Anda di halaman 1dari 27

Referat

Karsinoma Lidah

Oleh:

Aulia J. Anna Aprilia Meysa

1710070100095

Preseptor:

dr. Elfahmi, Sp.THT-KL

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH


BAGIAN ILMU KESEHATAN THT- KL
RSUD SOLOK
2022
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, penulis dapat
menyelesaikan referat ini yang berjudul “Karsinoma Lidah”. Referat ini disusun
untuk memenuhi tugas Kepaniteraan Klinik Senior pada bagian THT di RSUD M.
NATSIR.

Dalam penyusunan referat ini penulis mengalami beberapa hambatan dan


kesulitan, namun atas bantuan dan bimbingan dari dr. Elfahmi, Sp. THT-KL selaku
pembimbing, maka referat ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada beliau
yang telah meluangkan waktu serta ilmu pengetahuannya kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa penulisan referat ini masih jauh dari kata sempurna.
Karena itu, penulis mengharapkan masukan dan saran dari pembaca untuk
penyempurnaan di masa yang akan datang. Semoga jerih payah dalam penulisan
referat ini dapat memberikan manfaat bagi semua kalangan pembaca terutama
dibidang kesehatan. Atas perhatiannya penulis ucapkan terimakasih.

Solok, Juni 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1

1.2 Tujuan .............................................................................................… 2

1.3 Manfaat ...........................................................................................… 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi dan Fisiologi ................................................................. 3

2.2 Definisi ....................................................................................... 6

2.3 Epidemiologi ............................................................................. 6

2.4 Etiologi ....................................................................................... 7

2.5 Patofisiologi ................................................................................… 7

2.6 Manifestasi klinis .......................................................................…. 8

2.7 Diagnosis .....................................................................................… 11

2.8 Stadium ........................................................................................... 15

2.9 Differensial Diagnosis ................................................................... 16

2.10 Penatalaksanaan ........................................................................... 17

2.11 Prognosis .................................................................................... 21

BAB III. KESIMPULAN ............................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 23

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karsinoma lidah merupakan keganasan jenis karsinoma yang mengenai lidah


dan hampir 95% berupa karsinoma sel skuamosa. 1 Karsinoma lidah terletak sebagian
besar pada dua pertiga anterior lidah, umumnya pada tepi lateral dan bawah lidah
yaitu sekitar 40-75%. Keganasan ini menempati insiden 1% dari seluruh karsinoma
tubuh dan merupakan keganasan rongga mulut yang paling sering ditemukan yaitu
sekitar 25-45%.2

Insiden karsinoma lidah di Indonesia masih belum diketahui dengan pasti tetapi
bila dibandingkan dengan hasil penelitian di luar negeri dapat dikatakan bahwa
insidennya masih jarang.3 Insiden pada penderita laki-laki di Perancis adalah 8 per
100.000 orang sedangkan di India adalah 6 per 100.000 orang. Pada tahun 2009 di
Amerika ditemukan 10.520 kasus baru karsinoma lidah dan diperkirakan terjadi 1900
kematian. Karsinoma lidah lebih sering terjadi pada laki-laki dengan perbandingan
laki-laki dan wanita adalah 2 : 1 serta lebih sering ditemukan pada usia lanjut
daripada usia muda. 2,3

Faktor utama yang berperan terhadap timbulnya karsinoma lidah adalah


penggunaan tembakau dan alkohol dalam jangka waktu lama. Faktor lain adalah
infeksi virus papiloma dan faktor gigi serta mulut 4

Diagnosis karsinoma lidah ditegakkan berdasarkan anamnesis yang terarah dan


pemeriksaan fisik yang cermat terutama dengan pemeriksaan bimanual. Kadang-
kadang diperlukan pemeriksaan penunjang seperti CT Scan atau MRI. Diagnosis pasti
adalah berdasarkan pemeriksaan histopatologi.2

1.2 Tujuan
1
Referat ini disususn sebagai salah satu tugas persyaratan mengikuti ujian akhir
dari serangkaian kegiatan kepanitraan klinik senior Bagian Telinga Hidung
Tenggorok.

1.3 Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari penyususnan referat ini, yaitu:


a. Bagi Institusi Pendidikan:
Sebagai bahan masukan bagi institusi pendidikan untuk menjadi kepustakaan,
dan penyusunan karya ilmiah lainnya.
b. Bagi Mahasiswa:
 Mahasiswa mampu mengaplikasikan semua ilmu yang telah diperoleh selama
proses penyususnan referat ini.
 Menambah wawasan mahasiswa dalam memahami ilmu yang diperoleh
selama proses penyusunan referat ini.

BAB II
2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Dan Fisiologi Lidah

Lidah terletak di dasar rongga mulut, terbentuk dari otot lurik dan mukosa di
permukaannya. Lidah merupakan organ penting dalam rongga mulut, ikut berperan
dalam proses mengunyah, menelan, berbicara, dan mengecap. 2

Diperbatasan 1/3 media dan posterior lidah terdapat sulkus terminalis terbentuk
dari papilla valatae, disebut juga sebagai sulkus berbentuk V. 2/3 bagian anterior
sulkus V disebut korpus linguae (bagian bergerak), 1/3 posterior adalah radiks
linguae (akar lidah). Permukaan atas korpus linguae disebut dorsum linguae,
permukaan bawah disebut venter linguae, melalui frenulum linguae dihubungkan ke
mukosa bagian anterior dasar mulut. Kedua sisi disebut margo lateral lidah. Bagian
anterior yang sempit disebut apeks linguae. Dorsum linguae dipenuhi papilla, kuntum
pengecap tersebar pada papilla valatae dan papilla fungiformis. Mukosa venter
linguae licin, bersinambung ke dasar mulut, di anterior bersinambung dengan
frenulum linguae. Akar lidah relatif terfiksasi, termasuk lingkup orofaring. 2 5

Gambar 1. Anatomi lidah

3
Otot lidah terdiri dari otot ekstrinsik yaitu m. hioglosus, m.stiloglosus dan M.
genioglosus serta otot intrinsik yaitu M. longitudinalis lingua superior dan inferior,
M. transversus lingua dan M. vertikalis lingua. Otot-otot ekstrinsik berfungsi
merubah posisi lidah sedangkan otot-otot intrinsik berfungsi merubah bentuk lidah.
Otot-otot ini dipersarafi oleh N. hipoglosus dan bekerja sama dalam proses menelan
serta artikulasi berbicara (gambar 2).5 6

Gambar 2. Inervasi otot ekstrinsik dan intrinsik lidah.

Sensorik lidah berfungsi untuk pengecapan yang diinervasi oleh n. lingualis


cabang n. mandibularis yang merupakan cabang ke tiga dari N. trigeminus sedangkan
sekretomotorik diinervasi oleh korda timpani cabang dari N. fasialis. Bagian posterior
lidah baik sensorik maupun sekretomotorik diinervasi oleh N. glosofaringeus
(gambar 3).7,8 Motorik otot lidah terutama dipersarafi nervus hipoglossus.2

4
Gambar 3. Inervasi lidah.

Lidah mendapat vaskularisasi dari a. lingualis yang merupakan cabang dari A. karotis
eksterna (gambar 4).7 ,8

Gambar 4. Vaskularisasi lidah.

Lidah mempunyai banyak kelenjar getah bening. Kelenjar getah bening pada
ujung lidah mengalir ke kelenjar getah bening submental. Kelenjar getah bening dari
duapertiga lateral lidah mengalir ke kelenjar getah bening submandibula dan
jugulodigastrikus. Kelenjar getah bening bagian tengah lidah mengalir ke kelenjar
5
getah bening jugulomilohioid. Pada bagian sepertiga posterior lidah terdapat banyak
anastomose drainase limfatik yang melewati garis tengah tubuh sehingga tumor satu
sisi dapat bermetastasis ke sisi kontralateral sedangkan bagian duapertiga anterior
lidah hanya mempunyai drainase limfatik pada satu sisi (gambar 5).1,7,8

Gambar 5. Drainase limfatik lidah. (A) Tampak lateral. (B) Tampak ventral.

2.2 Definisi

Karsinoma lidah adalah suatu tumor yang terjadi didasar mulut, kadang-kadang
meluas kearah lidah dan menyebabkan gangguan mobilitas lidah (van de velde,
1999). Kanker lidah adalah suatu neoplasma malignant yang timbul dari jaringan epitel
mukosa lidah dengan sel yang berbentuk squamous cell carcinoma (sel epitel gepeng
berlapis).

