radiografi sinus paranasalis pada manusia.Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnan
makalah ini.Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfat bagi kita
semua. Terima Kasih.

Wassalammu ‘alaikum wr.wb.

Semarang, 25 April 2018


DAFTAR ISI
Kata pengantar  ………………………………………………………….…...2
Daftar Isi ……………………………………….............………………….....3
Bab I Pendahuluan ………………………………………………..….............4
a.    Latar Belakang ………………………………….…………...........4
b.    Rumusan Masalah …………………………………..………….....4
c.    Tujuan ……………………………………..………………............4
Bab II Pembahasan ……………………………………………………….......5
A.   Anatomy mandibula..................………………..…………………..........5
B.   Anatomy Temporomandibular joint..........................................................7
C. Indikasi pemeriksaan Temporomandibular Joint........................................10
D. Persiapan pemeriksaan pasein dan alat.......................................................10
E. Prosedur pemeriksaan Temporomandibular Joint……...............................11
Bab III Penutup .................................................................................................20
1) Kesimpulan......................................................................................20
2) Saran ...............................................................................................20
Daftar Pustaka ...................................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Temporomandibular Joint atau TMJ adalah persendian yang menghubungkan condylus
dari mandibula dengan bagian bagian squamous dari tulang temporal. Selain gerakan
membuka dan menutup mulut, sendi temporomandibula juga bergerak meluncur pada suatu
permukaan (ginglimoathrodial).
Selama proses pengunyahan sendi temporomandibula menopang tekanan yang cukup
besar. Oleh karena itu, sendi temporomandibula mempunyai diskus artikularis untuk menjaga
agar kranium dan mandibula tidak bergesekan. Sendi tempromandibula mempunyai peranan
penting dalam fungsi fisiologis dalam tubuh manusia.
Identifikasi anatomi maupun radioanatomi dari struktur persendian ini merupakan suatu
hal yang sebaiknya dapat dipahami secara baik. Pemahaman struktur sendi
temporomandibula dapat berguna bagi dasar diagnosis dan perawatan dalam upaya
penanganan keluhan pasien, terutama masalah yang menyangkut oklusi dan fungsi fisiologis
pengunyahan. Dalam sistem stomatognati, fungsi fisiologis dari pergerakan rahang ditunjang
oleh keharmonisan oklusi gigi. Oklusi yang baik dibentuk oleh susunan gigi dan lengkung
rahang yang seimbang dalam posisi oklusi sentrik. Perubahan oklusi dapat disebabkan
berbagai hal, antara lain karena hilangnya gigi karena proses pencabutan. Kehilangan gigi
yang dibiarkan tanpa segera disertai pembuatan protesa, dapat menyebabkan terjadinya
perubahan pola oklusi karena terputusnya integritas atau kesinambungan susunan gigi.
Gambaran radiografi panoramik memberikan gambaran kondilus, ramus, dan badan
mandibula dalam satu foto. Gambaran ini biasanya penting untuk mengevaluasi kondilus
yang mengalami erosi tulang yang luas, pertumbuhan atau patahan dari fraktur. Selain itu, di
dalam foto panoramik terlihat regio prossessus kondilaris dan subkondilaris pada kedua sisi
sehingga bisa langsung dilakukan perbandingan antara kondilus kanan dan kiri. Hal ini sangat
bermanfaat untuk mendiagnosa fraktur kondilus. Sedangkan perbandingan sendi penting
dalam hubungannya dengan pertumbuhan yang abnormal, seperti yang diperlihatkan pada
agenesis kondilaris, hyperplasia, atau hipoplasia serta ankilosis.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian temporomandibular joint ?
2. Apa saja patofisiologi yang terjadi pada temporomandibular joint ?
3. Bagaimana teknik pemeriksaan radiografi pada temporomandibular joint ?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah, yaitu :
1. Mengetahui dan mempelajari teknik radiografi yang digunakan pada
temporomandibular joint
2. Dapat mengetahui dan melakukan teknik pemeriksaan pada
temporomandibular joint
BAB II
PEMBAHASAN
A. Anatomi
1. Mandibula
Mandibula adalah tulang rahang bawah dan merupakan tulang muka yang paling besar
dan kuat. Mandibula merupakan satu – satunya tulang pada tengkorak yang dapat bergerak.
Mandibula dapat ditekan dan diangkat pada waktu membuka dan menutup mulut. Dapat
ditonjolkan, ditarik ke belakang dan sedikit digoyangkan dari kiri ke kanan dan sebaliknya
sebagaimana terjadi pada waktu mengunyah (Pearce, 2002). Pada perkembangannya tulang
ini terdiri dari dua belahan tulang yang bersendi di sebelah anterior pada simpisis mental,
persatuan kedua belahan tulang ini terjadi pada umur dua tahun membentuk sebuah korpus
yang letaknya horisontal dan berbentuk seperti tapal kuda, menjorok ke muka serta
mempunyai dua buah cabang yang menjorok ke atas dari ujung posterior korpus (Bajpai,
1991). 
 Lateral view
Angle (gonion) dari mandibula membagi mandibula menjadi 2 bagian. Sebelah depan dari
angle (gonion) disebut badan (body) dari mandibula. Sedangkan sebeah atas dari angle
(gonion) disebut ramus.

