Disusun Oleh:
VANIA TIARA NESTITI
NIM. 01.2.22.00882
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas Kasih,
Anugerah dan Penyertaan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan “Laporan Asuhan
Keperawatan Kebutuhan Dasar Manusia”.
Laporan ini kami susun sebagai penugasan pelaporan asuhan keperawatan. Kami
menyadari dalam penyusunan laporan asuhan keperawatan ini tentu tidak dapat
terselesaikan dengan baik dan lancar jika tanpa bimbingan, dorongan dan bantuan dari
berbagai pihak yang telah membantu dalam kelancaran penulisan Laporan Asuhan
Keperawatan ini, oleh karena itu pada kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Kili Astarani, S.Kep., Ns., M.Kep selaku ketua program studi keperawatan sarjana
2. Tri Sulistyarini, A. Per Pen., M. Kes selaku dosen pembimbing
3. Seluruh rekan-rekan mahasiswa keperawatan program sarjana Tingkat I Semester II
STIKES Rumah Sakit Baptis Kediri, serta berbagai pihak yang tidak dapat kami
sebutkan satu per satu, atas kerja sama dan dukungannya sehingga laporan ini dapat
terselesaikan
Saya menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun sangat diharapkan.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................
BAB I.........................................................................................................................................
TINJAUAN TEORI.................................................................................................................
1.1 Konsep Dasar Kebutuhan Oksigenasi.....................................................................
1.1.1 Pengertian...............................................................................................................4
1.1.2 Etiologi....................................................................................................................4
1.1.3 Anatomi Fisiologi.....................................................................................................4
1.1.4 Manifestasi Klinis....................................................................................................9
1.1.5 Pemeriksaan Penunjang..........................................................................................9
1.1.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigen......................................10
BAB II.....................................................................................................................................
TINJAUAN ASUHAN...........................................................................................................
2.1 Tinjauan Asuhan Keperawatan.............................................................................
2.1.1 Pengkajian.............................................................................................................12
2.1.2 Pemeriksaan Fisik..................................................................................................13
2.1.3 Diagnosa Keperawatan (SDKI)...............................................................................15
2.1.4 Intervensi Keperawatan (SLKI)..............................................................................18
2.1.5 Implementasi Keperawatan (SIKI).........................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................
BAB I
TINJAUAN TEORI
1.1.1 Pengertian
Oksigen merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat
dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya , terbentuklah
karbon dioksida, energi dan air. Akan tetapi penambahan CO2 yang melebihi
batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup bermakna
terhadap aktifitas sel (Mubarak, 2011).
Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel – sel
tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2
ruangan setiap kali bernapas (Wartonah Tarwanto,2009)
1.1.2 Etiologi
2. Faktor perkembangan
1) Bayi prematur
2) Bayi dan toodler
3) Anak usia sekolah dan pertengahan
4) Dewasa tua
3. Faktor perilaku
1) Nutrisi
2) Latihan fisik
3) Merokok
4) Penyalahgunaan substansi kecemasan
4. Faktor Lingkungan
1) Tempat kerja
2) Suhu lingkungan
3) Ketinggian tempat dari permukaan laut
BAB II
2.1.1 Pengkajian
1) Mata
- Lesi kuning pada kelopak mata (hiperlipidemia)
- Konjungtiva pucat (anemia)
- Konjungtiva sianosis (hipoksemia)
2) Hidung
- Pernapasan dengan cuping hidung
- Membran mukosa sianosis (penurunan oksigen)
- Bernapas dengan mengerutkan mulut (dikaitkan dengan penyakit paru
kronik)
3) Kulit
- Sianosis perifer (vasokontriksi)
- Sianosis secara umum (hipoksemia)
- Penurunan turgor (dehidrasi)
4) Jari dan kuku
- Sianosis perifer (kurangngnya suplai O2 ke perifer)
- Clubbing finger ( hipoksemia kronik)
5) Dada dan Thoraks
a) Inspeksi
Dada diinspeksi terutama mengenai postur, bentuk, dan kesimetrisan
ekspansi serta keadaan kulit. Inspeksi pada dada bisa dikerjakan pada
saat bergerak atau pada saat diam. Amati juga pergerakan pernapasan
klien. Sedangkan untuk mengamati adanya kelainan tulang punggung
baik kifosis, skoliosis, maupun lordosis, akan lebih mudah dilakukan
pada saat bergerak dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
frekuensi (eupnea, bradipnea, dan takipnea), sifat (pernapasan dada,
diafragma, stoke, kussmaul, dan lain-lain).