2.3 Epidemiologi

Karsinoma lidah merupakan keganasan yang paling sering ditemukan diantara


keganasan rongga mulut. Menurut data dari RS Kanker Universitas Kedokteran
Zhongshan, karsinoma lidah menempati 39,95% dari keganasan rongga mulut atau
0,94% dari keganasan seluruh tubuh. Laporan dari luar negeri menyebutkan pada
umumnya karsinoma lidah menempati 2,3 - 5% dari keganasan seluruh tubuh. Insiden

6
karsinoma lidah di India mencapai 14%. Perbandingan antara laki-laki dan wanita
adalah 1,2-1,8 : 1. Lebih sering ditemukan pada usia lanjut daripada usia muda. 2
Insiden karsinoma lidah bervariasi di setiap negara dan berhubungan dengan
perbedaan kebiasaan sosial. Insiden di Asia berhubungan dengan kebiasaan
mengunyah pinang sedangkan insiden di Eropa berhubungan dengan kebiasaan
merokok dan alkohol.3

2.4 Etiologi
Etiologi kanker lidah belum jelas, tapi setidaknya berkaitan dengan faktor
berikut: 2
a. Karsinogen kimia
Nikotin dalam tembakau berefek karsinogenik, perokok mudah terkena kanker
lidah. Setelah kanker lidah disembuhkan masih tetap merokok, maka peluang
timbulnya kanker primer kedua sangat meningkat. Bir dapat menjadi pelarut zat
karsinogen, memacu zat karsinogen masuk ke lidah. Data luar negeri menunjukkan
insiden kanker rongga mulut di kalangan perokok dan peminum bir adalah 15,5 kali
dari bukan perokok, bukan peminum bir. Efek karsinogenik dari tembakau sebagian
besar dirangsang oleh zat kimia yang terdapat pada asap rokok. Asap rokok
merangsang perubahan genetik termasuk mutasi gen, gangguan kromosom,
mikronuklei, perubahan kromatin, rusaknya rantai DNA. Mutasi gen menyebabkan
hiperaktif onkogen, gangguan proliferasi, penolakan G-S, G-M dan M pada siklus sel,
mencegah apoptosis dan gangguan kelangsungan hidup sel. Selain itu juga mutasi gen
akan menginaktifkan tumor supresor yang secara normal berperan untuk mencegah
perubahan sel-sel menjadi ganas.2 3
b. Karsinogen fisika
Kebiasaan higiene oral buruk, rudapaksa radiasi, rudapaksa mekanik, seperti
penyangga gigi, gigi palsu yang tidak pas, karies dentis, gigi yang cacat, spur dan
benda asing lain bergesekan dengan lidah menimbulkan transformasi ganas;
Kesukaan mengunyah pinang mungkin menjadi faktor pemicu karsinogen. 2

7
c. Karsinogen Biologik
Infeksi treponema pallidum, HPV (virus papilloma humanus), dan timbulnya
kanker lidah jenis tertentu memiliki hubungan tertentu. Faktor genetik, kerentanan
individual, gangguan metabolik nutrient, etnis juga berkaitan dengan timbulnya
kanker lidah. Pasien Karsinoma nasofaring pasca radioterapi memiliki insiden kanker
lidah meningkat.2

2.5 Patofisiologi

Kejadian kanker lidah disebabkan oleh banyak faktor yang dikelompokkan


menjadi beberapa faktor. Yaitu, Faktor luar, faktor heriditer dan faktor non heriditer.
Faktor luar meliputi rokok, alcohol, infeksi kronis dan trauma kronis. Faktor non
heriditer meliputi Faktor fisik seperti sinar ultraviolet. Faktor-faktor tersebut akan
memicu suatu rangsang karsinogen yang mengenai sel squamous carcinoma pada mukosa
mulut yang tidak mempunyai keratin sebagai pelindung. Dimukosa mulut tersebut, zat-zat
karsinogen tertampung dan berproliferasi secara tidak terkontrol. Kanker lidah yang
mengenai radix linguae biasanya asimptomatis hingga proses penyakit berlanjut
hingga timbul nyeri menelan dan pergerakan lidah yang terbatas. Kanker pada
posterior lidah (radix linguae) dominan bermetastase ke colli/leher. Ketika kanker
mengenai corpus linguae tanda yang paling sering terlihat adalah putih-putih pada lidah
yang tidak bisa dihilangkan. Kemudian bisa terbentuk ulkus yang mudah berdarah. Kanker pada
anterior (corpus linguae) dominan metastase pada kelenjar limfe submental dan
submandibular. Penatalaksanaan kanker lidah meliputi operasi glosektomi dan diseksi
leher yang dilanjutkan dengan kemoterapi.

2.6 Manifestasi Klinis


Tanda-tanda yang sering muncul pada kanker lidah adalah suatu massa atau
ulkus yang tidak nyeri, meskipun pada sebagian besar penderita lesi tersebut akhirnya
menjadi nyeri, tentunya hal ini terjadi jika timbul infeksi skunder. Tumor tersebut
dapat bermula sebagai ulkus yang mengalami indurasi superfisial dengan pinggir
yang sedikit menonjol dan dapat berlanjut menjadi menginfiltrasi bagian dalam dari
8
ujung lidah yang dapat menimbulkan fiksasi atau indurasi sehingga tampak banyak
merubah permukaannya.
Lesi yang khas timbul pada pinggir lateral atau permukaan ventral lidah.
Sedangkan pada sejumlah kecil kasus kanker lidah timbul pada permukaan dorsum
lidah, biasanya pada penderita dengan riwayat glossitis syphilitic sebelumnya atau
yang sedang mengalami glossitis syphilitic. Lesi pada pinggir lateral tidak rata
penyebarannya antara dasar lidah dan 1/3 dari bagian tengah lidah. Lesi-lesi dekat
dasar lidah terutama tidak jelas karena lesi-lesi tersebut tidak menimbulkan gejala
sampai keadaan agak lanjut bahkan manifestasi yang muncul hanya berupa nyeri
tenggorokan dan disfagia. Tempat-tempat yang khusus timbulnya tumor-tumor ini
sangat penting oleh karena lesi-lesi pada bagian posterior lidah biasanya mempunyai
tingkat keganasan yang tinggi, dan dapat bermetastase secara dini dengan
prognosanya yang sangat jelek, terutama oleh karena kesulitan dalam hal
mengobatinya. Gejala-gejala kanker lidah antara lain adalah timbulnya ulkus (luka)
seperti sariawan yang tidak sembuh dengan pengobatan adekuat, mudah berdarah.
Bagian tengah ulkus relatif lembut dan mudah berdarah. Perdarahan terjadi ketika
tekanan diberikan pada tempat kanker, saat mengunyah, minum atau menelan.
Fokus kanker adalah sangat lembut dan tidak tahan tekanan dalam bentuk
apapun, sehingga mengakibatkan pendarahan. Perdarahan merupakan indikasi
penting dan gejala kanker lidah. Sakit tenggorokan terus-menerus adalah gejala
kanker lidah yang utama dan sering terjadinya mati rasa di lidah dan mulut. Selain
itu, perubahan suara, lidah kaku dengan gerakan berkurang, dan bau mulut adalah
gejala kanker lidah lain yang terkait serta benjolan di bagian belakang tenggorokan,
pembesaran kelenjar getah bening leher, yang tak dapat dijelaskan dan penurunan
berat badan yang berlebihan. Pasien juga mengeluh kesulitan dalam membuka mulut
dan kehadiran massa di leher.19

9
Gambar 7. Ulkus pada lidah

Pada stadium dini, kanker lidah tidak menimbulkan nyeri dan biasanya
ditemukan pada pemeriksaan rutin pada gigi dan mulut. Kanker biasanya timbul di
bagian pinggir lidah, hampir tidak pernah ditemukan kanker pada pangkal lidah
kecuali pada seseorang yang pernah menderita sinus yang tidak pernah mendapatkan
pengobatan selama beberapa tahun. Karsinoma sel skuamosa pada sel lidah seringkali
tampak seperti luka terbuka (borok) dan cenderung tumbuh ke dalam jaringan di
bawahnya. Bintik kecoklatan mendatar seperti bercak sering ditemukan pada perokok
yaitu di sisi biasanya rokok atau pipa diletakkan pada bibir.5

Gambar 8. luka terbuka (borok) dan cenderung tumbuh ke dalam


jaringan di bawahnya
10
2.7 Diagnosis
Diagnosis karsinoma lidah berdasarkan anamnesis yang terarah, pemeriksaan
fisik yang cermat dan pemeriksaan histopatologi sebagai diagnosis pasti.
 Anamnesis
Kanker lidah predileksi timbul di1/3 tengah margo lateral lidah, disusul venter
lidah dan dorsum lidah, paling jarang ke apeks lidah. Derajat keganasan kanker lidah
lebih tinggi dari kanker rongga mulut umumnya, riwayat penyakit pendek, progresi
cepat. Manifestasi tipikalnya adalah : 2
1. Benjolan di lidah kemudian timbul lesi ulseratif
2. nyeri disebabkan oleh invasi tumor atau infeksi nekrosis, dapat disertai otalgia
radiatif
3. gerakan lidah terbatas : manifestasinya berupa bicara tak jelas, gangguan
menelan, liur meleleh, karena tumor menginvasi dasar mulut (otot
ekstralingual), frenulum linguae. Lesi stadium lanjut, tumor menginfiltrasi
luas sehingga lidah terfiksasi, tumor nekrosis, ulserasi, berdarah. Lebih lanjut
lesi dapat mengenai m. pterigoideus medialis, kelenjar mandibula, timbul
kesulitan membuka mulut
4. Gangguan nutrisi fisik : berat badan menurun
5. Limfadenopati leher : sekitar 30-40% pasien kanker lidah ketika datang
berobat sudah menderita metastasis kelenjar limfe regional, umumnya adalah
limfadenopati leher ipsilateral. Kanker lidah yang primernya di dorsum lidah,
apeks lidah atau menginvasi garis tengah dapat mengalami metastasis kelenjar
limfe bilateral.
 Pemeriksaan Fisik
Pada stadium awal, kelainan di lidah bermanifestasi dalam berbagai bentuk
dapat berupa leukoplakia, eritroplakia, penebalan atau bentuk ulkus yang
merupakan kelainan yang paling sering ditemukan (Gambar 7).10

11
Gambar 9. Bentuk ulkus pada karsinoma lidah

Pemeriksaan palpasi bimanual pada tumor primer sangat penting dilakukan


karena ukuran tumor yang teraba biasanya lebih besar dibandingkan yang terlihat.
Berdasarkan kondisi yang ditemukan pada palpasi ditentukan lokasi, ukuran, jarak
dari ujung lidah, garis tengah dan sulkus terminalis, ada tidaknya invasi ke dasar
mulut dan frenulum lidah serta mobilitas tumor.1,2
Karsinoma lidah mudah metastasis ke kelenjar getah bening regional. Kelenjar
getah bening leher yang sering terkena menurut urutannya adalah kelenjar getah
bening pada level II, I, III dan IV berdasarkan area kelenjar getah bening leher
menurut Sloan Kattering Memorial Cancer Center Classifiaction.2, 8

12
Gambar 10. Level kelenjar getah bening leher bening menurut Sloan
Kattering Memorial Cancer Center Classifiaction.

Palpasi daerah leher penting dilakukan untuk menentukan lokasi, ukuran,


permukaan, konsistensi dan mobilitas pembesaran kelenjar getah bening leher.
Karsinoma lidah dapat bermetastasis jauh ke paru dan hati.2
 Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis pasti kanker lidah pada akhirnya bergantung kepada diagnosis
patologi, metode tersering adalah dengan biopsi. Biopsi ini praktis, dan mudah
dikerjakan. Kanker lidah tipe infiltratif dengan mukosa intak dapat memakai cara
aspirasi jarum halus untuk pemeriksaan sitologi atau operasi insisi untuk biopsi
tumor.2
Pemeriksaan radiologi CT Scan atau MRI dapat digunakan untuk menentukan
batas dan ukuran tumor serta keterlibatan kelenjar getah bening leher.2 Pembesaran
kelenjar getah bening lebih dari satu sentimeter dapat dideteksi pada pemeriksaan CT
scan. Pemeriksaan CT scan juga dapat mendeteksi penjalaran karsinoma lidah ke
tulang berupa nekrosis tulang, sedangkan MRI dapat mendeteksi luasnya suatu massa
pada jaringan lunak. Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya
metastasis jauh adalah foto toraks dan pemeriksaan fungsi hati.1,2

13
Gambar 11. CT-scan Karsinoma lidah pada bagian dorsum dextra.

14
2.8 Stadium
Penentuan stadium karsinoma lidah menggunakan metode klasifikasi stadium
yang disepakati oleh Amerika Serikat (AJCC) dan Perancis (UICC) edisi 7 tahun
2002.11

Tabel 1. Klasifikasi stadium TNM karsinoma lidah berdasarkan kesepakatan Amerika


Serikat (AJCC) dan Perancis (UICC) tahun 2002.2, 11

Tumor primer Kelenjar getah bening Metastasis jauh


regional
Tx Tumor primer tidak Nx Metastasis kel limfe Mx Metastasis jauh
dapat dinilai regional tidak dapat tidak dapat dinilai
dinilai
TO Tidak tampak tumor NO Tidak teraba MO Tidak ada
pembesaran kelenjar metastasis jauh
Tis Tumor in situ N1 Diameter < 3 cm, Terdapat
M1
tunggal, ipsilateral metastasis jauh
T1 Diameter < 2 cm N2a Diameter 3-6 cm,
tunggal, ipsilateral
T2 Diameter antara 2-4 N2b Diameter < 6 cm,
cm multipel, ipsilateral
T3 Diameter > 4 cm, N2c Diameter < 6 cm,
bilateral atau
kontralateral
T4a Tumor invasi ke N3 Diameter > 6 cm
korteks tulang, otot
lidah profunda atau
otot luar lidah, sinus
maksila, kulit wajah
T4b Tumor invasi ke
celah posterior gigi
molar, plat pterigoid,
basis kranii, A.
karotis int