 Frontal view
Mandibula terdiri dari sisi kanan dan kiri. Penyatuan dari keduanya disebut symphysis
mandibula atau disebut syphysis menti. Area segitiga datar di bawah symphysis yang terletak
agak ke depan disebut mentum atau mental protuberance.
Pertengahan dari mental protuberance disebut mental point. Mentum dan mental berasal
dari bahasa latin yang dikenal pada umumnya dengan sebutan dagu. Mental foramina
terletak di setiap badan (body) mandibula, yang merupakan jalan saraf dan pembuluh darah.

Bagian – bagian mandibula, yaitu (Bajpai, 1991) : 


A. Korpus 

Korpus juga mempunyai dua permukaan, yaitu : 


1. Permukaan eksternus 
Permukaan eksternus kasar dan cembung. Pada bagian ini terdapat suatu linea
oblikum yang meluas dari ujung bawah pinggir anterior ramus menuju ke bawah dan ke
muka serta berakhir pada tuberkumum mentale di dekat garis tengah. Dan terdapat juga
foramen montale yang terletak di atas linea oblikum dan simpisis menti yang merupakan rigi
di garis tengah yang tidak nyata di bagian atas pada tengah pada tempat persatuan dari kedua
belahan foetalis dari korpus mandibula. 

2. Permukaan internus 
Permukaan internus agak cekung. Pada permukaan ini terletak sebuah linea
milohyodea, yang meluas oblik dari di bawah gigi molar ke tiga menuju ke bawah dan ke
muka mencapai garis tengah, linea milohyodea ini menjadi origo dari muskulus milohyodeus.
Linea milohyoidea membagi fossa sublingualis dari fossa submandibularis. 

Korpus mempunyai dua buah pinggir, yaitu : 


1. Pinggir atas (alveolaris) 
Merupakan lekuk dari gigi geligi tetap. Terdapat delapan lekuk dari masing – masing
belahan mandibula ( dua untuk gigi seri, satu untuk gigi taring, dua untuk gigi premolar dan
tiga untuk gigi molar). Pada orang tua setelah gigi – gigi tanggal lekuk – lekuk ini tidak
tampak karena atropi tulang yang mengakibatkan berkurangnya lebar corpus mandibula. 
2. Pinggir bawah (basis) 
Pinggir ini tebal dan melengkung yang melanjutkan diri ke posterior dengan pinggir
bawah ramus. Sambungan kedua pinggir bawah ini terletak pada batas gigi molar ke tiga, di
tempat ini basis disilang oleh arteri fasialis. Fossa digastrika yang merupakan lekukan oval
terletak pada masing – masing sisi dari garis tengah. Merupakan origo dari venter anterior
muskulus digastrikus. Sepanjang seluruh basis dilekatkan lapis dari fasia kolli dan tepat di
atasnya (superfasialis) dilekatkan platisma. 

B. Ramus 

Ramus terdiri dari dua permukaan, yaitu : 

1. Permukaan eksternus (lateralis) 


Permukaan ini kasar dan datar. Bagian posterior atas licin yang berhubungan dengan
glandula parotis. Sisa dari permukaan merupakan insersio dari muskulus masseter. 

2. Permukaan internus (medialis) 


Pada permukaan ini terletak foramen mandibulare yang merupakan awal dari kanalis
mandibularis serta dilalui oleh nervus dentalis dan pembuluh – pembuluh darahnya. 

Pinggir – pinggir pada ramus, yaitu : 

1. Pinggir superior, merupakan insisura – insisura tajam dan cekung mandibularis di


antara prosesus – prosesus koronoideus dan prosesus kondiloideus.
2. Pinggir anterior, melanjutkan diri ke bawah dengan garis oblik.
3. Pinggir posterior, tebal dan alur – alur merupakan permukaan medialis dari glandula
parotis.
4. Pinggir inferior, melanjutkan diri dengan pinggir inferior korpus dan bersama – sama
membentuk basis mandibula.