b) Palpasi
Palpasi dilakukan untuk mengkaji kesimetrisan pergerakan dada,
mengobservasi abnormalitas, mengidentifikasi keadaan kulit, dan
mengetahui taktil fermitus. Kaji abnormalitas saat inspeksi seperti:
masa, lesi, dan bengkak. Kaji juga kelembutan kulit, terutama jika
klien mengeluh nyeri. Taktil fremitus (getaran pada dinding dada yang
dihasilkan ketika berbicara). Pada pasien asma bronkial ditemukan
hasil taktil fremitus bisa meningkat, menurun atau tetap.
c) Perkusi
Perkusi dilakukan untuk mengkaji resonasi pulmoner, organ yang ada
disekitarnya dan pengembangan (ekskursi) diafragma. Biasanya pada
pasien asma bronkial ditemukan adanya suara resonan meningkat atau
melemah(Andarmoyo, 2012).
d) Auskultasi
Auskultasi menggunakan diafragma stetoskop dan menekannya diatas
dinding dada. Suara napas tambahan yang sering terdengar pada
auskultasi antara lain:
1) Stridor, merupakan suara yang terdengar kontinyu, bernada
tinggi dan terjadi saat respirasi maupun ekspirasi. Bunyi ini dapat
ditemukan pada laring atau trakea karena adanya penyempitan
pada saluran pernapasan tersebut.
2) Ronchi, merupakan suara napas tambahan yang bersifat
kontinyu, bernada rendah yang terdengar pada saluran
pernapasan besar seperti trakea bagian bawah dan bronkus utama
yang dapat terdengar saat inspirasi maupun ekspirasi.
3) Wheezing, merupakan saura bernada tinggi dan bersifat musikal
karena adanya penyempitan saluran pernapasan kecil pada
bronkiolus berupa sekresi berlebihan, konstriksi otot polos,
edema mukosa, atau benda asing.
4) Rales, merupakan bunyi yang diskontinyu (terputus-putus) yang
ditimbulkan karena cairan di dalam napas dan kolaps saluran
udara bagian distal dan alveoli.
5) Pleura friction rub, merupakan bunyi gesekan antara permukaan
pleura perietalis dan visceralis yang terjadi karena kedua
permukaan pleura yang kasar, biasanya karena eksudat fibrin.
Bunyi ini terdengar saat bernapas dalam (Puspasari, 2019).
SLKI
Pola Nafas(L.01004)
Ekspektasi: membaik
Kriteria hasil
Ventilasi 1 2 3 4 5
semenit
Kapasitas 1 2 3 4 5
vital
Diameter 1 2 3 4 5
thoraks
anterior-
posterior
Tekanan 1 2 3 4 5
ekspirasi
Tekanan 1 2 3 4 5
inspirasi
Dispnea 1 2 3 4 5
Penggunaan 1 2 3 4 5
otot bantu
napas
Pemanjangan 1 2 3 4 5
fase ekspirasi
Ortopnea 1 2 3 4 5
Pernapasan 1 2 3 4 5
pursed-tip
Pernapasan 1 2 3 4 5
cuping
hidung
Frekuensi 1 2 3 4 5
nafas
Kedalaman 1 2 3 4 5
nafas
Ekskursi 1 2 3 4 5
dada
SIKI
Potter, P.A & Perry, A.G (2010). Buku Ajar: Fundamental Keperawatan Konsep, Proses,
dan Praktik. Edisi 4. Jakarta: EGC
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi
dan Indikator Diagnostik Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi
dan Tindakan Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia