LARINGITIS DIFTERI
Disusun Oleh :
Lika Hanifah, S. Ked
196100802021
Pembimbing:
dr. Nunun Chatra Kristinae, Sp. THT-KL
KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN/SMF ILMU KESEHATAN THT
PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2022
REFERAT
LARINGITIS DIFTERI
Diajukan oleh :
Pembimbing
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan berkah, rahmat dan
karunia-Nya yang senantiasa diberikan kepada penulis sehingga referat dengan
judul “Laringitis Difteri” dapat terselesaikan dengan baik. Dalam penyusunan
referat ini terdapat banyak hambatan dan rintangan yang penulis hadapi namun
pada akhirnya dapat dilalui berkat adanya bimbingan, arahan, dukungan, dan
bantuan berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Rasa hormat dan terima
kasih bagi semua pihak atas segala dukungan dan doa semoga Allah SWT
membalas segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Amin ya Rabbal
Alamin. Penulis menyadari bahwa referat ini masih terdapat kekurangan dan
masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun ke arah perbaikan dan penyempurnaan referat ini.
Akhir kata penulis berharap referat ini dapat memberikan manfaat bagi banyak
pihak dan masukan bagi pembaca.
Palangka Raya, Mei 2022
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………..ii
KATA PENGANTAR…………………………………………………..............iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………iv
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………1
2.1 Anatomi.............................................................................................. 2
2.2 Definisi............................................................................................... 10
2.3 Epidemiologi ..................................................................................... 10
2.4 Etiologi .............................................................................................. 11
2.5 Patofisiologi........................................................................................ 14
2.6 Diagnosis ........................................................................................... 16
2.7 Penatalaksanaan………………………………………………….. 21
2.8 Komplikasi……………………………………………………… 25
2.9 Prognosis ………………………………………………………. 27
BAB III KESIMPULAN.................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 30
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
1.
2.
2.1. Anatomi
Laring merupakan bagian yang terbawah dari saluran napas bagian atas.
Bentuknya menyerupai limas segitiga terpancung, dengan bagian atas lebih besar
daripada bagian bawah dan terletak setinggi vertebra cervicalis IV-VI. Batas atas
laring adalah aditus laring, sedangkan batas bawahnya ialah batas kaudal kartilago
krikoid. Batas depannya ialah permukaan belakang epiglotis, tuberkulum
epiglotik, ligamentum tiroepiglotik, sudut antara kedua belah lamina kartilago
tiroid dan arkus kartilago krikoid. Batas lateralnya ialah membran kuadrangularis,
kartilago aritenoid, konus elastikus dan arkus kartilago krikoid, sedangkan batas
belakangnya ialah m.aritenoid transversus dan lamina kartilago krikoid. Bangunan
kerangka laring tersusun dari satu tulang, yaitu tulang hioid, dan beberapa buah
tulang rawan. Tulang hioid berbentuk seperti huruf U, yang permukaan atasnya
dihubungkan dengan lidah, mandibula dan tengkorak oleh tendo dan otot-otot.
Sewaktu menelan, kontraksi otot-otot ini akan menyebabkan laring tertarik ke
atas, sedangkan bila laring diam, maka otot-otot ini bekerja untuk membuka mulut
dan membantu menggerakkan lidah.6
Gambar 2.1 Anatomi Laring tampak anterior dan posterior.7
Tulang rawan yang menyusun laring adalah kartilago epiglotis, kartilago
tiroid, kartilago krikoid, kartilago aritenoid, kartilago kornikulata, kartilago
kuneiformis dan kartilago tritisea. Kartilago krikoid dihubungkan dengan
kartilago tiroid oleh ligamentum krikotiroid. Bentuk kartilago krikoid berupa
lingkaran. Terdapat sepasang kartilago aritenoid yang terletak dekat permukaan
belakang laring, dan membentuk sendi dengan kartilago krikoid, disebut artikulasi
krikoaritenoid. Sepasang kartilago kornikulata (kiri dan kanan) melekat pada
kartilago aritenoid di daerah apeks, sedangkan sepasang kartilago kuneiformis
terdapat di dalam lipatan ariepiglotik, dan kartilago tritisea terletak di dalam
ligamentum hiotiroid lateral.6
Pada laring terdapat 2 buah sendi, yaitu artikulasi krikotiroid dan artikulasi
krikoaritenoid. Sendi sendi sejati Laring adalah artikulasio krikotiroidea, sendi
berpasangan antara kartilago krikoid dan kornu inferior kartilago tiroid serta
artikulasio krikoaritenoidea, sendi antara kartilago krikoid dan kartilago aritenoid.
Artikulasio krikoaritenoidea memungkinkan gerak engsel dan meluncur sejajar
dengan sumbu silindris. Sendi ini terutama membantu membuka dan menutup
ruang di antara ligamentum vokale dan juga mempertahankan tegangan pada
ligamentum vokale.8 Ligamentum yang membentuk susunan laring adalah
ligamentum seratokrikoid (anterior, lateral dan posterior), ligamentum krikotiroid
medial, ligamentum krikotiroid posterior, ligamentum kornikulofaringal,
ligamentum hiotiroid lateral, ligamentum hiotiroid medial, ligamentum
hioepiglotika, ligamentum ventrikularis, ligamentum vokale yang
menghubungkan kartilago aritenoid dengan kartilago tiroid, dan ligamentum
tiroepiglotika.6
Gambar 2.2 Kartilago dan ligamentum laring tampak anterolateral dan
posterior7
Vaskularisasi untuk laring terdiri dari dua cabang yaitu arteri laringis superior
dan arteri laringis inferior. Arteri laringis superior merupakan cabang dari a.tiroid
superior. Arteri laringis superior berjalan agak mendatar melewati bagian
belakang membnn tirohioid bersama-sama dengan cabang internus dari nervus
laringis superior kemudian menembus membran ini untuk berjalan ke bawah di
submukosa dari dinding lateral dan lantai dari sinus piriformis, untuk
mempendarahi mukosa dan otot-otot laring. Arteri laringis inferior merupakan
cabang dari arteri tiroid inferior dan bersama-sama dengan nervus laringis inferior
berjalan ke belakang sendi krikotiroid, masuk laring melalui daerah pinggir bawah
dari m.konstriktor faring inferior. Di dalam laring arteri itu bercabang-cabang,
mempendarahi mukosa dan otot serta beranastomosis dengan arteri laringis
superior. Pada daerah setinggi membran krikotiroid arteri tiroid superior juga
memberikan cabang yang berjalan mendatari sepanjang membran itu sampai
mendekati tiroid. Kadang-kadang arteri ini mengirimkan cabang yang kecil
melalui membran krikotiroid untuk mengadakan anastomosis dengan arteri
laringis superior. Vena laringis superior dan vena laringis inferior letaknya sejajar
dengan arteri laringis superior dan inferior dan kemudian bergabung dengan vena
tiioid supedor dah inferior.