2. Temporomandibular Joint
Temporomandibular joint ( TMJ ) adalah persendiaan dari kondilus mandibula dengan
fossa gleinodalis dari tulang temporal. Temporomandibula merupakan sendi yang
bertanggung jawab terhadap pergerakan membuka dan menutup rahang mengunyah dan
berbicara yang letaknya dibawah depan telinga. Sendi temporomandibula merupakan satu-
satunya sendi di kepala, sehingga bila terjadi sesuatu pada salah satu sendi ini, maka
seseorang mengalami masalah yang serius.
Masalah tersebut berupa nyeri saat membuka, menutup mulut, makan, mengunyah,
berbicara, bahkan dapat menyebabkan mulut terkunci. Kelainan sendi temporomandibula
disebut dengan disfungsi temporomandibular. Salah satu gejala kelainan ini munculnya bunyi
saat rahang membuka dan menutup. Bunyi ini disebut dengan clicking yang seringkali, tidak
disertai nyeri sehingga pasien tidak menyadari adanya kelainan sendi temporomandibular.
Susunan anatomi normal dari Temporomandibula joint ini dibentuk oleh bagian–
bagian:

1. Fossa glenoidalise
Fossa Glenoidalis atau fossa mandibularis dari tulang temporal. Bagian anterior
berhubungan dengan eminensia artikularis, merupakan artikulasi dari fossa glenoidalis.
Bagian posterior dari fossa glenoidalis merupakan dataran tympani dari tulang temporal.

2. Prosesuskondolideus
Prosesus kondiloideus dari tulang mandibula. Merupakan tulang yang berbentuk elips yang
mempunyai kepala dan leher.

3. Ligament
Ligamen. Fungsi dari ligamen yang membentuk Temporomandibula joint ini adalah
sebagai alat untuk menghubungkan tulang temporal dengan prosesus kondiloideus dari tulang
mandibula serta membatasi gerak mandibula membuka, menutup mulut, pergerakan ke
samping, dan gerakan lain.
Ligament yang menyusun temporomandibula joint terdiri dari :
a. Ligamen temporo mandibular
b. Ligamen spheno mandibular
c. Ligamen stylo mandibular

4. Rongga synovial
Rongga Synovial. Terdiri dari dua bagian yaitu bagian superior dan bagian inferior.
Fungsi dari rongga synovial ini adalah menghasilkan cairan pelumas yang berguna untuk
pergerakan sendi.
5. Diskus artikularis
Diskus Artikularis. Merupakan tulang fibro kartilago di dalam persendian
temporomandibular yang terletak di antara prosesus kondiloideus dan fossa glenoidalis.
Diskus Artikularis ini merupakan bantalan tulang rawan yang tidak dapat menahan sinar x
sahingga gambarannya radiolusen.

Pergerakan temporomandibula joint ini dibagi menjadi dua gerak utama yaitu :

a. Gerak Rotasi
Ketika caput processus condylaris bergerak pivot dalam kompartemen sendi bagian
bawah dalam hubungannya dengan discus articularis.

b. Gerak meluncur atau translasi


caput mandibula dan discus articularis bergerak disepanjang permukaan bawah Os.
Temporale pada kompartemaen sendi bagian atas. Kombinasi gerak sendi dan meluncur
diperlukan agar cavum oris dibuja lebar – lebar. Gerak sendi pada individu dewasa yang
normal mempunyai kisaran 20 – 25mm antara gigi geligi anterior atas dan bawah. Bila
dikombinasikan dengan gerak meluncur kisaran gerak membuka mulut yang normal akan
meningkat menjadi 35 – 45mm.

B. Indikasi Pemeriksaan Radiologi Temporomandibular


Joint
 Dislokasi   
misalnya luksasi terjadi bila kapsul dan ligamen temporomandibula mengalami
gangguan sehingga memungkinkan processus condylaris untuk bergerak lebih
kedepan dari eminentia articularis dan ke superior pada saat membuka mulut.
 Fraktur
Fraktur Temporomandibular Joint adalah terjadinya diskontinuitas jaringan tulang
(patah tulang) yang biasanya disebabkan benturan keras.

  Closed lock akut  


Keadaan closed lock yang akut biasanya diakibatkan oleh trauma yang menyebabkan
processus condylaris terdorong ke posterior dan akibat terjadi cedera pada perlekatan
posterior.
  Artritis. 
Keradangan sendi temporomandibula yang disebabkan oleh trauma, atritis tertentu,
dan infeksi.

Anda mungkin juga menyukai