15
Tabel 2. Penggolongan stadium klinis karsinoma lidah berdasarkan kesepakatan
2,10
Amerika Serikat (AJCC) dan Perancis (UICC) tahun 2002.
Penggolongan stadium klinis
Stadium 0 Tis N0 M0
Stadium I T1 N0 M0
Stadium II T2 N0 M0
Stadium III T3 N0 M0 ; T1/T2/T3 N1 M0
Stadium IVA T4A N0/N1 M0 ; T1/T2/T3/T4A N2 M0
Stadium IVB Semua T N3 M0 ; T4B semua N M0
Stadium IVC Semua T semua N M1

2.9 Diferensial Diagnosis


Berikut ini adalah diferensial diagnosis dari karsinoma lidah.5

a. Ulserasi Traumatik. Umumnya pada lansia, pasien sering karena penyangga


gigi, gigi palsu kurang pas atau tepi gigi yang tajam., melukai tepi lidah,
lokasi luka sesuai lokasi iritasi. Kedalaman ulkus bervariasi, tapi tanpa
indurasi. Bila iritasi disingkirkan akan sembuh dalam waktu singkat.
b. Ulserasi Inflamatorik. umumnya terdapat riwayat tuberculosis, sifilis,. Lesi
umumnya di dorsum lidah, kadang ditepi dan ujung lidah. Sering berupa ulkus
bulat nyeri tanpa indurasi, tepi dapat meninggi.
c. Leukoplakia dan eritroplakia, merupakan hiperplasia atipik dan hyperkeratosis
dari epitel skuamosa mukosa lidah. Leukoplakia berbentuk awan kapas
berwarna putih dangkal atau biru kelabu konsistensi lunak. Eritroplakia
berbentuk plak berwarna merah, dapat dibagi menjadi tipe granular dan tipe
licin, di bawah mikroskop sering ditemukan karsinoma infiltratif dini.
d. Papiloma lidah sering disebabkan iritasi kronik, umumnya di dorsum atau
margin lidah berupa tonjolan papilar, tepi jelas, dapat bertangkai.

16
2.10 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan karsinoma lidah meliputi pembedahan, radioterapi, kemoterapi
dan kombinasi.1
a. Pembedahan
 Tumor Primer
Tindakan pembedahan karsinoma lidah pada bagian anterior lidah dilakukan
dengan pendekatan transoral berupa eksisi luas, hemiglosektomi atau glosektomi
subtotal.11 Eksisi luas merupakan teknik pengambilan jaringan lidah kurang dari
separuh lidah. Hemiglosektomi adalah pengambilan separuh jaringan lidah.
Glosektomi subtotal adalah pengambilan jaringan lidah lebih dari separuh tetapi tidak
sampai seluruh lidah terambil.11

Gambar 12. Eksisi karsinoma lidah transoral. (A) Sebelum eksisi. (B) Sesudah eksisi

Pada tumor pangkal lidah jarang dilakukan tehnik transoral tetapi melalui
transhioid seperti transhioid faringotomi dan faringotomi lateral. Tehnik transhioid
faringotomi digunakan untuk mengangkat tumor kecil pada pangkal lidah.
Dilakukan pemotongan tulang hioid dan mengikutsertakan valekula. 11

17
Gambar 13. Pendekatan transhioid faringotomi

Hal yang perlu diperhatikan pada tehnik ini adalah menghindari kerusakan a.
lingualis dan N. hipoglosus pada sisi lesi. Meskipun dengan tehnik ini menghasilkan
lapangan operasi yang terbatas tetapi keuntungannya dapat mempertahankan
integritas mandibula dan mobilitas lidah. Pada tumor yang besar digunakan
kombinasi pendekatan transoral dan transhioid.11
Pendekatan faringotomi lateral menghasilkan lapangan operasi yang cukup luas
untuk pengangkatan tumor pangkal lidah. Prosedur operasi ini cukup sulit dilakukan
dan mempunyai resiko terjadi trauma n. lingualis, N. hipoglosus dan n. laringeus
superior.11
Pendekatan anterior midline glossotomy digunakan untuk pengangkatan tumor
yang kecil dan terbatas pada dasar lidah. Pada tehnik ini lidah di bagi 2 pada bagian
anteromidline dimana daerah ini relatif avaskular dan mudah mencapai daerah
dasar lidah. Tehnik ini memberikan hasil operasi yang baik.

18
Gambar 14. Pendekatan anterior midline glossotomy

b. Metastasis kelenjar limfe leher


Angka metastasis kelenjar limfe leher dari kanker lidah tinggi, dan terhadap
radioterapi tidak peka, maka operasi merupakan terapi utama. ketika klinis timbul lesi
metastatic N1-N2, harus dilakukan operasi pembersihan leher radikal (RND), pasca
operasi dapat diradioterapi. Pasien stadium T2 pasca operasi sekitar 40% dapat timbul
metastasis leher, maka terapi preventif metastasis kelenjar limfe leher semakin
penting. Oleh karena itu kecuali kasus T1N0 yang dapat ditindaklanjuti secara
berkala, pasien stadium T2-T4 walaupun secara klinis belum teraba pembesaran
kelenjar limfe, juga harus dilakukan operasi pembersihan leher elektif (END).
Terhadap pasien T3-T4 manapun harus dilakukan RND sebagai bagian dari terapi
bedah pertama.2

c. Radioterapi

Karsinoma lidah dapat dilakukan dengan terapi radiasi eksternal maupun radiasi
internal. Sebelum radioterapi harus diperhatikan higiene rongga mulut yang baik
dengan membersihkan atau mencabut gigi yang karies, mencegah dan mengeliminasi
sumber infeksi dari dental.2

19
Pada tumor primer T1 dengan lokasi dimana saja pada lidah dapat dilakukan
radioterapi dengan menggunakan brakiterapi implan jarum Ir-192. Pada tumor
primer T2 dan T3 yang eksofitik atau dengan infiltrasi minimal diberikan radioterapi
eksternal menggunakan radiasi sinar X, Co-60 dengan dosis 40-60 Gy selama 4-6
minggu selanjutnya diberikan radiasi internal implan interstisial. Pada penderita yang
tidak dapat dilakukan tindakan pembedahan diberikan radiasi ekternal paliatif dengan
dosis total 70 Gy/7 minggu. Dosis yang diterima medula spinal dibatasi kurang dari
40 Gy untuk mencegah mielitis radiasi.2
d. Kombinasi Pembedahan dan Radioterapi
Terapi kombinasi pembedahan dan radioterapi memberikan hasil terapi yang
lebih baik untuk karsinoma lidah stadium III dan IV.2
Terapi kombinasi dilakukan dengan 2 cara yaitu terapi kombinasi terencana dan
terapi kombinasi tanpa rencana. Terapi kombinasi terencana yaitu dilakukan
pembedahan untuk mengambil semua tumor yang nampak dan teraba sampai 1–2 cm
dari tepi tumor yang merupakan jaringan normal. Selanjutnya dilakukan radioterapi
untuk eradikasi tumor residu secara mikroskopik. Terapi kombinasi tanpa rencana
dilakukan sebagai terapi kuratif dan belum ada kesepakatan tentang waktu untuk
dilakukan radioterapi. Keuntungan pemberian radioterapi preoperatif adalah sel
kanker pada tepi tumor menjadi inaktif, radioterapi menyebabkan sklerosis dan
menyumbat aliran kelenjar getah bening serta mengurangi penyebaran karsinoma saat
pembedahan. Tetapi radioterapi preoperatif menyebabkan gangguan penyembuhan
luka seperti fistula orofaringokutan, luka yang mengelupas serta ruptur vaskuler. Saat
ini ada kecenderungan untuk melakukan pembedahan terlebih dahulu dan selanjutnya
diberikan radioterapi. Keuntungan pendekatan ini adalah morbiditas operasi dapat
dikurangi dan kerugiannya adalah apabila terjadi komplikasi pembedahan maka
pemberian radioterapi menjadi terlambat dan tidak efektif.2, 12
e. Kemoterapi
Kemoterapi digunakan pada karsinoma stadium lanjut dan sebagai terapi paliatif
pada tumor rekuren untuk mengurangi rasa nyeri. Regimen yang digunakan adalah
2
cisplatin dan 5-fluorouracil. Adapun regimen lain yang biasa digunakan adalah
20
docetaxel yang mana merupakan agen efektif dan memiliki tingkat respon yang lebih
baik pada pasien-pasien dengan stadium lanjut, rekuren, ataupun metastasis.
Docetaxel berbeda dalam mekanisme kerjanya dengan cisplatin dan 5-fluorouracil
sehingga dapat dikombinasikan untuk mendapatkan hasil pengobatan yang lebih baik.
Kemoterapi kombinasi ini menghasilkan tingkat respons 90-93%. Efek samping yang
dapat terjadi pada pemberian kombinasi terapi ini yaitu leukopenia, neutropenia,
thrombositopenia, alopesia, dan diare. 13

2.11 Prognosis
Prognosis karsinoma lidah terutama tergantung stadium penyakit, dimana pada
stadium lanjut memiliki prognosis yang buruk dibandingkan stadium dini. Secara
patologis, semakin buruk derajat diferensiasinya maka semakin buruk prognosisnya.
Karsinoma lidah dengan metastasis ke kelenjar getah bening leher memiliki five
year’s survival hanya separuh dibandingkan karsinoma lidah tanpa metastasis ke
kelenjar getah bening.2

21
BAB III
KESIMPULAN
Karsinoma Lidah merupakan keganasan, jenis karsinoma yang terdapat pada
lidah umumnya terletak pada tepi lateral dan anterior lidah. Jenis karsinoma lidah
tersering adalah karsinoma sel skuamosa, Beberapa faktor yang berhubungan dengan
timbulnya karsinoma lidah adalah penggunaan nikotin dalam tembakau, alkohol,
infeksi HPV, Higiene mulut yang buruk, karies gigi dan pemasangan gigi palsu yang
tidak sesuai.

Gejala klinis karsinoma lidah adalah bercak atau benjolan pada lidah, kadang-
kadang disertai nyeri, disfagi, odinofagi, disartria, kadang-kadang trismus serta
benjolan di leher. Pada pemeriksaan fisik ditemukan leukoplakia atau eritroplakia,
adanya bentuk ulkus jIka sudah ditemukan pembesaran pada KGB. Penentuan
stadium karsinoma lidah berdasarkan sistem TNM yang merupakan kesepakatan
UICC edisi 7 tahun 2002.

Terapi karsinoma lidah berupa pembedahan dengan pendekatan yang dipilih


sesuai dengan lokasi tumor, radioterapi, kombinasi pembedahan dan radioterapi,
prognosis tergantung stadium penyakit.

22
DAFTAR PUSTAKA

1. Munir M. Tumor ganas rongga mulut. Dalam: Soepardi EA, Iskandar N,


Bashiruddin J, Restuti RD, ed. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung
tenggorok kepala leher. Edisi 6. Jakarta: Balai penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2007.hal.156-8
2. Zhuming G, Quan Z. Karsinoma lidah. Dalam: Desen W, ed. Alih bahasa:
Japaries W. Onkologi klinis. Edisi 2. Beijing: Science Publication;
2008.hal.297-304
3. Gosselin BJ. Malignant tumors of the mobile tongue. 2010. Available from :
http://emedicine.medscape.com/article/847428-overview#showall. Accessed
Januari 08, 2022
4. Kelley DJ. Malignant tumors of the base tongue. 2010. Available from :
http://emedicine.medscape.com/article/847955-overview#a0101. Accessed
Januari 08, 2022
5. Netter FH. Atlas of human anatomy. 4 th edition. Philadelphia: Saunders
Elsevier; 2006.p.58
6. Lucarini JW. Oral and oropharyngeal cancer. 2011. Available from :
http://www.ots 1.narod.ru/oxford/part4/oral cancer.htm. Accessed Januari 08,
2022

7. Ellis H. Clinical anatomy – a revision and applied anatomy for clinical


student. 8th edition.Massachusetts: Blackwell Publishing Ltd;2006.p.273-5
8. Agur AMR, Dalley AF. Grant’s atlas of anatomy.12 th edition. Philadelphia:
Lippincott William & Wilkins; 2009.p.677-783
9. Guyton AC, Hall JE. Textbook of Medical Physiology. 11 thedition. Elsivier
founders.Philadelpia.2006.p665-666
10. Edge SB, Byrd DR, Compton CC et al, eds. AJCC cancer staging manual. 7 th
edition. London: Springer; 2002.p.33-4

23
11. Ganly I, Ibrahimpasic T, Patel SG, Shah JP. Tumors of the oral cavity. In:
Montgomery PQ, Evans PHR, Gullane PJ. eds. Principles and practice of
head and neck surgery and oncology. 2nd edition. London: Informa UK Ltd;
2009.p.166-71
12. Levina PA, Seidman D. Neoplasma of the oral cavity. In: Bailey BJ,
Pillsbury III HC, Johnson JT, Kohut RI, Tardy ME, eds. Head and neck
surgery- otolaryngology. Philadelphia: JB Lippincott Co; 1993.p.1160-75
13. Shibuya Y, Tanimoto H, Umeda M, Yokoo S, Komori T. Induction
Chemotherapy with Docetaxel, Cisplatin, and 5-Fluorouracil for Tongue
Cancer. Kobe J. Med.Science Vol.50;2004

24

Anda mungkin juga menyukai